Sinopsis Prophecy of Love Episode 7 - 1

Berkat bantuan Chang, Ran akhirnya bisa menyelesaikan permasalahannya dengan pasutri itu dengan cepat. Chang menasehatinya untuk tidak terlalu paranoid, berhati-hati itu memang perlu tapi jangan terlalu paranoid.


Jika tidak, masalah seperti ini mungkin akan terjadi lagi. Itu bisa menguras uang, waktu dan mempengaruhi kesehatan mentalnya. Tapi ngomong-ngomong, kenapa Ran begitu ketakutan? Apa terjadi sesuatu?

Ran canggung menyangkal dan buru-buru pamit. Ran janji akan mencari cara untuk membalas kebaikan Chang di masa mendatang. Tapi Chang menolak melepaskannya begitu saja. Ran mau pergi ke mana sekarang?

"Hari ini aku akan mencari hotel untuk beristirahat. Lalu besok aku akan pergi wawancara kerja ke perusahaan yang direkomendasikan bosku. Mereka punya asrama untuk karyawan."

"Kau benar-benar tidak mau pulang yah? Jika kau benar-benar ingin membalas jasaku, maka kau harus menyetujui permintaanku, oke? Hanya satu permintaan dan aku tidak akan minta apapun lagi darimu."


Ternyata Paul ingin menyembunyikan Rose di resor-nya. Rose tak yakin, takutnya Paul akan bermasalah seperti waktu terakhir kali dia tinggal di hotelnya.

Tapi Kratai setuju sama Paul. Kalau penjahatnya tahu Rose tinggal bersama Thee, maka cepat atau lambat, mereka pasti akan menemukan Rose di sini.

Rose sudah memikirkannya semalam, dia mau kembali ke Perancis saja dan tinggal bersama ibunya. Paul langsung setuju, Rose akan aman di sana, dia sendiri yang akan mengantarkan Rose.


Ternyata permintaannya Chang adalah dia ingin Ran tinggal di rumahnya untuk sementara waktu. Dia tidak bisa tenang membiarkan Ran berkeliaran di luar sendirian.

"Aku juga akan sesedih Tante Rujee dan Thee jika aku membiarkanmu dieksploitasi seperti tadi."

Dia meyakinkan bahwa dia sudah bicara dengan Kratai dan dia setuju Ran tinggal di sini. Dia juga sudah memberitahu Kratai untuk merahasiakan keberadaan Ran dari Thee dan Tante Rujee. Ran istirahat saja sekarang. Chang harus pergi, dia ada urusan sama Thee sekarang.


Chang memberitahu Thee dan Rose bahwa Phol ternyata salah satu pemegang saham apartemennya Thee. Pantas saja pihak apartemen itu menutup-nutupi kasus ini dan menolak bekerja sama dalam investigasi.

Tentang Auay, dia memang bersedia diinterogasi. Tapi bosnya bersaksi bahwa dia mengirim Auay ke Prachuab pada malam kejadian. Thee jelas tak percaya, dia yakin salah satu penjahat yang menyerang mereka di apartemen adalah Auay.

Chang meyakinkan bahwa sekarang mereka sedang bekerja sama dengan polantas untuk mengecek jalan dan tempat yang katanya didatangi Auay pada malam kejadian.

 
Tapi sepertinya mereka tidak akan mendapatkan bukti apapun karena kita melihat Auay menelepon seseorang yang membantunya menangani masalah kamera jalan tol pada malam kejadian.


Terkait saat Auay menculik Rose waktu itu, Chang memberitahu bahwa mereka tidak bisa menemukan mobil yang digunakan si penjahat biarpun mereka sudah menyelidiki sampai ke gudangnya Wuttikorn. Chang yakin mobil itu sudah dipreteli dan dijual ke luar negeri.

"Lalu bagaimana bisa dia mendapatkan bukti untuk menghukumnya?"

Teringat apa yang didengarnya dari Auay tentang proyek kerja sama antara Wuttikorn dan Phol, Rose yakin penjahat kedua itu pasti Phol. Chang setuju.

Dari hasil penyelidikannya tentang pekerja di yayasan amalnya Phol yang hilang itu, dia mendapati Wuttikorn mendonasikan sejumlah besar uang pada yayasan itu. Chang yakin Phol dan Wuttikorn punya kerja sama yang saling menguntungkan.

Kalau begitu, apa mungkin kedua orang itu untuk membungkam Rose karena mereka pikir Rose mengetahui korupsinya mereka? Sedangkan tentang Rin, mungkin dia takut Rose akan mengungkap affair antara dirinya dengan Wuttikorn.


Rose rasa begitu. Semalam dia ingat di mana dia melihat rooftop apartemennya Thee, di dalam ramalannya tentang Rin. Dia bersama seorang pria di rooftop itu.

Thee bingung, Rin tidak membeli apartemen di gedung yang sama dengannya. Kalau begitu, Rose menyimpulkan bahwa yang tinggal di sana adalah pacarnya Rin.

Thee tambah bingung. Masa Wuttikorn membeli apartemen yang sama dengannya hanya untuk merayu cewek? Chang rasa bukan begitu. Mereka kan cuma berasumsi bahwa pria itu Wuttikorn. Mereka tidak benar-benar yakin apakah pria itu beneran Wuttikorn atau bukan.

"Apa mungkin... orang itu Khun Thanaphol?" Duga Rose.

Tadi Paul bilang bahwa Phol tidak merayakan valentine bersama Pat semalam. Mungkin wanita yang Thee lihat bersama Phol di restoran adalah Rin. Kalau memang benar begitu, berarti memang Phol pelaku yang selama ini menyerang Rose.

Orang itu tahu betul tentang seluk beluk apartemennya Thee bahkan bisa dengan santainya kembali untuk membersihkan segala bukti.


Rin menelepon saking gelisahnya dengan masalah ini. Phol sedang di rumah saat itu dan jelas saja teleponnya Rin membuatnya kesal dan takut ketahuan istrinya.

Rin menduga kalau Thee pasti sudah mengetahui hubungan mereka dari Rose, makanya Thee mengawasinya terus. Rin yakin kalau Rose pasti akan memeras mereka. Karena itulah Rin mau menemui Rose di apartemennya Thee nanti, apa Phol bisa mencari tahu apartemennya Thee di unit berapa?

"Dia sudah tidak ada di sana." Ujar Phol.

"Hah? Sejak kapan?" Tanya Rin kaget. (Ah, jadi Rin sebenarnya tidak terlibat dengan percobaan pembunuhan yang dilakukan Phol, dia cuma dimanfaatkan sama Phol)

"Semalam, perampok masuk ke rumah mereka. Mereka sudah pindah ke tempat lain."

Tiba-tiba Pat memanggil saat itu, Phol pun langsung mematikan teleponnya.


Biarpun sekarang mereka sudah yakin akan siapa penjahatnya, tapi Chang mengingatkan Thee bahwa bukti-bukti yang mereka miliki masih sangat minim dan lemah. Tapi Chang akan memintakan safe house untuk mengamankan Rose.

Rose menolak, dia sudah memutuskan untuk pergi ke Perancis besok. Thee terkejut mendengarnya. Kapan Rose membuat keputusan itu?

"Tadi siang."

"Oh, waktu pacarmu datang. Makanya kau tidak berkonsultasi denganku." Thee cemburu.

"Aku sudah punya niatan sejak semalam. Tidak ada hubungannya sama Paul. Lagipula, aku merasa inilah yang terbaik bagi semua orang."


"Terbaik bagaimana? Kasusnya bahkan masih belum jelas. Sekarang kita tahu siapa penjahatnya tapi tidak punya bukti untuk menangkap mereka."

Rose tahu Thee ingin sekali menangkap penjahatnya, terutama Auay, makanya Thee membantunya. Tapi Rose tidak ingin lagi mengambil resiko. Lagipula, dia memang harus pergi cepat atau lambat. Dia tidak bisa bergantung pada Thee seumur hidupnya.

Thee kecewa mendengarnya. "Kau benar-benar tidak akan berubah pikiran?"

"Tidak."

"Kalau begitu, semoga kau beruntung." Ucap Thee lalu pergi.


Chang makan siang bersama Thee sekeluarga. Ibu memberitahu Rose bahwa Chang dulu sering makan di rumah ini. Kratai yang paling kecil di antara mereka dan selalu digodai sama Thee dan Chang.

"Pantas saja dia harus menjadi tomboy biar bisa melawan mereka berdua."

"Setengah benar. Tapi lebih karena rumahnya adalah camp tinju. Dia bahkan tidak pernah mau setiap kali diajak Ran main boneka, malah main tinju dan tendang-tendangan sama kedua pria ini."

"Rawee ingin pintar tinju seperti P'Kratai dan secantik P'Rose. Aku juga ingin bertemu P'Ran."

Tapi Rawee tiba-tiba heran saat memperhatikan Thee. Kenapa hari ini Thee pendiam? Apa dia baik-baik saja? Thee sontak melirik Rose dengan canggung dan beralasan kalau dia hanya agak lelah.


"Kalau begitu, P'Thee harus tidur lebih awal nanti malam." Ujar Rawee dengan manisnya. Dia lalu berpaling ke Rose dan meminta Rose untuk membacakan dongeng untuknya nanti malam. Rose setuju, dia tidak pernah melakukan itu tapi dia akan mencobanya.

Rawee sontak bersorak senang. "Kalau begitu, tolong bacakan dongeng untukku, jadi P'Thee bisa tidur dan istirahat."

"Jangan, P'Rose mungkin sibuk malam ini karena dia harus mengepak barang-barangnya untuk pergi ke Perancis besok pagi. Aku saja yang membacakan dongeng untukmu."

Rawee sedih mendengarnya. "Kenapa P'Rose terburu-buru pergi? Aku pikir P'Rose akan tinggal lebih lama."

Berusaha menyemangati Rawee, Rose meyakinkan kalau dia ada waktu kok nanti malam. Dia akan membacakan dongeng untuk Rawee. Rawee langsung bahagia lagi dan nyerocos tentang dongeng-dongeng apa saja yang ingin didengarnya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments