Sinopsis General's Lady Episode 3 - 3

Keesokan harinya saat Shen Jin baru bangun, Xiu Ming sudah tidak ada di kamar. Para pelayan tidak ada yang curiga, Qing Qiu malah memberinya sup kesuburan itu lagi.

Canggung, Shen Jin meminta Qing Qiu untuk menyingkirkan semua pernak-pernik pernikahan ini. Ngomong-ngomong, dia penasaran dengan ketiga istri Xiu Ming yang katanya sudah mati. Apa yang terjadi pada mereka?

"Itu semua cuma rumor dan omong kosong. Jenderal bahkan tidak pernah bertemu dengan wanita-wanita itu."

Qing Qiu memberitahu Shen Jin bahwa Xiu Ming sudah ada di ruang belajar sejak pagi, jadi sebaiknya sekarang Shen Jin mandi dulu, minum sup kesuburan ini lalu suguhkan teh untuk Xiu Ming.

Tak lama kemudian, Rou Rou membantu membawakan teh untuk disuguhkan ke Xiu Ming. Tapi Rou Rou menyarankan Shen Jin untuk menyuguhkan ini sendiri ke Jenderal nanti, Jenderal pasti lebih senang begitu.

Dia sudah menanyakannya ke Xiao Cong, Xiao Cong bilang bahwa Shen Jin adalah istri pertama Jenderal. Bukan cuma Xiao Cong sih, dia juga menanyai yang lain dan semua orang bilang begitu.

Shen Jin yang semula lesu, mendadak jadi bersemangat setelah mendengar informasi itu. Dia bahkan langsung mengambil alih tehnya dan bergegas masuk ke ruang belajar dengan senyum ceria.

Tapi tanggapan Xiu Ming dingin seperti biasanya dan hanya menyuruh Shen Jin untuk meletakkan teh itu di meja lalu fokus kembali ke bukunya. Shen Jin jelas kecewa.

Tepat saat itu juga, Yuan'er datang mengabarkan kedatangan pelukis istana yang diutus Kaisar itu. Dan seketika itu pula Xiu Ming mendadak berubah sok romantis dengan menarik Shen Jin mendekat dan merangkulnya.

Dia memperkenalkan Shen Jin sebagai istrinya lalu menyuruh si pelukis untuk istirahat dulu biar dia dan istri bersiap-siap untuk dilukis. Padahal begitu si pelukis pergi, Xiu Ming langsung melepaskan rangkulannya. Shen Jin sampai heran melihat perubahan sikap suaminya itu.

Tak lama kemudian, Shen Jin sudah ganti baju sambil mengeluhkan perubahan wajah si raja iblis itu pada Rou Rou. Tapi kemudian dia melihat baju putih yang hendak dikenakan Xiu Ming dan mendadak punya ide. Dia lalu memerintahkan Rou Rou mengambil sesuatu entah apa dan entah untuk apa.

Tak lama kemudian, mereka sudah duduk di hadapan si pelukis. Tapi entah kenapa saat Xiu Ming merapikan bagian lengan pakaiannya, tiba-tiba saja dia bersin terus-terusan. Hmm, pasti ini ulahnya Shen Jin. Si pelukis sampai bingung karena Xiu Ming bersin terus dan akhirnya gambar Xiu Ming bersinlah yang dia lukis.

Bahkan saat akhirnya mereka selesai dilukis dan kembali ke kamar mereka, Xiu Ming masih saja bersin-bersin setiap kali dia mengangkat lengannya. Lama-lama dia jadi curiga dengan lengan bajunya itu, apalagi sikap Shen Jin yang tampak jelas mencurigakan dan terang-terangan menyindirnya secara halus.

"Sepertinya kondisi tubuh Jenderal membuatnya mudah terserang flu. Kau pasti tumbuh disayang dan dimanja, hidup seperti seorang pangeran, jadi kau kehilangan maskulinitasmu."

"Kalau begitu, menurut Istriku, apa yang harus kulakukan?"

"Jenderal adalah seorang pria yang harus melindungi rumah dan mempertahankan negara, sudah seharusnya untuk menahan kerasnya kehidupan dan baru setelah itu kau bisa mengendalikan diri dengan tekad yang kuat."

"Kalau begitu, apa Istri punya rencana yang bagus?"

Shen Jin menyarankannya untuk mulai belajar dari kehidupan sehari-harimu. Misalnya... mengganti kasur besarnya yang empuk itu dengan kursi panjang yang keras ini. Kursi panjang ini bisa membantu saat bermeditasi dan mengeraskan emosi seseorang.

Sayang, rencananya gagal karena Xiu Ming menolak dengan alasan reputasinya sudah terlanjur buruk, jadi biarkan saja dia semakin tenggelam.

Kesal, Shen Jin langsung berubah ketus mengusir Xiu Ming karena Xiu Ming sudah menginjak wilayahnya. Xiu Ming santai saja kembali ke wilayahnya sendiri.

Jadilah mereka sibuk sendiri-sendiri di wilayah masing-masing. Bahkan saat Rou Rou datang tak lama kemudian dengan membawakan ubi, Shen Jin menyuruh Rou Rou untuk langsung ke tempatnya dan jangan melewati batas. Rou Rou bingung, apa Jenderal tidak ikut makan?

"Dia tidak boleh makan." Ketus Shen Jin.

Dia sengaja memanas-manasi Xiu Ming dan mencoba menawarinya ubi itu, tapi Xiu Ming malah cuek. Wah! Shen Jin tersinggung. Xiu Ming boleh menghinanya, tapi jangan menghina ubinya! Dia tidak akan berbagi ubi ini dengan Xiu Ming. Jadilah Shen Jin memakan 3 biji ubi seorang diri sampai kekenyangan.

Dan baru setelah itu, Xiu Ming yang sedari tadi diam saja, tiba-tiba mengajaknya untuk makan malam. Shen Jin harus hadir karena ini acara perjamuan untuk Pelukis Istana itu dan dia adalah nyonya rumah ini.

Hah? Shen Jin kaget, kenapa Xiu Ming tidak memberitahunya tentang perjamuan itu sedari tadi? Sekarang kan dia sudah kekenyangan setelah makan ubi.

"Bukankah tadi kau bilang kalau aku tidak boleh menghina ubimu? Aku juga hanya bertindak untuk menghormatimu." Santai Xiu Ming lalu pergi duluan. Pfft! Shen Jin kesal.

Tapi terpaksalah dia tetap hadir dalam acara jamuan itu. Tapi mumpung si pelukis belum datang, Xiu Ming terus saja menyindir Shen Jin, mengingatkannya untuk berakting sebagai istri jenderal sebaik mungkin karena Shen Jin kan sudah berakting.

Shen Jin sontak menatapnya tajam sambil membatin kesal. Jelas-jelas Xiu Ming sengaja tidak memberitahunya tentang acara jamuan ini biar dia tidak bisa bebas menikmati makanan dan sekarang disuruh melaksanakan tugas? Keterlaluan!

Tapi dengan cepat dia menampilkan senyum manisnya dan meyakinkan Xiu Ming kalau dia pasti akan memainkan perannya sebagai istri jenderal dengan baik. Tiba-tiba dia punya ide lalu membisiki sesuatu pada Rou Rou.

Si pelukis datang tak lama kemudian, dan Shen Jin langsung mulai aktingnya jadi istri yang sok perhatian pada suami tercinta, padahal jelas-jelas dia sengaja membuat Xiu Ming tidak bisa menikmati semua makanan yang dihidangkan di meja dengan alasan Xiu Ming lagi flu jadi dia melarang Xiu Ming memakan semua makanan ini dan makan bubur obat herbal yang sudah dia siapkan saja.

Xiu Ming harus jaga kesehatan biar bisa dilukis dengan baik. Selain itu, kesehatan Jenderal berhubungan erat dengan keselamatan seluruh penduduk kota ini. Jadi dia tidak boleh sembrono dalam menjaga tubuhnya.

"Pelukis Istana, bukankah anda juga berpikir begitu?"

Pelukis Istana dengan polosnya menyetujui saran Shen Jin dan menyarankan Xiu Ming untuk menjaga kesehatannya sesuai saran istrinya.

Shen Jin langsung saja menyodorkan bubur itu padanya. Bahkan saat Xiu Ming cuma diam menatapnya, Shen Jin dengan senang hati menyuapinya. Dan karens Pelukis Istana sedang memperhatikan mereka, tak ada yang bisa Xiu Ming lakukan selain menerimanya.

Tapi begitu memakan bubur itu, Xiu Ming sontak melotot kesal sama Shen Jin karena ternyata tadi dia menyuruh Rou Rou untuk mencampur bubur itu dengan garam banyak banget. Pfft!

Rou Rou sampai harus berusaha keras menahan tawa gelinya melihat Xiu Ming yang tak berdaya harus memakan bubur itu terus menerus. Melihat mereka yang tampak begitu mesra, Pelukis Istana dengan polosnya berkomentar bahwa mereka adalah pasangan yang serasi dan saling mencintai.

Tapi Xiu Ming dengan cepat balas dendam pada Shen Jin dengan mengklaim bahwa karena hari ini dia tidak bisa makan enak tapi tidak suka buang-buang makanan, maka dia menyuruh Shen Jin untuk menghabiskan semua makanan ini untuknya.

Dia bahkan sengaja menyuruh Qing Qiu untuk membawakan lebih banyak makanan plus ubi kesukaan istrinya, lalu dengan senang hati dia menyodorkan sumpit ke Shen Jin dan memaksanya untuk makan.

Dan karena Pelukis Istana sedang memperhatikan mereka, tak ada yang bisa Shen Jin lakukan selain menurut dan mulai makan.

Epilog:

Sebelum pasukan Suku Elang menerobos masuk kediaman waktu itu, Shen Jin mengumpulkan para pelayan dan menginstruksikan mereka untuk melakukan rencananya biar mereka bisa mengulur waktu sampai jenderal kembali.

Rou Rou dan Qing Qiu sebenarnya keberatan dengan ide berbahaya itu, tapi Shen Jin meyakinkan mereka untuk saling bekerja sama dalam menghadapi musuh. Mereka pasti bisa mengalahkannya.

Dan begitulah bagaimana kemudian para pelayan saling bekerja sama membantu Shen Jin untuk menakut-nakuti Suku Elang... sampai saat Xiu Ming pulang.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam