Sinopsis Maiden Holmes Episode 2 - 2

Keesokan harinya, Su Ci pamit duluan karena dia harus menyelidiki kasusnya. Tapi yang lain ingin ikut dengannya. Su Ci menolak, bersikeras mau menyelidiki kasus seorang diri.


Tapi semua orang ngotot mau ikut dia. Bei Ming bersikeras kalau dia mau ikut karena dia berkelana demi menegakkan keadilan dan membasmi kejahatan.

Ru Shuang setuju. Dia juga ingin ikut menyelidiki kasus. Penyelidikan kasus adalah sesuatu yang sangat menarik. Pei Zhao mengingatkan bahwa kasus raja naga ini tidaklah sederhana. Jadi jika mereka menyelidikinya bersama-sama, siapa tahu mereka bisa sedikit membantunya.

"Kita sudah melewati rintangan bersama-sama. Saudara Su tidak boleh meninggalkan semua orang setelah berhasil, kan?"


Su Ci galau. Tapi akhirnya dia setuju juga. Jadilah mereka pergi bersama. Fei Yuan heran, kenapa Pei Zhao ingin mengikuti Su Ci? Pei Zhao meralat. Dia mau menyelidiki kasus dan bukannya mengikuti Su Ci.

Lagipula, Su Ci adalah detektif biro Mingjing. Jadi dia lebih mudah menyelidiki kasus daripada mereka. Dan lagi, biarpun dia hanya seorang detektif muda, tapi Su Ci membela kebenaran dan sangat cerdas. Jika sampai terjadi sesuatu pada Su Ci, maka itu akan menjadi kerugian besar bagi Dinasti Liang mereka. Fei Yuan mengerti, Pei Zhao ingin melindungi Su Ci.


Tak lama kemudian, Bei Ming bertugas menyelam ke dalam sungai tempat perahu itu tenggelam untuk mencari bukti. Beberapa kali dia keluar masuk air, tapi kebanyakan barang yang ditemukannya dari dalam sungai itu hanya sampah-sampah tidak berguna.

Sebenarnya mereka kagum dengan kemampuan menyelamnya dan kehebatannya dalam menahan napas dalam air, tapi kurang pandai dalam menilai sesuatu.


Barang terakhir yang bisa dia temukan hanya selembar potongan papan kayu. Tapi kali ini barang itu cukup berguna. Saat Su Ci melihatnya, dia langsung tahu kalau itu bukan papan kayu biasa, melainkan papan kayu yang digunakan untuk perahu.

Pei Zhao langsung mengendusi papan itu dengan hidung tajamnya dan mendapati ada bau minyak terpentin dan lilin. Itu adalah bahan-bahan yang biasanya digunakan untuk mencegah pelapukan dan hanya akan dioleskan di papan perahu agar tahan air.

Teringat pengakuan para warga desa kemarin, Su Ci merasa ada yang aneh terkait petir yang katanya menyambar perahu itu. Biasanya petir akan menyambar bagian paling tinggi.

Jika benar perahu itu tersambar petir, maka yang tersambar seharusnya bagian tiangnya. Tapi papan kayu ini terletak di bagian bawah perahu. Dan lagi, di atasnya ada bekas kerusakan yang berlebihan. Jadi tidak mungkin ini karena sambaran petir.

Pei Zhao langsung mencoba mengendusinya sekali lagi dan menemukan ada bau mesiu. Jelas kalau ini adalah perbuatan manusia dan bukan raja naga.


Tak lama kemudian, mereka duduk bersama di sebuah penginapan. Ru Shuang benar-benar kagum dengan penglihatan Su Ci yang sangat hebat. Dia bisa mendapatkan begitu banyak petunjuk hanya dari satu bukti.

Su Ci dengan rendah hati memuji penciuman tajamnya Pei Zhao. Bei Ming jadi iri karena tidak mendapat pujian dan langsung berdehem untuk mengingatkan mereka akan jasanya juga.

Su Ci langsung mengucap terima kasih pada Bei Ming juga, membuat Bei Ming langsung sumringah. Tapi makanan mereka cuma sayur mayur. Bei Ming hampir saja mau protes, tapi Su Ci dengan cepat mengingatkan bahwa daerah ini sedang dilanda bencana kelaparan. Sudah bagus mereka masih bisa makan sekarang.


"Dana bantuan bencana menghilang. Rakyat menggunakan orang hidup untuk dikorbankan. Pedagang yang tidak baik juga mengambil kesempatan untuk menaikkan harga. Sepertinya, sudah saatnya kita pergi menemui bupati Kabupaten Qingshui ini." Ujar Pei Zhao pada Su Ci.

Sementara Bei Ming dan Ru Shuang, dia minta untuk mengumpulkan cukup makanan untuk menyelamatkan rakyat daerah ini.


Tak lama kemudian, mereka pergi menemui Bupati dan langsung to the point menunjukkan bukti papan kayu itu dan hasil penyelidikan mereka. Tapi tentu saja bukti itu terlalu lemah untuk membuktikan tuduhan mereka.

Maka Su Ci langsung menuntut untuk melihat kotak uang yang diangkat dari air. Bupati pun membawa mereka ke gudang dan menunjukkan peti-peti yang cuma berisi bebatuan itu.

Bupati mengklaim bahwa dia membuka peti-peti ini di hadapan para warga dan isinya hanya bebatuan ini. Karena itulah mereka meyakini raja naga-lah yang mengambil uangnya.

"Tanpa membuka gemboknya?" Tanya Su Ci tak percaya sambil memperhatikan gembok peti itu. Gemboknya patah tapi jelas masih dalam keadaan terkunci.

Selama ini, manusia selalu menggunakan tipuan lalu memanfaatkan hal-hal mistis untuk menanggung tuduhan. Jelas kalau peti itu sudah ditukar sejak awal.


Bupati bersikeras bahwa peti-peti diangkat dari sungai oleh tim pengangkat. Peti-peti itu juga dikunci dengan menggunakan gembok dengan ukiran 'Ji' (Keberuntungan). Kaisar sendiri yang menyuruh Kementerian Rakyat untuk membuatnya dan memberikannya pada wilayah yang mengalami bencana.

"Orang yang menukarnya, hanya mengetahui bahwa lubang gemboknya berbentuk huruf 'Ji'. Tapi tidak tahu bahwa kali ini, demi membuat Kaisar senang, Kementerian Rakyat membuat huruf 'Ji' sesuai dengan tulisan tangan Kaisar alih-alih menggunakan penulisan resmi tradisional." Ujar Su Ci.

"Jika aku tidak salah ingat, huruf 'Ji' dari tulisan tangan Kaisar, seharusnya pendek di bawah dan panjang di atas." Timpal Pei Zhao.

"Benar. Jadi, ada orang yang menukar dana bantuan bencananya dengan memanfaatkan hal-hal mistis."

Bupati sontak terdiam gugup, tapi dia tetap bersikeras menyangkal tuduhan Su Ci. Pei Zhao merasa kalau Bupati berusaha keras mendukung teori raja naga menelan uang, pasti karena dia merasa bersalah.

"Jangan mengira hanya karena kau temannya Tuan Su, kau bisa bersikap tidak sopan." Kesal Bupati.


Su Ci tidak terima dan langsung balas mengkritikinya yang tidak becus jadi bupati, tidak bisa mengurus korban bencana dengan baik, tidak peduli dengan apa yang terjadi, bahkan sampai terjadi hal konyol seperti mengorbankan orang hidup.

Bupati santai mengingatkan bahwa masalah dia lalai dalam tugas atau tidak itu bukan urusan Biro Mingjing, melainkan tugas Biro Pemantau.

"Jika sebagai pejabat hanya bisa mendengarkan gosip, maka Tuan Su bisa mempersilahkan Biro Pemantau datang kemari." Balas Pei Zhao.

Tiba-tiba seorang pengawal membisikkan sesuatu pada Bupati. Entah apa, tapi itu kontan membuat Bupati mengusir dengan sinis, menyuruh mereka untuk menanyakan masalah uang hilang itu pada raja naga saja. Dia lalu bergegas pamit dengan alasan ada urusan.

Jelas saja Su Ci jadi kesal mendengar sindirannya dan hampir saja mau melabraknya. Tapi Pei Zhao dengan cepat menghentikannya.


Di tempat lain, Bei Ming mencoba menggunakan plakat keluarganya untuk menyuruh seorang pedagang untuk menghubungi seluruh toko yang ada di bawah nama Vila Gunung Feiyun dan suruh mereka untuk mengumpulkan makanan.

Tapi si pedagang menolak dengan alasan toko-toko yang berada di bawah nama Vila Gunung Feiyun tersebar di seluruh negeri dan akan butuh waktu berbulan-bulan untuk mengumpulkan makanan dan mengantarkannya kemari.

Maka Ru Shuang langsung mengajak Bei Ming ke rumah orang paling kaya di daerah ini. Tapi yang membukakan pintu untuk mereka hanya pelayan rumah itu. Malah begitu Ru Shuang menyatakan maksud kedatangannya, si pelayan dengan ketus mengklaim kalau tuannya sedang tidak ada di rumah lalu membanting pintu begitu saja.


Su Ci sungguh tidak mengerti kenapa tadi Pei Zhao menghentikannya. Pei Zhao menjelaskan bahwa dia sengaja melakukannya agar mereka bisa segera keluar dari sana. Bupati tadi bilang bahwa dana bantuan itu sudah hilang.

"Maksudmu, Bupati Kong sudah menukar dana bantuan bencananya sejak awal?"

Betul sekali. Karena itulah, yang perlu mereka lakukan sekarang adalah mencari tahu bagaimana caranya dana bantuan bencana itu ditukar dan di mana uangnya berada sekarang.

Tapi uangnya masih ada di atas perahu saat perahunya tenggelam. Saat diangkat dari air, semuanya sudah berubah jadi batu. Waktu petinya diangkat dan dibuka, disaksikan oleh banyak orang, jadi tidak mungkin palsu. Lalu kapan peti-peti itu ditukar?... Ah! Perahu pengangkut. Hanya itu satu-satunya yang bisa mendekati uang-uang itu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments