Sinopsis Maiden Holmes Episode 10 - 1

Xiao Yun masih menangis saat dia dibawa menghadap Su Ci untuk diinterogasi. Dengan berlinang air mata dia menceritakan kronologi pagi itu saat dia menemukan Xi Zhu dan mengaku bahwa terakhir kalinya dia melihat Xu Zhi adalah sebelum dia tidur malam harinya.


"Apa belakangan ini ada yang aneh dari tingkah lakunya?"

Xiao Yun mengklaim bahwa Xu Zhi kadang suka melamun menatap ke luar jendela dan tertawa-tawa sendiri. Tapi dia pikir itu karena dia sedang merasa bahagia karena terpilih sebagai kandidat Putri Qi.

"Selain itu, apakah ada kejanggalan lainnya?"

"Tidak ada yang lain... tapi dia sering berkata bahwa suara hujan di sini sangat enak didengar. Pasti karena selama ini dia tinggal di perbatasan utara, makanya merasa ini adalah hal yang baru."

"Hujan? Saat itu sedang turun hujan atau cerah?"

"Tentu saja saat itu sedang turun hujan." Ujar Xiao Yun. Hmm, kok beda? Dan entah kenapa dia tampak agak canggung.

Pangeran Yun tiba-tiba mendatangi Kaisar dan berbasa-basi menanyakan apa rencana Kaisar dalam menangani kematian Xu Zhi. Kaisar mengaku bahwa dia sudah memerintahkan Biro Mingjing untuk menyelidikinya.

Pangeran Yun mengklaim kalau hanya itu tidak akan cukup untuk menghibur Marquis Zhenyuan. Xu Zhi mati di dalam istana, ini pasti ada hubungan dengan pengawal kekaisaran.

Karena itulah, Pangeran Yun menyarankan Kaisar untuk mencabut jabatan Komandan Fu. Dia mengklaim bahwa jika Kaisar melakukan itu, maka itu akan menunjukkan bahwa Kaisar sangat mementingkan masalah ini.

Kaisar ragu, tapi Pangeran Yun terus berusaha membujuk dan mendesak dengan mengingatkan Kaisar untuk tidak cari masalah dengan Marquis Zhenyuan, karena Marquis Zhenyuan memegang banyak sekali pasukan. Takutnya jika sampai terjadi perselisihan antara mereka, maka akan menimbulkan masalah besar.

Tapi Kaisar tetap ragu dan akhirnya memutuskan untuk menurunkan jabatannya Komandan Fi saja. Setelah masalah ini selesai, baru didiskusikan lagi.

Pei Zhao datang saat itu. Pangeran Yun pun pamit. Kaisar memberitahu Pei Zhao tentang apa yang barusan dilakukannya berdasarkan saran Pangeran Yun.

Istana benar-benar sedang kacau sekarang. Bahkan ada yang bilang bahwa Xi Zhu dibunuh oleh hantu. Tentu Kaisar tidak mempercayainya. Tapi mengingat Marquis Zhenyuan sangat menyayangi putrinya, Kaisar takut jika Marquis Zhenyuan akan melampiaskan amarahnya pada Pei Zhao.

"Kakak, apa kau sudah ada persiapan?" Tanya Kaisar.

"Saya tidak membunuhnya, tapi dia meninggal karena saya. Jika Marquis Zhenyuan sungguh menyalahkan saya, maka sudah seharusnya saya terima."

Kaisar benar-benar kesal, ada banyak cara untuk menyingkirkan Xu Zhi dari kandidat Putri Qi, tapi si pelaku malah memilih cara yang paling kejam. Apa Pei Zheo pernah memikirkan apa alasannya?

Pei Zhao yakin si pelaku berniat untuk membuat keluarga-keluarga lain tidak berani untuk memiliki ikatan pernikahan dengan Pangeran Qi.

Pei Zhao lalu mendatangi Su Ci sambil beralasan bahwa dia menemani Pangeran Qi masuk istana untuk mengurus masalah Xu Zhi. Apa Su Ci yang bertanggung jawab menangani kasus ini?

Su Ci membenarkan, dia baru mau kembali ke Biro Mingjing untuk melakukan otopsi bersama Ru Shuang. Dia menyarankan Pei Zhao untuk ikut dengannya saja, jadi jika ada informasi baru, Pei Zhao bisa langsung memberitahu Pangeran Qi.

Memperhatikan kondisi korban, Ru Shuang melihat tanda-tanda kematian memang bunuh diri. Su Ci memperhatikan sepatu yang dipakai, sama dengan jejak sepatu yang ada di bangku pijakan di TKP.

Tapi ada yang aneh dengan ikatan gaun pengantinnya yang malah terlihat diikat dari luar. Dan ada bekas bubuk pemerah bibir di bagian ikat pinggangnya, sama persis seperti yang dia temukan di TKP.

Dia langsung menyuruh Pei Zhao untuk mengendus baunya. Tapi Pei Zhao juga baru kali ini mencium aroma unik seperti ini. Maka Su Ci pun menyuruh Ru Shuang untuk mengambil bubuk itu untuk diperiksa.

Su Ci lalu pamit untuk pergi menginterogasi Tuan Qu. Pei Zhao minta ikut, soalnya Tuan Qu itu temannya.

Tuan Qu kaget saat mendengar apa yang terjadi pada Xu Zhi. Sayang sekali, padahal dia gadis yang begitu jernih bagai kristal. Dia mengaku cuma pernah sekali bertemu Xu Zhi saat dia melukis Xu Zhi.

"Lalu pada saat itu, apakah ada yang janggal dari gerak-geriknya?"

"Nona Xu sangat sopan dalam bertutur kata dan tindakannya. Tidak ada kejanggalan apapun."

"Anda kemarin malam berada di mana?"

Tuan Qu mengaku semalam dia berada di ruang lukisnya, meneliti lukisan gadis cantiknya agar menjadi lebih sempurna. Pelayan rumahnya bisa menjadi saksinya.

Pei Zhao memberitahu Su Ci bahwa Tuan Qu ini sedang membuat sebuah lukisan yang didasarkan pada bagian-bagian terindah dari para gadis cantik di seluruh dunia. Dia melukisnya selama bertahun-tahun secara terputus-putus.

Dia lalu menyarankan Tuan Qu untuk memperlihatkan lukisan itu pada Su Ci. Su Ci langsung kagum melihat lukisan itu walaupun belum sempurna, kenapa matanya belum dilukis?

"Mata dari wanita cantik harus penuh dengan penantian dan menyentuh, hidup dan bersinar. Tetapi setelah mencari selama bertahun-tahun, saya masih belum menemukannya."

Pei Zhao memberitahu Su Ci bahwa Tuan Qu mengejar kesempurnaan dalam setiap bagian lukisan wanita cantik ini. Entah kapan mata indah sempurna yang diinginkannya, bisa ditemukan.

"Tidak. Saya sudah menemukannya." Ujar Tuan Qu tiba-tiba.

Ru Shuang mendatangi toko kosmetik untuk menyelidiki bubuk pemerah bibir itu. Si pemilik toko berkata bahwa itu memang seperti pemerah bibir. Tapi ini sedikit berbeda dari yang dia jual di tokonya. Biar dia perlihatkan, biar Ru Shuang tahu bedanya.

Pei Zhao mendatangi Marquis Zhenyuan yang masih bersedia menatap altar mendiang putrinya. Dan jelas ia sedang marah pada Pei Zhao.

Pei Zhao setulus hati meminta maaf padanya, masalah ini memang terjadi karenanya. Karena itulah, dia akan menerima segala kemarahan Marquis Zhenyuan.

"Apa anda pikir bahwa saya marah pada anda karena anda tidak melindungi Zhi'er dengan baik? Tidak!"

Beberapa tahun yang lalu, dia melihat Pei Zhao tidak terkekang oleh aturan dan berpikiran terbuka. Dia berpikir bahwa di pengadilan istana bisa ada secercah keadilan.

Tak disangka, Pei Zhao sekarang juga jatuh dalam kekeruhan, menjadi sama seperti yang lain. Dia jadi banyak berpura-pura dan memanfaatkan kekuasaannya.

Pei Zhao sama sekali tidak marah mendengar segala omelan Marquis Zhenyuan itu, malah dengan besar hati meminta bimbingan Marquis.

"Dengan kecerdasan anda, bagaimana bisa anda tidak terpikirkan bahwa ada orang yang sedang memanfaatkan Ibu Suri untuk membuat jebakan dalam urusan pemilihan istri anda? Tapi anda malah hanya memikirkan keselamatan anda sendiri. Pernahkah anda memikirkan bidak catur dalam jebakan ini harus bagaimana? Anda hanya bersedia menemani mereka menjadi seseorang yang berada dalam jebakan, tapi tidak pernah berpikir untuk menjadi orang yang memecahkan jebakan itu."

Pengawalnya Pei Zhao tidak terima dengan tuduhannya dan berusaha membela Pei Zhao, tapi Pei Zhao dengan cepat menghentikannya dan membiarkan Marquis Zhenyuan terus mengomelinya.

"Saya pikir anda masih memiliki semangat sebagai orang militer. Anda sungguh mengecewakan saya. Pergilah. Zhi'er saya sudah salah menilai orang."

Pei Zhao akhirnya pergi. Si pengawal sungguh tidak mengerti dengan sikap diam Pei Zhao, kenapa dia tidak menjelaskan apapun pada Marquis.

"Marquis selama ini selalu bijaksana. Sekarang dia sedang sedih karena kehilangan putrinya, aku bisa menerima perkataan marahnya, tidak apa-apa."

Ru Shuang memberitahu Su Ci bahwa bubuk pemerah bibir itu khas dari perbatasan utara. Beda dengan pemerah bibir di daerah ini karena cara ekstraksinya lebih rumit dan warnanya juga lebih tahan lama. Biasanya sangat disukai anggota keluarga bangsawan. Dia sudah mengonfirmasi dengan Petugas Chen bahwa bubuk pemerah ini memang berasal dari dalam kamarnya Xu Zhi.

Ru Shuang yakin kalau Xu Zhi tidak bunuh diri. Seharian ini dia mendengar semua orang di jalan membicarakan kasus ini tapi dengan dilebih-lebihkan.

Rata-rata orang-orang itu berkata bahwa ini adalah ulah pengantin hantu. Ru Shuang yakin ada orang yang sengaja menyebarkan rumor ini untuk mengalihkan perhatian untuk membuat kasus ini berlalu begitu saja.

"Ru Shuang, kemampuan menyimpulkanmu semakin lama semakin hebat." Puji Su Ci.

Mereka asyik ngobrol sedari tadi sehingga mereka baru memperhatikan Pei Zhao yang melamun. Dia bahkan tidak fokus sama makanannya sampai-sampai dia hampir salah memakan bunga lawang. Untung saja Su Ci menghentikannya tepat waktu.

"Saudara Pei, apa yang sedang kau pikirkan?"

Pei Zhao menyangkal dan beralasan kalau dia hanya terlalu lelah belakangan ini. Su Ci jelas tak percaya, kelelahan dan punya masalah itu beda.

Tapi mereka tak sempat membicarakan lebih lanjut karena Bei Ming kembali saat itu dengan membawa informasi kasus-kasus serupa yang baru mereka temukan. Tapi setelah Su Ci meneliti dokumen yang dia bawa, Su Ci menyimpulkan kematian Xi Zhu agak berbeda dari kasus-kasus sebelumnya.

Biarpun detilnya banyak yang sama, namun di TKP ada banyak jejak yang menunjukkan perbedaan kasus ini dengan kasus-kasus sebelumnya. Dan lagi, gaun pengantinnya juga sangat jelas dipakaikan oleh orang lain, tidak seperti korban-korban sebelumnya.

Su Ci lalu menyebarkan dokumen itu untuk dibaca semua orang. Sebelum Xu Zhi, pembunuhan dilakukan secara berbeda-beda. Ada yang dibuat gantung diri, tenggelam ke sungai, dll. Tapi kematian Xu Zhi dilakukan dengan cara yang sama dengan Jing Niang.

Pei Zhao menyimpulkan semua pembunuhan ini direncanakan dengan sangat baik. Sepertinya si pembunuh sangat teliti dan mengejar kesempurnaan. Orang seperti ini, pasti tidak akan membiarkan ada situasi yang merusak sensasinya.

Fei Yuan khawatir. Takutnya kasusnya Xu Zhi ini akan membuat keluarga bangsawan lain, tidak akan berani untuk memiliki hubungan pernikahan dengan Pangeran Qi.

"Inilah yang diinginkan oleh si pembunuh. Untuk menutupi tujuan membunuh Nona Xu yang sebenarnya." Ujar Su Ci.

"Tapi, semudah itukah membunuh seseorang di dalam istana?" Heran Bei Ming.

Mengingat penjagaan di saat-saat seperti ini biasanya sangat ketat, Pei Zhao yakin pembunuhnya bukan orang luar istana. Kalau begitu, Bei Ming yakin kalau ini terjadi karena reputasi Xu Zhi yang sangat tinggi, sehingga kandidat putri lain jadi iri.

"Sudahlah. Di sini juga tidak bisa terpikirkan apapun. Lebih baik beristirahat dengan baik dulu saja." Ujar Pei Zhao lalu pergi.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments