Sinopsis General's Lady Episode 3 - 2

Dan hadiah yang diminta Shen Jin adalah kasurnya Xiu Ming yang lebih empuk daripada kasurnya. Dia bahkan langsung mewek sambil memeluk kasurnya Xiu Ming meratapi perbedaan kamarnya yang sangat kecil dibandingkan kamarnya Xiu Ming yang jauh lebih bagus.

"Aku tidak peduli. Aku ingin tinggal di kamarmu tak peduli kau setuju atau tidak. Diriku yang malang! Aku sudah tinggal di rumah berhantu selama berhari-hari! Hiks!"

Kasihan juga melihat tangisannya, Xiu Ming akhirnya mengalah. Tapi hanya malam ini saja hanya karena Shen Jin sudah mabuk. Tapi Shen Jin sudah tidak mendengarnya lagi karena sudah tidur saat itu.

Xiu Ming galau. Awalnya dia ingin memperbaiki posisi tidurnya Shen Jin, tapi pada akhirnya dia terlalu ragu lalu keluar dan meninggalkan Shen Jin tidur dalam posisi itu sepanjang malam.

Di istana, dua orang pejabat melaporkan kabar dari perbatasan pada Kaisar. Tentang bagaimana Jenderal Chu berhasil memukul mundur musuh hari ini.

Tapi... ada kabar yang mengatakan bahwa Jenderal Chu tidak ada di kota hari ini. Istrinya-lah yang mengawasi dan menundukkan suku Elang. Padahal seharusnya Jenderal Chu-lah yang bertanggung jawab melindungi kota.

Kaisar tak yakin dengan berita itu. Mana mungkin seorang wanita bisa melindungi kediaman. Lagipula, sepanjang hari ini tidak ada berita resmi apapun tentang masalah itu. Lalu bagaimana mereka bisa tahu?

Si menteri mengklaim bahwa dia hanya sekedar mendengar kabar selentingan. Bagaimana pun, Jenderal Chu adalah bawahan kesayangan Kaisar, sedangkan istrinya Jenderal Chu adalah nona muda dari Kediaman Rui. Jadi biarpun sikap Jenderal Chu tidak pantas, tapi para menteri tidak akan bisa bicara melawan mereka.

Hmm... jelas-jelas kedua menteri ini sedang menghasut Kaisar. Mereka bahkan mengingatkan Kaisar tentang betapa besarnya kekuasaan Jenderal Chu di militer dan mungkin saja dia punya niatan lainnya.

Kaisar terpengaruh dengan cepat dan langsung minta saran si menteri. Menteri pertama menyarankan Kaisar untuk mengirim seseorang untuk menyelidiki masalah saja.

Tapi Kaisar kurang setuju dengan cara itu, kurang pantas mengirim seseorang untuk menyelidiki mereka. Kaisar punya cara lain, kirim saja Pelukis Istana untuk mengamati kehidupan pernikahan Jenderal Chu dan istrinya.

Keesokan harinya, para pelayan masuk ke kamarnya Xiu Ming tapi malah mendapati Shen Jin baru bangun dari lantai. Shen Jin bingung melihat mereka membawa barang-barangnya kemari, apa yang mereka lakukan?

"Jenderal memerintahkan kami untuk memindahkan barang-barang Nyonya ke kamar ini. Nyonya akan tinggal di sini mulai sekarang."

Shen Jin senang, kamar ini memang jauh lebih nyaman dibandingkan kamar yang lain. Qing Qiu setuju, kasurnya Jenderal memang bagus dan empuk, juga ada dupa yang bisa membantu tidur nyenyak. Pemandangan di luar jendela juga indah.

"Sebelum Nyonya datang, rumah ini sangat sepi. Rasanya hidup kehilangan daya tariknya. Tapi sekarang setelah Nyonya datang, rumah ini penuh dengan obrolan dan tawa bahagia. Rumah ini sudah terasa seperti 'rumah' sekarang." Ujar Yuan'er.

Rou Rou setuju, Shen Jin memang selalu menarik hati orang lain ke mana pun dia pergi. Dia selalu dicintai semua orang. Xiao Cong juga setuju, Shen Jin sekarang nyonya baru di kediaman ini. Jadi segala hal di kediaman ini harus diatur oleh Shen Jin.

"Nyonya, ada satu hal yang belum diselesaikan." Ujar Qing Qiu. "Nyonya dan Jenderal harus segera mencari hari lebih cepat untuk malam pengantin."

"Malam pengantin?"

Xiu Ming sedang mengawasi para prajurit latihan di barak saat Zi Tou datang mengabarkan tentang Kaisar yang mengirim pelukis istana kemari untuk melukis kehidupan pernikahan Xiu Ming dan istrinya. Si pelukis itu akan tiba besok.

Di rumah, para pelayan sedang sibuk wira-wiri mengatur sesuatu di dalam, sementara Shen Jin disuruh keluar dulu. Qing Qiu datang tak lama kemudian membawakan semangkok sup yang rasanya enak, ini apa? Dia belum pernah minum ini sebelumnya.

"Ramuan ini diracik khusus untuk Nyonya. Ini sup kurma merah, kacang tanah, kelengkeng dan biji lotus. Ini melambangkan agar Nyonya segera melahirkan seorang putra." Ujar Qing Qiu. (Pfft!)

Shen Jin jadi malu mendengarnya. Karena Jenderal sudah memerintahkan Shen Jin untuk pindah ke kamar ini, Qing Qiu yakin itu artinya Jenderal sudah menetapkan hatinya pada Shen Jin. Dia yakin malam pengantinnya pasti akan terjadi malam ini.

"Nyonya adalah nyonya pertama yang tinggal di kamar ini. Selamat menikmati supnya."

Malam harinya, Xiu Ming datang dengan pakaian merah yang kontan saja membuat para pelayan kasak-kusuk heboh, bahkan saling mengingatkan satu sama lain bahwa tidak ada yang boleh mengganggu tuan dan nyonya mereka malam ini.

Tapi Xiu Ming tampak jelas tidak mengerti dengan gosipan mereka dan bingung sendiri. Malah saat dia masuk kamarnya, dia mendapati kamar itu sudah dihias dengan segala pernak-pernik pernikahan dan Shen Jin sudah duduk di ranjang dengan pakaian dan tudung pengantinnya.

Xiu Ming jadi canggung, tapi dia sama sekali tidak ada niatan seperti yang semua orang pikirkan. Sepertinya Shen Jin sudah salah paham. Dia menyetujui Shen Jin pindah kemari bukan supaya mereka tidur bersama.

Shen Jin kaget. "Apa maksudmu?"

"Kita pasangan suami-istri hanya dalam nama saja, bukan suami-istri yang sebenarnya."

Shen Jin lega mendengarnya. Dia juga berpikir begitu. Ini hanya akting di hadapan semua orang. Jadi berhubung mereka menikah hanya nama, tolong Xiu Ming cari tempat lain untuk tidur.

"Tidak mungkin!" Tolak Xiu Ming.

"Kenapa tidak? Apa jangan-jangan kau punya niat macam-macam padaku? Kalau seperti itu, aku tidak bersedia."

"Pertama, masalah pindah ke kamar ini adalah permintaan Istri saat kau memaksa meminta hadiah kemarin malam."

Kaget, Shen Jin akhirnya baru ingat tentang kegilaannya semalam saat dia memaksa untuk tidur di kamar ini... Tapi tetap saja, itu bukan berarti Xiu Ming bisa tinggal di sini bersamanya.

"Aku belum selesai bicara. Kedua, meski kita tidak punya kewajiban sebagai suami-istri, tapi kita tetap suami-istri walaupun cuma sekedar nama. Apa yang kan orang-orang pikirkan jika aku keluar dari kamar ini?"

Benar juga sih, tapi Shen Jin bingung. Apa yang harus mereka lakukan kalau begitu? Mereka kan tidak mungkin hanya duduk berhadap-hadapan sepanjang malam setiap hari?

Karena itulah, Xiu Ming usul agar mereka berbagi kamar saja. Dia tidur di kasur, dan Shen Jin tidur di kursi panjang. Hah? Shen Jin tidak terima. Kenapa bukan dia saja yang tidur di kasur dan Xiu Ming yang tidur di kursi panjang?

"Istriku, aku sudah tidur di kasur ini selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin aku membiarkan orang lain menidurinya? Sudahlah, aku mau ganti baju."

Dia benar-benar tidak ada lembut-lembutnya sama Shen Jin. Bahkan saat Shen Jin sedang mengobrak-abrik baju di peti bajunya, Xiu Ming dengan tidak sabaran menyuruh Shen Jin untuk merapikan semuanya secepatnya atau dia akan membuang semua barangnya itu.

"Apa salahnya? Bukannya selalu seperti ini kalau mencari baju? Apalagi ini adalah kebutuhan hidup. Satu pun tidak boleh hilang."

"Kau tidak mau merapikannya atau membuangnya? Baiklah! Akan kubantu..."

Xiu Ming asal saja mengambil satu kain yang kontan membuat keduanya jadi canggung pada satu sama lain karena yang Xiu Ming ambil ternyata daleman. Pfft!

Xiu Ming langsung menyodorkan benda itu kembali ke pemiliknya sambil meminta maaf dengan canggung. Tapi sebaiknya Shen Jin segera merapikan semua ini biar mereka bisa keluar-masuk kamar dengan nyaman.

Mendengar itu, Shen Jin sontak melayangkan protes terkait ketidaknyamanan. Berhubung Xiu Ming bilang kalau dia ingin tidur di kasur, maka Shen Jin menuntut sisa ruangan ini sebagai miliknya seorang, Xiu Ming tidak boleh melewati batas. Jangan khawatir, pintu utama boleh mereka gunakan bersama.

Xiu Ming jelas keberatan dan hampir saja mau protes, tapi pada akhirnya dia berubah pikiran dan mengalah. Terserah sajalah, lakukan saja seperti yang Shen Jin katakan. Xiu Ming langsung naik ke kasur, sedangkan Shen Jin hanya bisa menatapnya sambil membatin kesal.

"Suami macam apa itu, membiarkan aku, seorang gadis, tidur di kursi panjang?! Julukan Jenderal Iblis itu memang bukan isapan jempol belaka. Qing Qiu bilang kalau aku istri pertama yang masuk kamar ini, apa dia lebih buruk pada istri-istrinya yang sebelumnya?"

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments