Rose tersadar dari penglihatannya itu berkat panggilan Kheng yang menyerahkan ponselnya, Thee menelepon. Dia mengabarkan kalau dia tidak bisa menjemput Rose hari ini, tapi Chang akan menggantikannya. Tapi dia bisa mendengar suara helaan napas Rose yang berat. Dia kenapa?
"Aku merasa aneh saat aku menyentuh mawar barusan."
"Aneh bagaimana?"
"Saat aku menyentuh mawar, tiba-tiba aku melihat banyak sekali tumpukan pasir lalu tiba-tiba jadi gelap dan aku menahan napasku seolah aku mau mati karenanya. Kurasa, mawarnya berusaha memberitahuku tentang sesuatu."
Thee tidak yakin, mungkin ramalan tentang masa depan orang yang menyentuh mawar itu sebelum Rose. Orang yang menyentuh mawar sebelum dirinya... adalah Kheng.
Thee usul agar polisi yang menjaga Rose, mengantarkan Kheng pulang saja. Rose sendiri nanti akan dijemput sama Chang.
Rose pamit pulang duluan dan menitipkan Kheng pada polisi yang menjaganya dan meminta Kheng untuk mengirim pesan padanya begitu Kheng tiba di rumah nanti.
Polisi itu pergi ke toilet sebentar, dan tepat saat itu juga, polisi lain datang. Dia mengaku polisi yang dikirim Chang karena Chang sedang ada urusan mendesak lain. Rose pun pergi duluan.
Tapi saat Kheng dan polisi pertama mau pulang, Chang mendadak muncul. Loh, katanya dia ada urusan? Sudah selesai? Chang malah lebih bingung, dia ada urusan apa?
"Barusan anak buah anda datang untuk menjemput Rose dan berkata bahwa anda ada urusan mendesak, makanya anda mengirimnya untuk menjemput Rose."
"Aku tidak ada urusan mendesak."
Thee muncul juga saat itu. Bingung juga mendapati Chang ada di sini, dia kira kalau Chang terlalu sibuk untuk menjemput Rose.
Chang cemas seketika, menyadari Rose sudah dibawa penjahat yang menyamar jadi polisi. Apa Kheng ingat nopol mobil yang membawa Rose? Sayangnya tidak. Hadeh! Gawat!
Polisi palsu itu membawa Rose ke area konstruksi kosong yang banyak pasirnya. Si polisi palsu mengklaim kalau mereka ke sini cuma buat ganti mobil untuk menghindari kecurigaan penjahat.
Tapi Rose jelas tak percaya begitu saja. Thee menelepon saat itu menanyakan keberadaannya dan menyuruhnya untuk tidak mempercayai orang yang bersamanya.
Tapi orang itu langsung menodongnya dengan senjata dan menghancurkan ponselnya saat Rose hendak menjawab pertanyaan Thee. Dia cuma sempat mengucap kata 'Tha'.
Thee dan Chang jadi bingung memikirkan apa maksud 'Tha' itu. Tha Rod (terminal bis), atau Tha Rue (dermaga)?
Rose nekat melempar pasir ke pasir padanya dan berusaha melarikan diri, tapi dia benar-benar tidak tahu harus lari ke mana dan akhirnya berusaha menyembunyikan dirinya di balik truk.
Sayangnya dia ketahuan dengan cepat. Rose berusaha melawannya habis-habisan dan hampir saja berhasil, tapi Auay tiba-tiba muncul dan menghantam Rose dari belakang sampai dia pingsan.
Para polantas gagal mencari mobil yang sesuai penggambaran Kheng. Chang menduga mungkin si penjahat ganti mobil di suatu tempat bernama 'Tha' seperti yang disebut Rose? Tapi Tha apa yang dimaksud Rose?
Tepat saat itu juga, Thee melihat spanduk iklan tentang Sai (Pasir). Thee langsung teringat tentang ramalannya Rose. Jangan-jangan... Tha Sai?
Polisi palsu dan Auay meletakkan Rose dalam gundukan pasir lalu menggunakan ekskavator untuk mengubur Rose hidup-hidup, sama persis seperti dalam ramalannya Rose.
Thee dan Chang tiba di sana saat itu dan menemukan mobil tersangka dan juga tasnya Rose. Si polisi palsu yang hendak mengambil mobilnya Auay, jelas kaget saat melihat Thee dan Chang, langsung lari sambil menelepon Auay untuk mengabarkannya tentang masalah kedatangan polisi itu.
Auay menginstruksikan si polisi palsu untuk mengambilkan mobilnya saja, biar dia urus masalah polisi itu. Chang dan Thee kehilangan jejak si polisi palsu. Tapi mereka melihat ekskavator itu.
Auay sontak melepaskan tembakan ke mereka lalu kabur. Chang langsung mengejarnya, sementara Thee mengeruk gundukan pasir itu dengan tangannya sendiri dengan begitu panik... hingga akhirnya tangannya Rose muncul dari dalam pasir. Dia masih hidup.
Thee sontak semakin berusaha keras mengeruk pasir itu hingga akhirnya dia berhasil menarik Rose keluar dalam keadaan tak sadarkan diri. Thee sontak panik menggoyang-goyang badannya hingga akhirnya Rose terbatuk-batuk dan tersadar. Lega tapi masih trauma, Rose sontak memeluk Thee erat-erat. Thee pun lega melihatnya masih hidup.
Chang terus mengejarnya. Kedua pria itu saling melepaskan tembakan tapi selalu gagal mengenai satu sama lain. Hingga akhirnya pistolnya Auay kehabisan peluru.
Tapi saat Chang sudah hampir berhasil menangkapnya, si polisi palsu mendadak muncul bawa mobil dan langsung berusaha menembaki Chang sehingga Auay punya kesempatan untuk kabur.
Tak lama kemudian, Paul mondar-mandir di depan UGD dengan cemas. Rose keluar bersama Thee tak lama kemudian dan Paul langsung cerewet menanyai Rose kayak dokter menanyai pasiennya. Apa kepalanya sakit? Lengannya terluka? Pusing? Apa dia merasa mau pingsan atau mau muntah?
"Kau lebih detil daripada dokter. Kenapa tidak sekalian saja kau tutup hotelmu dan buka rumah sakit saja." Sindir Thee.
Rose meyakinkan Paul bahwa dia baik-baik saja. Kratai berkomentar bahwa Rose beruntung karena Thee menyelamatkannya tepat waktu. Jika tidak, dia pasti mati terkubur hidup-hidup.
Rose jadi merasa bersalah pada Thee karena dia sudah menyebabkan banyak masalah untuk Thee. Thee juga menyesal, tidak seharusnya dia meninggalkan Rose sendirian.
Paul cemburu melihat interaksi mereka dan buru-buru menyela untuk menanyakan apakah polisi sudah menangkap pelakunya?
"Mereka berhasil melarikan diri." Jawab Chang. "Nopol mobil penculik itu palsu. Sedangkan mobil-mobil lain yang mereka gunakan untuk melarikan diri, para polisi sedang mencarinya saat ini. Khun Rose, kalau kau baik-baik saja, polisi ingin meminta keterangan lebih lanjut darimu dan membuat sketsa pelakunya."
"Dengan senang hati."
Rose ingat betul dengan si polisi palsu. Sayangnya dia tidak tahu pelaku kedua karena orang itu menghantamnya dari belakang. Tapi Thee yakin satu-satunya orang yang tega melakukan kejahatan sekeji ini hanya Auay seorang.
Bosnya Auay murka akan kegagalannya dan langsung menonjoknya tanpa ampun. Sia-sia dia memelihara Auay, sudah berapa kali Auay gagal terus?
"Tapi saya hampir berhasil. Hanya saja si jalang itu beruntung karena polisi datang tepat waktu untuk menyelamatkannya."
"Dia beruntung atau kau yang tolol?! Kau tahu aku sedang mengerjakan proyek besar sekarang. Aku tidak mau hancur gara-gara si jalang itu! Kuberi kau waktu 3 hari. Jika kau masih juga belum bisa menyingkirkannya, kau tidak akan bisa bernapas lagi!" Ancam Wuttikorn lalu pergi.
Auay kesal. "Si~~an! Siapa yang menyelamatkannya?!"
Bersambung ke episode 6
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam