Sinopsis So Wayree Episode 3 - 6

Mereka bertemu di pinggir sungai, Prin langsung sumringah melihatnya datang tapi Mitra to the point menanyakan apa yang Prin inginkan.


"Main game."

"Aku tidak mau main."

"Kau tidak punya hak untuk meninggalkan game yang kau mulai sendiri tanpa persetujuanku."

"Sudah kubilang kalau aku tidak mau main."

Kalau begitu, Prin akan memberitahu kedua orang tua Mitra tentang betapa buruknya putri mereka. Jika Mitra tidak mau kedua orang tuanya tahu dan kecewa dengan putri mereka yang nakal, maka Mitra harus meneruskan game ini.

Mitra kesal. "Game apa yang ingin kau mainkan?"

"Tidak akan kukasih tahu, pokoknya kau harus mengikutinya."

"Sinting!"

"Si sinting yang takkan pernah bisa kau bayangkan."


Mitra tiba-tiba berubah sikap dan menerima tantangannya. "Dipikir-pikir, sepertinya akan menyenangkan."

Prin mungkin belum mengenal kepribadikannya dengan baik. Jika Mitra bertekad untuk perang, dia tidak akan mundur. Dan terkait diganggu pria sinting seperti Prin dan memainkan perang psikologi, Prin bahkan tidak ada setengahnya dari apa yang pernah Mitra temui sebelumnya. Jika Prin sungguh-sungguh, maka silahkan saja.


Keesokan harinya, sekretarisnya Prin memberikan undangan pesta Asosiasi Bisnis Real Estate. Tapi Prin menolak pergi, dia bahkan tidak mau melirik undangan itu dan tak peduli biarpun ini perintah pak presdir.


Sementara itu di Emperor, Traitot memberitahu Mitra bahwa ayahnya Mitra menyuruh mereka berdua untuk menghadiri acara itu. Mitra jelas tak senang saat membaca nama Sirimantra dalam daftar perusahaan yang diundang. Tapi dia tak gentar dan memutuskan untuk tetap menghadiri acara itu.

Traitot kurang setuju karena Prin juga pasti hadir. Tapi Mitra bersikeras dan dengan ketus mengingatkan Traitot bahwa Traitot tidak perlu memikirkan apapun untuknya. Yang perlu Traitot lakukan hanyalah melakukan tugasnya sebaik mungkin. Jangan membuatnya berpikir kalau ayahnya menyia-nyiakan uangnya untuk menggaji Traitot.

Berusaha menahan kesalnya, Traitot mengklaim kalau dia hanya memikirkan perasaan Mitra. Dia hanya bermaksud baik. Dia sama sekali tidak bermaksud melewati batas.

"Terima kasih. Kalau sudah tidak ada urusan lagi, maka silahkan pergi." Usir Mitra dan Traitot langsung pergi sambil berusaha keras menahan emosi.


Chen akhirnya membawa Pam menemui ibunya. Tapi Nanthawan tampak jelas tidak suka padanya dan lebih fokus makan. Bahkan saat Pam menyayangkan absennya Chatchai, Nanthawan dengan ketus berkata bahwa suaminya punya urusan lebih penting untuk dilakukan.

Pam tetap pantang menyerah, malah jadi lebih agresif dengan berkata bahwa dia akan membawa ibunya juga dalam pertemuan mereka selanjutnya biar kedua calon besan bisa saling mengenal.

Nanthawan tidak setuju. Dia lebih suka mereka menjalani hubungan mereka dan saling mengenal lebih jauh secara pelan-pelan saja. Tidak perlu terburu-buru. Chen canggung, dia tidak enak sama Pam, tapi pada akhirnya dia setuju sama ibunya.

"Dan lagi, pekerjaannya Chen sekarang ini masih belum stabil. Nai Parin terus menerus menghalangi jalannya. Hanya setelah kita bisa menangani masalah itu, baru kita bisa membicarakan masalah ini."

Seharusnya Pam juga membantu Chen. Dua orang saling membantu satu sama lain, saling mengencani satu sama lain, saling mencintai satu sama lain, seharusnya bisa saling menyemangati satu sama lain dan bukannya saling menyeret satu sama lain ke dalam jurang dengan melakukan hal-hal konyol seperti sebelumnya.

Chen benar-benar tak enak pada Pam dan berusaha menyemangatinya dengan memberinya udang. Tapi bahkan sebelum dia sempat melakukannya, Nanthawan tiba-tiba mengklaim kalau dia ingin makan udang. Chen galau, tapi pada akhirnya dia lebih memilih ibunya dan memberikan udangnya pada Nanthawan.


Pam benar-benar kesal dengan semua ini. Tapi seperti biasanya, dia langsung berakting sok baik dan sok manis di hadapan Chen, mengklaim kalau dia tidak marah.

Dengan lancarnya dia bersikap seolah dia memahami ibunya Chen. Apa yang dikatakan ibunya Chen tadi benar. Ibunya Chen lebih tua, beliau lebih mengerti tentang kehidupan. Beliau pasti khawatir karena apa yang terlalu terburu-buru itu tidak baik.

Pam meyakinkan kalau dia serius dengan cinta mereka. Dia rela melakukan apapun demi melindungi cinta mereka. Chen dengan polosnya mempercayainya dan merasa terharu.


Saat Chatchai pulang tak lama kemudian, Nanthawan sontak mengeluhkan Pam padanya. Jelas-jelas tuh cewek ngebet banget ingin jadi istrinya Chen. Cewek tidak tahu malu.

Tapi Chatchai santai-santai menasehati Nanthawan untuk membiarkan mereka. Lagipula, putra mereka juga sudah dewasa. Nanthawan tidak mau, bagaimana bisa mereka membebaskan putra mereka? Bisa-bisa dia akan ditipu oleh wanita itu sampai dia tidak akan punya apa-apa lagi. Wanita itu sangat tamak dan putra mereka sama sekali tidak bisa melihat sifat aslinya.


Keesokan harinya, hanya Chatchai dan Chen yang hadir. Nanthawan belum datang, entah pergi ke mana dia.

Tak lama kemudian, Mitra datang bersama dengan Traitot. Mitra senang karena Prin ternyata tidak hadir. Dengan begini, dia tidak perlu pura-pura.

Tapi kalaupun Prin hadir juga tidak masalah. Hari ini ada banyak reporter yang datang, Prin tidak akan berani melakukan apapun yang bisa merusak reputasinya di hadapan reporter.

Chatchai sinis melihat Mitra. Poramin pasti tidak datang karena dia terlalu takut berhadapan dengannya, makanya dia hanya mengirim putrinya dan Traitot ke acara ini.

"Tapi menurutku, Khun Paramita itu tidak bisa dianggap remeh karena dia menang melawan Nai Parin sebelumnya." Ujar Chen.

Chatchai mengklaim kalau itu hanya kebetulan. Nyatanya Parin sudah menunjukkan dirinyalah yang lebih unggul. Chen harus belajar tentang pekerjaan sebanyak mungkin dari Prin biar dia tidak diabaikan oleh para reporter seperti sekarang ini. Chen jelas sakit hati mendengar komentar ayahnya itu.


Namun yang tak disangka, Prin mendadak muncul saat itu. Dia memutuskan untuk datang setelah dia membaca undangan itu dan melihat nama The Emperor dalam daftar undangan. Dan jelas saja kehadirannya langsung menghapus senyuman Mitra.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam