Na langsung menggerutu kesal sama Mitra. Rasanya ingin sekali dia menonjok tuh cewek. Dia tahu kalau kepribadian Pam tuh memang kayak begitu sedari dulu, tapi sungguh dia tak pernah menyangka kalau dia bisa playing victim semulus itu. Seharusnya Mitra lihat bagaimana aktingnya jadi nang'ek di hadapan orang lain. Benar-benar bikin merinding.
Sekarang juga Pam masih berakting sok baik di hadapan manajernya, meminta si manajer untuk tidak menutup bisnis temannya itu. Janganlah dia mem-black list temannya itu. Padahal sebenarnya dia senang banget saat si manajer tetap keukeuh mau memutus kerja sama dengan cafenya Pam.
Nanthawan lagi-lagi menyindir Prin yang hari ini datang tepat waktu. Prin santai berkata bahwa itu karena tim marketing telah menyiapkan proposal rencana marketing untuk kuartal berikutnya.
Dia langsung menyilahkan Chen untuk mempresentasikan proposal mereka. Tapi Chen jelas tidak bisa, malah menyerahkan tugas itu ke Prin. Ibunya jelas tak senang dengan itu. Chatchai juga kecewa. Jadilah Prin yang maju mempresentasikan proposal mereka.
Pam sengaja mengabaikan jadwal kerjanya demi Chen. Dia sedang menunggu Chen menyelesaikan rapatnya, tapi yang datang malah Prin. Pam sontak mundur ketakutan.
"Kenapa kau takut padaku? Aku tidak melakukan apapun padamu."
Pam ngotot mengklaim kalau dia tidak tahu apa-apa tentang apa yang Prin tuduhkan padanya. Prin sinis mengklaim kalau dia sudah tidak mau tahu lagi tentang masalah itu. Sekarang dia bisa mengerti kenapa mereka bisa jadi teman, itu karena mereka punya banyak kesamaan.
"Siapa yang kau maksud?"
"Teman yang kau jual padaku."
Pam lagi-lagi pura-pura tak mengerti apa maksudnya. Prin jadi semakin sinis mendengarnya, Pam dan temannya itu benar-benar sama, sama-sama suka bohong
.
Chen baru datang saat itu dan jelas tak senang melihatnya bicara dengan pacarnya. Sedang apa Prin di sini? Prin santai memberikan dokumennya, ini proposal ini, sebaiknya Chen mempelajarinya biar lain kali Chen bisa melakukannya sendiri.
Chen langsung mencemaskan Pam, takut Prin melakukan apa-apa padanya. Pam dengan sok manisnya mengklaim kalau mereka cuma ngobrol dikit lalu cepat-cepat mengalihkan topik membujuk Chen untuk pergi bersamanya sekarang juga. Tergoda rayuannya, Chen langsung mengabaikan pekerjaannya.
Padahal sebenarnya mereka ada meeting penting dan sekarang Chatchai malah tidak bisa menemukan keberadaannya. Untungnya Prin sudah menyiapkan informasi tentang proyek mereka. Chatchai akhirnya mengajak Prin pergi bersamanya.
Berkat bantuan papanya, Na mendapatkan informasi harga yang ditawarkan Sirimantra untuk hotel Loei. Anehnya, harga yang ditawarkan Sirimantra bahkan lebih rendah dari mereka. Mitra tidak mengerti, lalu kenapa mereka bisa kalah dari Sirimantra?
"Sebelum Khun Traitot menyerahkan proposal harganya, apa dia membiarkanmu mengeceknya sekali lagi?" Tanya Na.
"Tidak. Dia sendiri yang menangani semua dokumennya."
"Khun Traitot jelas tidak jujur."
Tapi Mitra ragu. Dia tidak ingin berpikir negatif tentang Traitot mengingat ayahnya sangat mempercayai Traitot. Ayahnya bahkan ingin menjodohkan mereka berdua.
"Kalau begitu kau harus secepatnya membuat ayahmu sadar dan lihatlah kembali harga yang ditawarkan Khun Traitot ke klien. Lihat apakah ada yang aneh atau tidak."
Maka saat Traitot sedang keluar, Mitra langsung mengecek ruangannya... hingga akhirnya dia menemukan dokumen itu. Traitot kembali saat itu, Mitra sontak melabraknya.
"Harganya tidak sama dengan yang kusebutkan padamu. Kau tidak menggunakan proposal yang kusuruh untuk diserahkan pada mereka, iya kan, Khun Traitot? Kau sengaja membuat Sirimantra menang melawan kita kali ini, kan?"
Traitot tentu saja berusaha menyangkal karena Mitra tidak punya bukti. Mitra sinis, yah dia memang tidak bisa asal menuduh Traitot. Tapi setidaknya sekarang dia tahu kalau Traitot ceroboh dalam pekerjaannya dan tidak mendengarkan perintahnya.
"Aku punya hak untuk menyingkirkanmu dari jabatanmu. Kenapa kau jadi seperti ini, Khun Traitot?"
Traitot jadi ketakutan dan buru-buru minta maaf, mengklaim kalau dia hanya melakukan kesalahan dalam pekerjaannya gara-gara stres memikirkan masalah pribadinya. Tapi dia ngotot menyangkal tuduhan Mitra bahwa dia membantu Sirimantra.
Mitra mempercayainya begitu saja dan hanya menganggap ini sebagai kesalahan pertamanya Traitot dan peringatan pertamanya. Tapi mulai sekarang, semua laporan penentuan harganya harus mendapatkan tanda tangannya Mitra.
Dia janji tidak akan seorangpun yang mengetahui kesalahan pertamanya Traitot ini. Dia akan menukar rahasianya Traitot ini sebagai ganti rahasianya sendiri. Tapi mulai sekarang, Mitra tidak akan lagi membutuhkan bantuan Traitot di luar urusan kerja.
"Satu-satunya hal yang bisa membuatmu tetap di sini, hanyalah hasil kerjamu, bukan yang lain."
Kerja sama bisnisnya Sirimantra sukses berkat Prin. Pihak The Emperor jelas kecewa saat mendapat kabar tersebut. Traitot tidak tahu apa isi proposal mereka, tapi mereka berhasil berkat Parin.
"Parin ini benar-benar orang yang cakap. Sayang sekali dia berada di pihak lawan. Mitra, apa kau pernah bertemu dengannya sebelumnya, nak?"
Mitra canggung menyangkal. Memperhatikan ekspresinya itu, Traitot sinis berkomentar bahwa Parin adalah generasi muda yang sangat berbakat. Dia orang yang jika sudah menggigit, tidak akan dia lepaskan. Dia orang yang jika menginginkan sesuatu, dia pasti akan mendapatkannya.
"Khun Traitot, seharusnya kau bisa melakukan setengah dari kemampuannya... dengan begitu kita bisa menang." Balas Mitra.
"Sudahlah. Anggap saja dia selangkah lebih maju dari kita." Karena itulah, Poramin menugaskan Mitra untuk mengecek rencana mereka sekali lagi.
Di Sirimantra, Chatchai memuji-muji kinerja Parin yang telah berhasil mendapatkan proyek ini. Chatchai benar-benar puas dan senang bisa mengalahkan The Emperor sekali lagi.
Nanthawan jelas tak senang dan berusaha membela putranya, mengingatkan mereka bahwa Chen juga turut membantu dalam proyek ini. Chatchai sinis, membantu apanya? Chen bahkan tidak bisa dihubungi pada saat dibutuhkan, makanya Parin yang menggantikannya.
Prin melempar senyum senyum sinis pada Nanthawan, tapi dia tetap berbaik hati memuji semua anggota timnya atas kesuksesan mereka. Kesal, Nanthawan langsung pergi duluan.
Dia langsung menelepon Chen yang saat itu sedang menunggu Pam meladeni para fans-nya. Nanthawan kesal mengomelinya karena dia malah menghilang entah ke mana padahal hari ini dia ada janji dengan klien, dan sekarang Parin-lah yang mendapat penghargaan atas proyek itu. Chan baru ingat dan sontak menyesalinya.
"Kau di mana sekarang?"
"Aku mendatangi event-nya Pam."
"Event? Kau itu manajernya atau supirnya sampai kau harus pergi dengannya?! Kau mengacaukan pekerjaanmu!"
"Maaf, Bu."
"Sekarang ini ayahmu dengan membangga-banggakan Ai-Parin pada seluruh kantor. Jangan biarkan hal seperti ini terjadi lagi, Chen. Kau tidak bisa mempercayai Ai-Parin. Jika dia menuntut posisinya kembali, aku tidak bisa membantumu lagi."
Chen jadi kesal sama Pam. Gara-gara Pam, dia jadi diomeli dan Parin merebut pekerjaannya. Pam tidak terima, dia kan turut membantu Chen.
"Oh, jadi kau menuntut hutang budi? Kalau begitu lain kali kau tidak perlu membantuku melakukan apapun!" Kesal Chen lalu pergi.
Pam ingin mengejarnya, tapi fans-nya tiba-tiba menyerbunya. Pam jadi terpaksa harus meladeni mereka.
Na sedang mendorong belanjaannya ke parkiran saat tiba-tiba saja mobilnya Chen mundur tepat ke arahnya. Na jadi kaget sampai dia terjatuh dan trolinya meluncur sendiri menabrak sebuah mobil.
Na jadi kesal dan langsung melabrak Chen sambil merekamnya sebagai bukti. Chen santai memberikan kartu namanya doang dan menawarkan kompensasi lalu pergi begitu saja. Dasar! Na kesal.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam