Pei Zhao masih setia menjaganya, tapi demamnya Su Ci masih juga belum turun, malah tambah meninggi. Pei Zhao jadi semakin khawatir, Ru Shuang juga bingung.
Ru Shuang jadi khawatir kalau-kalau Su Ci tertular penyakit. Biasanya setelah bencana, muncul wabah penyakit. Masalahnya, agak sulit mendiagnosa penyakit saat masih tahap awal.
Yang harus mereka lakukan sekarang adalah menurunkan demamnya dulu. Dia langsung menginstruksikan Bei Ming untuk mencari menuang anggur ke dalam baskom, anggur biasanya bisa mendinginkan tubuh.
Tapi caranya adalah dengan menyeka tubuh Su Ci dengan anggur itu. Pei Zhao jelas tidak setuju, karena kalau begitu, Ru Shuang pasti akan mengetahui penyamarannya Su Ci.
Maka kemudian, dia berinisiatif menggantikan Ru Shuang dan menyuruh semua orang keluar. Bei Ming setuju, lagian Ru Shuang kan wanita, pria dan wanita tidak boleh berdekatan.
Dengan lembut dia menyeka lehernya Su Ci, tepat saat Su Ci tersadar dan jelas saja dia jadi panik mencengkeram tangan Pei Zhao sambil menempelkan belati ke lehernya dengan tangan gemetaran.
Pei Zhao meyakinkan Su Ci bahwa hanya ada dia seorang di sini, tidak ada seorangpun yang mengetahui rahasianya. Dengan lembut dia mengambil pisau itu dan kembali menyekanya. Su Ci yang masih terlalu lemah, akhirnya cuma bisa pasrah.
Di luar, tiba-tiba ada seekor merpati yang mendarat di dekat Fei Yuan. Dia langsung menangkapnya untuk dimasak. Tapi tiba-tiba Bei Ming datang merebut merpati itu dan mengklaim merpati itu miliknya lalu membawanya pergi.
Karena ternyata itu adalah merpati pos yang membawa pesan dari ayah angkatnya Bei Ming. Bei Ming senang mendapat pesan itu dan langsung balas mengabarkan bahwa dia dan teman-temannya sedang dalam perjalanan ke ibu kota, tapi perjalanan mereka tertunda karena salah satu temannya sedang sakit.
Demamnya Su Ci akhirnya mereda. Pei Zhao pun lega. Su Ci benar-benar sadar tak lama kemudian dan langsung menghabiskan semangkuk sup buatan Fei Yuan.
Dia benar-benar berterima kasih pada mereka, dan maaf sudah membuat mereka semua khawatir. Ru Shuang sontak menggenggam tangannya dengan erat dan meyakinkan Su Ci untuk tidak sungkan sama mereka.
Cemburu, Bei Ming sontak menarik Ru Shuang menjauh dari Su Ci sambil meyakinkan Su Ci bahwa mereka semua adalah teman, jadi tidak masalah saling mengkhawatirkan. Tapi sebenarnya, Pei Zhao-lah yang paling mengkhawatirkan Su Ci. Dia sampai tidak makan. Su Ci tercengang mendengarnya.
"Asalkan Adik Su baik-baik saja, maka segalanya tidak sia-sia."
Bei Ming kaget. "Saudara Pei, sejak kapan kau memanggilnya 'Adik Su'?"
Canggung, Pei Zhao buru-buru menyeret semua ornag keluar dengan alasan biar Su Ci bisa istirahat dengan tenang.
Di luar, Fei Yuan tiba-tiba membisikkan sesuatu ke Pei Zhao sehingga mereka memutuskan untuk pergi duluan ke ibu kota. Su Ci pergi bersama Ru Shuang dan Bei Ming, tapi pikirannya sedih memikirkan Pei Zhao dan kemungkinan mereka tidak akan bertemu lagi. Tapi... begini mungkin lebih baik.
Sesampainya di istana, Pei Zhao langsung menghadap Kaisar dan melaporkan kasus ini. Kaisar bisa menyimpulkan bahwa dalang di balik kasus ini, pastilah bukan orang biasa. Mereka harus waspada.
Pei Zhao melapor bahwa dia sudah meminta Marquis Zhenyuan untuk menyelidikinya. Tapi sejauh ini, dia hanya punya dugaan yang belum pasti.
Pei Zhao mau langsung pamit setelah itu, tapi Kaisar belum selesai. Dia memanggil Pei Zhao karena ada urusan penting lain untuk dibicarakan selain kasus ini.
"Ibu Suri sangat khawatir terhadap pernikahan Kakak. Ibu Suri sudah memerintahkan kementerian untuk memilih hari yang baik untuk memilih selir. Sebenarnya, aku berharap Kakak akan memilih yang Kakak sukai dan menghabiskan sisa hidup bersama." Ujar Kaisar. Tapi Pei Zhao tampak jelas tidak senang dengan ide itu.
Ru Shuang yang baru pertama kalinya datang ke ibu kota, langsung antusias melihat tempat itu dan berusaha meminta Su Ci untuk membawanya keliling kota.
Sayangnya Su Ci tidak bisa karena harus menyelesaikan tugasnya, jadi dia menyarankan agar Bei Ming saja yang menemani Ru Shuang. Bei Ming langsung setuju dengan senang hati.
Bei Ming nyerocos sepanjang jalan, merekomendasikan berbagai restoran yang enak-enak pada Ru Shuang. Tapi di tengah jalan, tiba-tiba mereka melihat seorang gadis yang diseret oleh beberapa pria sambil teriak-teriak minta tolong.
Su Ci berusaha menghentikan mereka, tapi para pria itu tidak takut sedikitpun mendengar nama biro Minjing dan langsung menyerang mereka.
Bei Ming sontak maju menghadapi mereka seorang diri. Tiba-tiba Su Ci melihat seorang pria menyerang ke arahnya dan Ru Shuang. Su Ci sigap melindungi Ru Shuang dan menendang pria itu... dan otomatis membuat Ru Shuang semakin terpesona padanya. Wkwkwk!
Para pria itu dengan cepat berhasil dikalahkan oleh Bei Ming. Para pria itu jadi kesal, tapi terpaksa para pria itu pergi sambil mengucap ancaman penuh dendam, mengklaim bahwa Bei Ming cs sudah menghancurkan maksud baik tuan mereka.
Bei Ming bangga pada dirinya sendiri dan berharap Ru Shuang akan kagum padanya, tapi malah mendapati Ru Shuang lebih mengkhawatirkan Su Ci. Bei Ming cemburu, yang melawan orang-orang itu kan dia.
"Ilmu bela dirimu begitu hebat, apa hebatnya melawan orang-orang itu. Tapi Kakak Su, dia tidak bisa bela diri, tapi selalu melindungiku saat bahaya." Ujar Ru Shuang dengan nada penuh cinta.
Su Ci jadi canggung mendengarnya dan buru-buru mengajak mereka pergi. Mereka tidak sadar, salah satu dari pria itu belum pergi dan jelas dia hendak balas dendam dengan menarget biro Mingjing.
Begitu kembali ke kamarnya, Su Ci langsung memberi hormat pada altar mendiang kedua orang tuanya. Dia memberitahu mereka bahwa walaupun dia menghadapi banyak masalah dan bahaya, tapi dia mendapatkan beberapa teman baru.
Ru Shuang, gadis yang baik dan cerdas, dan sangat memahami dunia medis. Bei Ming, orang yang sederhana tapi ahli dalam seni bela diri. Fei Yuan, orangnya lucu dan ceria dan pintar masak.
Tapi Su Ci tiba-tiba bingung saat membicarakan Pei Zhao. "Saudara Pei... dia... dia... sangat baik."
Pei Zhao gelisah memikirkan percakapannya dengan Kaisar tadi. Waktu itu dia berusaha menolak acara perjodohan ini dengan alasan bahwa pria harus punya usaha dulu sebelum menikah. Tapi Kaisar tak terpedaya dengan alasan itu.
"Kakak, bukankah kau menyukai seseorang?" Tanya Kaisar tadi.
Dan satu-satunya wanita yang Pei Zhao pikirkan sekarang hanya Su Ci. "Dulu tidak ada, tapi sekarang mungkin sudah ada (yang kusukai)."
Bersambung ke episode 6
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam