Sinopsis My Unicorn Girl Episode 9 - 1

Episode 9: Ya ampun! Itu adalah tanda cinta.

Sang Tian begitu terpesona melihat Wen Bing sampai-sampai dia tidak fokus dengan latihannya. Bukannya melihat instruksi Wen Bing, Sang Tian malah terus menerus menatap wajah Wen Bing.


Tapi dia prihatin juga sama Wen Bing dan penyakitnya. Dia setampan ini tapi tidak bisa melihat wajahnya sendiri, sayang sekali.


Wen Bing mencoba menghubungi Min Jun tapi malah tidak diangkat. Meng Na mendadak muncul lagi saat itu. Wen Bing sontak pasang senyum manisnya. Meng Na ternyata datang untuk mengajaknya untuk nonton musikal.

Wen Bing langsung menolak dengan sopan dengan alasan ada latihan, soalnya sebentar lagi akan ada pertandingan minggu depan. Dia harus berlatih setiap hari, jadi hari-hari lainnya juga tidak bisa.

Meng Na pantang menyerah dan berusaha menawarkan hal lain. Bagaimana kalau dia datang untuk mendukung mereka dengan membawa makanan dan minuman? Wen Bing tegas menolak dengan alasan pelatih tidak akan senang dengan kedatangan Meng Na lalu cepat-cepat pergi dengan alasan latihan lagi. Meng Na kecewa.


Min Jun tiba-tiba mendatangi Pelatih Ma untuk mengembalikan uangnya sekaligus memberinya sebuah hadiah kecil... yang memang ukurannya kecil banget kayak barang sample. Pfft!

Min Jun beralasan bahwa biarpun kecil tapi ini praktis bisa dibawa ke manapun dan bisa ditempatkan di mana saja. Wanginya juga cocok sama kepribadiannya Pelatih Ma.

"Kau tidak perlu memberiku hadiah. Bawa kembali saja barang ini."

"Mana bisa begitu. Kau sudah membantuku memulihkan tasku. Berarti kau penolongku. Jadi kau harus menerima hadiahnya. Jika tidak... jika tidak, aku akan dihukum karena tidak membayar hutangku."

"Oh, jadi tasnya sudah ada padamu?"

Min Jun mendadak speechless menyadari dirinya sudah keceplosan. Dia langsung menampilkan tampang sedihnya dan mengklaim bahwa dia datang untuk meminta maaf dengan tulus. Rasanya sungguh menyakitkan mendengar Pelatih Ma mengatakan itu.


"Baiklah, baiklah. Aku akan menerima. Oke? Terima kasih."

"Kurasa kau salah paham padaku. Bagaimana kalau kita saling mengenal lebih baik?"

"Maaf, tapi aku sibuk."

"Tidak apa-apa, aku bebas."

"Jika kau ingin mengenal seseorang, kau temui saja Pelatih Xue di sebelah. Kalian berdua bisa saling mengenal."

"Tapi aku ingin tahu lebih banyak tentangmu."

"Tolong pergilah."

Min Jun malah ngotot mau tetap ngobrol. Pelatih Ma jadi kesal dan langsung beranjak bangkit, biar dia saja yang pergi, silahkan Min Jun ambil alih pekerjaannya.

Baiklah, baiklah, Min Jun ngalah deh, dia akan pergi. Tapi dia janji akan mentraktir Pelatih Ma lain kali. Dia yang akan bayar. Min Jun pun pergi. Pelatih Ma sebenarnya suka juga sama hadiahnya, wanginya juga enak, sesuai banget sama kepribadiannya.


Saat dia makan siang di kantin, Pelatih Xue tiba-tiba menghampirinya dengan membawa makan siang beberapa butir brokoli saja, beda banget sama segala macam makanan berlemak yang dimakan Pelatih Ma. Pelatih Ma sampai heran melihatnya, Pelatih Xue cuma makan segitu doang?

Bukannya makan, Pelatih Xue malah dandan sambil mengeluh iri sama Pelatih Ma yang bisa bebas makan apa saja. Pemain hoki memang tidak masalah jika jadi gendut, tapi peseluncur indah seperti dirinya ini tidak akan bisa melakukan lompatan kalau gendut dikit doang.

"Eh, senior. Apa kau melihat ada perbedaan pada riasanku hari ini?"

"Apa matamu baik-baik saja? Bukankah riasanmu sama setiap hari?"

Pelatih Xue ngotot bahwa kali ini beda. Riasannya hari ini yang paling populer. Riasan bunga menggoda pria. Pelatih Ma juga seharusnya rajin-rajin merawat kulit. Biarpun dia banyak menghabiskan waktu bersama sekelompok pria, tapi dia tetaplah seorang wanita.


Tiba-tiba dia mengaku bahwa dua hari yang lalu, dia mendapat hadiah berupa satu set skincare dari Min Jun. Yang jadi masalah... dalam satu set skincare itu seharusnya ada satu botol sample handcream gratis, tapi yang dikasih Min Jun tidak ada sample handcream itu. Pfft!

Jelas itulah yang dikasih Min Jun ke Pelatih Ma. Pelatih Ma jadi kesal dan langsung memberikan barang sample itu ke Pelatih Xue.

"Bagamana kau bisa mendapatkan ini?" Tanya Pelatih Xue penasaran... sebelum kemudian dia mulai mengerti dan langsung kesal. Si Min Jun itu membodohi Pelatih Ma dengan handcream gratisan?

"Aku tidak peduli. Memang itulah perilakunya." Cuek Pelatih Ma lalu pergi.


Usai latihan, Sang Zhan tiba-tiba datang membawakan pesanan teh susu untuk Sang Tian. Dia sengaja pakai topi dan membuat suaranya agak berat, jelas sedang mengetes Wen Bing bisa mengenalinya atau tidak.

Wen Bing memperhatikan ekspresi canggung Sang Tian yang terus menerus meliriknya dan Sang Zhan, dan langsung bisa mengenali dia adalah Sang Zhan. Wen Bing heran melihatnya. Kenapa dia tidak belajar dengan benar di Shuren, malah datang kemari jadi kurir?

Sang Zhan canggung beralasan kalau dia sedang tidak ada kelas. Makanya dia membantu Xiao Rou. Dia lalu buru-buru pergi tapi kemudian dia mengirim pesan ke Sang Tian, menyuruhnya datang ke cafe sekarang juga.


Tak lama kemudian, Sang Tian cs berkumpul dan mendiskusikan penyakitnya Wen Bing. Tapi Sang Zhan tak percaya, buktinya tadi Wen Bing mengenalinya. Kalau dia beneran menderita penyakit itu, tidak mungkin Wen Bing mengenalinya. Mungkin itu cuma jebakan untuk membuat Sang Tian tetap tinggal bersamanya.

Xiao Rou tidak setuju. Tidak bisa membedakan wajah orang kan bukan berarti tidak bisa membedakan orang. Bisa saja dia mengenali orang melalui ciri-ciri tiap-tiap orang. Bahkan orang buta saja bisa kok membedakan orang dari hal-hal tersebut.

Ah! Sang Zhan tahu. Ini karena Wen Bing hanya bisa melihat Sang Tian seorang. Waktu Sang Tian terkurung di ruang peralatan waktu itu. Wen Bing dan dia mencoba mencari Sang Tian melalui CCTV. Ada banyak orang yang berlalu lalang, tapi Wen Bing langsung bisa menemukan Sang Tian karena hanya Sang Tian seorang yang bisa Wen Bing lihat dengan jelas.

"Wah! Itu manis banget, Tian Tian. Hanya kau satu-satunya di dunianya" Goda Xiao Rou sambil mendendangkan lagu cinta. Sang Tian sebal.

Tapi Sang Zhan kasihan juga sama Wen Bing. Kalau dia tidak bisa mengenali wajah, itu akan memengaruhinya di gelanggang es. Kecuali... jika dia membuat tanda atau semacamnya. Ah! Sang Tian tiba-tiba punya ide bagus.


Saat Wen Bing pulang tak lama kemudian, dia mendapati Sang Tian sedang menggambar entah apa. Tapi Sang Tian langsung menutupi gambarnya dari Wen Bing.

"Kenapa kau tidak istirahat lebih awal, malah melakukan hal yang membosankan?" Omel Wen Bing. Tapi sedetik kemudian, tiba-tiba dia menyesalinya, baru ingat peringatan Min Jun untuk bicara yang manis pada gadis.

Akhirnya dia mengubah sikapnya dan membiarkan Sang Tian menggambar sesuka hatinya. "Tapi jangan begadang. Kita harus berlatih besok pagi."

Sang Tian sampai heran mendengarnya. "Kenapa dia jadi sangat lembut? Aku tidak terbiasa dengan itu." Tapi pada akhirnya dia senang juga dengan perubahan sikap Wen Bing.


Keesokan harinya, Wen Bing melatih Sang Tian dengan menggunakan sebotol air sebagai target. Sang Tian harus bisa mengenai botol itu. Sang Tian ragu, dia yakin tidak akan bisa biarpun dia mencobanya.

"Biarkan aku yang mencobanya." Ujar Wei Lian yang mendadak muncul.

Tapi ternyata dia cuma bisa mengenai tepi gawang tepat di bawah botol. Sang Tian jadi semakin yakin mereka tidak akan bisa mengenai botol itu. Itu tidak mungkin.

Wei Lian langsung protes tak senang karena mereka latihan berdua saja tanpa mengikutsertakannya. Wen Bing santai mengingatkan bahwa Wei Lian sendiri harus latihan lebih banyak. Pelatih Ma bilang kelemahan Wei Lian adalah pengendalian.


Saat Sang Tian hendak mengambil puck, tiba-tiba ada puck lain yang melayang cepat ke arahnya, hampir menyerempet wajahnya. Ternyata anak buahnya Meng Qi yang berulah dan dengan santainya minta maaf yang jelas tidak terdengar tulus.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments