Sinopsis Maiden Holmes Episode 13 - 2

Ru Shuang sedang sibuk meramu obat saat Fei Yuan tiba-tiba datang dengan panik, mengabarkan Pei Zhao yang entah mengapa mendadak mimisan. Ru Shuang heran, apa dia makan sesuatu yang menutrisi tubuhnya?

"Mungkin ginseng lair dari Saudara Xie efeknya terlalu kuat."

"Xie Bei Ming ini, kenapa di saat seperti ini sembarangan memberimu makanan?" Sebal Ru Shuang.

Tapi Fei Yuan menegaskan bahwa itu bukan kesalahan Bei Ming, karena supnya dimasak oleh Su Ci. Dia sudah mau merutuki Su Ci, tapi Pei Zhao dengan cepat mengusirnya dengan menyuruhnya membuat sup pereda panas dalam.

Begitu mereka berduaan, Pei Zhao langsung menuntut Ru Shuang untuk membicarakan masalah Su Ci dengannya. Dia mengerti perasaan Ru Shuang, dia juga pasti akan marah jika masalah seperti ini terjadi padanya.

Dengan sengaja dia merutuki Su Ci dan segala kebohongan yang dilakukan. Tapi alih-alih menyetujui rutukannya Pei Zhao, Ru Shuang pada akhirnya membela Su Ci. Pei Zhao senang.

"Lihatlah. Dalam hatimu, kau juga mengerti kalau dia bukan orang yang begitu jahat. Dia sama sepertimu, keras kepala, tidak mengerti cara berhubungan dengan orang. Jika bukan karena terpaksa, mana mungkin dia mengambil resiko penuh bahaya yang bisa ketahuan kapan pun dan bergaul dengan para pria. Kau melihat dia membohongimu tapi tidak pernah berpikir bahwa dia sudah melupakan identitasnya dari awal. Biarpun identitasnya palsu, tapi perhatian dan perlindungannya terhadapmu nyata. Bukankah begitu?"

Ru Shuang terus merenungkan ucapan Pei Zhao itu saat dia lanjut meramu obatnya sampai-sampai dia tidak menyadari kehadiran Bei Ming yang mencemaskannya.

Mengalihkan perhatiannya kembali ke ramuan obatnya, Ru Shuang langsung menggerutui dirinya sendiri dan kesombongannya karena mengklaim dirinya ahli racun padahal ilmunya baru sedikit.

Sekarang dia bukan hanya tidak bisa menyembunyikan mata Pei Zhao, dia bahkan masih belum tahu asal mula dari racun itu. Untuk apa dia berkelana di dunia persilatan? Lebih baik beratraksi di jalanan saja daripada mempermalukan diri sendiri.

Berusaha menyemangatinya, Bei Ming dengan penuh keyakinan, meyakinkan Ru Shuang bahwa Ru Shuang pasti akan berhasil mengolah obat penawar racun.

Semangat Ru Shuang akhirnya bangkit kembali berkat itu dan Bei Ming dengan senang hati membantu sebisanya... sampai dia capek dan ketiduran.

Keesokan paginya, Ru Shuang tiba-tiba membangunkan Bei Ming dengan penuh semangat karena akhirnya dia berhasil mengolah obat untuk menyembuhkan matanya Pei Zhao.

Wah! Bei Ming bangga banget hingga dia langsung membopong Ru Shuang sambil memutar-mutarnya dengan penuh kebahagiaan. Mereka jadi tampak seperti sepasang kekasih mesra.

Saat Ru Shuang memberitahukan hal itu pada Fei Yuan, Tabib Istana kebetulan datang. Fei Yuan pun langsung memberitahu Tabib Istana tentang itu dengan antusias.

Tapi Tabib Istana malah tak mempercayainya dan menasehati Fei Yuan untuk tidak sembarangan mempercayai orang, ada banyak penipu di dunia persilatan.

Ru Shuang tidak terima dan langsung balas mengkritik kinerja Tabib Istana. Dia sendiri tidak bisa menyembuhkan orang, malah menuduh orang lain yang bisa menyembuhkan sebagai penipu.

Bei Ming kembali tak lama kemudian dengan membawa pesanan Ru Shuang, dua ekor kodok beracun. Tabib Istana kaget melihat itu, buat apa itu?

"Tentu saja untuk menawar racun."

"Sembarangan!" Bentak Tabib Istana. "Kalian tidak mengikuti teori ilmu medis, malah menggunakan obat berdosis kuat. Kalau sampai terjadi kesalahan, apa pernah mempertimbangkan akibatnya?!"

"Rumput Hu Man pada dasarnya adalah racun ganas. Kau melakukan pengobatan koservatif selama beberapa tahun tapi sama sekali tidak bisa menghilangkan racunnya. Daripada tidak ada cara sama sekali, lebih baik biarkan kami mencobanya dengan berani."

"Sungguh bodoh! Bodoh!"

"Kau itu orang tua, tidak bisakah bicara baik-baik?" Protes Bei Ming tidak terima. "Semua ini demi kebaikan Saudara Pei. Demi memikirkan cara ini, Ru Shuang sampai begadang beberapa malam."

"Tidak perlu mengatakan ini padanya, orang kolot yang keras kepala." Sebal Ru Shuang.

"Aku kolot dan keras kepala? Konyol! Seorang Pangeran Qi, apa bisa disembuhkan begitu saja oleh seorang gadis yang tidak tahu sopan santun sepertimu?!" (Hadeh! Ketahuan deh)

Ru Shuang jelas bingung mendengarnya menyebut Pangeran Qi. "Kau ini bicara apa?"

"Pangeran Qi terkena racun selama lebih dari empat tahun. Ibu Suri mencari cara menyembuhkan racun di seluruh dunia, tapi hanya bisa mengontrolnya saja, tidak bisa menghilangkan racun sampai ke akarnya. Seorang gadis yang tidak tahu apa-apa, malah sembarangan memberi ide dan komentar!"

Kaget dan kebingungan, Ru Shuang sontak bolak-balik menatap Fei Yuan dan Bei Ming seolah menuntut penjelasan, tapi keduanya malah sama-sama memalingkan muka darinya dengan canggung.

"Jika sampai mata Pangeran Qi tidak bisa melihat lagi, maka Kaisar akan memusnahkanmu dan seluruh keluargamu!"

PRANG! Su Ci ternyata mendengarkan percakapan mereka sedari tadi dan sontak menjatuhkan mangkuk sup yang dibawanya saking kagetnya mengetahui identitas asli Pei Zhao dan langsung masuk kembali ke kamarnya.

Ru Shuang menyusul masuk tak lama kemudian dan langsung menyindir Su Ci. "Sekarang kau sudah tahu rasanya dibohongi, kan?"

Su Ci setulus hari meminta maaf padanya, memang dia yang salah. Ru Shuang mengingatkan bahwa biarpun Pei Zhao memalsukan identitasnya, tapi segala hal yang dilakukannya untuk Su Ci, dilakukannya dengan setulus hati.

"Sama sepertimu yang walaupun identitasmu palsu, tapi perhatian dan bantuanmu terhadapku, semuanya nyata. Situasimu jauh lebih baik dariku." Ujar Ru Shuang yang sudah tidak marah lagi padanya.

"Kenapa?"

"Orang yang kusukai tiba-tiba berubah menjadi wanita. Sedangkan orang yang kau sukai, berubah menjadi idolamu. Apalagi yang harus dikeluhkan?"

Pei Zhao panik ingin keluar menemui Su Ci sampai Fei Yuan kewalahan untuk mencegahnya. Bei Ming meyakinkannya untuk tetap di kamar saja, pengobatannya lebih penting sekarang ini, biar dia saja yang memanggilkan kedua orang itu.

Tapi saat Bei Ming keluar, ternyata Ru Shuang dan Su Ci sudah datang. Tapi mereka sama sekali tidak membahas masalah identitasnya Pei Zhao dan to the point membahas pengobatannya Pei Zhao.

Ru Shuang memberitahu bahwa pengobatan ini sebenarnya sangat beresiko dan mengancam nyawa, karena pengobatan ini dilakukan dengan cara racun melawan racun.

Fei Yuan langsung tidak setuju kalau caranya seperti itu dan berusaha membujuk Pei Zhao untuk membatalkan pengobatanya ini.

Tapi Bei Ming setuju dengan Ru Shuang dan menyarankan mereka untuk mencobanya saja. Dia percaya pada kemampuan Ru Shuang. Dia yakin pengobatan ini tidak akan gagal, toh Pei Zhai juga disinari oleh bintang keberuntungannya sendiri. Dia sudah melewati begitu banyak bahaya. Kali ini juga pasti tidak akan ada masalah. Apa Fei Yuan mau tuan mudanya tidak bisa melihat selamanya?

"Tidak! Tapi... buta lebih baik daripada nyawanya terancam!"

Frustasi, Bei Ming langsung berpaling ke Su Ci dan menanyakan pendapatnya. Su Ci dengan bijak mengingatkan mereka bahwa keputusan ada di tangan Pei Zhao sepenuhnya, dialah yang bertanggung jawab terhadap keputusannya sendiri.

Dia lalu menuangkan segeals air dan memberikannya ke tangan Pei Zhao dan berkata. "Apapun keputusanmu, aku... kami semua akan menemanimu."

Terharu, Pei Zhao langsung menggenggam tangan Su Ci dan dengan mantap menyatakan untuk melakukan pengobatan itu. Mari mulai sekarang juga.

Maka semua orang pun mulai bekerja sama mengobati Pei Zhao. Ru Shuang pun mulai menancapkan jarum-jarum akupunturnya ke tubuh Pei Zhao, sementara Su Ci menyuapkan obat itu ke Pei Zhao, Bei Ming membantu Ru Shuang meracik obat, lalu Su Ci mengakhirinya dengan memperban mata Pei Zhao.

Ru Shuang memberitahu bahwa obatnya butuh waktu 4 jam untuk bekerja. Tiba-tiba Pei Zhao mulai bergerak-gerak gelisah. Itu pertanda obatnya mulai berefek.

Melihat tangan Pei Zhao yang tampak ingin mencengkeram sesuatu, Su Ci langsung mengulurkan tangannya sendiri dan Pei Zhao langsung menggenggamnya erat.

Melihat itu, Bei Ming dan Ru Shuang langsung menyeret paksa Fei Yuan untuk keluar bersama mereka dan meninggalkan mereka berduaan.

Ru Shuang benar-benar gelisah. Apa dia benar-benar akan berhasil? Bagaimanapun, dia hanya seorang ahli racun yang belum begitu berpengalaman. Tabib Istana saja tidak berdaya, apa mungkin dia akan berhasil?

"Ru Shuang, jangan khawatir. Tidak akan ada masalah." Ujar Bei Ming menyemangatinya.

Fei Yuan sebenarnya juga cemas. Tapi dia berusaha tak menunjukkannya dan mengingatkan semua orang bahwa obatnya sudah dioleskan, sudah terlambat untuk mengkhawatirkannya sekarang. Tuan mudanya adalah orang baik, Tuhan pasti akan membantunya. Ratusan ribu pasukan Fanyanna saja tidak bisa mengalahkannya, apalagi cuma racun seperti ini.

Su Ci tetap setia menemani Pei Zhao sepanjang malam, membiarkan Pei Zhao menggenggam erat tangannya. Pei Zhao bertanya-tanya apakah Su Ci berpikir bahwa Pangeran Qi ternyata hanya begini saja?

"Dia masih merupakan pahlawan besar dalam hatiku. Selama beberapa tahun ini, dia seperti seberkas cahaya yang menyinari hatiku. Selalu menopangku untuk terus berjalan maju."

"Su, awalnya aku berencana menunggumu menghadapi semua orang dengan jujur, baru memberitahumu. Kau jangan marah padaku."

"Aku tidak marah. Hanya saja... Pangeran Qi, dia terlalu jauh dariku. Saking jauhnya, aku mengira tidak akan mungkin bisa bertemu dengannya seumur hidupku. Tapi Saudara Pei, kau sangat dekat denganku, aku... aku tidak tahu harus bagaimana menghadapimu."

"Kalau begitu, selama beberapa ini, kenalilah Pangeran Qi dengan baik. Kudengar dia sangat mudah bergaul. Bukankah kau telah membaca banyak sekali naskah ceritanya? Seharusnya kau lebih mengenalnya dibanding aku."

Su Ci tersenyum mendengarnya. Pei Zhao meyakinkan bahwa Pangeran Qi atau Pei Zhao hanyalah sebuah nama. "Aku tetaplah aku, kita sama-sama mengalami hidup dan mati. Bersama-sama menghadapi kesulitan. Kelak juga akan seperti ini. Tidak akan ada perbedaan."

Su Ci setuju. Tapi saat dia hendak bicara, tiba-tiba dia merasakan pegangan tangan Pei Zhao mengendur, dia sudah tidur ternyata.

Su Ci menatapnya dengan bahagia. "Suatu kehormatan bertemu denganmu... pahlawan besar."

Epilog:

Saking khawatirnya dengan kondisi Pei Zhao, Bei Ming memberi perintah pada para anak buahnya untuk mencari berbagai tabib ahli di seluruh kota. Seorang anak buahnya memberinya sebuah ginseng liar yang telah disimpannya bertahun-tahun. Ginseng itulah yang kemudian Bei Ming berikan pada Su Ci tapi malah berakhir jadi sup yang rasanya tidak enak.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam