Sinopsis Maiden Holmes Episode 15 - 1

Saat tengah menunggu dimulainya ujian bela diri, para detektif menyadari hari ini ada banyak sekali pengawal. Sepertinya mereka bakalan kedatangan orang penting hari ini... Mungkin, Pangeran Qi.

"Bukankah dia sudah tidak mengurus pemerintahan lagi sekarang?"

"Mungkin karena hal lain." Ujar si detektif penuh sambil diam-diam menunjuk Su Ci.

Para petinggi mengumumkan bahwa ujian kali ini adalah pertandingan satu lawan satu. Satu per satu para detektif maju untuk mengambil nomor urut dan mulai bertanding.

Dengan menggunakan tongkat pemberian Pei Zhao, Su Ci berhasil mengalahkan lawan-lawannya satu demi satu. Detektif Luo pun tak kalah unggul hingga sampailah mereka berdua di babak final... tepat saat Pei Zhao baru datang.

Pertandingan final dimulai. Detektif Luo jelas lebih unggul darinya hingga membuat Su Ci hampir kewalahan. Tapi dengan cepat Su Ci bangkit dan menendangnya.

Detektif Luo terus menyerang tapi untunglah Su Ci berhasil menghindari semua serangannya dengan gesit. Bahkan dengan cepat dia membuka tongkat yang didalamnya ada pisau itu, bergerak sesuai ajaran Pei Zhao dan sukses mengalahkan Detektif Luo yang kaget dengan kemunculan senjata yang tak disangka-sangka itu.

Su Ci akhirnya dinyatakan sebagai pemenangnya. Pei Zhao bangga. Detektif Luo masih tercengang, sungguh tak disangka bahwa Su Ci yang biasanya jujur, ternyata entah sejak kapan menguasai strategi memperdaya musuh. Su Ci sontak terdiam canggung mendengarnya, maaf.

Detektif Luo dengan jantan mengakui dan menerima kekalahannya. Semuanya saling bersaing dengan kemampuan masing-masing, jadi Su Ci tidak perlu minta maaf.

Mereka lalu merayakan kesuksesan Su Ci dengan makan-makan di Gedung Sanyuan. Su Ci dengan rendah hati memberitahu mereka bahwa dia belum sepenuhnya berhasil karena penilaian akhir masih harus menunggu peninjauan dari Kementerian Personalia.

"Peninjauan dari Kementerian Personalia itu hanya formalitas saja, tidak akan ada masalah." Ujar Pei Zhao.

Tiba-tiba seorang pendongeng menarik perhatian semua orang dengan menceritakan kisah seorang wanita yang menyamar jadi pria, seperti Mulan dengan menggantikan ayahnya menjadi tentara.

Wanita itu bukan hanya berhasil mengelabuhi para pria di barak militer, namun juga bijaksana dan pemberani. Dia juga telah memenangkan banyak pertempuran sehingga Kaisar menobatkannya sebagai Jenderal Prajurit Berkuda.

Akan tetapi saat pasukannya dalam perjalanan pulang dari kemenangan besarnya, wanita itu diserang oleh pasukan musuh yang tersisa saat dia sedang mandi. Pasukan musuh, bahkan anak buahnya si jenderal wanita itu sendiri begitu kaget sampai melongo.

Akan tetapi, secantik apapun dia, wanita itu tetap telah melanggar hukum dan membohongi Kaisar sehingga Wakil Jenderal kemudian menangkap wanita itu dan mengikatnya di atas Aula Harmoni Tertinggi.

Bah! Bei Ming dan Ru Shuang langsung kesal mendengarnya. Si wakil jenderal itu cuma cemburu sama si jenderal wanita. Yang tak disangka, para penonton lain juga berpikiran sama seperti mereka berdua dan sepakat bahwa si jenderal wanita seharusnya diberi penghargaan atas segala jasa-jasanya bagi negara.

Si pendongeng pun melanjutkan kisahnya. Seluruh rakyat juga berpikir begitu, makanya mereka sepakat membuat petisi di atas kain sutra sepanjang 100 meter yang ditandatangani oleh puluhan ribu nama... hingga akhirnya, kaisar menuruti pendapat rakyat untuk mengampuni si jenderal wanita dan secara resmi mengangkatnya menjadi jenderal wanita pertama.

Para penonton sontak bersorak senang mendengar akhir kisahnya. Su Ci pun bahagia mendengarnya, Pei Zhao juga bahagia melihat senyum Su Ci.

Ru Shuang sengaja menggodai Fei Yuan dan bertanya-tanya apakah Fei Yuan tidak senang karena sekarang kisah kepahlawanan Pangeran Qi sudah tergantikan oleh kisah kepahlawanan si jenderal wanita?

"Semua ini sebenarnya sudah diatur oleh tuan muda." Ujar Fei Yuan keceplosan. "Katanya mau... menuruti kehendak rakyat."

Pei Zhao gregetan mendengarnya dan langsung mengusirnya untuk mengambilkan arak lebih banyak. Bei Ming penasaran apakah Pei Zhao sudah muak mendengar berbagai pujian tentangnya, makanya dia menyuruh tukang cerita membuat kisah itu?

"Memang terlalu berlebihan, bahkan terasa menyebalkan."

"Apa ini demi aku?" Tanya Su Ci. Dan Pei Zhao membenarkannya dengan senyumannya.

Tersentuh akan segala kebaikan Pei Zhao padanya, Su Ci memutuskan untuk menyulam sebuah saputangan untuk dihadiahkan pada Pei Zhao.

Demi membantu Su Ci lebih jauh, Pei Zhao mendatangi akademi kerajaan untuk membahas masalah pelajar wanita. Sayangnya, tak ada seorangpun yang sependapat dengannya karena kebanyakan pria berpendapat bahwa sekolah tidak penting untuk wanita.

Toh pada akhirnya, wanita hanya akan menjadi istri yang melayani suami dan mengurus anak. Buat apa wanita menampakkan diri di tempat umum? Itu hanya akan mempermalukan nama keluarga.

Lagipula, kebanyakan wanita hanya bisa mempermainkan sastra dan itu bisa mendorong perbuatan jahat. Lebih baik jika mereka buta huruf dan menjaga martabat saja.

Xi Wen benar-benar tidak suka dengan pemikiran kolot para pelajar itu. Udah kolot, keras kepala lagi. Tapi kenapa Pei Zhao datang menemui mereka?

"Siapa yang membuat masalah, maka dialah yang harus menyelesaikannya. Jika dia tidak bisa meyakinkan mereka, bagaimana bisa dia memecahkan masalah ini?"

"Sepertinya Pangeran sudah punya caranya?" Duga Xi Wen. Pei Zhao pun menjawabnya dengan membisikinya untuk melakukan sesuatu.

Mengalihkan topik ke masalah lain, Pei Zhao ingat bahwa rombongan perwakilan diplomatik Beirong sudah masuk ke ibu kota. Kaisar memerintahkannya untuk menyiapkan jamuan beberapa hari lagi. Maka Pei Zhao pun memerintahkan Xi Wen untuk menyiapkan acara itu dengan baik.

Di kota, rombongan diplomatik Beirong yang dipimpin oleh Che Yan, sudah tiba di penginapan dan disambut oleh Komandan Fu. Dialah yang akan bertanggung jawab mengawal mereka selama mereka tinggal di Dinasti Liang.

Mereka membawa banyak sekali barang yang semuanya adalah barang-barang keperluan tuan putri mereka - Putri Yunchuan. Para pengawal tidak ada yang berani memeriksa barang-barang itu.

Tapi Komandan Fu tetap bersikeras ingin memeriksanya dengan alasan bahwa barang-barang itu pastinya pernah melewati berbagai tangan orang sepanjang perjalanan mereka kemari. Demi keamanan Putri Yunchuan, maka mereka harus memeriksa barang-barang itu dulu.

"Tidak boleh!" Tolak Putri Yunchuan yang baru datang bersama kakaknya - Pangeran Shuo Mu.

"Bagaimana bisa barang-barangku disentuh sembarangan oleh orang lain?"

"Tugas saya adalah melindungi Putri, mohon Putri memakluminya."

"Aku tidak memerlukan perlindunganmu! Cepat masukkan kotakku!"

Tapi Pangeran Shuo Mu dengan bijak menuruti keinginan Komandan Fu dan meminta maaf atas sikap adiknya. Komandan Fu sendiri yang mengecek barang-barang itu dan memastikan tidak ada benda mencurigakan apapun.

Yunchuan ingin jalan-jalan sekarang, tapi Shuo Mu tidak setuju dan menyuruh Yunchuan untuk istirahat saja, apalagi besok mereka harus masuk istana untuk bertemu dengan Kaisar Dinasti Liang.

Yang tidak diketahui semua orang, biarpun Tuan Qu sekarang sudah gila, tapi dia masih bisa melukis lukisan wanita cantiknya dan lukisannya dimanfaatkan para penjaga penjara untuk dijual.

Dan parahnya lagi, lukisannya ditemukan oleh anak buahnya Pangeran Yun di pasar dan jelas dia langsung mengenali wajah Su Ci dalam lukisan itu. Dia langsung membawa lukisan itu ke Pangeran Yun, membuatnya jadi curiga kalau Su Ci itu adalah seorang wanita.

Teringat insiden putranya Marquis Yongan, anak buahnya Pangeran Yun ingat bahwa pertikaian yang terjadi antara Putra Marquis Yongan dengan Pangeran Qi adalah karena pemerk~~~an yang dilakukan putra Marquis Yongan.

Belakangan ini Pangeran Qi juga aneh, dia mendatangi akademi kerajaan untuk membicarakan masalah sekolah wanita, dan juga menyebarkan cerita tentang kepahlawanan jenderal wanita di seluruh kota. Berkhotbah terang-terangan bahwa wanita boleh menjadi tentara dan pejabat sama seperti pria.

"Sepertinya dia sedang membukakan jalan untuk Su Ci."

"Temukan Xiao Junhao, kau yang pergi sendiri." Perintah Pangeran Yun. Tapi terlebih dulu, pastikan apakah Su Ci benar-benar seorang wanita, agar mereka bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyingkirkan masalah ini dan menekan Pangeran Qi.

Xi Wen tiba-tiba mendatangi Pei Zhao dan mengucap selamat untuknya karena setelah dia melakukan penyelidikan, dia mendapati benar-benar ada seorang wanita yang belajar di akademi kekaisaran, yaitu putrinya Kepala Pengawas Xu. Dia bahkan punya buktinya. Pei Zhao senang.

Xi Wen lalu kembali mendatangi akademi kerajaan untuk menunjukkan bukti itu pada Kepala Pengawas Xu untuk menekannya secara halus, mengingatkan Kepala Pengawas Xu bahwa pendidikan itu tidak membedakan kaya atau miskin, tidak pula membedakan pria atau wanita.

Kepala Pengawas Xu akhirnya mengaku kalah dan mengakui kekolotannya. Dia janji akademi kerajaan akan segera mengumumkan pemberitahuan untuk mengizinkan wanita masuk sekolah.

Dan semoga ke depannya sekolah-sekolah setempat akan mengikuti jejak mereka. Siapapun boleh mengenyam pendidikan tanpa membeda-bedakan.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments