Sinopsis Prophecy of Love Episode 6 - 1

Thee dan Rose baru tiba di parkiran apartemen tanpa menyadari ada orang yang sedang mengawasi mereka. Tapi Thee memperhatikan Rose melamun terus sepanjang jalan tadi. Dia kenapa? Apa dia memikirkan seseorang?


"Iya."

Thee sinis mendengarnya. "Dia sangat mengkhawatirkanmu."

"Kenapa dia mengkhawatirkanku. Aku bahkan tidak tahu siapa dia."

"Bukankah kau memikirkan pacarmu?"

"Tidak. Aku memikirkan penglihatanku."

"Penglihatan? Lagi?"

Tadi waktu Rose dikubur di dalam pasir, itu sesuai banget dengan ramalannya. Makanya Rose memikirkan ramalannya yang sebelumnya, ramalan dia melihat seseorang yang terkubur.

Rose tidak tahu siapa yang terkubur itu, tapi pasti ada hubungannya sama dia. Jika tidak, maka tidak mungkin dia akan mendapat penglihatan itu.

"Kau cemas penglihatan itu tentang seseorang yang dekat denganmu?"

"Iya."

"Kalau begitu bagus. Itu artinya kau akan tetap selamat apapun yang terjadi."


Mengalihkan topik, Rose berterima kasih karena Thien sudah menyelamatkannya. Jika tidak, Rose pasti sudah mati sebelum dia mengetahui siapa orang yang ingin membunuhnya.

"Aku tidak akan membiarkanmu sebelum kita menangkap penjahatnya dan melemparnya ke dalam penjara."

Tapi saat mereka hendak masuk, Thee tiba-tiba melihat si orang misterius itu dan langsung panik menarik Rose ke dalam pelukannya dan melindungi wajah Rose dengan topinya.

Thee yakin yang kali ini bukan sekedar paparazzi. Mungkin menyadari dirinya sudah ketahuan, orang itu langsung nekat lari. Thee menyuruh Rose diam di tempat, sementara dia pergi mengejar si orang misterius dan berhasil menghadangnya.


Thee berusaha melawannya, tapi orang misterius itu juga cukup kuat dan gesit dalam menangkis semua serangannya. Tiba-tiba dia mengeluarkan sebilah pisau dan berusaha menyerang Thee dengan pisaunya.

Untunglah Thee berhasil menangkis tangannya dengan mudah. Tapi saat dia hendak mendorongnya d~~a-nya, tiba-tiba saja Thee dan orang misterius itu sama-sama shock. (Cewek?)

Cepat-cepat menguasai diri, orang misterius itu langsung mendorong Thee dan berusaha menyerangnya lagi. Thee sontak memelintir tangannya dan melempar pisaunya, lalu dengan cepat merebutnya dan menyayat lengan si orang misterius.


Orang itu terus berusaha menyerang, tapi Thee dengan cepat menangkapnya dan berusaha menarik maskernya. Dia hampir saja berhasil, tapi tiba-tiba Rose datang bersama satpam.

Kedatangan mereka membuat fokus Thee pecah, si orang misterius langsung menendang itunya Thee lalu kabur. Thee sontak terjatuh ke tanah dalam keadaan kesakitan. Tapi kemudian dia melihat pisau si orang misterius itu ketinggalan.
 

Karena parkiran gelap, jadi tidak ada CCTV yang bisa menangkap gambar si pelaku. Rose bertanya-tanya apakah si pelaku penyerangan ini satu kelompok dengan orang-orang yang menangkapnya tadi?

Thee yakin bukan. Orang yang sebelumnya sedang diburu polisi, dia tidak akan mengambil resiko. Entah siapa dia, tapi yang pasti si pelaku penyerangan ini punya kemampuan bela diri yang bagus.

"Atau mungkin dia orang yang sama dengan yang menenggelamkanku dan mencekikku di hotel?"

Thee yakin tidak. Sebagai orang yang bertarung melawan para penjahat itu, Thee bisa mengenali bahwa penjahat dalam dua kasus sebelumnya adalah pria. Sedangkan pelaku yang ini, biarpun kemampuan bela dirinya bagus tapi dia adalah wanita.


Siapa lagi kalau bukan Rin yang sekarang kesal dan tangan kanannya terluka. Dia sudah mencurgai keberadaan Rose di sana sejak menguping Kratai.


Rose kaget mendengar Thee mencurigai Rin. Soalnya hanya Rin satu-satunya tersangka wanita yang tersisa. Tapi Rose penasaran, bagaimana Thee bisa tahu kalau si pelaku itu wanita?

Tentu saja Thee tahu. Dia bisa mencium wangi parfum wanita. Dan juga, saat dia mencengkeram si pelaku dia tidak sengaja menyentuh... mata nakal Thee mendadak turun ke area pribadinya Rose, membuat Rose jadi panik menyilangkan tangan di d~~a-nya.

"Dasar gila! Jangan lecehkan aku! Kau profesional kayak gini, kau pasti sudah banyak memeluk wanita. Kau bisa langsung tahu dari pelukan."

"Aku cuma bicara kebenaran, apanya yang salah? Dan aku tidak pernah memeluk siapapun sebelumnya selain ibuku dan di dalam lakorn." Thee tiba-tiba mendekati Rose dan berkata dengan nada menggoda. "Kau orang lain pertama yang kupeluk."

Rose tak percaya. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri Thee memeluk seorang wanita 5 tahun yang lalu. Dasar playboy buaya darat. Rose mau masuk kamar, tapi Thee cepat menangkapnya. Bicara kebenaran tapi Rose malah tak mempercayainya.

"Kau pikir kau saja yang bisa terluka? Aku juga bisa terluka, tahu!" Goda Thee dengan senyum menggoda.


Ti mendadak muncul saat itu dan sempat mendengar ekor percakapan mereka, siapa yang memeluk siapa? Rose langsung kabur masuk kamar dan Thee santai senyam-senyum gaje ke Ti.


Rose galau teringat ramalannya tentang dirinya sendiri dan Thee. Hampir semuanya benar-benar terjadi, kecuali yang ciuman. Aduh! Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Dia benar-benar galau sampai-sampai dia sulit tidur malam itu. Apalagi saat dia teringat ucapan Isabelle bahwa tidak ada seorangpun yang bisa melarikan diri dari takdir.

Jadi, inikah takdirnya? Tapi menurut ramalannya, Rut dan kekasihnya akan mengalami banyak kesulitan yang sangat berat bahkan sampai mengancam nyawa mereka.

"Tidak! Tidak mungkin!"


Thee meyakinkan Ti bahwa tidak terjadi apa-apa antara dia dan Rose. Tapi Ti benar-benar cemas sekarang. Segalanya benar-benar berjalan sesuai ramalannya Rose.

Bagaimana dengan Thee nantinya? Sekarang saja dia sudah banyak terluka gara-gara Rose. Apa Thee tidak takut ramalannya Rose tentangnya akan benar-benar menjadi kenyataan?

"Bagaimana mungkin menjadi kenyataan? Di mana kekasihku? Aku tidak melihat ada seorangpun."

"Duh! Masa harus kujelaskan sih? Pikir dong, pikir! Wanita-wanita yang kau temui belakangan ini hanya para wanita di dalam lakorn, di event-event, di lokasi syuting iklan dan fan meeting. Bagaimana bisa kau bertemu wanita lain?"

Thee pusing mendengarnya dan mencoba memikirkannya sendiri. Wanita-wanita yang dia temui selain ibunya adalah Rawee, Kratai, Rin... dan Rose. Mungkinkah wanita yang akan menjadi kekasihnya nanti adalah Rose? Dia langsung antusias mau menanyakan pendapat Thee tapi malah mendapati Ti sudah ngorok.


Keesokan harinya, Ti bingung melihat Thee malah sibuk melamun sementara Rose sibuk memijat kepalanya. Apa Rose tidak tidur semalam? Rose mengiyakannya, dia memikirkan sesuatu sepanjang malam.

Lalu bagaimana dengan Thee? Semalaman dia bergulingan ke sana-kemari terus. Thee beralasan kalau dia cuma memikirkan si pelaku. Ti stres mendengarnya, bisa tidak sih, sekali saja tidak membicarakan kasus tidak masuk akal ini?

Tapi Thee mengabaikannya dan langsung membahas kasus ini lagi. Thee menyimpulkan ada 3 kelompok yang menyerang Rose. Wanita yang menyerangnya semalam, pria tinggi kuat yang mencoba menenggelamkan Rose dan Auay.

Rose menyimpulkan bahwa jika pelaku semalam benar-benar Rin, berarti Rin sudah tahu kalau dia tinggal di sini. Tapi bukankah Thee sudah mengonformasi ke media bahwa wanita yang bersamanya adalah Kratai.

"Rin mungkin berpikir kalau wanita di foto itu adalah kau dan bukan Kratai, makanya dia datang kemari."


Thee bahkan jadi curiga kalau si pelempar batu bukan orang sewaannya Rin, melainkan Rin sendiri. Rose jadi makin bingung, kenapa Rin melakukan ini padanya padahal dia sudah bilang berulang kali bahwa ramalannya tidak ada yang istimewa.

Dia cuma melihat Rin bersama pria yang memberinya kalung berlian, lalu dia melihat Rin berpelukan bersama seorang pria di sebuah sky garden. Dia mengatakan itu pada media dan tidak ada seorangpun yang mempercayainya.

"Mereka percaya atau tidak, aku jadi kena sial karena kata-katamu dulu." Sinis Thee.

Betul banget! Ti sampai kerepotan setengah mati hanya demi mengklarifikasi berbagai bergai berita miring tentang Thee. Dunia entertainment tuh suka gosip, gosip tuh makin digosok makin sip. Apalagi kalau gosipnya mengenai seorang bintang papan atas kayak Rin.

Apalagi prediksinya Rose tentang Lyla dan Khun Ying sangat akurat, seorang bintang besar seperti Rin sudah pasti akan lebih ketakutan daripada orang biasa.

Mungkin tidak akan masalah jika Rin berhubungan dengan pria yang belum menikah. Tapi jika dugaan mereka benar bahwa Rin ada affair sama Wuttikorn, maka masa depan Rin akan hancur.


Tapi Rose tetap ragu, mereka kan cuma berasumsi. Dan bagaimana mereka yakin kalau Rin-lah pelaku yang sebenarnya? Semalam pelakunya kabur tanpa jejak kecuali pisau lipat itu.

Thee mengeluarkan pisau lipat itu dan mendadak punya ide untuk membuktikan Rin bersalah atau tidak.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments