Sinopsis So Wayree Episode 4 - 2

"Kau benar-benar ingin tertabrak mobil sampai mati? Hah?" Omel Prin.

"Lepasin!"

"Tidak akan. Kalau kau ingin mati, akan kubiarkan kau mati di sini dan bukannya tertabrak mobil sampai mati. Akulah yang akan menghancurkanmu. Mau atau tidak?"

Prin tiba-tiba mendekat mau menciumnya dan Mitra bahkan tidak melawannya lagi, malah menutup mata menanti ciumannya. Tapi Prin tidak melakukannya dan langsung menarik diri.

Tapi saat Mitra mau kabur, Prin tiba-tiba saja menariknya dan menciumnya paksa... dan langsung dapat tamparan dari Mitra.

"Kau tidak punya hak melakukan hal ini padaku!"

"Bagaimana denganmu sendiri? Apa hakmu membuatku tergila-gila padamu, menjadi orang bodoh yang kau tipu sekian lama? Kau sudah terlalu banyak menghina cintaku! Jadi kau pantas mendapatkan ini sebagai balasannya."

Prin langsung menciumnya lagi... hingga akhirnya Mitra berhenti melawannya. Tapi begitu Prin melepaskannya, Mitra sontak menangis dan membuat Prin jadi merasa bersalah.

"Aku benar-benar lelah. Sejak saat aku bertemu denganmu, hidupku benar-benar sangat melelahkan. Game-mu, kau sudah memenangkannya. Aku mengaku kalah. Karena itulah, mari kita akhiri sampai di sini." Mitra langsung pergi, meninggalkan Prin dalam rasa bersalahnya.


Begitu pulang, Chen langsung memprotes segala perbuatan ibunya hari ini. Dia tidak terima Ibu menjodohkannya dengan wanita lain dan mempermalukan Pam di hadapan para reporter.

Nanthawan sinis. Pam pasti berlinang air mata dan berakting sedih untuk membuat dirinya sendiri tampak menyedihkan biar dia terlihat seperti pemeran antagonis.

"Aku bisa berpikir sendiri. Aku tidak perlu memerlukan siapapun untuk menuntunku dalam segala hal."

"Memangnya apa yang bisa kau pikirkan sendiri atau kau lakukan sendiri?"

Chen sontak terdiam kalah. Karena inilah Nanthawan harus selalu melakukan segalanya demi Chen. Dia hanya tidak mau Chen gagal total.

"Ibu melakukannya untukku atau untuk melindungi image Ibu sendiri?"

"Apapun alasannya, kau tidak perlu peduli. Ingat saja bahwa ini demi kebaikan semua orang. Kau harus percaya pada ibu dan bukannya pada si wanita yang pintar akting itu."

Nanthawan mungkin tidak akan mengatakan apapun jika Chen mengencani wanita itu hanya untuk bersenang-senang. Tapi untuk menjadi menantunya, wanita itu harus lebih baik.

"Tapi aku mencintai Pam."

"Lalu pernahkah kau tanya padanya, apakah dia mencintaimu atau mencintai uangmu?"

Chen ngotot kalau Pam mencintainya juga, dia yakin. Dia janji akan membuat Ibu melihat cinta mereka pada satu sama lain.

Pam ditelepon manajernya yang mengabarkan bahwa berita tentang dirinya di pesta tadi, sekarang sudah viral. Pam jelas kesal, dia tidak mau membaca apapun isi berita itu dan menyuruh si manajer untuk menanganinya sendiri. Pam tidak terima, tidak akan dia biarkan siapapun menghina dan menginjak-injaknya.

Mitra mendatangi Na dengan berlinang air mata. N benar-benar prihatin melihatnya, apa Mitra ingin papanya menangani Parin untuk Mitra? Parin tidak berhak melakukan hal seperti ini pada Mitra.

"Dosa dan karma apa yang telah kulakukan, Na? Kenapa aku harus bertemu dengan pria semacam itu?!"

"Lalu apakah Nai parin bersedia mengakhiri hubungannya denganmu? Apa kau ingin aku bicara dengannya?"

"Tidak perlu. Lebih baik biarkan saja ini berakhir seperti ini saja."

Na penasaran. Tapi dia ingin Mitra menjawab dengan jujur. "Kau mencintai Nai Parin, kan?"

Pertanyaan itu sontak membuat Mitra terdiam sedih teringat berbagai kata-kata dan perbuatan kasar Prin terhadapnya. Mitra sontak menyangkal dan menangis makin sedih. Prihatin, Na langsung merangkulnya dan membiarkan Mitra menangis dalam pelukannya. Sayangnya dia tidak tahu kalau Prin sendiri juga menderita.


Traitot baru pulang dan mendapati Kirt sudah menunggunya di kamar. Tadi dia mendapat telepon dari lokasi syuting yang mencari-cari keberadaan Kirt. Dia pergi ke mana seharian? Judi lagi?

Kirt membenarkannya dengan kesal. Dia capek nungguin uang yang lama datangnya, makanya dia pergi ke tempat itu. Berusaha bersabar, Traitot berusaha menasehatinya untuk berhenti, judi tidak pernah membuat siapapun jadi kaya.

Kirt sudah punya karir yang bagus, andai saja dia tidak menghabiskannya dengan asal-asalan atau ingin menjadi kaya dengan jalan pintas, dia tidak akan bangkrut.

Kirt tidak terima diomeli. Lebih baik dia pergi saja ke orang lain yang lebih bisa mengurusnya. Traitot mendadak panik dan langsung memeluknya erat sambil meminta maaf dan menyatakan cintanya, dia janji akan memenuhi janjinya dan mengurus Kirt. Lalu terjadilah hal semacam itu. (Iiiih! Aku nggak nyaman banget ngelihat adegan mereka)

Dari percakapan mereka, jelas Traitot memang sengaja mendekati Mitra. Sayangnya biarpun dia mengetahui rahasianya Mitra dan bisa saja memanfaatkan itu untuk keuntungannya sendiri, tapi Mitra juga mengetahui rahasianya terkait informasi harga yang dia kirim ke Chen. Dan sekarang Mitra mengawasi segala gerak-geriknya, posisinya bahkan terancam sekarang.

Tapi dia meyakinkan Kirt untuk tidak khawatir. Dia pasti akan menemukan cara lain. Kirt lakukan saja apapun yang dia inginkan. Kirt tersenyum manis dan berkata kalau dia mempercayai Traitot, tapi jelas dia sebenarnya kesal banget. (Hadeh, Traitot, Traitot, jelas-jelas dia cuma dimanfaatin sama Kirt) 


Mitra menangis menatap kedua anaknya. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Bibi Waew terburu-buru datang dengan cemas dan Mitra langsung menangis dalam pelukannya.

"Bibi, apa yang harus kulakukan dengan pria ini. Semakin aku mengusirnya, kenapa dia malah semakin dekat? Semakin dekat dia, semakin aku terluka."

Bibi Waew prihatin. Karma apa yang menimpa Mitra ini? Tapi... "Kau sebenarnya membencinya sekaligus mencintainya, kan?"

Mitra sontak menyangkal keras. "Aku tidak mencintainya! Aku membencinya! Aku membencinya! Aku membencinya!"

Cemas, Bibi Waew sontak menariknya ke dalam pelukannya dan berusaha menenangkannya.


Keesokan harinya, Traitot bermulut manis pada Poramin tentang Mitra yang menurutnya akan menjadi perhatian banyak orang sebagai pengusaha baru berbakat.

Tapi tiba-tiba dia terang-terangan mengklaim bahwa dia suka sama Mitra. Poramin seperti biasanya, sangat mempercayai Traitot dan suka dengan keterusterangannya. Dia tidak akan menghalangi mereka, tapi dia juga tidak akan memaksa. Traitot pasti belum mengatakannya pada Mitra kan? Poramin hanya akan mendoakan semoga cintanya Traitot diterima sama Mitra.

Saat Mitra menyerahkan laporannya, Poramin tiba-tiba tanya apakah Mitra suka bekerja di sini. Mitra berkata lumayan, dan ada Traitot yang membantu pekerjaannya juga.

"Sepertinya Traitot tertarik padamu. Dia mengaku sendiri pada ayah."

"Mengaku apa?"

"Bahwa dia tertarik padamu. Mitra, kau harus memberinya kesempatan. Sepertinya dia orang baik." Ujar Poramin. Mitra jelas tak senang mendengarnya, tapi dia tidak mengatakan apapun melawan ayahnya.

Tak lama kemudian, Mitra pun mengonfrontasi Traitot. Dia yakin Traitot mau memerasnya, apa yang Traitot inginkan? Traitot menyangkal dan langsung menyatakan cintanya, mengklaim kalau dia hanya ingin Mitra memberi mereka berdua kesempatan untuk menjalin hubungan.

"Kurasa aku sudah memperjelasnya, jangan melewati batas."

"Aku tahu, tapi aku tidak bisa menghentikan hatiku. Dan lagi, menurutku jika kita berkencan, itu akan menguntungkanmu juga."

"Maksudnya?"

Traitot mengklaim kalau dia bisa membantu Mitra menghalangi Khun Parin dari hidupmu. Dia tidak tahu hubungan apa yang mereka miliki. Tapi yang pasti, dia yakin kalau Mitra tidak ingin ayahmu mengetahui masalah ini. Makanya lebih baik mereka pacaran saja agar Parin tidak akan datang dan mengganggu Mitra lagi.

"Aku tidak akan memaksamu. Cobalah pikirkan tawaranku ini. Jika Khun Parin tahu bahwa kau tidak bisa diganggu lagi, maka kau akan baik-baik saja."

"Sepertinya kau lupa bahwa aku pernah mengabaikan kesalahanmu satu kali."

"Kesalahanku terlalu kecil dibandingkan masalahmu dengan Khun Parin." Sindir Traitot. "Pikirkanlah."

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam