Di kampus, teman-temannya Nazli penasaran sama pekerjaan barunya itu. Dia bahkan tidak bisa berinteraksi dengan baik dengan dosen. Bagaimana dia bisa berinteraksi dengan bosnya?
"Mudah saja. Kami tidak perlu saling bertemu. Aku kerja mulai dari jam 12.00 sampai jam 17.00. Aku datang setelah dia keluar dan aku pergi sebelum dia pulang. Beres."
Nazli yakin tidak akan dipecat asalkan mereka tidak perlu saling bertemu. Karena kalau mereka bertemu, mereka mungkin akan bertengkar. Soalnya bosnya itu punya beberapa aturan aneh di rumah yang wajib ditaati. Itu rumah apa camp militer? Heran deh.
Segalanya harus diatur dengan serapi-rapinya. Pokoknya bosnya tuh tipe orang kaya yang megalomania. Tapi bodo amat sama bosnya itu. Dialah bos di dapur. Kalau bosnya itu keberatan, dia akan pergi.
Pada saat yang bersamaan, Ferit makan siang dengan Engin dan menceritakan tentang koki barunya dan masakannya yang dia kasih nilai 8. Namanya Nazmiye. Dari namanya dan ketelitiannya dalam memasak, Ferit yakin dia pasti seorang wanita tua. Mana ada gadis muda yang punya kesabaran memasak dengan begitu teliti.
Mungkin karena orang tua, makanya dia seenaknya meletakkan bumbu di meja dapur dan membuat beberapa perubahan. Tapi menjadi orang tua bukan berarti dia bisa melakukan segala hal seenaknya, itu kan tetap rumahnya. Kalau wanita itu keberatan, dia boleh pergi.
Mengalihkan topik, Engin mengingatkan Ferit bahwa minggu ini mereka harus makan bersama di rumah peternakan. Ibunya Ferit sudah lama menunggu. Tapi Ferit tidak bisa datang, dia sibuk banget. Dia bahkan langsung pergi menghindar sebelum Engin sempat meneruskan keluhannya.
Nazli baru datang dan mendapati Asisten sedang memberikan berbagai instruksi pada pembersih rumah baru. Intinya dia dilarang memindahkan barang-barang dan segalanya harus rapi serapi-rapinya. Dan pada Nazli, dia memperingatkan Nazli untuk tidak perlu menulis pesan apapun. Yang perlu dia lakukan cuma masak lalu pulang.
Nazli mesem saja, padahal sebenarnya dia kesal. Setelah Asisten pergi, Nazli langsung menggerutu sambil mengeluarkan beberapa selai yang malah disimpan di kulkas padahal seharusnya semua itu tidak disimpan di kulkas.
Saat dia tengah memasak, tiba-tiba ada seorang pria dan anak kecil yang datang mengejutkannya. Mereka siapa? Pria itu memperkenalkan dirinya adalah Tarik, supirnya Ferit merangkap asisten. Sedangkan anak kecil ini namanya Bulut, dia keponakannya Ferit.
Mereka datang untuk mengambil mainannya Bulut yang ketinggalan. Tarik menjelaskan bahwa mereka mendengar Ferit punya koki baru, makanya mereka mau mengagetkan Nazli sedikit. Bulut langsung meminta Nazli untuk mengambilkan mainannya, ada di ruang tamu.
Nazli menolak tegas. "Kalau kau menginginkan mainanmu, maka kau harus pergi dan mendapatkannya sendiri. Lagipula aku tidak diperbolehkan memasuki ruangan lain selain dapur."
"Omong kosong. Bagaimana kalau kau perlu ke toilet?" Tanya Bulut sok dewasa. Tapi dia benar juga sih emang.
Tarik mengajaknya untuk mengambil mainannya sekarang dan pulang. Tapi Bulut menolak dan mengklaim bahwa ibunya bilang kalau dia boleh di sini sampai kapanpun dia menginginkannya. Jadi dia mau main sebentar di ruang tamu.
"Kalau kau mau, kau boleh ikut dan main bersama." Ujar Bulut mencoba mengajak Nazli main.
"Aku ingin sekali. Tapi seperti yang kau lihat, aku punya banyak pekerjaan di dapur."
"Kalau begitu aku main sendiri deh."
Di kantor, Ferit sedang rapat bersama Zeynep - adiknya yang sekaligus ibunya Bulut, suaminya Zeynep dan Engin, membahas tentang proyek mereka. Zeynep dan suaminya sama-sama menyetujui proyek ini, tapi ada satu masalah kecil.
"Ibu kita menunggu kapan kita bisa sarapan bersama?"
Zyenep rasa kali ini mungkin akan terjadi sesuatu. Engin setuju, dia juga setiap hari ditelepon sama Nyonya Leman (ibu mereka) dan terus menerus ditanya kapan mereka akan datang. Ferit tak bisa menghindar lagi dan akhirnya setuju untuk datang hari minggu nanti.
Nazli melanjutkan masaknya sambil menelepon Fatos dan menceritakan tentang keponakannya Ferit yang cerewet itu. Bulut tiba-tiba minta dibawakan jus, Nazli menolak karena dia sedang sibuk dan menyuruh Bulut untuk mengambilnya sendiri.
Bulut jadi sebal, game-nya mati lagi, ini gara-gara Nazli. Nazli terpaksa harus mengakhiri teleponnya untuk mengecek Bulut dan mendapati ruang tamu itu sudah sangat berantakan.
Bulut mengaku kalau dia harus pulang sebelum ibunya pulang dan memohon pada Nazli untuk merahasiakan dirinya yang main game di sini. Nazli setuju untuk merahasiakannya, tapi terlebih dulu dia mengajak Bulut untuk membantunya membereskan semua mainannya ini.
Bulut setuju. Tapi... "Nazli, haruskah kita juga merahasiakan bahwa kau masuk ke ruang tamu?"
"Tentu saja."
Setelah Bulut pergi, Nazli menyelesaikan masakannya. Tapi dia mengabaikan peringatan si asisten dan kembali menulis pesan yang dia tempel di oven.
Saat Ferit pulang, dia langsung tak senang melihat botol-botol selai dan bumbu-bumbu di meja dapur. Tapi pada akhirnya dia tidak mempermasalahkannya karena dia suka sama masakannya Nazli.
Keesokan harinya saat Nazli datang, dia malah mendapati semua bumbu sudah tidak ada lagi di meja dapur. Nazli kesal.
Dan begitu terus selama beberapa hari berikutnya. Nazli menaruh beberapa bumbu yang menurutnya perlu diletakkan di meja dapur, seperti garam. Tapi keesokan harinya, Ferit selalu menyingkirkan semuanya.
Dan selama itu mereka terus menerus berkomunikasi via post-it. Dan biarpun mereka tidak pernah sejalan, tapi Ferit menyukai semua masakannya Nazli.
Gara-gara Ferit ngotot memperingatkan Nazli untuk tidak menempelkan pesan di sembarang tempat dan tidak menaruh garam di meja dapur, Nazli dengan sengaja membawa balon-balon ke dapur lalu menempelkan pesan-pesannya di tali-tali balon-balon itu.
Suatu hari saat Nazli baru datang, tiba-tiba dia berpapasan dengan bibi cleaning service yang hendak keluar sambil menggerutu kesal merutuki pemilik rumah ini dan asistennya. Dia bahkan mendoakan semoga Allah memberi Nazli kesabaran untuk menghadapi orang-orang di rumah ini.
Ternyata dia barusan dipecat dan sekarang Asisten harus mencari cleaning service yang baru. Apa Nazli mengenal seseorang yang bisa dia pekerjakan?
"Saya saja!" Ujar Nazli menawarkan diri.
Rumah ini sebenarnya sudah cukup bersih, dia juga sudah terbiasa dengan segala aturan di rumah ini. Dia bisa datang satu jam lebih awal dan pulang satu jam lebih lama. Jadi mereka bisa memberikan gaji dan asuransi cleaning service padanya saja.
Hmm, boleh juga. Oke, Asisten setuju. Tapi sekali lagi dia memperingatkan Nazli untuk tidak menulis pesan-pesan konyol semacam itu lagi. Asisten pun pergi, Nazli sontak menjerit kegirangan bisa mendapatkan gaji dobel.
Hari ini sepertinya dia benar-benar beruntung karena kemudian dia menemukan pesan dari Ferit yang memberitahu kalau dia tidak akan makan di rumah hari ini dan mengizinkan Nazli untuk pulang lebih cepat.
Fatos sampai heran melihat Nazli pulang cepat hari ini. Nazli dengan riang memberitahu kalau bosnya tidak akan makan di rumah hari ini. Bosnya itu cuma ingin menyiksanya dengan menyuruhnya datang lalu menyuruhnya pergi.
Fatos memberitahu Nazli bahwa dia mendapat panggilan untuk pekerjaan di sebuah pesta organisasinya para orang-orang kaya. Nazli malas dan menyuruh Fatos pergi sendiri.
Tapi Fatos pantang menyerah dan terus membujuk Nazli untuk pergi bersamanya. Selain bisa mendapatkan uang, siapa tahu mereka bisa mendapatkan partner. Lagian Nazli butuh uang untuk beli ponsel baru kan? Nazli akhirnya menyerah dan setuju.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam