Saat iring-iringan itu kembali berjalan, saat itulah Pangeran Qi melihat Su Ci sedang berbincang dengan para penduduk di sana. Maka saat Su Ci hendak menuju kantor bupati, Pangeran Qi langsung menyusulnya.
Su Ci mengenalinya dan langsung tak suka. Dia mau menghindar, tapi tentu saja Pangeran Qi tidak terima diabaikan begitu. Dia kan tidak pernah menyinggung Su Ci, malah pernah menolongnya, jadi tidak seharusnya Su Ci mengabaikannya.
"Jika bukan karena kau pernah menolongku, sekarang ini kau pasti sudah ditangkap karena menghalangi pekerjaanku."
"Kesalahan apa yang kulakukan?"
"Pecundang yang berfoya-foya tentu saja tidak peduli dengan kesulitan rakyat. Tapi mohon jangan menghalangiku bertugas."
Pangeran Qi sontak menarik tangannya dan menegaskan bahwa jika kantor bupati benar-benar punya niat untuk mengurus rakyat, maka tidak mungkin mereka abai sampai sekarang.
Kesal, Su Ci langsung memborgol tangan Pangeran Qi. Tapi saat dia hendak memborgol tangannya yang kedua, Pangeran Qi bergerak cepat menangkap salah satu tangan Su Ci lalu memakaikan borgol yang satunya ke tangan Su Ci sehingga mereka saling terikat pada satu sama lain.
Su Ci sontak berusaha menyerangnya, tapi Pangeran Qi berhasil menangkisnya sehingga membuat kantong uangnya Su Ci terjatuh dan isinya berhamburan... termasuk kunci borgol itu, dan kontan saja semua uang itu langsung jadi rebutan rakyat yang kelaparan.
Parahnya lagi, kunci borgolnya juga ikut menghilang dan Su Ci tidak punya kunci cadangannya. Bahkan saat mereka mau pergi, tiba-tiba seorang anak kecil menarik tangan Pangeran Qi yang satunya sambil bersikeras menuntut dikasih uang juga, soalnya dia tidak kebagian barusan dan dia kelaparan.
Dia ngotot tidak mau melepaskan tangan Pangeran Qi soalnya takut Pangeran Qi menipunya dan kabur. Tak bisa memakai kedua tangannya, terpaksa Pangeran Qi meminta Su Ci untuk merogoh ke dalam bajunya untuk mengambil uangnya.
Su Ci jelas canggung harus merogoh ke dalam baju pria, tapi terpaksa dia melakukannya. Dengan malu-malu dia mencoba merogoh di lapisan pertama, tapi malah tidak menemukan apapun. Terpaksa dia harus merogoh ke dalam lapisan paling dalam hingga akhirnya dia menemukan satu butir uang perak.
Tepat setelah anak itu pergi, Fei Yuan akhirnya menemukan mereka dan jelas cemas melihat tuan mudanya terborgol. Tapi Pangeran Qi mengabaikan kecemaasannya dan to the point membahas apa yang dia suruh Fei Yuan selidiki.
Ternyata dia disuruh menyelidiki lokasi dan waktu ritual perngorbanan si pengantin wanita itu. Jam 17.45 di dermaga dan sekarang sudah hampir waktunya.
Su Ci mau langsung pergi menyelamatkan gadis itu. Tapi Pangeran Qi sontak menariknya dan mengingatkannya untuk tidak asal pergi begitu saja. Dia harus punya rencana matang sebelum menyelamatkan gadis itu.
Dia harus punya rencana tentang bagaimana cara menghindari prajurit yang akan mengejarnya, dia harus tahu ke mana dia akan menyembunyikan gadis itu dan lain sebagainya.
Jelas Pangeran Qi sudah punya rencana. Dia bahkan sudah punya peta kota tersebut dan langsung memberi instruksi pada mereka tentang apa-apa yang harus mereka lakukan dan jalan terbaik untuk melarikan diri.
Dia menginstruksikan Fei Yuan untuk tidak ikut campur dalam usaha penyelamatan, dia hanya perlu bertugas mengalihkan perhatian prajurit yang mengejar mereka. Sementara Su Ci, dia ajak ke dermaga untuk menyelamatkan gadis itu.
Dan berhubung tidak ada waktu memikirkan masalah borgolnya, jadi mereka nekat pergi dalam keadaan kedua tangan terikat pada satu sama lain.
Para warga sudah berkumpul. Para dukun mulai melakukan ritual tari-tariannya dan si pengantin lalu diikat ke sebuah papan di tepi jembatan, lalu beberapa petugas mulai membakar tali yang mengikat papan itu.
Saat itulah Su Ci dan Pangeran Qi datang dan langsung menyela acara itu. Sontak saja seorang pria langsung memerintahkan para warga untuk menyerang mereka.
Awalnya kedua orang itu kesulitan saat berusaha menyerang sendiri-sendiri dalam kondisi tangan seperti itu sehingga menghalangi pergerakan mereka masing-masing. Tapi pada akhirnya mereka mulai bisa kompak dan saling bekerja sama dengan baik.
Tapi mereka tetap terlambat, tali papan itu terputus, membawa si pengantin wanita terjatuh ke sungai... tepat saat Bei Ming mendadak muncul dan berhasil menyelamatkan si pengantin wanita tepat waktu. Fiuh!
Dengan cepat dia memukul leher belakang si pengantin wanita untuk membuatnya pingsan lalu membawanya kabur. Para warga jadi mengira kalau Su Ci dan Pangeran Qi adalah komplotan Bei Miang dan langsung menyerang mereka.
Su Ci dan Pangeran Qi berusaha menghindar, tapi tiba-tiba Su Ci kehilangan keseimbangannya dan langsung terjatuh ke sungai, membawa Pangeran Qi ikut terjatuh bersamanya.
Su Ci tidak bisa berenang sehingga dia hanya bisa pasrah saat dia tenggelam semakin dalam. Tapi untunglah dia terikat pada Pangeran qi yang langsung menariknya mendekat... lalu menciumnya, eh bukan, memberikan pernapasan buatan maksudnya. Hehe.
Tapi sepertinya dia begitu terpesona hingga dia tidak segera melepaskan diri bahkan sekalipun mereka sudah aman di permukaan. Malah Su Ci-lah yang sadar duluan dan langsung melepaskan diri dengan kesal.
Mereka bergegas keluar dari air dan santai saja berjalan melewati para warga yang masih bengong menatap mereka. Tapi sedetik kemudian para warga sadar dan langsung mengejar kedua orang itu.
Bei Ming membawa si pengantin ke sebuah gubuk kosong dengan diikuti Fei Yuan yang mengira kalau dia orang jahat. Fei Yuan bahkan berniat mau menyerangnya.
Bei Ming santai menolak meladeninya, dia bukan jenis orang yang memukul bocah. Lagipula, mereka kan punya tujuan yang sama yaitu membantu orang dan menegakkan keadilan.
Sudah malam, pakaian gadis ini terlalu tipis. Maka untuk menghangatkannya, Bei Ming pun mencoba membuat api unggun dengan kayu-kayu di sekitarnya. Tapi dia kesulitan membakar kayu-kayunya.
Fei Yuan akhirnya mulai mempercayainya dan langsung membantunya menyalakan api unggunnya dengan menggunakan jerami. Tapi setelah beberapa lama, si pengantin tetap saja belum sadarkan diri. Bei Ming jadi bingung.
"Pasti karena kau memukulnya terlalu keras." Duga Fei Yuan.
"Aku tidak pernah memukul wanita sebelumnya, sesaat tadi aku tidak bisa mengontrol kekuatanku."
"Kalau kau memukulnya sampai dia jadi bodoh, kau harus bertanggung jawab."
"Bertanggung jawab? Aku harus bertanggung jawab bagaimana?"
"Berikan dirimu padanya. Itu yang biasanya dikatakan dalam cerita-cerita."
"Bagaimana bisa sembarangan memberikan diriku padanya?"
"Kenapa kau sangat tidak bertanggung jawab?! Jika dibandingkan dengan tuan mudahku, dari tadi sudah..." Ah! Fei Yuan mendadak ingat sama tuan mudanya dan sontak cemas. Kenapa dia belum datang juga sampai sekarang?
Su Ci dan Pangeran Qi tak tahu harus pergi ke mana, hari juga sudah semakin gelap. Pangeran Qi memiliki sebuah mutiara langka yang bisa menyala dalam gelap dan bisa membantu mereka menerangi jalan, tapi tiba-tiba terdengar suara para pengejar mereka yang sudah semakin mendekat sehingga mereka harus bergegas melarikan diri.
Awalnya mereka hanya saling menarik dengan borgol mereka. Tapi lama kelamaan, mereka akhirnya saling berpegangan tangan agar bisa lari lebih cepat.
Mereka terus berlari dan berlari semakin jauh ke dalam hutan... saat tiba-tiba saja Su Ci terperosok ke dalam sebuah lubang dan membawa Pangeran Qi terjatuh bersamanya.
Fei Yuan terus menunggu dengan gelisah di luar. Setelah beberapa lama, si pengantin akhirnya sadar sambil menggumam kedinginan. Maka untuk membantu menghangatkannya, Bei Ming langsung melepaskan pakaian luarnya untuk menyelimuti si pengantin.
Tapi si pengantin tetap kedinginannya, maka Bei Ming langsung saja melepaskan lapisan kedua bajunya untuk menyelimuti si pengantin. Tapi si pengantin tetap saja mengeluh kedinginan.
Bei Ming galau. Bajunya cuma tinggal lapisan terakhir. Tapi dia kasihan sama si pengantin dan akhirnya tanpa pikir panjang dia melepaskannya... tepat saat di pengantin benar-benar membuka mata dan langsung salah paham melihat Bei Ming dalam keadaan seperti itu.
Dia sontak menjerit sekeras-kerasnya lalu menaburkan bubuk entah apa ke mukanya Bei Ming, dan langsung membuatnya pingsan seketika. Fei Yuan jadi ketakutan melihat itu.
"Nona... jangan racuni aku. Aku... aku masih anak-anak!"
"Apa komplotannya?" Tanya Dong Ru Shuang - si pengantin itu.
Fei Yuan sontak menyangkal dan menjelaskan bahwa dia awalnya berniat menyelamatkan Ru Shuang, tapi tiba-tiba Bei Ming muncul entah dari mana. Dia mengejar mereka sampai kemari.
Ru Shuang percaya padanya dan langsung menendang Bei Ming. "Orang ini sudah menghancurkan rencanaku. Sudah sepantasnya dia berbaring di sini dan kedinginan."
Ru Shuang mau mengajak Fei Yuan pergi. Tapi Fei Yuan masih ingin menunggu tuan mudanya di sini.
Su Ci terjatuh menimpa Pangeran Qi. Tapi saat dia hendak melepaskan diri, Pangeran Qi tiba-tiba berbalik menindihnya dan menutup mulutnya karena saat itu juga terdengar suara para pengejar mereka yang semakin mendekat.
Untungnya orang-orang itu tidak mengetahui keberadaan lubang itu sehingga mereka mengira kalau mereka sudah kehilangan jejak kedua orang itu. Orang-orang itu akhirnya menyerah dan pergi.
Aman dari para pengejar mereka, Su Ci sontak mendorong Pangeran Qi darinya. Tapi sekarang mereka harus bagaimana untuk keluar dari lubang itu.
Su Ci kebingungan meraba-raba tembok bebatuan di sekitarnya saat tiba-tiba Pangeran Qi membantu menyinarinya dengan menggunakan mutiara bersinarnya. Pangeran Qi menjelaskan bahwa dia tidak bisa melihat dengan baik pada malam hari karena penyakit matanya.
Su Ci mengerti. "Pantas saja indra penciumanmu bagus sekali, tenyata penglihatanmu kurang bagus. Harus bagaimana sekarang."
Tiba-tiba Pangeran Qi menariknya mendekat lalu mengambil tusuk rambutnya sehingga membuat rambut Su Ci terurai. Pangeran Qi tercengang melihatnya. Wah! Apakah dia sadar kalau Su Ci itu wanita?
Epilog:
Dalam flashback, ternyata pria yang menyelamatkan Su Ci remaja dulu adalah Pei Zhao muda. Dia hampir saja mau memukul Su Ci saat Su Ci menggigit lengannya, tapi dia berhasil menahan diri.
"Tidak apa-apa." Ujar Pei Zhao sambil membelai kepala Su Ci dengan lembut. Tapi menyadari Su Ci masih ketakutan padanya, Pei Zhao akhirnya hanya membekali Su Ci dengan sebilah belati berukiran 'Yan' dan menasehatinya untuk tetap bertahan hidup apapun yang terjadi, lalu pergi meninggalkannya.
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam