Pengawalnya Pei Zhao datang membawakan informasi tentang Su Ci. Menurut informasi itu, ibunya Su Ci meninggal dunia saat melahirkannya dan ayahnya juga meninggal dunia dua tahun yang lalu karena sakit keras. Jadi Su Ci sekarang sebatang kara. Dia menyewa sebuah rumah di gang Yongfu di bagian barat kota. Selain itu, tidak ada yang spesial.
Bei Ming mau menyewakan penginapan untuk Ru Shuang tapi malah ditolak karena penginapan sedang penuh. Soalnya ada kabar bahwa Ibu Suri mau memilih selir untuk Pangeran Qi, makanya banyak orang yang mengunjungi ibu kota dan penginapan jadi penuh setiap hari.
Kalau begitu, Ru Shuang mau cari penginapan lain saja. Tapi Bei Ming tidak setuju, dia tidak tenang jika Ru Shuang tinggal di penginapan lain.
Maka kemudian dia memerintahkan pengurus penginapan untuk mengosongkan Kamar Nomor Satu untuknya. Pengurus penginapan menolak, Kamar Nomor Satu tidak disewakan untuk umum kecuali untuk situasi khusus.
"Sekarang ini adalah situasi khusus." Bisik Bei Ming pada si pengurus penginapan.
Ah! Si pengurus penginapan mengerti. Jadi Ru Shuang adalah calon nyonya bos? (Pfft!) Oke deh, dia akan membereskan Kamar Nomor Satu sekarang juga.
Di Biro Mingjing, Detektif Luo mendengar beberapa juniornya yang menggosipkan Su Ci dan kasus dana bantuan bencana. Tapi menurut pendapat mereka, Su Ci terbilang gagal karena dia cuma bisa mendapatkan seorang bupati kecil sebagai tersangkanya.
Detektif Luo tak senang mendengar itu dan langsung mengomeli mereka untuk mempelajari lebih banyak kasus saja. Su Ci datang saat itu untuk mencari referensi tentang bentuk bekas luka kekasihnya si madam, tapi dia tidak bisa menemukannya di semua buku.
Melihat itu, Detektif Luo berbaik hati membantunya dan memberitahu bahwa simbol semacam itu, biasanya merupakan adat kelompok dunia persilatan. Jadi percuma saja jika dia mencari di daftar tato para tahanan.
Saat Su Ci dalam perjalanan pulang, tiba-tiba dia merasakan ada seseorang yang membuntutinya. Su Ci jadi tegang. Saat melewati gang sepi, dia sengaja mengeluarkan sapu tangannya saking gugupnya.
Tiba-tiba saja seseorang menyergapnya dan membiusnya. Su Ci jadi panik dan refleks menarik sebuah rak sehingga isinya berhamburan dan saputangannya terjatuh.
Pei Zhao dan Fei Yuan sedang dalam perjalanan mengunjungi Su Ci saat tiba-tiba saja sebuah kereta kuda ngebut di depan mereka. Fei Yuan jadi kesal, Pei Zhao merasa itu kereta kuda milik kediaman Hou. Tapi... tadi dia mendengar suara minta tolong dari dalam kereta kuda itu.
Fei Yuan tak yakin, dia tidak dengar apa-apa kok. Mungkin Pei Zhao kebanyakan menyelidiki kasus bersama Su Ci sampai dia jadi kecanduan mencurgai segala hal.
Tapi saat mereka melewati gang sepi itu, Pei Zhao malah mendapati saputangannya Su Ci yang pernah Su Ci gunakan untuk menutupi lehernya, tergeletak di tanah.
Melihat barang-barang yang berserakan di tanah dan saputangan itu, Pei Zhao langsung yakin kalau Su Ci diculik oleh kereta kuda yang tadi dan langsung bergegas pergi mencarinya.
Su Ci dibawa ke kediaman si anak bangsawan Marquis Yongan yang jelas-jelas memang suka menculik wanita dan menyiksa mereka. Dia bahkan punya alat-alat penyiksaan.
Gelar bangsawannya membuatnya jadi tidak takut sedikitpun pada siapapun, bahkan sekalipun Su Ci adalah pegawai pemerintah.
"Aku sudah meninggalkan jejak. Orang-orang dari biro Mingjing akan segera datang kemari."
"Seorang pegawai kecil biro Mingjing berani mengambil orang dariku. Sia-sia aku anak bangsawan kalau tidak membuatmu menderita."
Su Ci berusaha melarikan diri tapi Xiao Jun Hao sontak menarik kerah bajunya sehingga kelihatan jelas Su Ci memakai daleman wanita. Hadeh, gawat! Jun Hao sontak beringas mau menyerangnya.
Su Ci bahkan langsung didandani dengan pakaian perempuan, membuat Jun Hao jadi semakin bernapsu padanya. Dia bahkan memanfaatkan rahasianya Su Ci untuk mengancam Su Ci agar Su Ci melayaninya atau dia akan membocorkan rahasianya Su Ci.
Su Ci sinis mendengarnya. Orang bilang bahwa anak bangsawan Yongan adalah orang yang ramah. Tapi ternyata dia cuma seekor serangga yang jelek dan menyedihkan.
Kalau bukan karena nenek moyangnya yang punya karma baik sehingga dia bisa punya status bangsawan, mana ada wanita yang mau sama dia. Melihatnya saja, Su Ci rasanya mau muntah.
Jun Hao sontak menamparnya sekuat tenaga hingga membuat gelasnya ikut terjatuh dan pecah. Saat Jun Ho menarik Su Ci, tiba-tiba saja Su Ci menyayat tangan Jun Hao dengan pecahan cangkir itu. Jun Hao jadi makin ganas menamparnya.
Sementara itu, Pei Zhao berkeliaran kesana-kemari dengan panik mencari-cari ke mana perginya kereta kuda tadi. Tapi dia benar-benar tidak tahu harus ke mana.
Maka dia berusaha menenangkan dirinya lalu mulai menutup mata, mengingat kembali setiap sudut peta kota dalam benaknya dan mulai membayangkan arah tujuan kereta kuda tadi... hingga berakhir di sebuah gedung bernama Gedung Xiaoyao.
Pei Zhao sontak melesat ke tempat itu dan menghajar para penjaga tempat itu sambil memaksa mereka untuk memberitahunya keberadaan tuan muda mereka.
Jun Hao tiba-tiba mencampur obat ke dalam gelas lalu memaksa Su Ci meminumnya. Su Ci jadi lemah seketika, Jun Ho sontak berusaha membuka pakaiannya yang jelas saja membuat Su Ci panik. Dia berusaha melawan, tapi tenaganya terlalu lemah.
Tapi untunglah Pei Zhao datang saat itu juga dan langsung melempar Jun Hao. Jun Hao jelas kesal... sampai saat dia mengenali Pei Zhao dan langsung panik berusaha membela dirinya dan menyalahkan Su Ci.
Pei Zhao langsung mengendus air di gelas itu dan begitu menyadari obat apa yang ada di dalamnya, Pei Zhao sontak menamparkan gelas itu ke muka Jun Hao dan menonjoknya sekuat tenaga sampai giginya rontok semua. (Aduh, sakit banget itu!)
Dia lalu cepat-cepat melepaskan ikatannya Su Ci yang terus menerus bergerak-gerak dengan gelisah sehingga tak sengaja dia menendang mutiara bersinarnya Pei Zhao hingga benda itu terjatuh.
Pei Zhao membopongnya keluar, tapi mereka malah dihadang para pengawal tempat itu. Pei Zhao tidak bisa melihat mereka dengan jelas. Tapi tidak masalah, dia langsung mendudukkan Su Ci lalu menutup matanya dan hanya mengandalkan indera pendengarannya yang tajam untuk melawan semua orang itu dan berhasil mengalahkan mereka semua dengan hanya sekali tebas. (Wui, Pangeran Qi keren deh!)
Para pengawalnya Pangeran Qi baru tiba saat orang-orang itu sudah KO. Dia hanya menyuruh mereka untuk membereskan semuanya lalu membawa Su Ci pulang.
Dalam keadaan setengah sadarnya, Su Ci terus panik menolak disentuh sampai Pei Zhao harus membujuknya untuk membuka mata dan melihatnya.
"Ini aku, Pei Zhao."
Su Ci akhirnya mulai bisa tenang, tapi efek obatnya membuatnya jadi merasa kepanasan hingga dia mau melepas pakaiannya. Pei Zhao sontak mengunci kedua tangannya dan merapikan kembali bajunya.
Saat dia berusaha menyuapinya air, Su Ci malah menampik tangannya. Pei Zhao mau menyeka mulutnya, tapi tiba-tiba saja Su Ci memojokkannya dan ceplas-ceplos menyatakan cinta padanya lalu menciumnya.
Pei Zhao kaget tapi dengan cepat dia mulai membalas ciumannya. Tapi tiba-tiba saja Su Ci jadi makin agresif dan mulai meraba ke dalam pakaiannya. Pei Zhao jadi panik dan akhirnya menghentikan situasi ini dengan menotok Su Ci sampai pingsan. Tapi sebenarnya dia bahagia juga.
"Adik Su, sebenarnya, aku juga sangat menyukaimu."
Pei Zhao membawa Su Ci pulang ke rumahnya dan menjaganya sepanjang malam. Su Ci akhirnya bangun, awalnya dia masih belum menyadari situasi... sampai saat dia melihat dirinya sendiri memakai baju wanita.
Dia akhirnya ingat dengan apa yang terjadi semalam dan menyadari kalau Pei Zhao sudah mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Kesal, Su Ci sontak menghunus belati ke leher Pei Zhao.
Dilihat dari sikap Pei Zhao yang tampak tidak kaget sedikitpun, Su Ci bisa menduga kalau Pei Zhao bukan baru saja mengetahuinya. Pei Zhao jujur mengakuinya, dia tahu saat Su Ci jadi penari.
"Jadi kau sudah tahu identitasku sejak awal tapi pura-pura tidak tahu. Kau sengaja mengujiku. Kenapa?!"
"Aku tidak ada maksud jahat."
Su Ci tak percaya. Pei Zhao pasti melihatnya seperti pertunjukkan topeng monyet. Apa Pei Zhao puas sekarang?!
"Adik Su, kau tahu aku bukan orang seperti itu."
Pei Zhao ingin menurunkan tangannya, tapi Su Ci masih defensif dan menolak disentuh. Pei Zhao dengan lembut berusaha meyakinkan Su Ci akan niat baiknya. Dia mengerti, Su Ci pasti memiliki kesulitannya sendiri hingga dia rela melakukan semua ini padahal dia hanya seorang gadis yang masih muda.
Dia seorang wanita tapi mengambil resiko bekerja di pemerintahan, itu saja sudah melanggar hukum. Pasti tidak mudah baginya untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang di biro Mingjing yang merupakan ahli-ahli investigasi.
"Beberapa tahun ini, kau pasti sangat menderita. Mana tega aku membocorkan identitasmu. Adik Su, tenanglah, aku akan menjaga rahasiamu. Kalau kau tidak percaya, kau boleh membunuhku sekarang."
Ketulusan Pei Zhao akhirnya meluluhkan hati Su Ci hingga dia melepaskan belatinya dan menangis. Pei Zhao mengaku bahwa dia tidak membocorkan rahasianya Su Ci karena ada satu alasan lain yang sangat penting.
"Karena... aku menyukaimu."
Su Ci terkejut mendengarnya. Tapi dia langsung menolak. Pei Zhao tidak terima, kenapa? "Bukankah kau kemarin masih...?"
Dan saat itulah Su Ci baru ingat tentang pertanyaan cintanya pada Pei Zhao semalam. Tapi sekarang dia bersikeras mengklaim bahwa kemarin dia melakukan itu cuma karena dia dalam pengaruh obat.
Sekarang dia sudah sadar, jadi dia bisa memberitahu Pei Zhao dengan sangat yakin. "Aku tidak menyukaimu."
"Kau tidak menyukaiku atau tidak bisa menyukaiku?"
"Kita hanya bisa jadi teman."
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam