Begitu mereka keluar, Prin tiba-tiba memeluk Mitra dan berusaha menggodainya. Mitra kesal dan langsung merutukinya sebagai orang jahat.
"Kau duluan yang jahat padaku, ingat itu. Kau sendiri yang bilang padaku bahwa kau adalah seorang wanita yang suka bersenang-senang. Wanita yang suka berburu pria."
Dia mengklaim bahwa saat mereka pertama kali bertemu itu bukan sebuah kesalahan, itu adalah keinginan Mitra sendiri. Karena Mitra tidak bisa melupakannya dan suka bersenang-senang, maka Prin juga ingin bersenang-senang dengan Mitra.
"Lepasin! Kalau tidak, aku akan teriak."
Tapi Prin malah nekat mau menciumnya yang jelas saja membuat Mitra teriak-teriak menuduh Prin mau memperk~~~nya. Orang-orang sontak berdatangan mendengar teriakannya, dan baru saat itulah Prin akhirnya melepaskannya.
Mitra pun pulang dengan berlinang air mata. Tapi dia cepat-cepat menguasai diri dan menghapus air matanya sebelum masuk rumah. Si kembar langsung berlarian menyambutnya.
Ibu memberitahu bahwa Bibi Waew sebentar lagi akan cuti dan pulang kampung, dia kangen si kembar soalnya. Tapi Ibu penasaran, siapa itu Prin? Si kembar bilang kalau P'Prin itu sangat baik.
Mitra mengklaim kalau dia tidak pernah bertemu Prin, tapi dia putranya temannya Bibi Waew di Amerika. Untungnya Ibu percaya dan tidak menanyakan apapun lagi.
Ibunya Prin menelepon putranya dan membahas proyek besar yang Prin dapatkan untuk ayahnya. Ibu mendengarnya dari ayahnya Prin, Ayah sangat bangga padanya.
Ibu mengaku bahwa sebenarnya ia ingin membelikan mainan lagi untuk Nick dan Rina, dan berpikir untuk meminta Prin untuk mewakilinya untuk memberikan itu pada si kembar. Tapi sekarang sudah tidak perlu, soalnya Bibi Waew mau balik ke Thailand.
Teringat Mitra, Prin tiba-tiba bertanya. "Bu, apakah cinta sejati itu benar-benar ada?"
"Kenapa kau menanyakan itu, nak? Apa ada sesuatu dalam hatimu?"
"Aku bertemu seorang wanita. Kupikir aku mencintainya bahkan sekalipun aku tahu dia tidak pernah mencintaiku sebelumnya. Lalu kenapa aku masih tidak bisa melupakannya, Bu?"
"Cinta itu ada banyak jenisnya, nak. Ada cinta tapi tidak bisa diekspresikan. Ada yang bisa bersama dan bisa mengekspresikan cinta dengan jelas, tapi tidak benar-benar saling mencintai. Seperti Ayah dan Ibu. Tapi jika kita melihat dunia dengan pandangan optimistis, ibu merasa wanita itu mungkin punya alasan yang tidak bisa dia katakan."
"Terima kasih, Bu, sudah membuatku merasa lebih baik. Aku sayang Ibu."
"Ibu juga menyayangimu. Jaga dirimu baik-baik."
Mitra menangis menatap kedua anaknya yang sudah tertidur lelap. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Semakin dia membentu Prin, dia malah semakin sering bertemu dengannya... dan semakin dia merindukan Prin.
Bibi Waew akhirnya kembali, Mitra senang banget dan langsung memeluknya dengan manja. Tapi senyumnya dengan cepat menghilang saat Bibi Waew memberikan mainan titipan Bibi Phon padanya.
Mitra langsung membawa Bibi Waew ke kamarnya dan memberitahunya tentang siapa sebenarnya anaknya Bibi Phon itu. Bibi Waew kaget mendengarnya, tapi rasanya sulit dipercaya. Tidak mungkin orang baik seperti Prin akan melakukan hal seburuk itu pada Mitra.
"Tapi itulah kebenarannya Bibi Waew."
"Kalau begitu, Prin adalah ayahnya... ya ampun! Aku mau pingsan rasanya. Kalau P'Phon sampai tahu masalah ini..."
"Tidak boleh! Jangan beritahu masalah ini pada siapapun, Bibi Waew. Aku tidak mau ayah dan ibu marah."
Dan kalau Prin sampai tahu, dia pasti akan datang dan merebut anak-anaknya. Dia tidak mau siapapun memisahkannya dari anak-anaknya. Baiklah, Bibi Waew mengerti. Dia janji akan menjaga rahasia ini.
Astaga! Bibi Waew baru ingat. Dia sudah janjian sama Prin untuk membawa si kembar menemuinya dan mentraktirnya makan. Kalau dia tidak pergi, takutnya Prin akan curiga nantinya.
Permintaannya Chen ternyata menyuruh Na si tomboy untuk pakai gaun dan berpenampilan anggun. Na sebel banget sebenarnya, tapi dia terpaksa melakukannya. Karena tidak terbiasa pakai high heels, Na jalannya jadi aneh dan sukses bikin Chen ngakak.
Tapi dia kagum juga sama Na. Soalnya baru kali ini Chen bertemu dengan seseorang yang benar-benar memenuhi janjinya. Sebenarnya Na tidak perlu dandan sampai segininya loh.
"Aku orang yang menepati janji. Kau malu, aku malu!"
Chen benar-benar kagum padanya. "Hei, apa aku boleh meminta sesuatu. Bisakah aku berteman dengan musuhku?"
Ogah! Siapa juga yang mau berteman sama Chen! Udah gila apa?
Prin sudah menunggu saat Bibi Waew baru datang. Si kembar langsung menghambur ke dalam pelukannya. Dia beralasan bahwa Mitra tidak bisa ikut karena sibuk, padahal sebenarnya Mitra mengawasi mereka dari kejauhan dan refleks tersenyum saat dia melihat si kembar begitu akrab dengan ayah mereka.
"Sepertinya kau sangat akrab dengan anak-anak, Prin." Komentar Bibi Waew.
"Aku juga tidak menyangka, kenapa aku begitu dekat dengan kedua anak ini. Seolah aku pernah bertemu dengan mereka sebelumnya."
"Apa kau punya pacar, Prin? Kau sudah cukup lama tinggal di Thailand."
Prin canggung mendengarnya. "Siapa yang akan mencintaiku?"
"Lalu apa ada seseorang yang kau sukai?"
"Wanita yang kusukai, justru membenciku. Seolah kami terlahir untuk menjadi musuh bebuyutan."
Bibi Waew tiba-tiba emosi. "Lalu pernahkah kau bertanya-tanya tentang apa yang telah kau lakukan padanya sehingga dia membencimu?"
Prin sontak terdiam canggung, tapi dia terselamatkan berkat Rina yang mendadak request es krim. Prin langsung menggunakan itu sebagai alasan untuk menghindar.
Usai makan siang, Prin mengaku ingin ketemuan lagi dengan si kembar kapan-kapan. Bibi Waew tentu saja tak bisa menyetujuinya begitu saja dan beralasan kalau dia harus minta izin Mitra dulu. Rina dengan polosnya tanya di mana P'Mitra. Bibi Waew sontak cepat-cepat mengajak mereka pergi sekarang juga.
Tapi sebenarnya mereka masih di mall itu dan mendatangi sebuah toko mainan bersama Mitra. Mitra sedang memilih beberapa mainan saat tiba-tiba saja dia mendengar suara Prin yang hendak mendekati tempat mereka, mau membeli mainan untuk putrinya Gun.
Mitra sontak panik menyembunyikan dirinya. Parahnya lagi, si kembar tiba-tiba bersuara terlalu keras saking antusiasnya memilih mainan. Prin mendengarnya dan langsung menelusuri rak-rak mencari mereka. Mitra sontak bergegas menyeret kedua anaknya pergi dari sana sebelum Prin sempat melihat mereka.
Bibi Waew cemas, apa mereka bisa melarikan diri terus menerus dari Prin seperti ini selamanya, apalagi si kembar sangat menyukai Prin? Mitra meyakinkan bahwa dia akan berusaha melakukan apapun agar Prin tidak sampai tahu.
Gun sedang berada berada di sekolah putrinya - Pim. Tapi bukannya memperhatikan putrinya, Gun malah terus sibuk bicara di telepon dengan rekan bisnisnya. Bahkan saat Pim mencoba meminta perhatiannya, Gun malah kesal mengomeli Pim.
Pim jadi sakit hati dan langsung melarikan diri. Tak sengaja dia bertubrukan dengan Mitra yang sedang dalam perjalanan mengantarkan si kembar.
Pim meminta maaf sebelum kemudian lari lagi. Gun berusaha mengejarnya dengan cemas. Penasaran dengan situasi ini, Mitra langsung menitipkan si kembar ke Bibi Waew lalu pergi mengejar Pim dan ayahnya.
4 Comments
Lanjut ya ka, ampe episode ahir
ReplyDeleteLanjut trs min
ReplyDeleteBlm ada min yg part 5 nya,, di tunggu ya
ReplyDeleteSemangat 😉
Blm ada min yg part 5 nya,, di tunggu ya
ReplyDeleteSemangat 😉
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam