Shen Jin benar-benar tidak curiga apapun pada kedua pria itu, apalagi efek obat tadi juga membuat badannya tidak enak sehingga pikirannya juga kurang fokus.
Di tengah jalan, Shen Jin melihat ada gazebo dan langsung saja duduk di sana tanpa memedulikan protes para pria itu. Kepalanya benar-benar pusing sekarang.
Dari obrolan para pria itu, ternyata mereka diperintahkan bos mereka untuk menculik istrinya Xiu Ming dan menggunakannya untuk mengancam Xiu Ming atas kekalahan mereka yang tempo hari.
Berhubung mereka sudah berhasil mendapatkan istrinya Xiu Ming, mereka harus membalaskan dendam saudara-saudara mereka pada istrinya Xiu Ming ini.
Xiu Ming pasti akan melakukan segala cara untuk menyelamatkan istrinya. Tapi mereka sudah menyiapkan jebakan. Gunakan nyawa wanita ini sebagai ganti nyawa Xiu Ming.
Shen Jin shock mendengar percakapan mereka. Tapi dia sudah terlalu lemah... lalu pingsan. Eh bukan, mati!
Kedua pria itu jelas kaget dan ketakutan. Apalagi bos mereka menyuruh mereka untuk menangkap wanita ini hidup-hidup. Apa yang harus mereka lakukan sekarang.
Saat itulah, Xiu Ming yang sedari tadi membuntuti mereka diam-diam dan mendengarkan segalanya, akhirnya mulai beraksi mendekati mereka diam-diam. Dan saat mereka hendak menyerangnya, Xiu Ming dengan cepat membalik senjata-senjata mereka untuk membunuh mereka.
Awalnya Xiu Ming mengira kalau Shen Jin cuma pingsan dan berusaha menyuruhnya untuk bangun dan pulang bersamanya. Tapi benar-benar tidak ada reaksi dari Shen Jin.
Bingung, Xiu Ming langsung mengecek napasnya, dan sontak tercengang menyadari Shen Jin benar-benar sudah mati. Xiu Ming benar-benar menyesal dan merasa bersalah sekarang.
"Aku sudah salah paham padamu. Kau bukan mata-mata dari suku Elang. Kau tidak sesuai dugaanku, kau bahkan sampai kehilangan nyawa. Aku bersalah. Bagaimanapun, kau tetaplah istriku. Sekarang kau sudah mati. Kau sangat berbakti. Kau datang kemari demi ibumu, aku akan merawat ibumu dengan baik. Aku akan membawamu pulang."
Xiu Ming pun membopongnya pulang dengan sedih dan membaringkannya di kamarnya. Dan terang saja Rou Rou langsung menangis sedih meratapi kematiannya... saat tiba-tiba saja Shen Jin bangkit dari kematian sambil terbatuk-batuk. Wkwkwk! Semua orang sampai kaget dibuatnya.
"Chu Xiu Ming ternyata kau masih punya hati nurani, efek obat kematian palsu ini sangat lama dan mengerikan..."
"Kenapa juga Nona memakan obat kematian palsu itu? Bagaimana kalau Nona benar-benar mati?" Cemas Rou Rou sambil membuka sedikit kerah bajunya Shen Jin agar dia bisa bernapas dan otomatis membuat liontin gioknya mencuat.
Kalung giok yang entah mengapa membuat Xiu Ming tercengang. Dia bahkan langsung menuntut Shen Jin untuk memberikan liontin gioknya itu padanya.
Bingung, Shen Jin langsung melepaskan liontin itu... tapi tunggu dulu, tidak semudah itu. Kenapa Xiu Ming menginginkan benda ini? Kenapa dia harus memberikan benda ini pada Xiu Ming hanya karena Xiu Ming menginginkannya?
Tapi Xiu Ming menolak menjawab dan langsung merebut paksa kalung giok itu. Kaget, Shen Jin refleks memengaginya erat-erat sambil jejeritan heboh... saat tiba-tiba saja Zi Tou menghantam lehernya dan sukses membuat Shen Jin pingsan. Pfft!
Xiu Ming tengah memandangi kalung itu dengan keheranan saat Zi Tou datang membawakan kotak berisi barang-barangnya Shen Jin... yang beberapa di antaranya adalah gambar kartunnya Xiu Ming dan buku tentang Jenderal Iblis.
"Bao Zi Tou, apa kau tahu akulah si jenderal iblis?"
"Di medan perang, anda memang Jenderal Iblis."
Zi Tou penasaran, apakah ada masalah dengan liontin giok itu? Lalu apa yang harus mereka lakukan dengan Shen Jin? Xiu Ming yakin kalau Shen Jin memiliki sesuatu yang dia inginkan.
"Kalau begitu, saya akan diam-diam mengawasi segala tindak-tanduk Nyonya."
"Pada saat yang tepat, aku harus mendapatkan jawaban langsung dari mulutnya."
Shen Jin akhirnya bangun dalam keadaan leher kaku dan mendapati Rou Rou sedang melamun menatap pintu yang tertutup. Tiba-tiba dia ingat dengan kalungnya dan langsung mau keluar untuk mendapatkan kalung itu kembali, tapi malah mendapati pintu kamar mereka digembok dengan gembok yang sangat besar.
"Kenapa dikunci?"
"Si janggut besar itu yang menguncinya. Dia khawatir kita akan kabur. Aku sudah memohon padanya selama setengah hari, tapi sia-sia saja."
"Si raja iblis itu terlalu picik. Dia terlalu meremehkanku!"
Xiu Yan melapor bahwa tidak ada yang aneh dengan suku Elang. Hanya saja, dia memperkirakan bahwa mereka sedang menyiapkan diri untuk melakukan penyergapan. Tapi, bagaimana dengan identitas Shen Jin?
Xiu Ming masih ragu. Sikap Shen Jin memang aneh, makanya dia harus tetap menyelidiki untuk memastikan apakah Shen Jin itu mata-mata atau bukan. Terus awasi dia.
Zi Tou melapor bahwa gembok yang dia gunakan untuk mengunci Shen Jin, menggunakan kunci khusus yang dibuat oleh pewaris Sekte Kunci Langit. Shen Jin tidak akan mungkin bisa kabur. (Err... benarkah?)
Nyatanya, sekarang Shen Jin malah sudah berhasil membuka gembok itu dengan hanya tusuk rambutnya. Pfft! Gembok semacam ini cuma mainan anak-anak baginya. Dia sudah pengalaman sejak kecil. Dia bahkan pernah lolos dari kurungan peti besi yang dibuat kakak-kakaknya untuknya dulu.
"Rou Rou, aku pergi sekarang."
"Nona mau ke mana? Mau meminta Jenderal mengembalikan liontin giok?"
"Apa dia akan mengembalikannya hanya karena aku memintanya? Aku tidak bisa melawannya dan tidak bisa sembarangan mencurinya. Jadi kalau aku menginginkan liontin giok itu kembali, aku harus mengakalinya. Tapi sekarang... aku mau balas dendam soal gembok ini dulu!"
Maka saat Xiu Ming cs masih sibuk berdiskusi tentang musuh-musuh mereka, Shen Jin tiba-tiba saja mengejutkan semua orang dengan menutup pintu dan menggemboknya sambil ngomel-ngomel merutuki Xiu Ming.
"Kau ingin mengunciku dengan kunci abal-abal? Kuberitahu kau, Nyonya Besar ini keluar dari kamarnya dengan kepala tegak! Kau mau mengurungku? Tidak mungkin! Akui kesalahanmu dan kembalikan benda itu padaku! Sekarang aku akan keluar rumah dan bersenang-senang. Tunggu emosiku reda, aku akan kembali untuk membuat perhitungan denganmu!"
Xiu Ming jelas kesal saat melemparkan kunci gembok itu ke Zi Tou dan langsung memerintahkannya untuk mengawasi ke mana Shen Jin pergi.
Shen Jin melihat kudanya Xiu Ming di luar dan langsung punya ide untuk menggunakan kuda itu jalan-jalan keliling kota.
"Bang Kuda, kau lagi nganggur kan? Aku tidak tahu jalanan di sekitar sini. Jadi aku mengandalkanmu untuk membawaku ke tempat-tempat yang menyenangkan. Tunggu aku puas makan-makan dulu, aku pasti tidak akan memperlakukanmu dengan buruk."
Tapi si kuda tidak mendengarkannya, malah santai saja pergi duluan meninggalkannya. Shen Jin sendiri jelas tidak tahu bagaimana cara mengendalikan kuda.
Bahkan saat akhirnya dia berhasil menaikinya, dia tidak tahu bagaimana cara menghentikannya dan asal saja main perintah menyuruh si kuda berhenti seolah si kuda bakalan ngerti omongannya. Dan jelas saja si kuda tidak mengerti dan jalan terus... hingga mereka tiba di gerbang kota.
Shen Jin sudah senang saja mengira si kuda bakalan mengajaknya keluar kota, tapi seorang penjaga gerbang tiba-tiba menghadangnya karena dia mengenali kuda itu tapi tidak kenal sama Shen Jin, jadi dia mengira kalau Shen Jin mencuri kudanya jenderal.
Shen Jin berusaha membela diri dan memberitahu kalau di adalah istrinya jenderal, tapi si penjaga gerbang tak percaya dan langsung memerintahkan para pengawal untuk menangkap Shen Jin. Untung saja Zi Tou muncul saat itu untuk menyelamatkannya.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam