Rin gelisah memikirkan sikap aneh Thee yang terkesan selalu membela Rose. Teringat percakapan rahasia Ti dan Thee tentang yang sempat didengarnya, Rin tiba-tiba kepikiran sesuatu.
Dia langsung mencari video saat Rose dan Thee saling bekerja sama menyelamatkan ibunya Lyla dan foto Thee yang membawa seorang cewek ke apartemennya. Dia langsung membandingkan sosok belakang Rose dan wanita yang bersama Thee itu, dan mata jelinya bisa langsung mengenali mereka adalah satu orang yang sama.
Pat terbangun dan mendapati Phol lagi menatap laptopnya sambil mesam-mesem gaje. Dia mengklaim kalau dia cuma lagi bicara sama klien dan langsung mengalihkan topik ke masalah berita tentang Khun Ying yang kabarnya menculik Rose. Apa yang membuatnya senekat itu?
"Kudengar dia selingkuh sama orang terdekatnya, makanya Jenderal minta cerai. Coba pikirkan, cuma selang beberapa hari sejak rahasianya Khun Lyla terbongkar, sekarang diikuti Khun Ying Nanthawadee. Kurasa Rose pasti membocorkan rahasia mereka, makanya Khun Ying murka sampai dia nekat menculik Rose. Tapi Rose cukup beruntung dan selamat."
"Lalu apa kau tahu di mana Rosita sekarang berada?"
Tidak. Pat sudah berulang kali mencoba menanyai Paul tapi Paul keukeuh tidak mau menjawab. Tapi dia yakin polisi membawa Rose ke tempat yang aman.
"Buat apa melakukan itu? Penjahatnya kan sudah tertangkap."
"Mana kutahu. Mungkin dia punya banyak musuh."
Ah sudahlah, Pat malas membahas masalah ini lagi, ngantuk. Ayo tidur saja. Tapi Phol tidak bisa tidur, tampak sangat gelisah dan kesal.
Ibu jadi kasihan mendengar cerita Rose dari Thee. Dia sudah melakukan hal benar dengan membantu Rose. Tapi... apa Thee yakin kalau Rose aman di apartemennya?
Yakin sekali. Itu apartemen mahal, keamanannya ketat. Tapi Ibu masih agak ragu. Bagaimanapun, di dunia ini tidak ada yang sempurna, segala hal ada cela atau kelemahan.
Thee jadi cemas juga sekarang. Apalagi kemudian dia ingat kalau si penjahat itu bisa masuk ke suite room hotel. Tak lama kemudian, dia mencoba menghubungi Rose tapi tidak dijawab.
Itu karena Rose sedang ngobrol dengan ibunya yang lagi liburan ke Bali. Rose juga pengen ke sana, tapi sebentar lagi Valentine, toko lagi rame.
Saat akhirnya Rose mengangkat video call-nya tak lama kemudian, dia malah sengaja mengalihkan kameranya. Thee kan khawatir, siapa tahu Rose sudah mati dan jadi arwah.
Rose ngotot menolak mengalihkan kamera, dia masih hidup, yakali arwah bisa ngangkat telepon. Lagian ngapain juga Thee ingin melihatnya? Mau melihatnya lagi tidur?
"Siapa juga yang mau melihatmu tidur? Aku cuma ingin memastikan seluruh ragamu masih menyatu atau siapa tahu kau ceroboh dan pada akhirnya melukai kepalamu, telingamu atau bibirmu."
"Aku sangat aman jaya sentosa. Aku sangaaaaat senang bisa di sini sendirian. Dan aku akan lebih senang lagi jika kau tinggal bersama istri dan anakmu lebih lama." Ujar Rose lalu mematikan sambungan mereka.
Thee kesal. "Istri dan anak lagi? Tidak seharusnya aku mencemaskanmu. Dasar biang onar!"
Ran benar-benar ketakutan setelah mengetahui Auay sudah kembali dan akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Tapi dia menolak memberitahukan apa alasannya.
Bos tentu saja sangat menyayangkannya. Ran sudah bekerja padanya selama 3 tahun, dia pekerja keras, jujur dan baik hati. Tapi baiklah, jika memang Ran udah memutuskannya, Bos tidak bisa memaksanya. Ia bahkan menawarkan bantuannya jika Ran butuh bantuan apapun. Dia menyayangi Ran seperti cucunya sendiri.
"Saya juga menghormati dan menyayangi anda seperti ayah saya sendiri. Tapi saya benar-benar tidak bisa terus di sini. Kalau begitu saya permisi dulu, saya harus membereskan pekerjaan saya."
"Tunggu, Theeran. Aku bisa mencarikan pekerjaan untukmu di Bangkok, agar kau tidak luntang-lantung."
Chang memasakkan sarapan untuk Kratai sambil protes karena dia terus yang selalu memasak untuk Kratai. Seharusnya Kratai mulai belajar melakukana pekerjaan rumah tangga biar ada cowok yang datang melamarnya.
Bodo amat. Pokoknya Kratai akan tetap menggantungkan hidupnya pada Chang sampai dia lulus. Masalah cowok, dia akan menunggu si cowok datang sendiri untuk melamarnya. Jika tidak, dia sendiri yang akan mendatangi Tante Rujee untuk melamar tuh cowok (Thee) setelah dia lulus nanti.
Ngomong-ngomong, apa Chang sudah memberitahu Tante Rujee dan Thee kalau dia bertemu Ran? Chang mengaku belum. Dia takut kalau dia memberitahu, Thee akan langsung pergi mencari Ran dan Ran akan kabur lagi. Chang ingin menemui Ran lagi dan mencoba membujuknya.
Kratai sungguh tidak mengerti kenapa Ran kabur daari rumah? Apa yang sebenarnya terjadi 6 tahun yang lalu? Oh! Kratai tahu! Pasti karena Ran tidak suka sama Rawee.
Waktu itu, Ran kan pergi selama beberapa waktu ke luar negeri. Lalu setelah itu, Tante Rujee mengadopsi Rawee dan sejak saat itu Ran tidak pernah pulang. Ran pasti benci bangeta sama anak kecil.
Tapi Chang tak terlalu yakin mengingat ketakutan dan kesedihan Ran waktu itu. Tiba-tiba dia ingat betapa panik dan marahnya Thee waktu Auay hendak mendekati Kratai waktu di hotel. Mungkinkah... gara-gara Auay? Mungkin Auay melakukan sesuatu yang tak termaafkan.
Rawee usul ke Thee untuk menanam strawberry soalnya dia suka banget sma strawberry. Thee jadi ingat kalau dia punya strawberry di apartemen yang lupa dia bawa.
Dia langsung menelepon Rose untuk meminta Rose mengecek strawberry-nya tapi Rose malah mengaku kalau dia lagi di toko sekarang. Soalnya sebentar lai Valentine, jadi Rose tidak enak sama Kheng yang bekerja sendirian. Tapi dia meyakinkan Thee untuk tidak khawatir. Chang mengirim polisi untuk menjaganya kok.
"Kau yakin tidak ada orang yang melihatmu waktu kau keluar tadi?"
"Yakin. Aku sangat hati-hati dan tidak ada seorangpun yang tahu itu aku. Udah dulu yah, aku lagi banyak orderan."
Thee belum selesai ngomong, tapi Rose sudah menutup teleponnya. Thee jadi gelisah dan cemas, tapi dia sudah janji sama Ibu untuk menghabiskan waktu di rumah seharian.
Kratai baru tiba di depan gedung apartemennya Thee untuk membantu Thee mengambilkan strawberry-nya. Chang meneleponnya saat itu dan menanyakan Rose, Kratai dengan lantangnya berkata kalau Rose lagi tidak ada di sini. Kalaupun ada di sini, dia pasti cuma mendekam di kamarnya. Kratai tidak sadar ucapannya barusan didengar oleh Rin yang diam-diam mengintai di sana.
Tak lama kemudian, Kratai menyerahkan strawberry-nya ke Thee dan memberitahu Thee kalau Chang masih ada kerjaan, jadi dia tidak pulang. Thee yang cemas, langsung menelepon Chang dan meminta Chang untuk menjemput Rose nanti sore.
Seorang pria datang dengan alasan mengambil pesanan, tapi jelas dia
mencurigakan saat dia langsung celingukan dan melihat ada CCTV di dalam
toko itu, tapi tak ada seorangpun yang mencurigai pria mencurigakan itu.
Rose sedang menata bunga-bunga mawarnya saat tiba-tiba saja dia mendapat penglihatan akan ekskavakator dan tumpukan pasir yang gunakan untuk mengubur sesuatu. Err... atau mungkin seseorang?
Bersambung ke part 7
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam