Sinopsis Maiden Holmes Episode 14 - 1

Tidurnya Pei Zhao tidak bisa tenang gara-gara dia bermimpi buruk akan masa-masa perangnya yang begitu mengerikan. Dia bahkan hampir saja melepaskan penutup matanya, untung saja Su Ci berhasil mencegahnya.

Tapi Pei Zhao malah terus memberontak sampai semua orang harus datang untuk memeganginya dan menenangkannya. Fei Yuan benar-benar cemas, ada apa sebenarnya dengan tuan mudanya.

Tapi Ru Shuang juga tidak mengerti dan bingung sendiri. Tiba-tiba ada darah kelaur dari mulut Pei Zhao. Ru SHuang langsung mengecek nadinya lalu menggunakan jarum untuk mengecek darah itu.

Ternyata semua racunnya sudah keluar melalui darah itu. Sekarang nadinya Pei Zhao masih agak lemah, tapi dia sudah tidak berada dalam bahaya lagi. Semua orang lega mendengarnya.

Keesokan harinya, penutup matanya Pei Zhao akhirnya dilepas. Awalnya memang masih buram, tapi dengan cepat pandangannya mulai fokus menatap Su Ci di hadapannya.

Bei Ming mencoba mengujinya dengan menyuruh Pei Zhao untuk menyebutkan angka sesuai yang ditunjuk jarinya. Tapi Pei Zhao malah diam saja, Bei Ming jadi cemas mengira ada yang salah.

"Saudara Xie, sudah waktunya kau bercukur." Pei Zhao akhirnya buka suara.

Semua orang lega dan langsung memuji-muji kehebatannya Ru Shuang. Su Ci pun lega, tapi lama-lama dia jadi canggung menghadapi tatapannya Pei Zhao dan buru-buru beranjak bangkit.

Tapi tiba-tiba saja Pei Zhao menariknya ke dalam pelukannya dan memeluknya erat tanpa memedulikan orang-orang yang melihat mereka. Ru Shuang buru-buru menyeret paksa Fei Yuan dan Bei Ming pun pergi meninggalkan kedua sejoli itu berduaan dalam dekapan satu sama lain.

Demi merayakan keberhasilan mereka, Fei Yuan memimpin para pelayan lainnya untuk bagi-bagi hadiah pada para pejalan kaki di luar rumah lalu memasak makanan enak untuk mereka berlima.

Sementara itu, Ru Shuang membantu mendandani Su Ci yang hari ini berniat menunjukkan identitasnya yang sebenarnya di hadapan teman-temannya.

Bei Ming tidak langsung mengenalinya awalnya. Baru saat Su Ci memperkenalkan namanya, dia langsung kaget bin heboh menyadari wanita cantik di hadapannya ini ternyata Saudara Su.

Semua orang sampai harus menahan geli melihat reaksinya. Bei Ming langsung sadar kalau semua orang sudah mengetahui masalah ini. Hanya dia seorang yang tidak tahu, mereka semua bekerja sama membohonginya.

Su Ci minta maaf. Karenanya, dia bersulang sebagai permintaan maaf. Pei Zhao cemas dan berusaha mencegahnya karena Su Ci tidak kuat minum. Tapi Su Ci bersikeras. Biasanya dia memang tidak kuat minum, tapi jarang-jarang ada kesempatan baik seperti ini.

"Bisa bertemu dengan semuanya secara jujur seperti ini. Segelas arak ini harus kuhabiskan."

Pei Zhao akhirnya membiarkannya bersulang dengan Bei Ming. Su Ci bahkan tak berhenti dengan hanya satu gelas dan memutuskan untuk minum segelas lagi sebagai hukuman karena dia sudah merahasiakan identitasnya dari mereka semua.

Terutama pada Ru Shuang, Su Ci benar-benar berterima kasih karena Ru Shuang mau memaafkannya. Sebagai gantinya, Su Ci bersumpah akan memenuhi apapun permintaan Ru Shuang.

"Aku memang orang yang lapang dada. Yang sudah berlalu, biarkan saja berlalu. Kilak kita ada kakak-adik yang baik."

Su Ci setuju. "Kakak-adik yang baik."

Bei Ming benar-benar lega sekarang. Selama ini dia mengira kalau Su Ci dan Pei Zhao adalah pasangan jeruk makan jeruk. Dia benar-benar khawatir.

"Sebuah kesalahpahaman, malah membuat Saudara Xie terlihat seperti orang yang paling bertoleransi."

"Aku tidak seperti Fei Yuan yang sangat bodoh."

Fei Yuan tidak terima. "Kau bahkan tidak bisa melihat kalau Tuan Su adalah seorang wanita. Dasar bodoh."

"Seolah kau yang pertama tahu."

"Yang jelas lebih dulu darimu!"

Mereka semua akhirnya menyudahi perdebatan ini dengan bersulang bersama-sama dan makan-makan sampai petang tiba. Tapi kemudian Ru Shuang menyadari Pei Zhao dan Su Ci yang saling tatap-tatapan dengan penuh cinta seolah dunia milik mereka berdua saja.

Maka dia langsung memutuskan menyatakan dirinya sudah kenyang dan memaksa Fei Yuan untuk pergi bersamanya dan meninggalkan kedua sejoli itu berduaan.

Begitu semua orang pergi, Pei Zhao akhirnya punya kesempatan untuk memberikan sebuah hadiah untuk Su Ci, sebuah tusuk rambut cantik yang dihiasi mutiara bersinar miliknya. Dia menggilingnya jadi kecil biar pas dipasang di tusuk rambut ini.

"Su, kau pernah berkata bahwa Pangeran Qi adalah seberkas cahaya. Sekarang, asalkan kau bersedia, seberkas cahaya ini bisa terus menemanimu. Apakah kau bersedia?"

Su Ci canggung mendengarnya. Selama ini, dia sudah terbiasa makan sendirian, jalan-jalan sendirian, berjalan sendirian di dunia yang penuh pemutarbalikkan fakta ini. Mendengar itu, Pei Zhao mengingatkan Su Ci bahwa dia sudah tidak sendirian lagi sekarang.

"Kau sekarang punya Ru Shuang, Saudara Xie, Fei Yuan, dan juga... aku."

"Tapi temperamenku aneh sekali, aku juga tidak mengerti cara bergaul dengan orang lain. Aku..."

"Tidak apa-apa. Mukaku tebal, emosiku baik. Semua itu bukan masalah."

"Aku kurang bisa menyulam, masakanku juga tidak enak."

"Bagaimanapun, aku adalah Pangeran Qi. Bagaimana mungkin aku membiarkanmu menyulam dan memasak?"

Su Ci masih saja mau membantah, tapi Pei Zhao dengan cepat menghentikannya lalu memasangkan tusuk rambut itu di rambutnya.

"Su, aku yang memiliki dua sisi seperti ini, kelak masih memerlukan bimbingan darimu."

"Kalau begitu, orang sepertiku... yang terkadang pria, kadang wanita... yang hanya tahu memeriksa kasus... kelak, mohon bimbingan darimu."

Mengalihkan pandangannya ke bulan di atas langit, Su Ci dengan antusias mengomentari betapa cantiknya bulan malam ini. Apa Pei Zhao bisa melihatnya?

"Tentu aku bisa." Ujar Pei Zhao, tapi tatapan matanya dan maksudnya hanya tertuju pada Su Ci seorang.

Dan saat Su Ci beralih kembali padanya, Pei Zhao tiba-tiba saja menciumnya. Su Ci jelas kaget, tapi pada akhirnya dia mulai membalasnya.

Tanpa mereka sadari, Bei Ming menyaksikan segalanya dari kejauhan. Tapi dengan polosnya dia berpikir kalau mereka seperti itu gara-gara kebanyakan minum dan langsung punya ide untuk mencobanya pada Ru Shuang.

Bei Ming pun langsung mendatangi Ru Shuang dan mengajaknya minum-minum. Tapi alih-alih mendapatkan hasil yang sama, Bei Ming malah teler setelah habis dua guci. Wkwkwk!

Keesokan harinya, Pei Zhao memanggil Xi Wen dan memerintahkannya untuk memeriksa semua sekolah di seluruh negeri untuk mengetahui apakah ada wanita yang masuk sekolah dan apakah ada wanita yang mengikuti perekrutan prajurit. Jika ada, bagaimana cara pemerintah setempat mengurusnya dan bagaimana tanggapan masyarakat terhadap hal itu.

Sementara itu di Biro Mingjing, Kepala Biro mengumumkan pada para bawahannya bahwa sebentar lagi akan ada ujian penilaian kebaikan pangkat. Ujiannya terbagi ujian tertulis dan ujian bela diri. Tapi kuota kenaikan pangkat hanya ada satu.

Su Ci jelas tertarik, bahkan bertekad untuk naik pangkat. Karena itulah cara satu-satunya untuk bisa membaca dokumen-dokumen rahasia Kaisar terdahulu yang disimpan di brangkas-brangkas yang terkunci rapat di perpustakaan.

Dia yakin rahasia pembantaian klan Bailiang ada di dalam brangkas rahasia itu. Dia harus bisa naik pangkat dan mengetahui kebenarannya agar bisa membersihkan ketidakadilan yang menimpa klan-nya.

Dua detektif muncul saat itu sambil menggosipkan ujian ini. Mereka yakin bahwa di antara semua detektif, hanya Detektif Luo dan Su Ci yang punya kesempatan untuk naik pangkat. Su Ci pintar dalam dasar-dasar hukum dan simulasi kasus, tapi Detektif Luo lebih ahli dalam ilmu bela diri.

Mereka asyik saja menggosip tanpa menyadari orang-orang yang mereka gosipkan ada di belakang mereka. Tapi Detektif Luo jelas bukan orang picik dan ingin bersaing secara adil. Dia bahkan menasehati Su Ci untuk berlatih bela diri, karena dia tidak akan mengasihani Su Ci dalam ujian bela diri nanti.

"Aku pasti akan berusaha yang terbaik, mohon Detektif Luo juga melakukan yang terbaik."

"Baik."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam