Sinopsis Maiden Holmes Episode 7 - 1

Fei Yuan membawa Pei Zhao ke rumah baru yang akan mereka tempati bersama Su Ci dan Ru Shuang. Kamarnya Su Ci juga sudah direnovasi. Aslinya ini kamar tidur utama, tapi atas perintah Pei Zhao, Fei Yuan mengubahnya jadi kamar tamu untuk Su Ci.


Dia juga sudah meletakkan beberapa buku cerita tentang kepahlawanan Pangeran Qi di rak buku. Tapi Fei Yuan heran, kenapa Pei Zhao tidak terus terang saja tentang identitasnya yang sebenarnya pada Su Ci?

"Sekarang belum waktunya."

"Baiklah. Kalau begitu, akan saya antarkan anda keliling dan melihat-lihat kamar yang lain."

Keesokan harinya, Su Ci cs tiba di rumah Pei Zhao. Ru Shuang benar-benar kagum melihat rumah besar ini. Pei Zhao merendah dan mengklaim kalau dia tidak sekaya yang mereka pikir.

Su Ci tak percaya. Menurutnya, Pei Zhao juga cukup kaya, sama seperti Bei Ming. Apalagi letak rumah mewah ini berada di tengah kota dengan transportasi yang praktis. Harga tanah dan sewanya adalah salah satu yang terbaik di ibu kota.

Biarpun rumah ini tidak bertabur giok dan emas, tapi pemandangannya segar dan cantik. Perabotannya halus dan penuh ketelitian. Jelas ini bukan rumah rakyat biasa.

Belum lagi para pelayannya, mungkin ada sekitar 20 orang pelayan yang bekerja di rumah ini. Jika satu orang saja digaji satu tael perak, maka Pei Zhao harus mengeluarkan lebih dari 20 tael perak hanya untuk menggaji para pelayannya. Apalagi para pelayan yang lebih berpengalaman, pasti gajinya lebih tinggi.

"Saudara Pei, kurasa identitasmu tidak sesederhana yang kau katakan."

Pei Zhao, Fei Yuan dan Bei Ming sontak terdiam canggung. Pei Zhao akhirnya beralasan bahwa ini adalah rumah warisan leluhurnya. Mereka tidak perlu bayar sewa. Keluarganya juga memiliki beberapa toko dengan pendapatan bulanan yang lumayan besar.

Dia hanya mengandalkan warisan keluarga. Kalau mengandalkan gajinya sendiri yang cuma seorang prajurit, pastinya dia tidak akan mampu hidup semewah ini.

Dia lalu buru-buru beralih topik mengajak mereka melihat-lihat ke dalam. Bei Ming mendadak sok kaya menawarkan uang agar Pei Zhao bisa membangun rumah ini biar lebih mewah.

"Mewah? Semua rumah yang kau carikan untukku, terlalu mewah." Sinis Ru Shuang.

"Ru Shuang, kau baru tiba di ibu kota, aku hanya ingin kau bisa tinggal dengan nyaman."

"Semua rumah bertabur emas dan giok, mataku sampai silau, nyaman apanya?"

Sementara yang lain melihat-lihat taman bunga, Bei Ming tiba-tiba menuntut pada Pei Zhao agar kamarnya berdekatan dengan kamarnya Ru Shuang. Tapi Pei Zhao dengan santainya memberitahu bahwa dia tidak menyiapkan kamar untuk Bei Ming.

Dia rasa, rumah ini tidak akan cocok untuk seorang putra bangsawan seperti Bei Ming yang punya standar mewah. Kamar-kamar di rumah ini terlalu kecil.

Bei Ming ngotot menyatakan bahwa rumah ini sangat cocok dengan gaya mewah dan elegannya. Rumah ini tidak kecil sama sekali kok. Lebih banyak orang, lebih ramai.

Di kamarnya, Su Ci melihat ada sebuah kuas pena yang tampak mewah. Su Ci tahu kalau kuas bukan kuas biasa karena Su Ci pernah melihat kuas semacam ini saat dia menangani kasus di istana dulu. Dari mana Pei Zhao mendapatkan kuas ini?

Canggung, Pei Zhao beralasan bahwa itu adalah pemberian Pangeran Qi. Su Ci sontak meletakkannya kembali ke meja, tidak berani menyentuhnya, ini terlalu berharga.

Pei Zhao meyakinkannya untuk memakainya saja, lagipula dia sendiri jarang memakai pena karena pekerjaannya berhubungan dengan pedang dan senjata.

Di kamarnya sendiri, Pei Zhao tersenyum senang saat teringat betapa bahagianya Su Ci tadi, saat dia menemukan banyak sekali buku-buku cerita kepahlawanan Pangeran Qi. Pei Zhao mengaku kalau dia memang menyiapkan semua itu khusus untuk Su Ci karena Su Ci kan suka membaca buku-buku itu.

Tiba-tiba Su Ci mendatanginya dengan membawa sebuah surat kontrak rumah, soalnya dia tidak mau tinggal di sini gratis. Pei Zhao keberatan, tapi Su Ci ngotot tidak mau menerima kebaikannya secara cuma-cuma. Itu namanya tidak tahu diri.

Pei Zhao jadi galau. Kalau dia tidak menerima uangnya, maka Su Ci pasti tidak akan mau tinggal di sini. Akhirnya dia setuju dan menuntut Su Ci untuk bayar lima tael perak per bulan.

Su Ci agak kaget mendengar jumlahnya sebanyak itu, dia tidak akan punya cukup uang untuk beli buku cerita lagi. Tapi... sewa segitu memang masuk akal sih untuk ukuran rumah semewah ini. Baiklah, Su Ci pun setuju.

Tapi selain itu, Su Ci juga ingin menambahkan beberapa persyaratan tambahan. Yaitu, Pei Zhao harus menyimpan rahasianya dan tidak boleh menggunakan rahasianya untuk mengancamnya. Dan juga tidak boleh ada kontak fisik di antara mereka. Jika Pei Zhao melanggar, maka Su Ci berhak untuk mengajukan ganti rugi sebesar satu tael per pelanggaran.

"Sebentar, sebentar! Kenapa surat kontrak ini sepertinya hanya mengekangku saja?" Protes Pei Zhao.

Sebagai gantinya, Su Ci bersedia menolong Pei Zhao dalam hal apapun asalkan tidak melanggar etika dan masuk akal. Pei Zhao geli mendengarnya, tapi baiklah, akan dia pikirkan.

Tapi Su Ci malah menganggap itu sebagai penolakan, dan karenanya, dia akan pindah besok. Pei Zhao jadi panik dan akhirnya setuju juga untuk menandatangani surat itu.

Mereka menandatanganinya saat itu juga. Su Ci puas lalu balik ke kamarnya. Pei Zhao cuma bisa pasrah dengan semua ini. Dia pemilik rumah tapi malah tak berdaya.

Fei Yuan datang membawakan kudapan tak lama kemudian tapi malah menemukan surat kontrak itu. Dia jadi salah paham kalau ini adalah idenya Pei Zhao sendiri dan langsung mengatainya pelit, bagaimana bisa Pei Zhao setega ini pada teman sendiri.

"Adik Su sendiri yang bersikeras."

Fei Yuan kagum dengan prinsipnya Su Ci. Tapi... lima tael?! Wah! Pei Zhao benar-benar tuan rumah berhati kejam. Gaji bulanan Su Ci bahkan hanya tujuh tael. Bagaimana dia akan menjalani hidupnya nanti?

Pei Zhao kaget, benar-benar tidak tahu besaran gajinya Su Ci. Kalau begitu, dia harus menaikkan gaji biro Mingjing.

Su Ci mesam-mesem bahagia menatap cap jempolnya dan jempolnya Pei Zhao di surat kontrak itu. Tapi sedetik kemudian dia sadar dan langsung salting sendiri sampai-sampai dia harus menghapal hukum-hukum negara hanya untuk menenangkan dirinya.

Malam itu, seorang wanita berpakaian pengantin tampak berjalan linglung di tembok kota sambil menggumam 'Di saat yang indah, pertahankan dia, pertahankan dia'. Wanita itu lalu naik ke atasnya... lalu menjatuhkan dirinya sendiri.

Keesokan harinya, Su Ci canggung saat melihat Pei Zhao di meja makan dan langsung menghindar dengan alasan masih ada dokumen yang belum beres di biro Mingjing.

Pei Zhao tiba-tiba menghadangnya. Padahal dia bahkan tidak sampai menyentuh, tapi Su Ci heboh sendiri mengingatkan Pei Zhao tentang aturan kontak fisik mereka atau Pei Zhao akan didenda 1 tael. Fei Yuan bingung mendengar percakapan mereka, mereka membicarakan apa?

"Pegawai Biro Mingjing ini, sedang memikirkan cara agar aku mengurangi biaya sewa."

Su Ci kesal. "Menggoda secara verbal, tambah satu tael."

"Kita teman atau bukan? Kalau teman, kenapa sekarang tidak boleh tapi dulu boleh?"

Su Ci sontak gelagapan bingung dan akhirnya buru-buru pergi. Fei Yuan cuma geleng-geleng kepala melihat keanehan kedua orang itu.

Di Biro Mingjing, Su Ci mendengar para rekannya menggosip tentang gaji mereka yang bulan ini akan dinaikkan. Su Ci senang, dia jadi bisa membeli buku cerita lagi.

Pei Zhao datang ke pernikahannya Komandan Fu dengan ditemani Fei Yuan. Hanya ayahnya Komandan Fu yang menyambutnya karena Komandan Fu sendiri sedang pergi menjemput pengantinnya. Sementara Zi Zhou, entah ke mana anak itu.

Tapi sampai beberapa lama, sang pengantin masih juga belum datang, Fei Yuan jadi cemas. Pei Zhao santai, menjemput pengantin wanita kan memang tidak mudah, orang-orang pasti mempersulit si pengantin pria.

Tapi tepat saat itu juga, seorang pelayan datang mengabarkan kabar buruk. Pada saat yang bersamaan, Su Ci mendapat tugas dadakan untuk menyelidiki mayat yang ditemukan di tembok kota. Korban adalah putri keluarga Du, si pengantin wanitanya Komandan Fu.

Su Ci pun bergegas keluar, tapi malah mendapati Ru Shuang sudah menunggunya di depan. Dia sudah tahu kalau Su Ci akan menyelidiki kasus, makanya dia menunggu Su Ci di sini, dia akan membantu Su Ci untuk melakukan otopsi.

Setibanya di TKP, mereka mendengar para warga sedang kasak-kusuk menggosipkan korban. Salah satu warga curiga kalau ini adalah perbuatannya hantu pengantin.

Ru Shuang langsung memperhatikan keadaan tubuh korban dan dari keretakan berbagai tulangnya, Ru Shuang bisa memastikan bahwa korban benar-benar mati karena terjatuh dari lantai atas.

Mereka lalu naik ke atas tembok kota dan mendapati bekas samar jejak kaki korban. Jelas korban memang melompat sendiri.

Su Ci mau pergi, tapi Ru Shuang masih bersikeras mengikutinya. Su Ci jadi tidak nyaman dan berusaha mengusirnya secara halus dengan alasan bahwa Ru Shuang bukan orang pemerintahan, tidak baik jika dia ikut menyelidiki.

"Tapi waktu menyelidiki kasus di Kabupaten Qingshui, bukankah aku juga selalu mengikutimu?" Protes Ru Shuang.

Su Ci bersikeras bahwa kasus ini beda karena melibatkan putri seorang pejabat tinggi. Lebih baik Ru Shuang pulang saja. Ru Shuang kecewa, tapi baiklah.

Para prajurit istana membuat pengumuman di tengah kota untuk mencari saksi dalam kasus ini. Dan tak lama kemudian, mereka menghadang Zi Zhou yang baru pulang dalam keadaan mabuk-mabukan.

Dia dipaksa untuk ikut mereka untuk diinterogasi terkait kematian Nona Du karena ada saksi yang mengaku melihat Zi Zhou bertemu dengan Nona Du semalam. Tapi Zi Zhuo tampak benar-benar shock saat mendengar Nona Du sudah meninggal dunia.

Su Ci menginterogasi pelayannya Nona Du yang mengaku bahwa Nona Du selama ini, sebenarnya Nona Du lebih dekat dengan Zi Zhuo. Dia bahkan mengira bahwa semalam, Nona Du dan Zi Zhou mau kawin lari.

Tapi ternyata setelah mereka bertemu, Nona Du malah pulang dan berkata bahwa dia sudah sadar untuk menikah. Nona Du bilang bahwa Komandan Fu adalah orang yang baik. Demi nama baik kedua keluarga, Nona Du akhirnya bersedia untuk menikah.

Selain itu, dia tidak tahu apa-apa lagi. Dia melayani Nona Du sampai Nona Du tidur, baru dia pergi. Su Ci heran, Nona Du keluar tengah malam, masa tidak ada seorangpun yang melihatnya?

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam