Pei Zhao patah hati. Tapi baiklah, dia mengerti. Su Ci tenang saja, dia akan tetap menjaga rahasianya Su Ci. Dan tidak usah mengkhawatirkan Xiao Jun Hao, dia yang akan mengurusnya.
"Kau... tidak akan menanyai alasanku?"
Pei Zhao mengerti. "Kau pasti memiliki kesulitanmu sendiri. Aku akan menunggu sampai kau siap memberitahuku."
Tapi Su Ci tidak akan membiarkan Pei Zhao menyimpan rahasianya secara gratis. Karena itulah, Su Ci menawarkan untuk memenuhi 3 permintaannya Pei Zhao, apa saja boleh, dia tidak akan menolaknya. Dia bersumpah.
Pei Zhao tidak suka. "Apa harus kau membuat hubungan kita sejauh ini?"
"Iya." Tegas Su Ci.
Baiklah. Kalau begitu, dia akan menagih permintaannya yang pertama. Dia ingin Su Ci pindah dan tinggal di rumahnya. Dia tidak bisa tenang memikirkan Su Ci tinggal sendirian. Ini permintaan pertamanya, jadi Su Ci tidak boleh menolak.
Lagipula, dengan tinggal di sini, Su Ci juga bisa memantaunya, apakah dia akan membocorkan rahasianya Su Ci atau tidak. Su Ci galau.
"Apa kau mau mengingkari janjimu sendiri?"
"Baiklah." Su Ci akhirnya setuju.
Keesokan harinya, Su Ci berjalan ke biro Mingjing dengan perasaan gelisah, takut para rekan kerjanya mengetahui penyamarannya. Tiba-tiba dia mendengar dua rekannya menggosip tentang si anak bangsawan Marquis Yongan yang menculiknya kemarin.
Bagaimana selama ini dia sering melakukan kejahatan tapi tak pernah dianggap serius oleh siapapun. Tapi kali ini dia cari masalah dengan Pangeran Qi sehingga Pangeran Qi kemarin mendatangi istana untuk menyita hak waris si bangsawan itu dan mengasingkannya ke wilayah utara.
Saat dia masuk, dia mendapati Ru Shuang dan Bei Ming ada di sana menunggunya. Mereka cemas setelah mendapat kabar penculikannya Su Ci. Apa Su Ci baik-baik saja? Ru Shuang mau mengecek nadinya saking cemasnya, tapi Su Ci ngotot menolak dan meyakinkan kalau dia baik-baik saja.
Bei Ming jadi menyesal sudah melepaskan para bandit itu. Ru Shuang juga menyesal tidak bersikeras untuk ikut Su Ci, biar dia racuni si anak bangsawan itu.
Pei Zhao juga menolak memberitahu mereka tentang rumahnya Su Ci dengan alasan bair Su Ci butuh istirahat. Makanya mereka datang kemari.
Ngomong-ngomong, si anak bangsawan Marquis Yongan itu sudah diasingkan sekarang. Bei Ming juga sudah membuat pengumuman untuk memblokir orang itu agar dia tidak mendekati area penginapannya. Kalau dia berani, akan ada orang yang membereskannya.
"Saudara Su, dendammu ini, aku sudah membantumu membalasnya."
"Terima kasih, semuanya."
"Terima kasih apa? Kita semua kan teman."
Su Ci penasaran melihat Ru Shuang membawa perbekalannya, dia mau ke mana? Ru Shuang dengan santainya mengaku kalau dia mau ikut ke rumahnya Su Ci dan menyatakan akan tinggal bersama Su Ci mulai sekarang.
Dia bisa tidur di mana saja kok, di gubuk juga boleh. Pokoknya dia akan melindungi Su Ci, selama ada di dia, Su Ci tidak akan ditindas. Su Ci canggung menolak, dia bisa menjaga dirinya sendiri.
Bei Ming setuju, dia bisa mengutus orang untuk menjaga rumahnya Su Ci. Dia tidak bisa tenang kalau Ru Shuang tinggal di rumahnya Su Ci. Dia kan wanita, sedangkan Su Ci pria.
"Kau selalu saja mengungkit-ungkit kalau dia pria dan aku wanita. Memangnya kenapa?"
"Aku... Bela diri Saudara Su tidak bagus. Dia bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri, bagaimana bisa melindungimu? Biarpun kau bisa menggunakan racun, tapi kalau melawan musuh yang hebat, tidak bisa juga."
"Terus kau punya ide apa?"
Tiba-tiba Detektif Luo muncul menegur Su Ci gara-gara keributan kedua temannya Su Ci itu. Su Ci pun langsung mengusir mereka. Ru Shuang malah ngotot belum selesai bicara. Tapi Bei Ming dengan cepat menyeretnya keluar dari sana.
Pangeran Yun baru saja dikunjungi oleh Bangsawan Yongan yang mengadukan tentang anaknya yang diasingkan dan meminta bantuannya untuk membawa anaknya pulang. Kenapa bisa terjadi hal semacam ini?
Anak buahnya Pangeran Yun memberitahu bahwa kabarnya, anaknya Bangsawan Yongan melecehkan wanita dan menyakiti seorang petugas biro Mingjing. Kebetulan dia tertangkap basah oleh Pangeran Qi.
Pangeran Qi memanfaatkan kesempatan ini untuk mengungkapkan semua perbuatan Xiao Jun Hao. Mengklaim bahwa Xiao Jun Hao membangkitkan amarah rakyat dan meminta Kaisar untuk mengasingkannya.
Pangeran Yun jadi penasaran dengan sikap Pangeran Qi yang sampai meminta kepada istana. Maka kemudian dia memerintahkan anak buahnya untuk menanyai Xiao Jun Hao.
Pengawalnya Pei Zhao melapor bahwa orang-orang yang menjaga Xiao Jun Hao, sudah diatur. Dia terus membisu, mau bicara juga susah.... gara-gara Pei Zhao sudah merontokkan semua giginya.
"Pangeran, anda berbuat begini... demi Tuan Su?" Tanya Pengawal penasaran.
"Kenapa kau cerewet sekali." Omel Pei Zhao tak senang. "Pergilah."
Tepat saat itu juga, Komandan Fu Zi You datang untuk mengantarkan undangan pernikahannya pada Pei Zhao. Dia akan menikah dengan putri dari kediaman Du, teman masa kecilnya.
Wah! Pei Zhao sungguh tak menyangka, Komandan Fu ternyata sangat pintar menyembunyikan rahasia hubungan cintanya. Tapi ke mana Zi Zhuo (adiknya Komandan Fu)?
"Akhir-akhir ini, suasana hati Zi Zhuo kurang baik. Jarang keluar rumah."
"Kenapa?"
Sayangnya Komandan Fu juga tidak tahu kenapa. Prihatin, Pei Zhao menyarankannya untuk mengajak Zi Zhuo keluar dan jalan-jalan bersamanya lain kali, untuk menenangkan hati seklaigus merayakan kebahagiaan Zi Zhou.
Komandan Fu mengaku mau mampir ke tempatnya Tuan Qu untuk mengambil lukisan. Pei Zhao mau ikut, dia mau lihat barang bagus apa lagi yang Komandan Fu dapatkan dari Tuan Qu.
Tak lama kemudian, mereka bersama-sama mendatangi kediamannya Tuan Qu yang saat itu sedang sibuk menggambar lukisan wanita. Dia mengaku bahwa mungkin dia tidak akan bisa menghadiri pernikahannya Komandan Fu nantinya karena beberapa hari lagi, dia akan masuk istana untuk melukis calon putri.
Ah! Komandan Fu baru ingat tentang perjodohannya Pei Zhao dan langsung mengucap selamat. Semua wanita di seluruh ibu kota jadi gelisah karena pemilihan selir untuk Pei Zhao.
"Kau masih membicarakanku? Kau sendiri, seorang komandan besar, pahlawan luar biasa, hanya setia pada satu wanita, membuat banyak wanita cantik jadi patah hati."
Tuan Qu ikutan nimbrung dan mengingatkan mereka bahwa wanita cantik itu harus disayang. Kalau hatinya sudah hancur, berarti sudah tidak cantik lagi.
Dia lalu menunjukkan lukisan calon istri Komandan Fu, Komandan Fu puas dengan hasilnya. Pei Zhao pun kagum. Komandan Fu penasaran tentang lukisan wanita cantik yang satu lagi, sudah sampai sejauh mana dia melukisnya?
Tuan Qu mengaku belum selesai karena belakangan ini dia agak sibuk. Tapi Pei Zhao penasaran ingin melihat lukisan itu. Maka Tuan Qu pun menunjukkannya pada mereka.
Itu merupakan lukisan wanita yang memakai gaun pengantin merah. Sebenarnya sudah hampir jadi, hanya bagian matanya saja yang belum terlukis.
Tapi biarpun belum jadi sepenuhnya, tampak jelas wanita dalam lukisan itu tampak begitu cantik nan anggun. Tuan Fu terutama menyukai bibir wanita ini, begitu cantik dan segar bak bunga teratai. Komandan Fu suka sama tangannya, tampak ramping dan lemah lembut.
"Sepertinya kemampuan Tuan semakin meningkat pesat. Belum selesai saja sudah begitu menakjubkan." Komentar Pei Zhao.
"Mata adalah jendela jiwa wanita cantik. Apa kau sudah punya rencana bagaimana melukisnya?" Tanya Komandan Fu.
"Saudara Fu benar. Mata adalah jendela jiwa wanita cantik. Namun saya sudah bersusah payah mencari selama bertahun-tahun. Akhirnya masih tidak berani melukisnya."
Kalau begitu, Komandan Fu mendoakan semoga Tuan Fu bisa cepat mendapatkan inspirasi sehingga dia bisa menyelesaikan lukisan ini.
Ru Shuang masih setia menunggu di depan biro Mingjing dengan diikuti Bei Ming yang terus ngotot untuk menemaninya. Ru Shuang langsung berusaha mengusirnya dengan menyuruhnya untuk membeli makanan.
Bei Ming jadi sedih, menyadari Ru Shuang sedang berusaha menyingkirkannya. Ru Shuang jadi kesal sama dia dan mengancam akan marah padanya kalau dia tidak pergi. Kalau dia marah, akan dia racuni Bei Ming.
Baiklah. Bei Ming setuju untuk pergi. Tapi dia bukannya takut diracuni sama Ru Shuang, dia hanya tidak ingin Ru Shuang marah padanya. Bei Ming pun pergi dengan sedih.
Setelah beberapa lama, Su Ci akhirnya keluar juga. Ru Shuang langsung diam-diam membuntutinya. Tapi tentu saja Su Ci sadar kalau dirinya sedang dibuntuti.
Maka dengan sengaja dia mempercepat jalannya dan bersembunyi agar dia bisa menangkap basah Ru Shuang, dan berhasil. Kenapa Ru Shuang membuntutinya?
"Aku... aku ingin tahu di mana rumahmu."
Su Ci canggung mendengarnya. "Ru Shuang, aku sungguh bisa jaga diri. Kau tidak perlu pindah ke rumahku."
Tapi Ru Shuang pantang menyerah dan terus bersikeras mau berkunjung ke rumahnya Su Ci dengan alasan memasak untuk Su Ci. Bagaimanapun, Su Ci mendapat musibah itu karena gara-gara Su Ci melindunginya dari serangan anak buah si anak bangsawan itu.
"Aku... aku mau pindah rumah." Aku Su Ci.
Epilog:
Ternyata Pei Zhao bukan cuma akan mengajak Su Ci tinggal di rumahnya, melainkan juga Ru Shuang. Fei Yuan agak cemas mendengarnya, takutnya identitasnya Pei Zhao akan terbongkar jika kedua orang itu tinggal di rumah ini,
"Biasanya kau selalu cerdas, kenapa di saat penting jadi bodoh?" Omel Pei Zhao. "Cepat cari kediaman yang lebih besar."
Ah, oke! Tak lama kemudian, Fei Yuan membawa Pei Zhao ke rumah baru itu dan memperkenalkan beberapa pelayan baru yang sama sekali tidak mengetahui identitasnya Pei Zhao.
Fei Yuan mulai memperkenalkan mereka satu per satu, tapi Pei Zhao malah masa bodo, yang penting Fei Yuan saja yang mengingat nama-nama mereka.
Bersambung ke episode 7
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam