Sinopsis General's Lady Episode 3 - 1

Dari kejauhan, Shen Jin melihat Xiu Ming keluar lewat pintu belakang yang jelas saja membuatnya penasaran. Xiu Ming mau pergi ke mana? Apa itu artinya Xiu Ming tidak akan kembali untuk sementara?

Kesempatan! Shen Jin langsung saja masuk ke kamarnya Xiu Ming untuk mencari liontinnya. Tapi tak peduli di mana pun dia mencari, tetap saja dia tidak menemukannya di mana-mana.

Xiu Ming pergi tanpa menyadari ada Suku Elang yang diam-diam melihatnya. Tak lama kemudian, Xiu Yuan terburu-buru masuk ke kamar Xiu Ming tapi malah cuma melihat Shen Jin padahal ada masalah gawat, Suku Elang menyerang gerbang kota.

Zi Tou sedang berusaha melawan mereka sekarang. Tapi Xiu Yuan menduga anggota lain Suku Elang sudah memasuki kota. Kalau Jenderal tidak ada di sini, maka tidak ada yang bisa membuat keputusan tentang bagaimana melindung kota ataupun mengusir Suku Elang.

"Apa kalian tidak bisa membuat keputusan?"

"Jika Jenderal absen, itu artinya dia melalaikan tugas. Jika pihak istana mendengar hal ini, maka dia akan dihukum."

Berpikir cepat, Shen Jin memerintahkan Xiu Yuan untuk mengurus soal perlindungan kota. Tentang masalah penyusup, biar dia sendiri yang urus. Mereka ulur waktu sama-sama dan tunggu sampai Jenderal kembali.

"Nyonya, anda seorang bangsawan. Jika anda terluka, apa yang harus saya katakan pada Jenderal?"

"Jika sesuatu terjadi pada Jenderal, maka kita semua yang akan mati! Berhentilah mengoceh dan lakukan seperti yang aku katakan! Cepat pergi!"

Xiu Yuan masih ragu, tapi akhirnya dia pergi juga. Shen Jin bingung harus bagaimana... sampai saat dia melihat baju zirahnya Xiu Ming.

Xiu Ming sendiri mendatangi sebuah ruang bawah tanah. Tampak ada sebuah gerbang di sana, tapi Xiu Ming tidak bisa membukanya. Tapi sepertinya tempat itu ada hubungannya dengan liontin gioknya Shen Jin.

"Sepertinya dia memang bukan mata-mata. Dia dikirim orang itu diam-diam untuk membantuku." Batin Xiu Ming.

Pasukan Suku Elang berhasil menerobos masuk ke Kediaman Yongning dan Shen Jin keluar dengan memakai baju zirah dan topeng besinya Xiu Ming dan sukses membuat musuh kebingungan karena jelas-jelas tadi ada yang melihat Xiu Ming meninggalkan kota. Kenapa sekarang dia ada di rumah?
Mereka jadi curiga kalau ini jebakan.

Berusaha menakuti mereka, Shen Jin langsung mengeluarkan pedangnya tapi susah soalnya pedangnya berat banget sampai tangannya gemetaran dan ujung-ujungnya dia tidak sanggup lagi mengangkatnya. Suku Elang jadi semakin kebingungan. Tapi masa bodolah, dia jenderal yang asli atau bukan, bunuh saja!

Menyadari dirinya tidak mungkin bisa menggunakan pedang yang berat itu, Shen Jin pun langsung membuang pedang itu lalu mengeluarkan belati kecilnya untuk menakut-nakuti mereka.

Tapi tindakannya itu malah membuat Suku Elang mengira dia menghina mereka dan membuat mereka jadi semakin bertekad untuk membunuh Xiu Ming. Serang!

Tiba-tiba dari balik tembok bermunculan bendera-bendera perang berkibar-kibar dan tabuhan gendang bertalu-talu yang sebenarnya semua itu hanya dilakukan oleh para pelayan untuk menakut-nakuti musuh.

Awalnya memang berhasil membuat Suku Elang kebingungan dan ketakutan. Tapi tiba-tiba saja Shen Jin malah buka suara menyuruh mereka menyerah, dan jelas saja suaranya yang terlalu cempreng membuat Suku Elang langsung tahu kalau orang yang berada di balik topeng itu bukan Xiu Ming.

Mereka sontak maju menyerangnya... saat tiba-tiba saja Xiu Ming muncul entah dari mana, menegakkan tubuh Shen Jin dan menusukkan belatinya ke tubuh penyerangnya.

Dia langsung merebut belati itu, mengambil pedangnya lalu menebas musuh-musuhnya dengan cepat dan tanpa ampun. Sedangkan Shen Jin hanya membeku di tempat menyaksikan segalanya.

Begitu semua musuhnya gugur, Xiu Ming langsung mengalihkan perhatiannya kembali ke Shen Jin, lalu membuka topeng besinya dan mendapati wajah Shen Jin yang tersenyum padanya.

Malam harinya, para pelayan menyeret Shen Jin ke meja makan untuk merayakan kesuksesan mereka dan kehebatan dan keberanian Shen Jin dalam melindungi kediaman mereka ini. Bahkan Zi Tou pun terkagum-kagum padanya.

Shen Jin dengan rendah hati mengaku bahwa keberhasilannya melindungi kediaman Yongning bukanlah keberhasilannya seorang diri, melainkan juga berkat bantuan mereka semua.

Xiu Ming dan Xiu Yuan hanya menonton mereka dari kejauhan. Xiu Ming berterima kasih pada Xiu Yuan karena telah bekerja keras melindungi kota dan melawan Suku Elang, dan juga karena Xiu Yuan merahasiakan kepergiannya ke luar kota sehingga dia bisa terhindar dari hukuman istana.

Tapi Xiu Yuan mengaku bahwa itu sebenarnya berkat jasa Shen Jin. Saat mereka dalam keadaan krisis tadi, Shen Jin-lah yang menginstruksikannya untuk melindungi kota, sementara Shen Jin sendiri yang akan melindungi kediaman mereka ini.

Shen Jin mengusulkan itu agar Xiu Ming tidak gagal dalam menjalankan tugasnya. Xiu Yuan sendiri tidak tahu menahu tentang ide Shen Jin untuk menggunakan baju zirahnya Xiu Ming.

Xiu Ming tercengang menatap istri barunya itu. Tapi saat Xiu Yuan mengajaknya untuk bergabung bersama semua orang, Xiu Ming menolak dan memutuskan untuk kembali ke kamarnya saja.

Salah satu pelayan bernama Xiao Cong yang sepertinya naksir sama Xiu Yuan, langsung mendekatinya dan mencoba mengajaknya bergabung bersama mereka karena Xiu Yuan juga sudah berjasa melindungi kota dan semua penduduk.

Tapi Xiu Yuan menolak karena dia harus kembali ke barak. Maka Xiao Cong mencoba menawarkan kudapan buatannya sendiri pada Xiu Yuan, tapi Zi Tou tiba-tiba merebutnya dengan cemburu dan langsung memakan kudapan itu sebelum Xiao Cong sempat menghentikannya.

Geli, Xiau Yuan pun pergi. Xiao Cong ingin mengejarnya tapi Zi Tou langsung menghadangnya dan tanya apakah Xiao Cong menyukai tusuk rambut yang dia beli beberapa hari yang lalu.

"Aku tidak suka! Jangan memberiku apapun lagi setelah ini!" Kesal Xiao Cong lalu pergi. Zi Tou sedih mendengarnya, dia pasti sudah ditipu sama pedagang busuk itu.

Sudah mabuk, Shen Jin tiba-tiba saja menerobos masuk ke kamarnya Xiu Ming sambil nyerocos mengasihani Xiu Ming, dia sudah melalui masa-masa yang begitu sulit.

Setiap hari dia harus memakai baju zirah yang sangat amat berat, harus membawa pedang yang sangat berat, harus memakai topeng besi yang sangat berat, dan juga masih harus pergi berperang dengan tenang dan percaya diri.

"Kau harus menanggung beban seberat itu. Hiks! Tidak akan ada yang percaya padamu meskipun kau berkata jujur! Aku satu-satunya orang yang memahami hal itu karena aku sudah mengalaminya sendiri. Baju perangmu sangat berat, topengmu sangat berat dan pedangmu juga sangat berat! Aku benar-benar mengagumimu dari lubuk hatiku. Kau mendapat rasa simpati paling dalam dariku! Kalau kau butuh bantuanku, beri tahu aku. Itu adalah tugasku demi baju zirahmu!"

Xiu Ming geli mendengarnya. "Istri bisa memahamiku seperti ini, benar-benar membuatku merasa malu."

Tapi Shen Jin juga menuntut Xiu Ming untuk mengingat jasa-jasannya juga. Kali ini, dia telah berjuang mempertahankan kota dan melindungi kediaman ini. Jadi Xiu Ming harus memberinya hadiah. Xiu Ming harus menyetujui keinginannya meskipun Xiu Ming tidak menginginkannya.

"Istri sudah melindungi kediaman atas namaku kali ini dan mengambil resiko sebesar itu. Hal itu pasti tidak mudah. Baiklah. Kalau begitu, aku harus mencatat jasamu meskipun dengan enggan."

"Apa maksudnya 'dengan enggan'? Kau harus ingat kalau aku berjasa sangat besar."

"Baik, baik. Kau sudah berjasa besar."

"Kalau begitu, kau harus memberiku hadiah atas jasaku."

"Bukankah aku sudah memberikan kebebasan padamu? Hadiah apa lagi yang kau inginkan?"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments