Sinopsis My Unicorn Girl Episode 6 - 2

Pelatih Ma menyela sesi latihan mereka untuk mengumumkan bahwa besok mereka akan latihan luar ruangan dan memerintahkan Sang Tian untuk menunjuk seseorang untuk membantunya melakukan pemeriksaan lokasi dan memasang tanda rute pelatihan mereka.


Yang lain sontak menghindar dan hanya Wen Bing yang menawarkan diri. Tapi gayanya angkuh banget, mengklaim kalau dia akan meluangkan waktu jika Sang Tian memohon padanya.

"Tidak perlu!" Ketus Sang Tian.

Dia mencoba mengajak Wei Lian, tapi Wei Lian mengaku ada janji dengan dokter gigi. Sang Tian langsung beralih ke Xiao Xiao. Awalnya Xiao Xiao tidak mau, tapi begitu Sang Tian menawarinya masker wajah, Xiao Xiao langsung setuju.


Saat Wen Bing keluar tak lama kemudian, Meng Na tiba-tiba memanggilnya. Walaupun males banget, tapi terpaksa Wen Bing harus pasang senyum ramah. Dia berusaha cepat-cepat menghindar dengan alasan ada pelatihan, tapi Meng Na tiba-tiba berkata kalau dia mau bicara tentang Sang Tian karena dia sudah mengetahui rahasianya Sang Tian, Wen Bing seketika memberinya perhatian dan mengajaknya makan siang bersama.

Meng Na senang banget bisa makan berdua dengan Wen Bing. Apakah ini bisa dianggap kencan pertama mereka? Tapi Wen Bing mengabaikannya dan to the point membahas rahasianya Sang Tian. Kapan Meng Na mengetahui rahasianya Sang Tian?

Meng Na mengaku tadi pagi. Sang Tian memperhatikan tumitnya lecet, terus Sang Tian memberinya plester pelindung tumit. Sang Tian punya plester pelindung tumit. Pria normal mana yang akan membawa ini setiap saat.

Wen Bing jadi cemas, takut rahasianya Sang Tian tersebar. Dia pasti akan diusir dari Liuye. "Kau tidak memberitahu siapapun tentang ini, kan?"


"Tidak. Aku hanya memberitahumu."

"Lalu apa rencanamu?"

"Menurutku ini akan merusak reputasinya. Jadi lebih baik disimpan saja."

Wen Bing lega mendengarnya. "Tindakanmu benar."

"Tapi tetap saja aku harus membereskan masalah ini dengannya. Bagaimanapun, aku sudah menyukai seseorang."

Hah? Wen Bing heran mendengarnya. Maksudnya, yang Meng Na maksud dengan rahasianya Sang Tian adalah...?

"Dia menyukaiku!" (Pfft!)

Wen Bing sontak membanting gelasnya dengan kaget. Meng Na langsung kepedean mengira Wen Bing cemburu dan panik meyakinkan Wen Bing kalau dia tidak menyukai Sang Tian. Sumpah!


Mulai nyambung, Wen Bing jadi geli. Sepertinya Meng Na salah paham sama Sang Tian. Tapi Meng Na yakin tidak, dia yakin Sang Tian membawa plester pelindung tumit ini demi dia. Dia yakin Sang Tian diam-diam jatuh cinta padanya.

Wen Bing dengan sengaja berbohong dengan menjelek-jelekkan Sang Tian dengan alasan biar Meng Na tidak tertipu oleh penampilan luarnya Sang Tian.

Dia mengklaim kalau Sang Tian punya banyak kebiasaan yang aneh bin jorok. Sang Tian tidak pernah mencuci kaos kakinya selama berminggu-minggu, tidak mandi kalau tidak pergi ke mana-mana. Sang Tian juga selalu mendengkur saat tidur.

Sang Tian bahkan sering berjalan dalam tidur setiap malam dan menakut-nakutinya pada tengah malam. Dan lagi, Sang Tian tuh playboy cap kapak. Di asrama, dia mengirim sms pada beberapa gadis sekaligus dan isinya gombal semua.

"Intinya, jangan jatuh cinta padanya. Dan jangan macam-macam dengannya. Jangan percaya padanya."

Meng Na ragu. "Dia selalu memberiku pandangan yang tulus."

"Amati dia kalau kau tidak mempercayaiku."

Tapi semua itu malah membuat Meng Na jadi semakin senang karena mengira Wen Bing cemburu, makanya Wen Bing sengaja menyebutkan berbagai keburukan Sang Tian.

Wen Bing langsung pura-pura mendapat telepon urusan penting biar dia bisa  punya alasan untuk segera pergi menghindari Meng Na dan langsung pergi begitu saja.

 Sang Tian suntuk di cafenya Xiao Rou. Wen Bing tiba-tiba mengirim pesan, Sang Tian membalasnya dengan cepat. Xiao Rou tak percaya melihatnya, apa Sang Tian lupa dengan aturan cinta tentang membalas pesan kurang dari 10 detik? Sang Tian barusan membalasnya kurang dari tiga detik.

"Kau telah jatuh cinta pada Wen Bing."

Sang Tian canggung menyangkal. "Tidak mungkin!"

"Apa kau diam-diam menatapnya saat dia tidak menyadari?"


Sang Tian ingat dia memang diam-diam menatap Wen Bing saat mereka makan barbeku kemarin. Dia tidak mau mengakuinya dan menyangkal.

"Apa kau mencarinya ke mana-mana saat dia tidak ada."

Memang itulah yang dilakukan Sang Tian kemarin saat Wen Bing tiba-tiba pergi. Tapi lagi-lagi, Sang Tian tidak mau mengakuinya dan menyangkal.

"Jadi, kau tidak cemburu saat dia dan Meng Na bermesraan?"

Sang Tian berbohong menyangkal. "Kenapa juga aku harus cemburu?"

Xiao Rou tak percaya. Coba tanyakan pada hatinya sendiri, apa itu tidak sakit? Sejak kecil, mata Sang Tian selalu berkedip-kedip setiap kali dia berbohong. Dan setiap kali menjawab pertanyaannya Xiao Rou tadi, Sang Tian selalu berkedip-kedip.

Tiba-tiba dia mencubit Sang Tian, itu tes pendeteksi kebohongan. Dan benar-benar berhasil karena Sang Tian jadi semakin canggung dan langsung bergegas pergi dengan alasan untuk melaksanakan tugasnya mengecek tempat pelatihan.


Sang Tian sudah menunggu di tempat mereka akan meletakkan bendera-bendera di sepanjang rute pelatihan. Tapi Xiao Xiao belum datang-datang juga. Saat Sang Tian mau meneleponnya, malah Wen Bing yang muncul dan memberitahu kalau Xiao Xiao tidak bisa datang karena keracunan makanan setelah makan hot pot.

"Apa karena karbon monoksida?"

"Apa kau pernah mengalami keracunan makanan karena hot pot?"

"Itu bukan urusanmu."

"Hei, jagalah sikapmu. Akulah satu-satunya yang bisa membantumu sekarang. Ini rute panjang. Kau harus melakukannya hingga malam untuk memasang semua bendera ini sendiri."


Sang Tian akhirnya mengalah dan mereka pun mulai bekerja sama memasang bendera-bendera itu. Tapi tiba-tiba Meng Na muncul lagi dengan alasan mau mengamati Sang Tian, tadi kan Wen Bing menyuruhnya untuk mengamati Sang Tian.

Canggung melihat mereka tampak berbisik-bisik mesra, Sang Tian berniat mau menghindar. Tapi Meng Na tiba-tiba menghadang untuk berterima kasih padanya atas apa yang Sang Tian lakukan untuknya tadi pagi. Sebagai ungkapan terima kasih, Meng Na akan membantunya memasang bendera-benderanya.

Belum juga dia memasang satupun, Meng Na tiba-tiba mengeluh tangannya kedinginan. Niatnya biar Wen Bing ngasih dia sarung tangannya. Tapi Wen Bing malah masa bodo dan santai saja mengomentari udara yang memang sedang dingin.

 

Sang Tian yang prihatin melihat wajah melas Meng Na, akhirnya berinisiatif menawarkan sarung tangannya sendiri pada Meng Na dan mengambil alih bendera-benderanya lagi, biar dia kerjakan sendiri.

Meng Na jadi semakin yakin kalau Sang Tian benar-benar menyukainya, nih buktinya. Dia harus mempertegasnya, biar Sang Tian tidak semakin jatuh cinta padanya.

Wen Bing dengan cepat mengalihkan topik menyuruh Meng Na untuk balik saja ke kampus sekarang. Dia bolos, kan? Meng Na menolak pergi, dia sudah susah-susah datang kemari.

Tapi tepat saat itu juga, Pelatih Xue tiba-tiba menelepon dan mengancam Meng Na untuk kembali dalam waktu setengah jam atau dia akan dikeluarkan dari departemen Seluncur Indah.

Meng Na terpaksa pamit dengan sedih, tapi Wen Bing senang, bahkan langsung pergi begitu saja. Meng Na kecewa dan akhirnya pergi juga. Sang Tian tak percaya melihatnya pergi begitu saja, tidak pamit lagi.


Tangannya Sang Tian kedinginan sekarang, apalagi sarung tangannya dibawa pergi sama Meng Na. Wen Bing tiba-tiba menariknya... lalu dengan manisnya memakaikan sarung tangannya ke tangan Sang Tian.

Sang Tian jadi bahagia karenanya. Apa dia benar-benar jatuh cinta sama Wen Bing. Sang Tian pun berterima kasih sambil menyodorkan tangan satunya dengan malu-malu.

Tapi ternyata Wen Bing cuma mau meminjamkan satu sarung tangannya. Dasar picik, tapi Sang Tian tetap bahagia... Tapi dengan cepat dia menguasai diri dan memberitahu dirinya sendiri kalau dia tidak menyukai Wen Bing. Mereka pun kembali memasang bendera-benderanya sambil lirik-lirikan malu-malu.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments