Sinopsis Maiden Holmes Episode 1 - 1

Su Ci adalah seorang detektif wanita yang menyamar sebagai pria. Mungkin karena pada masa itu, hanya pria yang diperbolehkan menjadi pejabat pemerintah, makanya dia harus menyamarkan dirinya.


Namun sebenarnya kemampuannya tak kalah hebat dari pria. Hari itu, dia sedang menginvestigasi sebuah rumah bordil. Dengan mata jelinya, dia mengedarkan pandangannya, memperhatikan semua orang yang ada di sana, tapi jelas dia tidak menemukan orang yang dicarinya di antara orang-orang itu.

Tiba-tiba fokusnya teralih sejenak saat dia tertarik mendengarkan cerita paman pendongeng yang tengah bercerita dengan penuh semangat tentang kisah kepahlawanan Pangeran Qi yang biarpun masih muda tapi kemampuan beda dirinya sungguh luar biasa. Pangeran Qi adalah Dewa Perang negeri ini. Su Ci tersenyum, tampak kagum mendengarkan cerita tentang Pangeran Qi itu.


Err... yang tidak mereka ketahui, Pangeran Qi yang sedang diagung-agungkan itu justru sedang berada di salah satu kamar, sedang bersenang-senang dengan para wanita penghibur di sana.

Sepertinya selain ahli ilmu bela diri, Pangeran Qi juga memiliki indera penciuman yang tajam. Bahkan dengan mata tertutup, dia bisa membedakan beda bau parfum tiap-tiap wanita.


Di luar, Su Ci disambut dengan antusias oleh bos tempat itu yang mengira kalau dia adalah pria yang datang kemari untuk bersenang-senang. Tapi senyumnya memudar dengan cepat saat Su Ci tiba-tiba mengeluarkan lambang biro Mingjing dan to the point mengaku bahwa biro Mingjing sedang melakukan investigasi.

Su Ci dan para anak buahnya bahkan langsung naik ke area kamar VIP dan membuka kamar-kamar itu satu per satu yang jelas mengganggu orang-orang di dalamnya.

Pangeran Qi hendak menangkap salah satu wanita. Tapi wanita itu menghindar tepat saat Su Ci membuka pintu dan jadilah Su Ci yang tertangkap olehnya. api Su Ci tidak tahu kalau pria itu adalah Pangeran Qi dan langsung melepaskan diri dengan kesal dan menarik penutup matanya. Melihat beberapa noda lipstik di bajunya, Su Ci mengira kalau dia cuma pria genit.

Dia melempar kembali penutup mata itu dan Pangeran Qi refleks menangkapnya dengan tangan kanan. Melihat itu, Su Ci langsung tahu bahwa pria ini bukan penjahat yang dicarinya karena penjahat incarannya itu bertangan kidal.


Dia langsung meneliti para wanita penghibur itu, tapi tidak ada satupun yang mencurigakan. Tapi kemudian dia melihat ke kamar sebelah yang hanya terpisah oleh sekat.

Su Ci langsung mendobrak masuk ke sana. Mendapati dua orang wanita tengah menghibur seorang pria tua. Salah satu wanita itu refleks menggelandot manja ke pria tua itu.

Pria itu kesal menggerutui Su Ci, tapi Su Ci mengabaikannya dan terus mengedarkan pandangannya meneliti orang-orang itu... hingga akhirnya dia menemukan orang yang dicarinya.

"Pria Seribu Wajah, kau ditangkap." Ujar Su Ci.

Penjahat yang dicarinya itu adalah seorang pemer~~sa. Pria tua itu jelas tidak terima tuduhannya, berani sekali Sebagai menuduhnya sebagai penjahat itu.

Su Ci mengoreksi. "Bukan anda, tapi dia." Ujar Su Ci sambil menunjukkan si wanita yang sedang bermanja pada si pria tua. Hah? Dia pria?


Pria tua itu jelas tak percaya. Dia ini wanita, mana mungkin wanita secantik dan seimut ini adalah seorang pemer~~sa? Tapi Su Ci sangat yakin dengan penglihatannya dan langsung melabrak wanita itu.

"Sehebat apapun teknik menyamarmu, itu tidak akan bisa mengubah tubuhmu jadi wanita."

Saat pria tua itu masih saja bersikeras tak mempercayainya, maka Su Ci pun terang-terangan membeberkan keanehan wanita itu. Semua penari di tempat ini, menggunakan lonceng di kaki untuk memeriahkan suasana. Karena itulah mereka sangat melindungi pergelangan kaki mereka.

"Sedangkan kau, pergelangan kakimu sangat kasar. Tentu saja kau bisa berkilah bahwa kau tidak mau mengikuti aturan tersebut. Tapi kau terbiasa menggunakan tangan kiri dan ada bubuk obat bius di sela-sela jarimu. Kurasa, gadis yang kau manfaatkan, sudah kau bius dan kau sembunyikan di suatu tempat."
 

Tak bisa berkutik lagi, penjahat itu tiba-tiba menyerang para petugas dan berusaha melarikan diri. Su Ci berusaha menghentikannya, tapi orang itu langsung menampiknya dengan kuat sehingga Su Ci terdorong tepat ke aarah Pangeran Qi dan hampir saja terjatuh kalau saja Pangeran Qi tidak sigap menangkapnya.

Mereka bersitatap sejenak sebelum kemudian Su Ci sadar dan bergerak cepat menghadang orang itu di pintu. Sontak kedua orang itu bertarung dengan sengit.

Su Ci hampir kewalahan menghadapi jurus cakar orang itu. Tapi untunglah Pangeran Qi membantunya dengan melemparkan gelasnya mengenai punggung orang itu, membuat tangan orang itu jadi lemah sehingga Su Ci bisa menangkis serangannya dan menyudutkannya lalu membuka paksa samaran wajahnya, memperlihatkan wajah asli si penjahat yang ternyata benar-benar pria.

Semua orang shock melihatnya. Hanya Pangeran Qi seorang yang tampak tidak memedulikan penjahat itu dan lebih tertarik memperhatikan kecerdasan dan kehebatan penyelidikannya Su Ci dan kagum padanya.


Baru setelah dia pulang dan aman di dalam rumah, Pangeran Qi menghentikan akting pria nakalnya. Entah kenapa dia pura-pura bersikap seperti itu, mungkin untuk mengelabui orang yang sedang membuntutinya.

Dilihat dari banyaknya bekas luka di sekujur punggungnya, tampak jelas dia orang yang telah banyak menderita dalam peperangan. Pandangan matanya sepertinya cukup buruk sehingga dia butuh pencahayaan lebih terang untuk membaca sebuah surat.

Surat itu mengabarkan bahwa kapal yang mengantarkan dana bantuan bencana untuk Kabupaten Qingshui, tenggelam karena tersambar petir dan dana bantuan dari pemerintah itu hilang.

Menurut rumor yang beredar, katanya dana bantuan itu ditelan oleh Raja Naga yang murka. Tapi Pangeran Qi jelas tidak percaya dengan hall-hal mistis semacam itu, dia curiga ada orang yang menggunakan tipu mulihat.

"Apakah Pangeran ingin menyelidikinya sendiri?" Tanya Pengawalnya.

"Tentu saja. Kau bilang saja bahwa aku merasa ibu kota tidak menarik, jadi aku pergi bertamasya."

Tapi, dia butuh bantuan seseorang untuk menyelidiki kasus ini, dan satu-satunya orang yang dia pikirkan adalah Su Ci dan kehebatan analisisnya.


Keesokan harinya di Biro Mingjing, Detektif Luo protes keras saat dia mendengar Su Ci-lah yang ditunjuk untuk menyelidiki kasus dana bantuan bencana yang ditelan Raja Naga itu, padahal sebelumnya Su Ci juga sudah mengambil alih kasus si peme~~~sa itu darinya.

Kepala Biro mengingatkan bahwa dia mengalihkan kasus itu ke Su Ci karena Su Ci memiliki penglihatan yang lebih tajam daripada yang lain, jadi dialah yang lebih cocok untuk menyelidiki kasus itu.

"Jika saya diberi waktu beberapa hari, saya juga pasti bisa menangkapnya!" Protes Detektif Luo.

"Lalu akan ada berapa banyak wanita lagi yang akan menjadi menjadi korban? Apakah Detektif Luo tidak memedulikan yang lain hanya karena berebut jasa?" Balas Su Ci.


Detektif Luo hampir saja emosi, tapi Kepala Biro buru-buru menyela dan menugaskan Detektif Luo untuk menyelidiki kasus lain. Kepala Biro dan Su Ci sepertinya cukup akrab sampai-sampai dia tahu kalau Su Ci adalah penggemarnya Pangeran Qi dan memberinya sebuah buku tentang kepahlawanan Pangeran Qi.


Namun dalam flashback, ternyata Su Ci memiliki masa lalu yang sangat buruk, seluruh keluarganya dibantai entah karena apa, hanya dia seorang yang selamat dari insiden itu.

Karena itulah, sebelum pergi, dia terlebih dulu pamit dan menyembahyangi altar kedua orang tuanya lebih dulu dan meyakinkan mereka untuk tidak mengkhawatirkannya.


Di laci, tampak sebilah belati dengan ukiran 'Yan', yang kontan mengingatkannya akan masa lalunya. Dulu saat dia dikejar-kejar oleh para penyerangnya, seseorang tiba-tiba menyelamatkannya.

Tapi mungkin karena dia mengira kalau pria itu juga penjahat, Su Ci remaja sontak menggigit tangan penyelamatnya itu. Terang saja pria itu refleks melayangkan tangan mau memukul Su Ci, tapi untunglah pria itu berhasil menahan dirinya dan membiarkan Su Ci menggigitnya sampai Su Ci sendiri yang melepaskan diri.

Dia tidak marah sama sekali, malah membekali Su Ci dengan belatinya itu. "Ingatlah, seberapa sulitpun, kau tetap harus bertahan hidup." Itulah nasehat pria itu sebelum kemudian dia pergi.


Pangeran Qi hendak berangkat tapi malah mendapati pelayannya - Fei Yuan, membawa banyak sekali barang untuk persediaan perjalanan mereka seolah dia mau pindah rumah.

Padahal Pangeran Qi tidak mau membawa barang sebanyak itu, dia cuma mau membawa Fei Yuan bersamanya. Dia bahkan tak mau naik ke kereta kuda dan langsung berangkat duluan dengan kudanya saja.


Di sebuah hutan, seorang pria ahli kungfu - Xie Bei Ming, tengah melompat-lompat lincah kesana-kemari dengan keahlian bela dirinya... sampai saat dia menyadari dirinya sedang dibuntuti.

Dia sontak melempar beberapa bebatuan dengan menggunakan tenaga dalamnya dan sukses mengenai muka para pengawal yang membuntutinya. Sepertinya dia seorang tuan muda yang berniat mau berkelana sendirian, tapi orang tuanya malah mengirim orang-orang itu untuk membuntutinya.

Bei Ming kesal dan mengancam mereka untuk berhenti membuntutinya atau dia akan memusuhi mereka semua. Maka orang-orang itu pun mencoba membekalinya dengan beberapa barang seperti uang, obat-obatan dan buku panduan untuk mendapatkan wanita.

Bei Ming menerima uangnya, tapi yang lainnya tidak perlu. Dia kan mau berkelana demi membela kebenaran dan membantu orang, bukan mau cari jodoh! Pergi semuanya! Ketakutan, para pengawal itu sontak berhamburan kabur. Bie Ming senang.


Tepat saat itu juga, Pangeran Qi dan Fei Yuan melaju sangat kencang dengan kuda-kuda mereka dan hampir saja menabrak Bei Ming dan jelas saja membuat Bei Ming kesal merutuki mereka. Tapi kedua orang itu terus melaju kencang dan mengabaikannya.


Sesampainya di Kabupaten Qingshui, Su Ci prihatin melihat para rakyat kota itu menderita kelaparan. Diperparah dengan para orang kaya yang tidak mau berbagi makanan dengan kaum miskin.

Tanpa mereka semua saling mengetahui, Pangeran Qi, Fei Yuan dan Bei Ming juga baru tiba di kota itu. Tiba-tiba mereka melihat iring-iringan pengantin, tapi tampak ada beberapa dukun yang turut mengiringi acara itu.

Su Ci jadi penasaran dan langsung menanyakan acara itu pada orang terdekatnya. Dari informasi orang itu, ternyata mereka mau mengorbankan si pengantin wanita untuk menjadi pengantinnya Raja Naga.

Selama setahun ini, kabupaten mereka terus menerus dilanda berbagai macam bencana sehingga membuat mereka gagal panen terus. Makanya mereka melakukan ritual pengorbanan gadis ini.


Memang pemerintah memberikan dana bantuan bencana. Tapi uangnya sudah ditelan oleh Raja Naga. Padahal beberapa hari sebelum kejadian itu, tidak ada hujan sedikitpun.

Tapi tepat pada malam uang itu hendak dikirim kemari, tiba-tiba muncul hujan badai dan petir menyambar perahu yang membawa uang itu dengan begitu dahsyatnya sehingga membuat perahu itu tenggelam.

"Apa kalian melihatnya secara langsung?" Tanya Su Ci.

Salah satu pria mengaku kalau dia melihat sendiri saat Raja Naga membajak perahu itu dengan petir besarnya. Raja naga membuat perahu itu terbakar lalu tenggelam.

Seorang pria lainnya mengaku bahwa dia tidak melihat perahunya tenggelam, tapi dia melihat kotak uangnya. Semua uang di dalamnya berubah menjadi batu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments