Mereka lalu mengecek kamarnya Sha Du. Su Ci langsung mengecek laci rahasia di bawah peti itu, tapi malah mendapati di dalamnya sudah kosong. Pei Zhao dengan sengaja menggodanya, kenapa Su Ci familier sekali dengan peti itu sampai bisa tahu ada laci rahasia di bawahnya?
Canggung, Su Ci beralasan bahwa laci rahasia hanya ada beberapa jenis. Dia mengetahuinya karena sudah pernah melihat yang seperti itu sebelumnya.
"Oh, begitu. Kebetulan sekali. Kemarin juga ada seorang penari yang diam-diam menyusup ke kamar ini."
"Penari apa? Cantik tidak?" Ru Shuang penasaran.
Pei Zhao mengklaim kalau dia tidak melihatnya dengan jelas gara-gara kondisi matanya yang kurang bagus. Tapi...
"Seharusnya dia cantik." Ujar Pei Zhao sambil melirik Su Ci. Setelah insiden itu, Sha Du menyuruh semua penari untuk menari di lobi karena dia ingin menemukan si penari itu.
Bei Ming berkomentar bahwa ini terjadi gara-gara Sha Du kebanyakan minum arak dan bersenang-senang dengan wanita. Seharusnya Pei Zhao mengambil pelajaran dari insiden ini, jangan lagi melakukan hal-hal semacam ini.
"Saudara Xie benar. Aku juga harus berterima kasih atas pertolongan Saudara Su."
"Ini adalah kewajibanku." Dingin Su Ci lalu cepat-cepat fokus kembali mengecek tempat itu.
Di sol sepatu korban, dia menemukan ada bubuk rosin lagi. Tepat saat itu juga, salah satu wanita penghibur mendatangi mereka untuk memberitahu mereka sebuah informasi tentang si madam.
Si madam memiliki seorang kekasih, tapi kekasihnya itu sangat aneh. Dia selalu datang dan pergi tanpa jejak. Tak ada seorangpun yang mengetahui keberadaan orang itu.
Dia sendiri mengetahuinya secara tak sengaja. Pernah suatu hari dia mengetuk pintu kamar si madam dan saat si madam keluar, dia sempat melihat orang itu dari cela pintu dan melihat orang itu punya sebuah bekas luka bakar bentuk persegi.
Dia langsung menggambarnya untuk mereka. Jelas itu adalah bekas cap bakar. Pei Zhao merasa kalau itu seperti tanda yang dicapkan pada tubuh seorang narapidana kelas sedang dan berat.
Buku kas yang hilang itu sebenarnya ada pada Pei Zhao dan sekarang dia memperlihatkannya pada pengawalnya. Jelas dalam buku itu, nilai transaksi yang terjadi baru-baru ini, jumlahnya persis sesuai jumlah dana bantuan bencana yang hilang. Hampir semuanya mengalir ke pasar gelap.
"Pangeran, saya takut seseorang sengaja merencanakan sesuatu." Duga si pengawal.
Pei Zhao lalu memperlihatkan senjata yang digunakan para pembunuh yang menyerangnya dan Su Ci di tepi sungai Qingshui. Bentuknya unik dan langka, seperti cara pembuatan sejnata di Beirong.
Pei Zhao lalu menyuruh si pengawal untuk membawa senjata itu dan surat darinya kepada Marquis Zhenyuan. Selain itu, dia juga menyuruh si pengawal untuk menyelidiki identitasnya Su Ci.
Su Ci sedang kebingungan memikirkan kematian ketiga orang yang berhubungan dengan kasus menghilangnya dana bantuan bencana itu. Akhirnya dia memutuskan bahwa dia harus menemukan buku kas itu.
Maka malam harinya saat semua orang sudah tidur, Su Ci mengendap masuk ke dalam kamarnya Pei Zhao untuk mencari buku kas itu. Tapi dia tidak menemukannya di mana-mana.
Dia malah tak sengaja menyenggol sesuatu yang kontan membuat Pei Zhao terbangun. Su Ci panik menyembunyikan dirinya di balik tiang. Pei Zhao sebenarnya melihatnya, tapi dia sengaja pura-pura tidak melihatnya.
Sambil pura-pura kepanasan, Pei Zhao sengaja membuka pintu. Su Ci langsung mengendap ke belakangnya dan mau melarikan diri saat Pei Zhao menyingkir dari pintu. Tapi tiba-tiba saja Pei Zhao menangkapnya.
"Saudara Su, kenapa kau ada di sini? Saudara Su, jangan-jangan kau berjalan dalam tidur yah?"
Kesempatan, Su Ci langsung berakting seolah dia benar-benar sedang berjalan dalam tidur. Pei Zhao geli melihatnya, Su Ci berjalan tidur sampai ke kamarnya... jangan-jangan Su Ci ada maksud lain sama dia yah?
"Siapa yang ada maksud lain padamu?" Su Ci refleks emosi yang otomatis membuat aktingnya ketahuan.
"Kalau begitu, Saudara Su bukan sedang berjalan dalam tidur, juga tidak ada maksud lain padaku, tapi mengunjungiku tengah malam begitu, ada masalah apa? Apa kau mencariku untuk berdiskusi tentang kasus ini?"
Su Ci langsung mengiyakannya. Oh, Pei Zhao menduga kalau Su Ci pasti juga merasa bahwa penari yang dia bilang kemarin, sangat mencurigakan, iya kan?
"Jika Saudara Su ingin mencari penari itu, seharusnya juga tidak sulit. Aku dengar, biarpun wanita itu adalah orang baru, tapi hari itu, dialah yang paling menonjol, mengalahkan para penari lainnya. Para penari di sana, memiliki kesan yang sangat dalam padanya."
Tak bisa menghindar lagi, Su Ci akhirnya jujur mengakui dialah penari itu. Tapi dia tetap tidak jujur tentang identitasnya dan mengklaim bahwa dia menyamar jadi wanita.
Dia beralasan bahwa dia melakukan itu karena dia mendengar tentang kedekatan hubungan Bupati Kong dengan Sha Du, tapi Sha Du hanya bisa didekati oleh wanita cantik, makanya dia menyamar jadi wanita.
Pei Zhao pura-pura mempercayainya saja. Tapi, Su Ci luar biasa sekali dalam samarannya sebagai wanita, sampai susah dibedakan asli atau palsu. Canggung, Su Ci beralasan bahwa dia mendapatkan ide itu dari Pria Seribu Wajah.
"Demi sebuah kasus, pengorbanan Saudara Su besar juga, yah? Apalagi orang itu bilang 'yang ingin kubuka, bukan cuma cadar saja'."
Su Ci refleks mengeluarkan borgolnya dengan kesal. Pei Zhao pura-pura ketakutan, maaf, ucapannya memang keterlaluan. Pei Zhao menjelaskan bahwa tujuannya datang ke tempat itu, hanya untuk menyelidiki Sha Du.
Dia dengar ada seorang pedagang pasar gelap yang tinggal di Gedung hiburan Wayou. Makanya dia berpikir bahwa mungkin orang itu ada hubungan dengan dana bantuan bencana yang hilang.
"Kulihat kau sangat menikmatinya waktu itu." Komentar Su Ci dengan nada cemburu.
"Itu semua hanya akting untuk dilihat Sha Du."
Su Ci mau pergi, tapi Pei Zhao tiba-tiba tanya apakah Su Ci tidak ingin mendengar penemuannya?
Pei Zhao lalu menunjukkan buku kas itu padanya, terutama halaman yang menunjukkan catatan pada tanggal 20 Mei, tanggal saat dana bantuan bencana itu diangkut.
Jelas itu membuktikan bahwa Bupati Kong dan Sha Du saling berhubungan. Tapi sayangnya, semua orang yang terkait dengan dana bantuan itu sudah mati dan barangnya sudah hilang.
Tapi Su Ci yakin kalau uangnya masih ada entah di mana. Tadi waktu dia mengecek kamar Sha Du dan Hong Ye, dia menemukan ada bekas bubuk rosin di pakaian dan sepatu mereka.
Bekas bubuk itu jelas masih baru, karena itulah Su Ci yakin mereka pernah pergi ke tempat penyimpanan uang itu baru-baru ini. Bubuk rosin biasanya disimpan di tempat bersuhu rendah dan kering.
Mendengar itu, Pei Zhao langsung mengeluarkan petanya. Warga Qianshui kebanyakan bermukim di bagian barat daya karena iklimnya yang bagus dan ada banyak sungai.
Sebaliknya, di bagian timut laut, datarannya lebih tinggi dan ada banyak pohon, angin panas biasanya terhalang oleh pegunungan. Itu berarti, uang itu kemungkinan di simpan di kaki gunung di timur laut.
Tak lama kemudian, mereka semua pergi ke kaki gunung itu. Tapi mereka langsung berhenti saat bertemu dua cabang jalan. Bei Ming jadi meragukan tempat itu.
Tapi mata tajam Su Ci melihat ada jejak-jejak kaki di jalan ke arah kiri. Maka dia langsung memimpin mereka menuju jalan itu... hingga mereka menemukan sebuah gedung di tengah hutan belantara.
Tempat itu digembok dengan gembok besar, tapi Bei Ming dengan cepat menyelesaikan masalah itu dengan menebaskan pedangnya ke rantai gembok dan sukses mematahkannya dengan hanya sekali tebasan. Dan akhirnya, di sanalah mereka menemukan peti-peti berisi dana bantuan bencana dari pemerintah itu.
Untuk merayakan keberhasilan mereka, Fei Yuan membuatkan makanan enak untuk mereka. Bei Ming dan Ru Shuang terlebih dulu bersulang untuk Su Ci yang telah berhasil memecahkan kasus raja naga menelan dana bantuan bencana ini.
Su Ci ragu karena dia tidak bisa minum arak. Tapi Bei Ming terus bersikeras memaksanya untuk minum. Dia kan cowok, mana boleh dia tidak bisa minum arak. Minumlah sedikit.
Pei Zhao khawatir, maka dia langsung saja menggantikan Su Ci untuk bersulang dengan mereka. Su Ci tersentuh. Dia kemudian berinisiatif untuk mengganti arak dengan teh untuk berterima kasih pada semua orang.
"Pertama-tama, terima kasih pada Fei Yuan yang telah membuat makanan yang sangat mewah ini. Aku sudah lama tidak makan dengan begitu tenang. Terima kasih."
Fei Yuan tersipu malu. "Tuan Su, lain kali kalau ingin makan makanan enak, cari saja aku di ibu kota."
Su Ci lalu berterima kasih pada Bei Ming. "Kau sangat ramah dan penuh semangat, menolong orang dari kesusahan tanpa syarat. Kau adalah orang yang sangat tulus dan baik hati. Aku bersulang untukmu."
Bei Ming tersipu malu mendengar semua pujiannya. Su Ci lalu berterima kasih atas bantuan Ru Shuang dalam memecahkan kasus ini. "Kau sangat tulus dan jujur, sangat membuatku iri."
Ru Shuang agak kecewa mendengarnya. "Cuma iri saja? Tidak suka (aku), kah?"
Bei Ming yang refleks menjawab. "Aku suka. Tentu saja aku suka." (Pfft!)
Su Ci lalu beralih ke Pei Zhao dan berterima kasih padanya karena telah menceritakan cerita Pangeran Qi padanya. Pfft! Cuma itu? Tidak ada yang lain? Su Ci canggung dan langsung meminum tehnya tanpa mengucap apapun lagi.
Mereka pun mulai makan. Tapi saat Su Ci memakan ayamnya, mukanya sontak mengernyit karena merasakan ada arak dalam daging ayam itu. Fei Yuan baru mengaku bahwa ayam itu memang ada araknya. Waduh!
Parahnya lagi, Su Ci terlalu terburu-buru untuk minum sampai dia tidak melihat gelasnya siapa yang dia ambil. Pei Zhao berusaha menghentikannya karena itu araknya, tapi terlambat, Su Ci sudah terlanjur menenggaknya.
Epilog:
Saat mengendap ke kamarnya Pei Zhao dan menemukan apapun di dalam laci, Su Ci mencoba meraba di bawah bantalnya Pei Zhao... saat tiba-tiba saja Pei Zhao mencengkeram tangannya. Tapi dia tidak bangun, malah menggumam gelisah dalam tidurnya, sepertinya dia bermimpi buruk.
Bersambung ke episode 5
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam