Mitra benar-benar terpesona dan terharu melihat keakraban Prin dengan si kembar. Tapi dengan cepat dia menguasa diri dan menepis perasaannya.
Saat mereka hendak berpisah, Prin janji sama si kembar bahwa dia akan membawa mereka makan es krim lagi di sini lain kali. Jane mendadak sok angkuh lagi sambil menatap Prin dengan sinis saat dia berkata...
"Orang sepertimu... bukan tipeku." Ketus Jane lalu pergi.
Malam harinya, Mitra tidak bisa tidur memikirkan keakraban si kembar dengan ayahnya tadi. "Maafin ibu, nak."
Di Sirimantra, Nanthawan mengkritik pedas proposal promosi buatan Prin yang menurutnya sangat tidak menarik. Tapi Chatchai langsung membela Prin, karena bagaimanapun, dia sendiri yang menyuruh Prin untuk membuat perubahan.
Nanthawan jadi tambah sinis menyindir kegagalan Prin dalam proyeknya Tuan Lee. Padahal mereka punya hubungan baik dengan Tuan Lee. Bagaimana bisa Prin membuat kesalahan sefatal ini?
"Mungkin dia cuma ceroboh, Bu. Dia selalu menang dan berpikir kalau dia pasti tidak akan kalah." Sindir Chen.
Tak gentar, Prin menyatakan bahwa dia akan bertanggung jawab akan hal itu. Nanthawan sinis mendengarnya. Bagaimana caranya dia akan bertanggung jawab? Kenapa dia tidak mengundurkan diri saja?
Chatchai tidak setuju. Bagaimanapun, Prin punya banyak prestasi sebelumnya. Mengundurkan diri hanya karena masalah remeh begini itu kelewatan.
"Anggap saja ini peringatan pertamaku untuknya. Tapi jika Khun Parin terus seperti ini, aku akan tegas dan mengurusnya sendiri. Akan kunilai berdasarkan pencapaianmu."
"Setuju."
Na benar-benar heran setelah mendengar cerita Mitra bahwa anaknya Bibi Phon ternyata Parin, saingan bisnisnya Mitra. Dunia ini begitu kecil atau ini takdir?
Kalau begitu, Mitra harus ekstra hati-hati mulai sekarang. Na punya feeling kalau Mitra dan Prin akan sering bertemu. Mitra ragu, dia yakin mereka tidak akan saling bertemu lagi.
Aktor lawan mainnya Pam - Kirt, ternyata kecanduan judi dan baru saja kalah lagi. Dan tak lama setelah itu, Traitot mendapat telepon dari seseorang yang minta uang lagi sama. Hmm, pasti si Kirt. Entah mereka ada hubungan apa.
Keesokan harinya, Poramin memanggil Mitra dan Traitot untuk memberitahu mereka bahwa seorang klien lamanya yang bernama Mr. White akan menginap di hotel mereka di Hua Hin. Poramin ingin Mitra mengurus Mr. White besok.
Mitra setuju. Tapi dia ingin membawa Nick dan Rina sekalian biar mereka bisa bersenang-senang. Poramin setuju. Traitot penasaran, siapa Nick dan Rina?
"Keponakan kami. Adik sepupunya Mitra." Jawab Poramin.
Dia sebenarnya ingin pergi sendiri mengurus Mr. White. Tapi apa boleh buat, kesehatannya belum memungkinkan. Traitot meyakinkan Poramin bahwa dia akan membantu Mitra mengurus Mr. White. Kebetulan dia tidak ada acara weekend ini. Dia akan menjaga Mitra dengan baik.
Pam mau makan siang bersama Chen di sebuah restoran. Dia melihat Kirt di sana. Dia hampir saja mau menghampiri Kirt, tapi tiba-tiba saja dia melihat Traitot muncul menemui Kirt.
Hmm, entah kenapa Pam jadi aneh melihat kedua pria. Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu dari Chen hingga dia menyuruh Chen untuk duduk di meja yang agak jauh lalu beralasan kalau dia mau ke toilet.
Padahal sebenarnya dia menghampiri kedua pria itu dan penasaran apakah mereka berdua saling mengenal. Kirt canggung mengklaim bahwa dia dan Traitor teman dekat.
Traitot sudah dengar bahwa Pam sekarang jadi model iklannya Sirimantra. Pam membenarkannya dan dengan sok baiknya dia meminta maaf atas kejadian sebelumnya.
Tapi dengan cepat dia mencoba menghasut Traitot untuk pindah haluan ke Sirimantra, mengklaim bahwa Sirimantra membutuhkan banyak sekali SDM berkualitas. Tapi kemudian dia mulai menyadari Kirt merasa terganggu oleh kehadirannya, maka Pam pun cepat-cepat pamit.
Demi menemukan Ploy, Prin akhirnya memutuskan pergi ke hotel Emperor di Hua Hin. Tempat yang sama di mana Mitra tinggal sekarang. Dia sedang mengawasi si kembar yang sedang belajar berenang saat tiba-tiba saja dia melihat Prin di kejauhan.
Mitra jadi panik dan akhirnya nekat saja mendekati Prin. Prin senang bukan main dan langsung memeluk Mitra erat-erat. Dia kangen banget. Mitra sampai sesak napas, baru Prin melepaskannya.
"Maaf, aku terlalu senang bertemu denganmu. Apa yang sedang kau lakukan di sini."
"Kebetulan aku ada kerjaan di sekitar sini, jadi sekalian aku memanfaatkan kesempatan ini untuk beristirahat juga."
Tiba-tiba terdengar suara Jane memanggil Nick dan Rina. Mitra buru-buru mengalihkan perhatian Prin dengan mengajaknya makan siang bersama.
Traitot baru tiba di sana dan kebetulan melihat Jane, Nick dan Rina yang hendak kembali ke kamar. Dia langsung mengenali mereka karena mendengarkan mereka menyebut-nyebut nama Mitra.
Dia langsung mendekati mereka dan menanyakan keberadaan Mitra. Jane memberitahu kalau Mitra sedang ada urusan. Dia mencoba membujuk si kembar kembali ke kamar, tapi si kembar ngotot ingin main air lagi. Maka Traitot langsung mengajak mereka untuk main air lagi. Si kembar langsung bersorak kegirangan.
Mereka makan dengan canggung. Mitra diam terus sampai membuat Prin penasaran apakah makanannya tidak enak. Mitra canggung menyangkal, enak kok.
"Aku mencarimu yang kapan hari itu. Tapi kau sudah check out. Pada akhirnya, kau menghilang lagi."
Mitra meminta maaf dengan canggung dan beralasan bahwa dia ada urusan mendesak waktu itu.
"Pasti sangat penting sekali yah? Aku juga salah karena tidak meminta nomor teleponmu. Makanya aku tidak tahu bagaimana menghubungimu. Aku merindukanmu."
Mitra cuma mesem canggung, tak tahu bagaimana harus menanggapinya. Tapi Prin tiba-tiba berubah serius saat dia mulai membahas masalah pekerjaan yang dia beritahukan pada Mitra waktu itu.
Sayangnya pekerjaannya gagal dan mereka kalah. "Kurasa informasi kami dicuri."
"Jadi apakah maksudmu... kau pikir akulah pelakunya? Jika kita kebetulan bertemu di sana, kebetulan ngobrol dan itu membuatmu salah paham padaku sehingga kau berpikir kalau aku orang jahat, maka aku minta maaf. Sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi."
Mitra berusaha pergi secepatnya tapi Prin terus mengejarnya. Parahnya lagi, dia melihat ada Traitot di kolam bersama si kembar. Mitra buru-buru menjatuhkan dirinya sambil pura-pura pusing.
Prin sontak cemas dan langsung menuntunnya pergi ke arah berlawanan. Dia membawa Ploy ke kamarnya dan memberinya obat, mengira Ploy pusing karena cuaca hari ini terlalu panas.
Dia benar-benar percaya pada Ploy sekarang dan meminta maaf atas ucapannya tadi. Dia janji tidak akan membicarakan masalah itu lagi. Dia langsung menggenggam tangan Ploy dan setulus hati meyakinkan Ploy bahwa dia merindukan Ploy.
"Aku merindukan saat-saat kita bersama. Kali ini, bisakah kau jangan menghilang lagi? Khun Ploy, aku ingin kau tahu bahwa aku tulus. Itu bukan kesalahan."
Dia langsung mendekat untuk mencium Ploy... tepat saat ponselnya mendadak berbunyi. Batal deh. Traitot yang menelepon, Mitra beralasan bahwa orang yang hendak dia temui sudah datang dan buru-buru pamit.
Tapi Prin tiba-tiba memeluknya dari belakang. "Kita bisa bertemu lagi kan, Khun Ploy?"
Berusaha bersabar, Mitra mengajaknya ketemuan nanti malam di pub. Prin tentu saja setuju dengan senang hati. Prin bahagia.
Bersambung ke part 4
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam