Sinopsis Maiden Holmes Episode 10 - 2

Bei Ming cemas melihat Pei Zhao dan bergegas mengejarnya. Dia yakin kasus ini pasti sangat berpengaruh besar pada Pei Zhao. Tapi Pei Zhao tetap bersikeras mengklaim dirinya baik-baik saja lalu pergi.
 

Padahal begitu sendirian, dia hanya menghabiskan waktu dengan minum-minum sendirian. Su Ci datang tak lama kemudian karena mencemaskannya. Dia yakin Pei Zhao ada masalah, karena Pei Zhao bukan jenis orang yang minum arak untuk menenangkan pikiran.

"Aku bisa menyelesaikan masalah ini sendiri, kau tidak perlu mengkhawatirkanku."

"Kau juga sedang membantu mengurus masalah Xu Zhi, kan? Saudara Pei, aku ingat kau pernah bilang padaku bahwa jika ada masalah, jangan memikulnya sendirian."

"Kau ingat perkataanku dengan sangat baik ya."

Su Ci tersipu malu mendengarnya. "Ingatanku memang selalu bagus."

Pei Zhao memberitahu bahwa istana sekarang ini sedang penuh dengan kecurigaan dan prasangka. Dan itu pastinya juga mempengaruhi Pangeran Qi. Ini adalah tanggung jawab yang tidak bisa dia hindari.


Su Ci dengar beberapa hari ini Marquis Zhenyuan mempersulit Kaisar. Apakah dia juga mempersulit Pangeran Qi? Para rekannya bilang bahwa Marquis Zhenyuan memegang banyak pasukan. Takutnya Marquis Zhenyuan akan menggunakan masalah ini untuk...

"Adik Su, Marquis tidak akan berbuat seperti itu."

Justru karena Marquis Zhenyuan adalah orang yang berpikiran terbuka dan jujur, makanya dia menggunakan cara langsung seperti ini untuk menekan Kaisar.

Jika dia sunggh-sungguh memiliki konspirasi lainnya, maka pasti sudah sejak awal dia meninggalkan ibu kota secara diam-diam.

"Saudara Pei, aku pasti akan segera menyelidiki kebenarannya dan tidak akan membiarkan Pangeran Qi dalam kesulitan."

"Adik Su, terima kasih."


Pei Zhao mau minum lagi, tapi tiba-tiba saja Su Ci memegangi tangannya. Mereka jadi canggung gara-gara itu dan refleks saling menarik tangan masing-masing sehingga membuat gelas itu terjatuh.

Refleks keduanya mau mengambil gelas itu sehingga membuat wajah mereka berdua jadi sangat dekat. Canggung, keduanya sontak saling menarik diri.

Pei Zhao akhirnya mengambil sendiri gelas itu tapi malah tak sengaja menjatuhkan gembok cinta yang tersembunyi di dalam lengan bajunya. Pfft! Ternyata dia beli juga gembok cinta itu.

Canggung, Pei Zhao buru-buru menyembunyikannya kembali. Su Ci juga jadi salting dan buru-buru membuat alasan biar bisa pergi.


Memikirkan segala petunjuk kasus ini, Su Ci pun membayangkan dirinya berada di TKP, membayangkan melihat bagaimana korban sudah pingsan sejak awal lalu pembunuh itu memakaikan bubuk pemerah bibir di bibirnya tapi malah tak sengaja menjatuhkan kotaknya sehingga bubuk pemerah bibir itu jatuh ke ikat pinggang gaun pengantinnya dan membuat bentuk bordiran bunga di ikat pinggangnya tertempel ke kotak bubuk pemerah itu.

Korban jelas diseret dari ranjangnya ke tiang gantungan. Si pembunuh kemudian memakai sepatu pengantin korban untuk membuat jejak di bangku pijakan lalu memakaikannya ke kaki korban biar tampak seolah korban benar-benar gantung diri sendiri.

"Aku tahu!" Batin Su Ci.


Keesokan harinya, dia kembali menginterogasi Xiao Yun yang kali ini tampak jelas sangat amat gugup. Berusaha tak menakutinya, Su Ci bersikap biasa-biasa saja saat dia tanya tentang benda apa yang biasanya dibawah Xu Zhi sehari-hari.

Dia berkata bahwa saat mereka memeriksa barang-barang korban, ada beberapa benda yang kurang. Xiao Yun memberitahu bahwa para kandidat Putri Qi, semuanya membawa sedikit harta benda untuk diberikan pada beberapa orang saat mereka masuk istana, demikian juga dengan Xu Zhi.

"Kalau begitu, apa saja yang dia bawa dan diberikan pada siapa saja?"

Xiao Yun berkata bahwa Xu Zhi membawa beberapa perhiasan untuk dihadiahkan pada para kandidat lainnya, dia juga diberi.

"Apa tidak ada alat rias?"

"Tidak ada. Hanya ada tusuk rambut."


Su Ci memperhatikan jari-jari Xiao Yun yang tampak ada bekas merah, dia kenapa? Canggung, Xiao Yun mengklaim kalau ini pasti bekas pemerah bibir yang digunakannya tadi pagi.

Maka Su Ci pun langsung menawarkan sapu tangan untuk menghapus bekas itu, tapi ternyata sulit dibersihkan. Xiao Yun mengklaim bahwa kosmetik wanita kadang ada yang sulit dibersihkan.

"Lalu bagaimana kau membersihkan pemerah bibir yang ada di bibirmu itu?" Tanya Su Ci.

Xiao Yun benar-benar gugup sekarang sampai-sampai dia mulai asal menjawab, mengklaim kalau ini pastilah bekas pemerah bibirnya Xu Zhi, pemerah bibirnya Xu Zhi memang susah dibersihkan.

Mendengar itu, Su Ci langsung memperlihatkan bukti berupa pakaiannya Xiao Yun yang ada bekas pemerah bibir berbentuk pola bunga, persis seperti pola yang tertinggal di kotak pemerah bibir dan ikat pinggang gaun pengantinnya Xu Zhi. Kenapa bisa ada bekas pemerah bibir yang sama persis di bajunya Xiao Yun?


Ketakutan, Xiao Yun mengklaim kalau itu mungkin bekas saat dia membantu Xu Zhi berias. Su Ci jelas tidak mempercayainya sedikitpun, Xu Zhi phobia kotor, jelas dia tidak akan membiarkan orang lain membantunya berias.

Xiao Yun ngotot mengklaim kalau itu mungkin bekas yang tertinggal saat berada di tempat lain. Su Ci santai mengingatkan bahwa Xiao Yun sendiri yang bilang alat rias Xu Zhi tidak pernah dibawa ke tempat lain.

"Bagaimana kau akan menjelaskan pola yang ada pada pakaianmu ini? Sama persis dengan pola bunga begonia yang ada pada gaun pengantin Nona Xu? Orang dari Divisi Pakaian Kekaisaran mengatakan bahwa pola ini dirancang oleh mereka sendiri. Tidak ada duanya di dunia."


Jelas Xiao Yun lah yang merencanakan segalanya. Dia punya yang memakaian sepatu pengantin, meninggalkan jejak sepatu di atas bangku pijakan, lalu menyeret Xiao Yun ke tiang.

Hanya satu kecelakaan kecil yang tak disangkanya. "Sekotak pemerah bibir kecil ini, meninggalkan sebuah bukti nyata yang mengarah padamu."

Xiao Yun sontak berlutut di hadapan Su Ci dengan panik mengklaim bahwa dia melakukan itu karena dia mempertaruhkan seluruh harta kekayaannya dalam taruhan tentang Putri Qi dan tidak mau kalah.


Tak lama kemudian, Su Ci dan Kepala Biro mengantarkan Marquis Zhenyuan ke penjara untuk menemui Xiao Yun yang masih bersikeras dengan alasannya melakukan pembunuhan itu adalah hanya karena masalah taruhan.

Tapi tentu saja Marquis Zhenyuan tak percaya dengan alasan remeh Xiao Yun itu dan menuntut Xiao Yun untuk mengatakan kebenarannya. Siapa dalang yang menyuruh Xiao Yun untuk melakukan itu? Tapi Xiao Yun masih saja ngotot menyangkal.

"Yang bisa mereka berikan padamu, aku juga bisa memberikannya padamu. Mereka memegang kelemahanmu, aku bisa membantumu menanganinya. Selama kau mengatakan kebenarannya, aku bahkan bisa mengampunimu agar kau tidak perlu mati."


Sekilas Xiao Yun hampir terpengaruh, tapi pada akhirnya dia terus bersikeras mengklaim tak ada siapapun yang menyuruhnya. Lalu tiba-tiba saja dia tertunduk dalam-dalam dengan gemetar... sebelum kemudian dia membeku... dan mati.


Pei Zhao menatap baju zirahnya dengan sedih teringat segala kritikan Marquis Zhenyuan. "Perkataan Marquis tepat sasaran. Daripada aku - Xiao Yanzhi, berurusan dengan masalah kekuasaan dan mementingkan keselamatan diri, terus bertindak hati-hati... lebih baik aku bertindak berlawanan dengan situasi."


Pei Zhao lalu memutuskan untuk mendatangi Marquis Zhenyuan lagi, tapi kali ini dia datang untuk mengucap terima kasih padanya, terima kasih atas pesan-pesan mutiaranya.

Sejak dia kembali dari medan perang, dia sama sekali tidak tertarik dengan kekacauan si istana, makanya dia melepaskan kekuasaan militernya. Tapi pada akhirnya malah menyebabkan banyak bencana dan kecurigaan orang-orang.

Dia tidak bisa memutuskan hubungannya dengan istana, kondisi pemerintahan juga belum stabil, masih banyak hal yang perlu dilakukan. Terkadang dia terpaksa terlibat di dalamnya. Inilah alasan sebenarnya terjadi kecurigaan terhadap dirinya.

"Itu urusan anda, apa hubungannya dengan saya?"


Bukankah Marquis menginginkannya untuk memecahkan jebakan. Seorang pria sejati harus berpikiran terbuka dan jujur. Di satu sisi, tidak menyukai orang-orang yang menyalahgunakan kekuasaan. Tapi di satu sisi, hidup sesuai dengan cara mereka. Sangat membosankan dan memuakkan.

"Marquis, saat ini juga merupakan sebuah jebakan."

"Apa maksudmu?"

Orang yang membuat jebakan ini, tahu betul akan sifat Marquis Zhenyuan. Si pelakunya melakukannya untuk merusak ikatan pernikahan antara kedua keluarga mereka, sekaligus mengadu domba hubungan Marquis Zhenyuan dengan keluarga kekaisaran. Agar jika terjadi bahaya dalam istana, tidak akan ada bantuan dari wilayah utara.

Marquis Zhenyuan sudah menjaga perbatasan utara selama bertahun-tahun. Dia memiliki reputasi yang sangat baik, setia dan mencintai negara. Dia sangat penting bagi kestabilan Dinasti Liang.

Orang yang masuk dalam jebakan, akan dikendalikan oleh orang lain. Orang yang bisa memecahkan jebakan, akan bisa mengendalikan orang lain. Bukankah prinsip ini yang Marquis Zhenyuan ajarkan padanya?

"Zhi'er sangat tidak berdosa, apakah masalah ini mau dibiarkan begitu saja?"

"Marquis, biarpun dalang dibalik semua ini bersembunyi dengan sangat dalam, tetapi aku - Xiao Yanzhi, bersumpah akan menyelidiki masalah ini sampai tuntas. Menegakkan keadilan untuk Adik Xu Zhi."


Anak buahnya Pangeran Yun melaporkan tentang Marquis Zhenyuan yang akan segera meninggalkan ibu kota sebentar lagi, tentang Pangeran Qi yang mendatangi Marquis Zhenyuan untuk meminta maaf, dan juga tentang Su Ci yang berhasil memecahkan kasus kematian Xu Zhi.

Pangeran Yun jadi tertarik ingin mengetahui asal-usul Su Ci. Si bawahan melapor bahwa Su Ci pernah memecahkan beberapa kasus selama beberapa tahun ini. Dia sering disebut sebagai 'detektif muda jenius'.

Sejak kasus di Kabupaten Qingshui, dia selalu berada di samping Pangeran Qi. Dia yakin kalau Su Ci adalah bidak catur yang diatur diam-diam oleh Pangeran Qi.

"Selidiki orang ini dengan jelas. Jika ada yang tidak beres, segera awasi dia dengan ketat." Perintah Pangeran Yun.
 
Epilog:


Marquis Zhenyuan mendatangi Kaisar untuk mengutarakan kecurigaannya. Dia yakin ada orang yang memanipulasi pemilihan Putri Qi. Si pelaku memanfaatkan kekuasaannya untuk membunuh putrinya.

Karena itulah, Marquis Zhenyuan langsung berlutut di hadapan Kaisar. "Baginda Kaisar, hamba adalah orang militer. Cara bicara hamba tidak banyak basa-basi. Awalnya hamba pikir bahwa putri hamba berani melarang pantangan tanpa memedulikan nasihat orang lain, paling-paling hanya haknya yang akan dicabut dan diusir kembali ke kediamannya. Tak disangka, kepergian ini menyebabkan perpisahaan seumur hidup. Sekarang, hamba memohon pada Yang Mulia, tak peduli betapa memalukannya hal ini, hamba tetap memohon pada Kaisar untuk menegakkan keadilan untuk hamba."

Mendengar itu, Kaisar langsung membantunya bangkit dan berjanji akan membantu menegakkan keadilan untuk Marquis Zhenyuan.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

0 Comments