Keributan mereka tadi berhasil menarik perhatian Sha Du yang langsung mengomentari temannya Pei Zhao tadi. Pei Zhao dengan cepat memanfaatkan kesempatan untuk mengakrabkan diri dengannya dan membayari tagihannya Sha Du.
Sha Du langsung suka padanya dan mengajaknya duduk bersama. Pei Zhao menduga dari penampilan Sha Du bahwa dia pastilah orang dari wilayah barat. Dia mengklaim bahwa dulu ayahnya pernah berbisnis dengan seorang pedagang dari wilayah barat. Makanya dia bisa langsung mengenali penampilannya Sha Du.
Sha Du tampaknya benar-benar suka padanya hingga dia langsung mengundang Pei Zhao untuk ikut pemilihan penari di kamarnya besok. Pei Zhao tentu saja tidak menolaknya.
Sementara itu, Bei Ming sedang berusaha menjelaskan dirinya dan meyakinkan Ru Shuang bahwa dia di sana karena dipaksa oleh Pei Zhao. Dia polos banget mengira Ru Shuang benar-benar marah padanya, padahal Ru Shuang bahkan sudah berubah sikap, malah sekarang dia sama sekali tak mempermasalahkannya. Dia sangat mengerti kok, pria memang suka dan butuh pergi ke tempat semacam itu.
Tapi Bei Ming malah jadi tambah sedih, mengira Ru Shuang pasti sangat kecewa padanya. Ru Shuang pasti sudah tidak menginginkannya lagi. Pfft! Ru Shuang bingung.
Keesokan harinya, Su Ci menyamar jadi penari baru di tempat itu. Si madam langsung kagum dengan penampilannya yang sangat cantik dan langsung mengantarkannya ke kamarnya Sha Du.
Tapi alangkah kagetnya dia saat melihat Sha Du tidak sendirian, melainkan bersama Pei Zhao. Pei Zhao bingung melihat tatapan si penari yang tampak jelas tercengang saat melihatnya, tapi untunglah dia masih belum mengenali Su Ci.
Sha Du langsung terpesona pada kecantikannya biarpun Su Ci masih pakai cadar dan langsung memerintahkannya untuk membuka cadarnya. Su Ci menolak dengan gaya menggoda.
"Nanti kalau aku tidak puas, yang akan kubuka bukan cuma cadar saja." Goda Sha Du.
Su Ci lalu mulai menari tarian dari wilayah barat untuk mereka. Sha Du benar-benar puas dengan penampilan Su Ci sehingga para penari lainnya langsung diusir.
Dengan ahlinya Su Ci menari-nari mendekati mereka lalu mengambil teko arak Sha Du sambil diam-diam memasukkan obat ke dalamnya lalu menuang segelas untuk Sha Du dan Pei Zhao.
Sha Du tidak melihat dan langsung saja meminumnya, tapi Pei Zhao sepertinya curiga. Saat Su Ci menari mendekatinya, Sha Du langsung menariknya ke dalam pelukannya yang jelas saja membuat Su Ci tak nyaman.
Pei Zhao memperhatikan itu dan langsung menyelamatkan Su Ci dengan menarik Su Ci ke dalam pelukannya sendiri bak playboy cap kadal. Dan saat itulah Pei Zhao melihat ada tahi lalat di belakang telinga si penari.
Canggung, Su Ci menawarkan diri untuk menari satu lagu lagi... tepat saat Sha Du tiba-tiba pingsan. Dan Pei Zhao menyusul pingsan sedetik kemudian.
Su Ci akhirnya bebas untuk menggeledah barang-barangnya Sha Du. Ada sebuah peti di sana. Tidak ada hal-hal yang aneh di dalamnya. Tapi kemudian mata tajamnya melihat bagian bawah peti itu tampak terlalu tebal.
Saat dia merabanya, tiba-tiba saja ada sebuah laci terbuka. Di dalamnya ada sebuah buku kas. Tapi saat dia baru membuka buku itu, Pei Zhao mendadak merebutnya, dia cuma pura-pura pingsan ternyata. Jelas saja Su Ci kaget dan bingung, bukankah seharusnya...?
"Pingsan dan berbaring bersama Sha Du di sana? Kau pikir kau bisa menipuku dengan trik remeh semacam ini?"
"Bagaimana kau bisa ada di sini?"
"Kau mengenalku?" Heran Pei Zhao.
Canggung, Su Ci langsung berusaha merebut buku itu. Tapi Pei Zhao lebih gesit darinya dan jadilah saling bertarung memperebutkan buku itu. Pei Zhao dengan mudahnya menyepak kakinya Su Ci sehingga Su Ci jatuh ke dalam pelukannya.
Pei Zhao dengan cepat menarik tali cadarnya, Su Ci sontak menyembunyikan wajahnya, menyikut Pei Zhao dan merebut kembali cadarnya secepat mungkin. Tapi Pei Zhao masih sempat melihat wajahnya dan sontak tercengang mengenalinya.
Dia begitu tercengang sehingga dia kehilangan fokus dan Su Ci langsung menendangnya hingga dia terjungkal menabrak meja.
Saat itulah para pengawal di luar mendengar keributan mereka dan langsung bergegas masuk, tapi Su Ci sudah berhasil melarikan diri. Sha Du baru sadar saat itu dan Pei Zhao gelisah memikirkan Su Ci.
Kembali ke kamarnya, Su Ci kesal sendiri memikirkan Pei Zhao dan ke-playboy-annya. Tapi tunggu dulu... ngapain juga dia marah?
Tapi keesokan paginya, Fei Yuan, Ru Shuang dan Bei Ming tiba-tiba menggedor-gedor pintunya dengan panik. Ada masalah gawat. Orang yang minum-minum bersama Pei Zhao, sekarang sudah mati dibunuh dan Pei Zhao jadi tersangka. Hah?
Mereka pun bergegas kembali ke tempat itu dan mendapati semua orang dengan kasak-kusuk dengan heboh. Pei Zhao santai saja duduk-duduk di mejanya, sementara Sha Du terduduk mati di mejanya sendiri.
Si madam agak aneh melihat wajah Su Ci. Tapi Su Ci dengan cepat memperlihatkan identitasnya sebagai detektif biro Mingjing. Syukurlah si madam tidak mengenalinya dan langsung menunjuk Pei Zhao sebagai pembunuhnya.
Pei Zhao tersenyum geli melihat Su Ci. "Kalau begitu, mohon bantuan Saudara Su."
Su Ci mengabaikannya dan langsung mengecek kondisi Sha Du dan memeriksa segala benda di sekitarnya. Ru Shuang juga membantu mengeceknya tapi dia tidak menemukan tanda-tanda keracunan atau luka apapun.
Cuma ada selembar daun di mulut Sha Du. Itu daun emas, biasanya digunakan untuk menyegarkan otak. Tapi bisa menyebabkan kematian mendadak jika dikunyah terlalu banyak.
Su Ci memperhatikan ada sebuah bekas tusukan jarum kecil di bagian pelipis Sha Du. Mumpung Su Ci terlalu fokus mengecek korban, Pei Zhao langsung mendekat untuk diam-diam mengecek belakang telinga Su Ci dan mendapati ada tahi lalat di belakang telinganya, sama persis seperti si penari kemarin.
Pei Zhao jadi yakin kalau Su Ci memang si penari kemarin dan langsung senang mengetahui Su Ci ternyata seorang wanita. Su Ci lalu mengecek area sekitar dan menemukan ada bekas goresan di bagian tangga kayu di belakang mejanya Sha Du.
Dia langsung bisa membayangkan goresan apa itu dan bagaimana goresan itu bisa terjadi dari meja lain yang jaraknya cukup jauh. Dia langsung mengecek ke meja seberang tanpa mengucap sepatah kata.
Su Ci akhirnya dengan yakin mengumumkan bahwa Sha Du mati dibunuh dan pembunuhnya masih ada di sini. Mendengar itu, si madam jadi yakin kalau pembunuhnya adalah Pei Zhao. Soalnya Pei Zhao yang duduk bersama Sha Du pada saat insiden itu terjadi.
Meredakan keributan semua orang yang menuduh Pei Zhao, Su Ci tanya siapa yang duduk di meja itu. Dua orang pria mengaku, tapi Su Ci tidak melihat ada yang aneh atau mencurigakan dari kedua pria itu. Si madam bingung, apa hubungannya kasus ini dengan kedua pria itu?
"Menurut jalur penembakan senjata pembunuh, pembunuhnya tadi berada di dekat meja panjang."
"Kakak Su, apa senjata pembunuhnya? Bukankah masih belum ditemukan?" Tanya Ru Shuang.
"Jarum es."
Kedua pria itu sontak membela diri mereka karena mereka benar-benar bukan pembunuhnya. Su Ci meminta mereka untuk mengingat-ingat kembali, pada saat kejadian itu terjadi, apakah ada yang lewat di sekitar meja mereka?
Kedua pria itu tidak terlalu ingat karena mereka minum-minum waktu itu. Mengalihkan perhatiannya, Su Ci melihat si madam memegang sebuah pipa rokok yang menarik perhatiannya karena pipa rokok itu tampak jelas basah. Bukankah dia tidak akan bisa menghisap rokoknya kalau alat itu lembab?
Seketika itu pula kedua pria itu ingat bahwa tepat sebelum insiden itu terjadi, si madam-lah yang mendatangi meja mereka dan mengajak mereka bersulang lalu Sha Du mati setelah itu.
Mendengar itu, Si madam tiba-tiba menembakkan sebuah jarum es dari dalam pipa rokok itu tepat ke arah Su Ci. Untungnya Su Ci sigap menghindar. Dan terang saja semua orang sontak berhamburan dengan panik.
Pei Zhao dengan cepat menarik Su Ci dan Bei Ming memukul si madam. Tapi tiba-tiba si madam mengeluarkan pisau yang tertanam di bawah sol sepatunya dan berusaha menyerang kedua pria itu.
Tapi dia bukan tandingan Bei Ming yang dengan mudahnya menendangnya. Tapi entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja si madam muntah darah lalu mati. Sayang sekali, padahal Su Ci bahkan belum tahu apa motif si madam membunuh Sha Du, apakah dia diperintah oleh orang lain dan apakah dia ada hubungan dengan kematian Bupati Kong.
Mereka lalu mengecek kamar si madam dan menemukan ada bekas serbuk rosin di kain bajunya. Tapi selain itu, mereka tidak menemukan hal lain yang mencurigakan.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam