Sinopsis Maiden Holmes Episode 3 - 1

Mendengar suara Su Ci terjatuh, Pei Zhao tanpa pikir panjang, menerobos masuk padahal saat itu Su Ci belum berpakaian. Dia tercengang sesaat melihat punggungnya Su Ci dan refleks mengalihkan pandangannya.


Su Ci sontak melemparkan kain lap padanya dan menyuruhnya keluar. Pei Zhao bergegas keluar dengan canggung dan menutup pintu... dan baru saat itu dia bingung sendiri.

"Kita kan sama-sama pria, untuk apa aku bersembunyi?" (Pfft! Syukurlah dia tidak melihat Su Ci sebenarnya wanita)

Dari luar, dia memberitahu bahwa dia membawakan obat untuk kakinya Su Ci. Dia merasa aneh saat memperhatikan kain yang dilempar Su Ci tadi. Tapi pada akhirnya dia tidak memikirkannya lebih jauh dan hanya meletakkan obat dan kain itu di depan pintu lalu pergi.

Tapi tak pelak segala keanehan yang selama ini dia rasakan tentang Su Ci, membuatnya jadi kebingungan dan gelisah sampai-sampai dia tidak fokus memakan mie-nya. Fei Yuan bingung melihatnya bengong, apa mie buatannya itu tidak enak?

"Mie apa?" Bingung Pei Zhao.

"Mie itu, Tuan Muda. Anda sudah menatapnya seharian."

"Ah! Akan segera kumakan." Tapi tiba-tiba Pei Zhao memikirkan sesuatu lalu membisiki Fei Yuan entah apa.

Tak lama kemudian, Su Ci cs minus Fei Yuan hendak keluar tapi malah mendapati Bupati Kong dan si pelayan orang kaya tengah menghadang mereka dengan para pasukan pemanah.

Bupati Kong mengklaim bahwa dia mendapat laporan dari Bangsawan Hu bahwa kemarin mereka merampok rumahnya dan melukai para pelayannya. Bei Ming dan Ru Shuang jelas tidak terima tuduhannya, jelas-jelas kemarin mereka hanya meminjam dan bukannya merampok, dia bahkan memberi mereka surat hutang.

Si pelayan berbohong menyangkal dan mengklaim tak pernah melihat uang apapun. Bupati Kong dengan angkuhnya mengancam mereka untuk pergi atau mereka akan dihukum di tempat.

Dia bahkan tidak takut sedikitpun pada Su Ci hanya karena Su Ci tidak pernah menunjukkan dokumen resmi dari biro Mingjing dan memanfaatkan itu untuk menuduh Su Ci sebagai petugas palsu.

Dia langsung menyuruh mereka untuk ditangkap saat tiba-tiba saja seseorang menimpuknya dengan batu kecil. Bupati Kong kesal. Siapa yang diam-diam menyerangnya?!

"Aku tidak pernah menyerang secara diam-diam." Santai Pei Zhao sambil menjentikan batu lagi ke jidat Bupati Kong.

Bupati Kong jadi tambah murka. Tapi bahkan sebelum para pengawalnya sempat melakukan apapun, para pengawal kerajaan mendadak muncul melindungi Su Ci cs dan menghunus tombak ke Bupati Kong cs.

"Kong Wude. Cepat serahkan dirimu!" Perintah Pei Zhao tegas. Fei Yuan datang saat itu, dialah yang ternyata memanggil para pasukan itu atas perintah Pei Zhao tadi.

Tak lama kemudian, Su Ci mengadili Bupati Kong dengan para pendayung perahu sebagai saksi. Saat Nipati Kong masih saja bersikeras menyangkal tuduhannya dengan alasan bahwa Su Ci tidak punya bukti kuat, Pei Zhao langsung memanggil Fei Yuan yang datang dengan membawa beberapa orang keluarga bawahan Bupati Kong.

Melihat itu, para bawahan Bupati Kong akhirnya berani bersuara mengadukan korupsi yang dilakukan Bupati Kong dan membenarkan semua dugaan Su Ci tentang cara-cara Bupati Kong dalam menukar dana bantuan bencana itu. 

Dia mengancam mereka untuk tidak membocorkan tentang masalah itu, kaena itulah, mereka meminta keadilan dan penyelidikan yang jelas.

Mulai panik, Bupati Kong sontak menuduh orang-orang itu memfitnahnya. Tapi tentu saja Su Ci sudah muak mendengar segala kebohongannya. Segala bukti sudah konkret, tapi dia masih saja berani mengelak. Maka Su Ci pun memerintahkan para pengawal untuk menangkapnya.

Bei Ming dan Ru Shuang sontak memuji-muji kehebatan Fei Yuan hari ini. Fei Yuan jadi malu, dia hanya melakukan perintah tuan mudanya kok. Dialah yang memikirkan segalanya.

Situasi benar-benar sudah membaik sekarang. Sesampainya di pasar, mereka melihat para pegawai pemerintah tengah membagi-bagikan sembako pada para warga.

Mereka lalu merayakan kesuksesan mereka dengan minum-minum. Tapi hanya Su Ci seorang yang tidak ikutan, dia tidak kuat minum soalnya. Akhirnya dia menggantinya dengan teh sambil berterima kasih pada Pei Zhao.

Tapi dia penasaran. Bagaimana Pei Zhao bisa sampai kepikiran untuk menyuruh Fei Yuan untuk pergi ke kantor pemerintahan untk menyelamatkan orang?

"Jika seperti yang Saudara Su bilang, bahwa Kong Wude yang menukar dana bantuan bencananya tapi dia bisa begitu tenang dan tidak takut, maka itu pasti karena dia memiliki suatu jaminan. Aku hanya menyuruh Fei Yuan untuk memeriksa kantor pemerintahan. Tak disangka bisa sekalian menyelamatkan orang-orang itu."

Su Ci kagum mendengar ketelitiannya dalam membuat rencana. Menurut Ru Shuang, kehebatan Pei Zhao itu masih belum sebanding dengan kecerdasan Su Ci yang luar biasa. Dia bisa langsung memecahkan kasus raja naga menelan uang. Su Ci canggung mendengar segala pujian dan kekagumannya.

Bei Ming cemburu. "Apa hebatnya hal itu?"

"Kalau tidak ada hebatnya, lalu kenapa kau bisa memikirkan hal itu."

"Setiap orang memiliki keahlian masing-masing. Saudara Su ahli dalam menggunakan otaknya, aku ahli dalam berkelahi. Meskipun Saudara Su yang menangkap Kong Wude, tapi kita berdualah yang bisa membuat rayat bisa makan nasi. Ru Shuang, apa kau tidak ingin membela kebenaran dan merampok orang kaya untuk membantu orang miskin bersamaku lagi?"

Bagian merampok orang kaya enggak deh, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi. Lebih baik membela kebenaran saja deh.

Menurut Pei Zhao, Ru Shuang bisa menjadi petarung yang hebat jika dia berada di medan perang. Bei Ming tidak setuju, seorang gadis mana boleh pergi ke medan perang. Itu sangat berbahaya.

"Kenapa gadis tidak boleh pergi ke medan perang? Dalam buku, Hua Mulan menggantikan ayahnya masuk militer." Protes Fei Yuan.

Ru Shuang setuju, apa yang bisa dilakukan pria, juga pasti bisa dilakukan oleh wanita. Seharusnya wanita diperbolehkan jadi pejabat negara dan masuk militer. Su Ci cuma terdiam canggung mendengar perdebatan mereka itu.

Tapi tiba-tiba Pei Zhao menanyakan pendapatnya. Canggung, Su Ci dengan sengaja berkomentar bahwa wanita sebaiknya memainkan kecapi dan menyulam saja. Pekerjaan kasar sebaiknya dilakukan oleh para pria saja.

"Bagaimana menurutmu, Saudara Xie?" Tanya Su Ci sambil menabok punggung Bei Ming tepat saat Bei Ming sedang makan nasi dan jadilah mukanya menyeruduk nasinya.

Tapi informasi tentang cewek idealnya Su Ci itu benar-benar menarik perhatian Ru Shuang. Tampak jelas dia benar-benar naksir sama Su Ci.

Usai makan, Bei Ming menulis surat untuk ayah angkatnya, mengabarkan keadaannya, menceritakan tentang kepahlawanannya dalam menyelamatkan Ru Shuang dan pertemuannya dengan Pangeran Qi.

Bawahannya Pangeran Yun datang dan malaporkan kegagalan mereka gara-gara Pangeran Qi. Ternyata mereka ada hubungannya dengan kasus korupsinya Bupati Kong.

Pangeran Yun santai memerintahkannya untuk membereskan masalah ini, jangan sampai meninggalkan petunjuk apapun. Dan juga... kehilangan Bupati Kong akan bisa membuat Pangeran Qi mengeluarkan sifat asli yang selama ini disembunyikannya.

Su Ci sedang termenung saat Pei Zhao datang membawakan seteko teh untuknya. Dia bisa menduga kalau Su Ci pasti sedang pusing memikirkan keberadaan dana bantuan bencana yang masih belum diketahui keberadaannya itu.

Su Ci membenarkannya, dia benar-benar gelisah memikirkan masalah ini. Apalagi Bupati Kong masih bersikeras tidak mau mengakui kesalahannya dan tidak ada petunjuk sama sekali tentang di mana keberadaan dana bantuan bencana itu.

"Jika semua pejabat sama seperi Tuan Su, dunia politik akan menjadi jauh lebih sederhana."

Su Ci penasaran, apakah Pei Zhao masih bekerja untuk Pangeran Qi? Dia penasaran karena Pei Zhao bisa memanggil pasukan dari kantor prefektur dengan begitu cepat. Itu bukan sesuatu hal yang bisa dilakukan oleh sembarang orang. Fei Yuan pasti membawa sebuah benda milik Pangeran Qi ke sana sehingga dia bisa membawa pasukan.

"Sepertinya benar-benar tidak bisa menyembunyikan apapun dari Saudara Su."

Su Ci senang mendengarnya. Itu berarti, kekuasaan Pangeran Qi masih belum jatuh. Dia selalu menggunakan caranya sendiri untuk melindungi semua orang.

Pei Zhao heran. "Kenapa kau begitu menyukai Pangeran Qi?"

"Karena aku merasa, dia adalah orang yang sangat suci."

"Cara deskripsimu ini baru pertama kali kudengar."

"Saat muda, dia menyelamatkan orang-orang dari kesulitan. Tapi dia mundur saat nama baiknya sedang mencapai puncaknya. Itu bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh sembarang orang."

Dan yang pasti, Pangeran Qi jelas-jelas memiliki kualifikasi untuk memegang kekuasaan atas dunia, tapi dia tidak pernah memiliki keinginan untuk melakukan itu. Dia lebih suka bebas dan memiliki gaya seperti seorang pahlawan.

"Tapi ada rumor bahwa dia terpaksa oleh keadaan dan tak berdaya. Lalu demi melindungi dirinya sendiri, makanya menyerahkan kekuasaan militernya." Ujar Pei Zhao.

"Saat Pangeran Qi kembali dari peperangan di selatan, semua orang memujanya bagai dewa. Jika dia memiliki niatan untuk memegang kekuasaan, siapa yang berani menghalanginya?"

"Godaan terhadap kekuasaan, bukanlah sesuatu yang bisa ditahan oleh semua orang."

"Mungkin... dia merasa bahwa hal itu tidak menarik." Duga Su Ci.

Su Ci juga ingin menjadi orang seperti Pangeran Qi. Yang berani, kuat, bebas mengikuti isi hatinya. Canggung, Pei Zhao langsung mengalihkan perhatiannya ke bulan purnama di langit.

"Bagaimana sinar bulan malam ini?" Tanya Pei Zhao.

"Sangat cantik."

"Sayangnya, sudah bertahun-tahun aku tidak pernah melihat bulan dengan baik."

"Aku juga." Aku Su Ci sambil termenung sedih teringat malam pembantaian seluruh keluarganya.

Tiba-tiba Fei Yuan datang dengan tergesa-gesa dan membawa kabar buruk, Bupati Kong mati.

Tak lama kemudian, mereka semua berkumpul di kamar mayat, melihat jasad Bupati Kong yang mati gantung diri. Bei Ming heboh sendiri saking takutnya melihat jenazah itu. Dia bahkan berusaha melarang Ru Shuang mendekat.

Ru Shuang sinis melihatnya, dia tidak takut sama mayat. Dia bahkan langsung membanding-bandingkan Bei Ming dengan Su Ci. Mereka sama-sama cowok, tapi lihatlah Su Ci, dia tidak takut sendikitpun. (Aduh, Ru Shuang, seandainya kamu tahu dia tuh cewek)

Su Ci lalu menekan bagian leher Bupati Kong dan tiba-tiba saja lidahnya bergerak-gerak yang sontak membuat Bei Ming makin heboh. Su Ci memberitahu bahwa ini sebenarnya adalah hal yang wajar.

Orang yang gantung diri, belum tentu semuanya menjulurkan lidah. Jika talinya berada di bagian atas jakun, maka ujung lidhnya akan mengarah ke bagian rahang atas dan tidak akan terjulur keluar. Sebaliknya, jika berada di bagian bawah jakun, maka lidahnya akan terjulur di antara barisan gigi.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments