Shen Jin yang menyamar jadi pria lengkap dengan kumis tipis, tengah bertanding adu sempoa bersama semua orang di kota dan sukses mengalahkan mereka satu per satu dan memanfaatkan kemenangannya untuk menuntut masing-masing orang untuk menyuruh mereka melakukan ini dan itu.
Tapi saat dia bertanding melawan seorang kakek, dia malah kalah. Maka sekarang giliran Kakek yang meminta Shen Jin untuk membantunya membuka peti harta karun keluarganya. Tapi yang dia maksud peti karta karun, bukanlah peti besar, melainkan hanya sebuah kotak kecil yang digembok.
Gampang, Shen Jin langsung meminjam tusuk rambut seorang wanita lalu menggunakannya untuk membuka gembok itu dan berhasil membukanya dengan mudah. (Pfft! Bakat jadi maling) Tapi yang tak disangka, kotak itu malah kosong. Lah, di mana harta karunnya?
"Maksud saya adalah harta karun keluarga." Santai si Kakek.
Shen Jin gregetan mendengarnya. "Baik, baik. Jaga harta karun keluarga anda baik-baik."
"Tuan Jin, kemampuan anda membuka kunci patut diberi pujian."
"Latihan bisa membuat menjadi sempurna."
Kakek tercengang mendengarnya. "Tuan Jin, anda..."
"Eh, tolong hati-hati kalau bicara. Jika Jenderal Iblis mendengar hal ini, dia tidak akan mengampuniku."
"Tidak akan ada seorangpun yang bisa menangkap anda."
Tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba Shen Jin melihat beberapa pengawal yang jelas sedang mengejarnya. Shen Jin sontak kabur menembus keramaian pasar dan mengacaukan dagangan semua orang.
Sayangnya, dia dengan cepat tertangkap lalu dibawa pulang, dilucuti semua pakaiannya, diceburkan dengan paksa ke bak mandi, didandani dengan pakaian wanita, lalu disuruh duduk mematung untuk dilukis.
Dari puji-pujian si pelukis dan gosipan kakak-kakak tirinya yang menonton di luar, Shen Jin ternyata putri ketiga ayahnya yang seorang bangsawan, namun ibunya hanya seorang pelayan yang dulu ditiduri ayah mereka gara-gara mabuk.
Jelas kakak-kakaknya tak ada yang menyukainya. Sang ayah sepertinya sangat keras padanya. Para pengawal bertampang seram, berjaga di depannya dengan membawa tongkat-tongkat. Dia bahkan tidak berani bergerak sedikitpun gara-gara di belakang kursinya ada pedang yang mengarah padanya.
"Jika kau tidak mengikuti aturan yang ada, maka kau tidak akan bisa bertahan." Sindir Ayah.
Ketakutan, Shen Jin terpaksa harus menjalani siksaan ini sambil menampilkan senyum canggung. Lukisan itu sendiri untuk dikirimkan ke istana.
Ternyata, Kaisar menanugerahkan perjodohan pernikahan antara salah putrinya Ayah dengan Bangsawan Yongning - Jenderal Chu Xiu Ming atau yang biasanya terkenal dengan sebutan Jenderal Iblis. Seorang jenderal yang terkenal akan kekejamannya dalam membantai musuh-musuhnya.
Awalnya putri kedualah yang dipilih untuk menjadi istrinya Bangsawan Yongning. Tapi putri kedua menolak dan berusaha protes habis-habisan.
Tapi karena ini adalah perintah Kaisar, mereka tidak mungkin menolaknya atau mereka akan dipenggal. Maka putri pertama langsung usul untuk menggantikan putri kedua... dengan Shen Jin.
Shen Jin dan putri kedua lahir pada saat yang bersamaan, tapi karena Shen Jin lahir prematur, jadi dia tidak tercatat dalam silsilah keluarga mereka. Jadi sebenarnya, menurut silsilah, putri kedua bukan anak kedua. Shen Jin-lah yang seharusnya anak kedua. Lagipula, lukisan yang dikirim ke istana kan lukisannya Shen Jin.
Dan Ayah langsung setuju tanpa ragu. Shen Jin jelas tidak terima dan langsung menolak dengan lantang. Tapi perbuatannya malah membuat ibunya jadi dibuli para kakak-kakaknya.
Maka demi menyelamatkan ibunya, Shen Jin akhirnya setuju untuk melakukan pernikahan ini. Dan dengan status barunya, Shen Jin menuntut satu syarat dari ayahnya. Yaitu, tidak boleh ada seorangpun yang menindas ibunya lagi mulai sekarang.
Maka berangkatlah Shen Jin ke rumah suaminya dengan ditemani pelayan pribadinya dan diiringi tangisan sang ibu.
Pelayannya benar-benar khawatir. Apalagi menurut kabar yang dia dengar, si Jenderal Iblis itu telah membunuh tiga istrinya yang sebelumnya. Dia tidak berpikir kalau Shen Jin bakalan mati juga sih, tapi dia hanya yakin kalau si jenderal itu pasti jelek banget sampai membuat 3 wanita mati.
"Bagaimana kalau aku membuat diriku jadi sangat jelek dan membuatnya takut?" Canda Shen Jin.
"Tidak bisa. Bagaimana jika dia membunuh kita karena Nona sangat jelek sampai membuatnya takut?"
"Kalau dia berani menyakitiku, akan kubunuh dia lebih dulu!" Ujar Shen Jin sambil menunjukkan senjata yang dibawanya.
"Jangan lakukan hal konyol. Jangan bercanda."
Shen Jin meyakinkan kalau dia sudah siap menghadapi si jenderal. Dia akan membuat kesepakatan lebih dulu dengannya agar mereka memainkan peranan masing-masing dan tidak saling mengganggu kehidupan satu sama lain. Dia hanya berharap tidak perlu menderita lagi.
Di tengah jalan, mereka bertemu dengan pasukan dikirim si jenderal untuk menjemput pengantin wanitanya. Maka iring-iringan pengantin pun pergi, digantikan oleh pasukannya si jenderal.
Tapi di tengah hutan, tiba-tiba saja mereka dihadang pasukan musuh yang menyerang mereka dengan panah-panah hingga terjadilah peperangan sengit di antara mereka yang kontan membuat pelayannya Shen Jin ketakutan setengah mati.
Mereka berdua akhirnya nekat untuk keluar dari kereta untuk menyelamatkan diri. Untung saja tepat saat itu juga. si jenderal iblis yang memakai topeng, datang untuk membantu pasukannya.
Sekilas Shen Jin sempat kontak mata dengan si jenderal bertopeng besi.. sebelum kemudian dia dikejutkan dengan kehebatan dan kebengisan si jenderal dalam menumpas musuh-musuhnya.
Suara-suara yang peperangan itu terlalu mengerikan bagi kedua wanita itu sehingga mereka hanya bisa menutup mata dan gemetar ketakutan.
Musuh-musuh mereka lama-lama jadi ketakutan saat pasukan mereka banyak yang gugur dan akhirnya memutuskan untuk mundur. Si Jenderal akhirnya menang.
Setelah beberapa lama, Shen Jin akhirnya berani membuka mata dan mendapati semua orang sudah pergi... termasuk si jenderal dan pasukannya. Lah? Kok Shen Jin gak dibawa pulang? Sengaja ditinggal yah?
Shen Jin jelas kebingungan menghadapi situasi ini. "Mereka pasti melupakan kita. Mereka lupa tentang pernikahan!"
Rou Rou (pelayannya) jadi ketakutan, takut mati kelaparan di sini. Tapi Shen Jin berusaha untuk tenang saat dia memperhatikan tanah di sekitar mereka dan menyadari bahwa tanahnya lembut dan gampang meninggalkan jejak. Jadi dia memutuskan untuk mengikuti jejak-jejak kuda di tanah saja untuk menemukan Kediaman Jenderal.
Setelah berjalan sepanjang hari sampai petang, mereka akhirnya tiba di tembok kota tepat saat gerbangnya hendak ditutup. Untungnya mereka masih sempat masuk.
Mereka akhirnya menemukan Kediaman Jenderal. Tapi bahkan setelah mereka menggedor-gedor dan teriak-teriak, tidak ada seorangpun yang datang membukakan pintu.
Mereka terpaksa harus mencari jalan masuk lain dan memutuskan untuk memanjat tembok belakang. Tapi karena temboknya ketinggian, jadi Shen Jin menggunakan Rou Rou sebagai pijakan.
Tapi karena tidak tahu jalan di kediaman yang besar itu, Shen Jin kesulitan mencari gerbangnya. Anehnya lagi, tidak tampak ada seorangpun yang lewat. Aneh sekali, rumah sebesar ini, kenapa tidak ada orangnya sama sekali?
Tapi di tengah jalan, akhirnya dia menemukan sebuah ruangan yang lampunya menyala. Shen Jin memutuskan untuk masuk ke ruangan itu.
Tapi orang di dalamnya seketika curiga saat menyadari ada orang yang masuk dan langsung memadamkan lilinnya lalu menyembunyikan dirinya. Hmm, sepertinya itu ruangannya si jenderal, ada baju zirahnya di sana.
Bingung menghadapi tempat gelap itu, Shen Jin pun menyalakan obor kecil yang dibawanya dan menggunakannya untuk menyalakan lilin... tepat saat seseorang mendadak muncul dari belakangnya.
Shen Jin jadi kaget dan hampir saja oleng ke arah lilin kalau saja pria itu tidak sigap menangkapnya dalam posisi yang romantis. Shen Jin langsung terpana melihat pria itu, masih muda dan tampan rupawan.
"Kau siapa?!" Tanya mereka secara bersamaan pada satu sama lain.
Tapi Shen Jin tidak menunggu jawaban dan langsung saja menduga kalau pria tampan itu pastilah pelayan perpustakaannya si Jenderal Chu Xiu Ming. Dia yakin karena si pria tampan, sikapnya sopan dan pakaiannya rapi.
Shen Jin pun memperkenalkan dirinya sebagai calon istri si jenderal dan meyakinkan si pria tampan bahwa dia tidak akan melaporkan si pria tampan pada jenderal karena memanfaatkannya. Tapi ada syaratnya, si pria tampan harus melakukan sesuatu untuknya.
"Aku dalam masalah dan punya pertanyaan. Jika kau menolongku, aku akan membayarnya." Ujar Shen Jin. "Di mana si iblis Chu Xiu Ming?"
Bukannya menjawab, si pria tampan malah mendekatinya dengan kebingungan. "Iblis?"
Melihat tampang polosnya, Shen Jin menduga kalau si pria tampan pasti tidak pernah melihat Chu Xiu Ming membunuh banyak orang. Yah sudahlah, Shen Jin tidak akan menganggu pekerjaannya lagi.
Tapi Shen Jin benar-benar ingin tahu di mana Chu Xiu Ming. Dia berniat mau melepaskan cincinnya awalnya, tapi cincinnya malah tidak mau lepas. Maka akhirnya, Shen Jin menawarkan mahkota emasnya asalkan si pria tampan memberitahunya tentang keberadaan Chu Xiu Ming.
"Jika dia iblis, kenapa kau mencarinya?" Tanya si pria tampan.
"Sudah kubilang, aku calon istrinya. Dia bilang akan menjemputku, tapi malah membuangku di tengah jalan."
"Jika dia membuangmu di tengah jalan, lalu kenapa kau datang dan mau menikah dengannya?"
Karena Shen Jin sudah datang jauh-jauh kemari untuk meminta penjelasan Chu Xiu Ming. Dia mau menikah atau tidak, itu urusannya. Tapi Shen Jin tidak terima dibuang di tengah jalan tanpa sepatah kata. Lagipula, dia terpaksa melakukan pernikahan ini demi keluarganya.
"Baiklah, dia bisa membuangku. Tapi aku tidak bisa pulang. Bagaimana aku memberitahu keluargaku?"
Si pria tampan malah cuma diam saja. Shen Jin yakin kalau pria tampan pasti tidak mengerti, maklum sih, dia kan cuma pelayan. Baiklah kalau dia tidak mengetahui keberadaan Chu Xiu Ming. Tapi setidaknya, beritahu dia di mana letak gerbang rumah ini? Ada orang yang menunggunya di depan gerbang.
Si pria tampan menunjuk ke suatu arah. Shen Jin pun bergegas pergi ke sana tapi malah mendapati Rou Rou sedang diintimidasi seorang pria bertampang sangar yang menuduhnya sebagai mata-mata. Bahkan di belakangnya, tergeletak mayat seorang pelayan wanita yang baru saja dibunuh.
Shen Jin jadi yakin kalau si pria sangar itu adalah Chu Xiu Ming. Ternyata si jenderal bukan cuma kejam luar biasa, tapi juga jelek minta ampun. Tapi dia berusaha meredam ketakutannya saat dia menuntut si pria sangar untuk melepaskan pelayannya.
"Lihatlah aku baik-baik. Aku adalah calon istrimu!"
Tapi si pria sangar malah cuma menatapnya dengan kebingungan... lalu tiba-tiba saja dia dan para pengawal berlutut di hadapan Shen Jin. Hah? Shen Jin jelas bingung dengan situasi ini. Apa mungkin, dia adalah senjata rahasia untuk mengatasi si iblis ini?
Tapi berhubung si iblis ini berlutut padanya, maka Shen Jin memutuskan bahwa dia harus memanfaatkan keadaan ini. Maka dengan dengan gaya soknya, dia mulai mengomeli si pria sangar panjang lebar bak seorang istri yang mengomeli kenakalan suaminya.
Anehnya, si pria sangar ingin mengatakan sesuatu tentang jenderal. Tapi Shen Jin terus saja mengomel sambil mencaci Chu Xiu Ming. Rou Rou awalnya kebingungan dengan situasi ini... sampai saat dia melihat sesuatu yang tidak diperhatikan oleh Shen Jin dan langsung panik.
Dia berusaha mengisyaratkan Shen Jin bahwa si jenderal di belakangnya Shen Jin, tapi Shen Jin nggak nyambung dan terus bersikeras meyakini bahwa si jenderal adalah si pria sangar di hadapannya ini.
"Jenderal! Berbaliklah!"
Bingung, Shen Jin akhirnya berbalik... menghadapi si pria tampan yang tadi. Shen Jin jelas bingung... sampai saat dia mendengar si pria sangar menyapa pria tampan itu sebagai 'Jenderal'. Shen Jin kaget, jenderal siapa?
"Aku Chu Xiu Ming." Jawab si pria tampan yang ternyata si jenderal iblis.
Epilog:
Usai menang perang tadi, Xiu Ming cs memang sengaja meninggalkan Shen Jin karena ketiga wanita yang sebelumnya adalah mata-mata, makanya Xiu Ming juga mengira bahwa calon istrinya itu juga mata-mata.
Dia bahkan berencana untuk membunuh Shen Jin di kediamannya jika terbukti benar bahwa Shen Jin adalah mata-mata. Tapi jika begitu, pastinya dia bakalan harus menjelaskannya pada pengadilan istana. Makanya dia sengaja meninggalkan Shen Jin di tengah hutan dengan pikiran bahwa Shen Jin bakalan dibunuh sama musuh mereka.
Bersambung ke episode 2
1 Comments
Ceritanya bagus banget
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam