Sinopsis Game Sanaeha (Game of Love) Episode 1 - 1

Sinopsis Game Sanaeha (Game of Love) Episode 1 - 1



Seorang wanita muda tengah berjuang melahirkan bayinya di ruang operasi. Pada saat yang bersamaan, seorang pria baru tiba di rumah sakit. Dia berjalan santai menuju ruang operasi. 

Tapi setibanya di sana, dia langsung dihadang oleh oleh kedua orang tua si wanita. Pria itu sepertinya suaminya si wanita yang tengah melahirkan, tapi orang tua wanita itu panik mencegahnya dan berkata. 

"Jangan lakukan itu, Nai!"

Entah apa maksudnya. Tapi pria itu tetap masuk ke ruang operasi. Alih-alih bersimpati melihat penderitaan istrinya, pria itu malah menatapnya dengan dingin. Dia bahkan diam mematung saat istrinya berusaha meraihnya. 

Saat akhirnya wanita itu berhasil melahirkan bayi lelakinya, akhirnya kita tahu maksud ucapan kedua orang tua wanita itu.


Pria itu bahkan tidak membiarkan wanita itu melihat bayinya dan berkata pada suster bahwa hanya dia seorang yang boleh melihat bayi itu karena dialah ayah bayi itu.

"Tapi aku adalah ibunya, Luckanai!" Protes sang ibu.

"Ibu? Kau mungkin lupa akan ucapan dan perbuatanmu, Khun Muanchanok." Sinis Luckanai lalu pergi membawa bayinya, meninggalkan Muanchanok yang hanya bisa menangis seorang diri di sana.

Apa yang sebenarnya terjadi?... Marilah kita kembali ke masa 2 tahun sebelumnya.

London, Inggris.



3 mahasiswa berjalan menuju ke sebuah mobil saat tiba-tiba saja sebuah mobil lain berhenti mendadak beberapa senti dari ketiga mahasiswa itu. Muanchanok (Taew Nataphon) keluar dari dalam mobil itu dan langsung melabrak salah satu mahasiswi dan menuduh mahasiswi itu mencuri proyeknya.

Si mahasiswi yang ternyata fasih berbahasa Thailand itu menyangkal tuduhan Nok. Tapi Nok tak percaya dan sontak melempar mapnya ke mahasiswi itu. Bagaimana dia bisa percaya, mahasiswi itu pernah meminjam laptopnya Nok lalu proyeknya itu menghilang setelah itu dan proyek yang dia presentasikan sama persis seperti miliknya.

Kesal, wanita itu akhirnya mengakuinya dengan sinis. "Kau berani mengkritik proyekku sebelumnya, jadi sekarang aku mempresentasikan proyekmu seperti ini. Bukankah itu bagus? Beginilah hidup, hidup tidak selalu harus menaati aturan. Terkadang, hidup harus menghadapi kecelakaan. Aku mau pergi dulu yah, mau mengetes mobil baru hadiah kelulusanku."


Kesal, maka Nok dengan sengaja memundurkan mobilnya dan menabrak mobil baru si mahasiswi. Lalu dengan tampang tanpa dosa, dia berkata.

"Maaf. Beginilah hidup, hidup tidak harus selalu menaati peraturan. Terkadang, hidup harus menghadapi kecelakaan."

Si mahasiswi kesal dan bersumpah akan melaporkan Nok sampai Nok dikirim kembali ke Thailand. Nok santai, dia memang akan kembali ke Thailand kok, kan dia sudah lulus. 

"Tidak seperti seseorang yang..." Nok sengaja memutar rekaman... saat wanita itu mengakui kecurangan yang dilakukannya tadi. Pfft! Pinter.

"Asal kau tahu saja. Apapun yang menjadi milikku, aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilnya semudah itu. Byeee~~~" Nok pun pergi sambil mencium foto kedua orang tuanya. Dari foto itu, sepertinya mereka adalah keluarga bahagia.


Setibanya di Thailand, Nok langsung menelpon Ayahnya dan mengucap happy anniversary untuk pernikahan mereka, yaitu hari ini. 

Dia mengingatkan Ayah untuk tidak lupa membawa Ibu makan malam di restoran favorit mereka. Dia juga sudah membantu mereka untuk booking restoran. Pokoknya Ayah tidak boleh beralasan sibuk. Oke, Ayah mengiyakannya.

Selesai itu, Nok gantian menelepon ibunya yang mengaku kalau dia lagi meni-pedi dan berjanji akan selfie mesra dengan Ayah nanti.

 

Tapi begitu mereka selesai menelepon, senyum di wajah mereka sirna seketika dan kita melihat kalau mereka berdua sebenarnya sedang duduk bersama di depan seorang petugas sipil... untuk menandatangani surat cerai. (OMG! Bisa-bisanya mereka nggak bilang ke Nok kalau mau cerai) 

Ibu cemas apakah Nok akan bisa menerima ini nantinya. Ayah juga cemas, mungkin juga tidak. Melihat kegalauan mereka, si petugas dengan pedenya menarik kembali surat cerai mereka, mengira mereka akan batal cerai.

Tapi tidak, pasutri itu sontak menariknya kembali dan tetap menjalankan keputusan mereka, dan bersama-sama mereka saling menandatangani surat cerai.


Si petugas berkata bahwa mereka harus memiliki dua saksi. Mereka tidak membawa saksi, tapi Ibu tidak kekurangan akal. 

Saat melihat sepasang kekasih yang sedang mendaftarkan pernikahan mereka di meja sebelah, dengan santainya ia meminta pasutri baru itu untuk menjadi saksi perceraian mereka setelah mereka selesai mendaftarkan pernikahan mereka nanti. Pfft! Tega!


Resmi bercerai, mereka makan malam di resto yang dibooking Nok. Restoran kenangan mereka, di mana 25 tahun yang lalu, di restoran inilah Ibu menerima lamaran Ayah. 

Mereka diem-dieman awalnya, tapi dengan cepat mereka mulai ribut dan sindir-sindiran. Tapi demi putri mereka, Ayah akhirnya mengajak Ibu untuk selfie untuk dikirim ke putri mereka sebelum pergi.

Ibu setuju, dia memang punya janji penting dengan teman-temannya malam ini. Maka mereka pun mulai mengeluarkan ponsel lalu pura-pura pose mesra ke kamera... tepat saat Nok mendadak nyempil di tengah mereka dan kontan membuat Ayah-Ibu melotot ngeri.


Mereka lalu duduk bersama. Nok penasaran, berapa umur pernikahan mereka sekarang? Canggung, Ayah dan Ibu hampir saja mau memberitahukan kebenarannya, tapi Nok mendadak menyela mereka untuk menjawab sendiri pertanyaannya. 

"Sayang sekali aku tidak bisa bergabung bersama kalian selema bertahun-tahun. Tapi sekarang aku sudah kembali. Jadi kita harus kembali lagi kemari tahun depan."

Tak enak, Ayah dan Ibu mengiyakannya saja. Ibu lalu memanggil pelayan untuk minta menu. Tapi Ayah melihat sebuah map warna di samping Ibu. Ayah sontak mengomeli Ibu, jelas-jelas itu buku menu ada di sampingnya. 

Dengan santainya Ayah menyerahkan map biru itu ke Nok yang langsung membukanya. Pelayan datang sedetik kemudian untuk menyerahkan buku menu yang bentuknya sama persis seperti map biru yang Ayah serahkan pada Nok barusan. Ayah dan Ibu kontan shock. Hah? Kenapa?


Oh, ternyata setelah akta cerai mereka jadi, Ibu melihat si pengantin baru di meja sebelah mendapat map biru untuk menyimpan akta pernikahan mereka dan Ibu langsung latah meminta map biru juga untuk menyimpan akta cerai mereka. Wkwkwk!

Jadi map biru yang dibaca Nok sekarang adalah akta cerai kedua orang tuanya, dan jelas saja dia langsung shock dan menuntut penjelasan.


Tidak terima, Nok langsung keluar dari sana. Saat melihat Ayah dan Ibu mengejarnya, dia asal saja masuk ke toilet, tak peduli biarpun itu toilet cowok dan mengunci dirinya di sana.

"Kenapa? Kalian sudah berjanji untuk tidak bercerai! Ayah dan Ibu sudah berjanji padaku." Tangis Nok

Ibu dengan santainya meyakinkan Nok bahwa ini zaman modern, banyak kok pasangan yang bercerai, tidak perlu lebay. Ayah dan Ibu sudah tidak cinta lagi. Jangankan cinta, saling melihat satu sama lain saja, rasanya eneg. Mereka sangat menderita.

Kesal melihat cara Ibu yang nggak banget dalam menjelaskan perkara ini, Ayah langsung mengusir Ibu dengan mengingatkan Ibu bahwa dia punya janji penting. Biar Ayah sendiri saja yang bicara pada Nok. Ia akan mencoba menjelaskannya sedikit demi sedikit agar Nok bisa memahaminya. Ibu ragu sebenarnya. Tapi tepat saat itu juga, ponselnya berbunyi. Terpaksalah akhirnya ia pergi.


Ayah meminta maaf pada Nok karena tidak menepati janjinya. Tapi ia meyakinkan Nok bahwa mereka berdua sudah berusaha yang terbaik untuk mempertahankan rumah tangga mereka.

Nok sungguh tidak mengerti. Kenapa Ibu mengatakannya seolah selama 25 tahun ini ia tidak bahagia? Bukankah selama ini mereka bertiga hidup bahagia?

Ayah membenarkan bahwa mereka bertiga memang memiliki masa-masa bahagia. Tapi kebahagiaan antara Ayah dan Ibu sudah berakhir. Nok tak percaya, dia tahu kalau selama ini Ayah-lah yang selalu bertahan, jadi ini pasti salah Ibu.

Pasti Ibu yang ingin bercerai, makanya Ayah terpaksa menyetujuinya. Ayah diam saja, tak tahu harus berkata apa. Reaksinya itu membuat Nok semakin yakin dengan dugaannya. Nok harus bicara dengan Ibu. Karena itulah, dia langsung keluar dari sana untuk menyusul ibunya.


Begitu keluar dari gedung, Ibu langsung disusul seorang pria muda yang tak lain adalah Luckanai (James Jirayu). Dia datang membawakan sebuket bunga besar untuk Ibu dan mengucap selamat untuk Ibu karena sekarang ia sudah single lagi. 

Nok keluar tepat saat dia melihat Ibu masuk ke mobil Nai. Kebetulan ada bajaj yang baru berhenti di depan hotel, Nok sontak naik dan menyuruh supir untuk membuntuti mobil itu hingga mereka tiba di sebuah hotel lain. (Hah? Jangan bilang dia kekasihnya Ibu?)

Post a Comment

0 Comments