Sinopsis Maiden Holmes Episode 2 - 1

Pangeran Qi tiba-tiba melepaska tusuk rambutnya Su Ci. Sempat agak tercengang sesaat, tapi untunglah dia tidak berpikir kalau Su Ci itu perempuan. Mungkin karena pada masa itu, pria dan wanita sama-sama berambut panjang.


"Apa yang kau lakukan?!" Kesal Su Ci.

"Apa lagi. Tentu saja membuka borgol." Ujar Pangeran Qi sambil berusaha membuka borgol mereka dengan tusuk rambut itu.

"Lalu kenapa tidak menggunakan tusuk rambutmu sendiri?!"

"Ini kan sekalian. Eh, bantu aku menyinarinya. Pegang ini."

"Tak kusangka kalau kau ternyata punya ketrampilan seperti ini (membuka kunci dengan tusuk rambut)."

"Tidak ada salahnya punya banyak keterampilan. Keterampilan itu bisa menyelamatkan nyawa kita."

Dia menyuruh Su Ci lebih mendekat lagi. Tapi kedekatan mereka, membuat Pangeran Qi bisa mencium aroma tubuh Su Ci yang kontan membuatnya terdiam kebingungan.
Bingung melihatnya tiba-tiba berhenti, Su Ci langsung menengadah sehingga mereka kontak mata. Su Ci jadi gugup dan malu ditatap seperti itu dan buru-buru mengingatkan Pangeran Qi untuk fokus saja membuka borgolnya.

Tapi saat Pangeran Qi fokus membuka borgol mereka, sekarang gantian Su Ci yang terpana menatapnya. Dalam waktu singkat, kedua borgol itu akhirnya terbuka. Pangeran Qi ingin membantu memakaikan tusuk rambutnya kembali. Tapi Su Ci menolak dan ngotot memakainya sendiri.


Su Ci berusaha memanjat dinding lubang itu, tapi pada akhirnya dia terpeleset terus. Tiba-tiba Pangeran Qi mengangkatnya naik. Niatnya cuma membantu mengangkatnya naik, tapi tentu saja perbuatannya yang terlalu tiba-tiba itu, mengagetkan Su Ci sampai dia jadi gugup.

Tapi Su Ci menyangkal kalau dia gugup dan langsung fokus dalam usaha memanjatnya. Pangeran Qi mengangkatnya lebih tinggi lagi hingga akhirnya Su Ci berhasil juga mencapai permukaan. Dia lalu mencari semak belukar panjang untuk menarik Pangeran Qi keluar dari sana.


Ru Shuang tiba-tiba menyemburkan air ke muka Bei Ming dan sukses membuatnya terbangun dengan kaget sambil memprotes Ru Shuang karena meracuninya padahal dialah yang menyelamatkan Ru Shuang.

Dia buka pakaiannya kan juga tidak ada maksud jahat, dia cuma mau menyelimuti dan menghangatkan Ru Shuang. Ru Shuang santai mengingatkan Bei Ming bahwa Bei Ming sendiri memukulnya sampai pingsan. Dia meracuni Bei Ming sampai pingsan, jadi anggap saja mereka impas sekarang.

Tak lama kemudian, Ru Shuang menghapus riasan tebalnya... dan kontan membuat Bei Ming terpesona sampai bengong.

"Kenapa kau menatapku?" Bingung Ru Shuang.

Baru sadar, Bei Ming buru-buru menguasai diri dan bergegas keluar.


Tepat saat itu juga, Pangeran Qi dan Su Ci akhirnya datang juga. Fei Yuan langsung memperkenalkan mereka pada Bei Ming. Mendengar namanya, Pangeran Qi langsung mengenalinya sebagai tuan muda Vila Gunung Feiyun. Pangeran Qi sengaja menyembunyikan identitas pangerannya dan memperkenalkan dirinya hanya dengan nama Pei Zhao.

Bei Ming langsung mengenali nama itu dan hampir saja menyapanya sebagai Pangeran Qi. Tapi bahkan sebelum dia sempat mengucapnya, Pei Zhao langsung menyela, jelas mengisyaratkan Bei Ming untuk menutupi identitasnya.

Bei Ming juga sudah banyak mendengar tentang Su Ci dan kehebatan penglihatannya yang tajam dalam investigasi kasus.


Tepat saat itu juga, Su Ci melihat ada yang aneh di pergelangan tangan Ru Shuang dan langsung tahu kalau dia sebenarnya bukan pengantin yang asli. Ke mana pengantin asli yang hendak dikorbankan itu?

"Aku memberikannya sedikit uang dan menyuruhnya melarikan diri."

Awalnya dia berencana mau memberi pelajaran pada para warga yang bodoh dan meremehkan nyawa orang seenaknya itu. Dia mau meracuni mereka biar mereka mulas-mulas selama satu minggu. Tak disangka, mereka mendadak datang dan ikut campur. Tapi tidak apa-apa juga sih karena sebenarnya dia belum ada rencana tentang bagaimana cara membebaskan dirinya.

"Nona sangat pemberani." Puji Su Ci.

"Kau juga gagah dan keren." (Waduh, kayaknya Ru Shuang suka sama Su Ci nih)

Karena hari sudah larut malam, Pei Zhai memutuskan agar mereka istirahat dulu semalam di sini dan baru membuat rencana lagi besok.


Setelah Ru Shuang dan Su Ci masuk, Bei Ming bertanya-tanya kenapa Pei Zhao dan Tuan Su Ci datang kemari untuk menyelidiki kasus besar? Dia mengaku mengenali Pei Zhao karena dulu dia pernah melihat Pei Zhao dari kejauhan saat Pei Zhao kembali dari medan perang setelah memenangkan peperangan.

"Pangeran Qi adalah pahlawan muda yang selalu menjadi idolaku!"

Pei Zhao sontak panik mendengar suaranya yang terlalu keras. "Tuan Su masih belum mengetahui identitasku."

"Tenang saja. Saya akan merahasiakannya untuk anda. Tapi anda harus membiarkan saya membantu anda. Saya ingin menjadi seorang pahlawan seperti anda, membantu orang dan membela kebenaran."

"Boleh."

Bei Ming senang. "Bagus sekali!"


Saat yang lain sudah tertidur nyenyak, Pei Zhao malah mendapati Su Ci sedang membaca buku di luar (buku tentang kepahlawanan Pangeran Qi). Saat Pei Zhao menawarinya merpati panggang, Su Ci langsung bisa menilai kalau burung merpati itu terlalu matang dan tidak layak makan, maka dia langsung menolaknya.

"Apa kau enggan karena burung merpatiku kotor?"

"Tidak bisa dibilang enggan juga. Hanya saja pandangan mataku sedikit lebih baik dari orang biasa."

"Oh, kalau begitu, kerisauanmu juga lebih banyak dari orang biasa. Aku malah ingin memiliki kerisauan hatimu itu."


Mendengar itu, Su Ci tiba-tiba memperhatikannya dan langsung bisa menduga bahwa pandangan matanya Pei Zhao jadi buruk, pasti karena terluka di medan perang.

Dia yakin Pei Zhao adalah pahlawan perang karena ada kapalan di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Itu adalah tanda seseorang sering memanah. Mendengar dugaan yang sangat tepat itu, Pei Zhao sontak menutupi tangannya dengan canggung.

"Suadara Su sungguh sangat teliti dan penglihatannya luar biasa."

Bukan cuma itu saja. Tadi saat mereka mendiskusikan cara menyelamatkan Ru Shuang, Su Ci memperhatikan Pei Zhao membuat rencana dengan cermat dan memberi petunjuk dengan tenang. Jelas itu menunjukkan kalau Pei Zhao adalah orang yang pernah berperang.

Pasukan Fanyanna ahli dalam menggunakan panah beracun, membuat banyak prajurit terluka parah dan mati. Su Ci yakin matanya Pei Zhao pasti terluka dalam peperangan itu.

Pei Zhao sontak terdiam sedih teringat saat itu, saat sebuah anak panah beracun melesat terlalu dekat padanya hingga menggores dahinya dan membuat pandangannya mengabur.


Su Ci penasaran. "Apa kau... bawahan Pangeran Qi?"

Pei Zhao berbohong mengiyakannya, mengklaim kalau dia pernah menjadi Komandan Pasukan Pingxi di bahwa kepemimpinan Pangeran Qi. Su Ci sontak antusias mendengarnya hingga dia hampir saja keceplosan akan fan girling-nya terhadap Pangeran Qi.

Untungnya dia berhasil menguasai diri dengan cepat dan hanya bertanya-tanya kenapa pahlawan perang sepertinya malah menjadi pria yang berkelakuan buruk. 

Pei Zhao cuma menjawabnya dengan mesem canggung, tapi tampak jelas ada kesedihan di wajahnya saat mendengar pertanyaan Su Ci itu. Pertanyaan yang kontan mengingatkannya akan sebuah insiden yang membuatnya jadi seperti ini.

Flashback.


Suatu hari setelah dia pulang dari kekalahan perangnya dengan suku Fanyanna, Pangeran Qi disidang di hadapan Kaisar yang masih muda (adiknya Pei Zhao). Kaisar tidak mengatakan apapun, malah Pangeran Yun (pamannya Kaisar) yang menyerangnya.

Dia sengaja memanfaatkan kekalahan perangnya Pangeran Qi untuk menuntut Pangeran Qi menyerahkan kekuasaan militernya. Dia beralasan bahwa jika Pangeran Qi tidak mau menyerahkannya, maka orang-orang akan berpikir bahwa Pangeran Qi menggunakan pasukan militer untuk kepentingan pribadinya (melakukan kudeta).

Seorang menteri tak setuju dan langsung berusaha membela Pangeran Qi karena bagaimanapun, Pangeran Qi telah banyak berjasa bagi negara mereka. Para pejabat mungkin akan berpikir bahwa Kaisar sengaja menyingkirkan orang yang telah banyak berjasa.

Perang baru saja berakhir. Jika Pangeran Qi mengembalikan kekuasaan militernya sekarang, bagaimana jika sampai negara musuh melakukan pergerakan? Tapi Pangeran Yun terus berusaha menghasut Kaisar hingga Kaisar muda jadi galau.


Maka untuk menyelesaikan perdebatan ini, akhirnya Pangeran Qi sendiri yang berbesar hati mengembalikan kekuasaan militernya pada Kaisar. Kaisar keberatan sebenarnya, tapi keputusan Pangeran Qi sudah bulat.

Flashback end.


Mengenyahkan kenangan buruk itu, Pei Zhao mengalihkan perhatiannya kembali ke Su Ci dan melihat buku yang Su Ci baca ternyata buku kisah kepahlawanan Pangeran Qi yang memenangkan Perang Gunung Kun.

Pei Zhao senang. "Apa kau menyukai Pangeran Qi?"

"Iya."

"Apa yang tertulis di buku dongeng itu belum tentu benar."

"Bagaimana kau tahu kalau itu tidak benar?"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments