Sinopsis My Unicorn Girl Episode 5 - 1

Kaget karena ciuman kecelakaan itu, Sang Tian buru-buru melepaskan diri dan kabuuuuurrrr, sementara Wen Bing masih membeku di tempat.


Sang Zhan menceritakan kejadian barusan pada Xiao Rou sambil memuji-muji dirinya sendiri, seolah dialah yang menyelamatkan kakaknya, mengklaim dirinyalah yang punya ide untuk mengecek CCTV dan menemukan kakaknya dengan mata tajamnya.


Xiao Rou tak percaya. Sang Zhan kan rabun jauh, dia bohong kan? Sang Zhan ngotot kalau dia jujur. Kalau Xiao Rou tak percaya, dia tanya saja sama Sang Tian.

Dan Sang Tian benar-benar muncul di sana saat itu juga. Tapi Sang Tian terus melamun dan mengabaikan pertanyaan Sang Zhan. Mereka jadi cemas melihatnya.

Tapi kemudian mereka melihat Sang Tian memegangi bibirnya. Xiao Rou tercengang, apa dia dicium sama Wen Bing lagi? Hadeh, gimana ini? Apa yang harus mereka lakukan? Mereka berdua juga tinggal seatap lagi.

Sang Zhan malah santai-santai saja. Lagian ini kan bukan pertama kalinya, Sang Tian pasti akan terbiasa. Xiao Rou tak percaya mendengarnya, bisa-bisanya Sang Zhan ngomong begitu tentang kakak kandungnya sendiri!


Sang Zhan semasa bodo, malah langsung mencoba peruntungan Sang Tian lagi dengan menyuruh Sang Tian untuk menarikkan kartu game untuknya dan dia langsung dapat kartu yang langka.

Wah! Sepertinya nenek itu benar, nasib Sang Tian akan berubah setelah mencium Wen Bing. Selamat! Hari-hari sialnya Sang Tian akhirnya berakhir.

Tepat saat itu juga, Sang Tian ditelepon seseorang yang mengaku agen real estate, mengabarkan bahwa dia melihat iklannya Sang Tian yang mencari rumah, kebetulan dia punya sebuah studio kosong dan lokasinya dekat dengan Liuye.

Sang Tian langsung antusias mendengarnya dan setuju untuk bertemu dengannya besok. Akhirnya! Dia bisa keluar dari asrama pria dan hidup dengan tenang. Sang Tian pun bergegas kembali ke asrama untuk berkemas.


Wen Bing sedang bermain-main dengan lampu tidur sambil gelisah menunggu Sang Tian yang belum pulang sedari tadi. Wen Bing akhirnya memutuskan untuk meletakkan lampu itu di tangga ranjangnya Sang Tian. Tiba-tiba terdengar suara Sang Tian mau masuk.

Wen Bing sontak melompat ke kasurnya dan pura-pura tidur. Sang Tian terharu melihat lampu itu diletakkan di sana. Tapi dia merasa sedih juga saat teringat dia akan meninggalkan Wen Bing.

Dia mencoba memanggilnya, tapi Wen Bing tak menjawab. Sang Tian pun merapatkan selimutnya dan menatapnya dengan sedih, teringat segala kebaikan Wen Bing padanya selama ini.


Tiba-tiba Wen Bing pura-pura bangun. Sang Tian pun buru-buru menjauh dengan canggung. Sang Tian jadi tak enak, apa dia membangunkan Wen Bing?

"Ini bukan pertama kalinya."

"Kalau begitu, tahanlah satu malam lagi. Kau bisa beristirahat dengan baik besok."

"Apa maksudmu?"

"Aku akan pindha ke rumah baru besok. Aku sudah memberitahu pengawas juga. Aku... tidak akan pernah merepotkanmu lagi. Apa kau akan senang?"

Wen Bing jelas tak senang, tapi dia masih saja sok seperti biasanya dan berbohong mengiyakannya, dia akan merasa lebih mudah tanpa Sang Tian yang menganggunya. Bawa semua barangnya, jangan meninggalkan apapun sehingga harus membuatnya membawakannya ke Sang Tian.

Dia langsung pura-pura tidur lagi. Dan jelas saja kata-kata kasarnya itu membuat Sang Tian jadi salah paham dan kesal. Benar-benar sulit untuk akur sama Wen Bing, pantas saja dia jomblo.


Keesokan harinya saat Wen Bing baru bangun, dia malah mendapati Sang Tian sudah tidak ada. Barang-barangnya juga sudah tidak ada semua. Wen Bing sedih, Sang Tian bahkan pergi tanpa pamit.

Tapi saat dia mengalihkan pandangannya ke balkon, dia mendapati ada boneka-boneka salju. Ternyata Sang Tian meninggalkan pesan selamat tinggal yang dia tempelkan di boneka-boneka salju itu. Wen Bing kesal ditinggal dengan cara seperti ini.


Akhirnya sepanjang pagi dia menghabiskan waktu di studio lukisnya untuk menggambar wajah Sang Tian saat Sang Tian sedang tertidur.

Wen Bing benar-benar sedih teringat segala kenangan indahnya bersama Sang Tian selama ini. "Akankah kau kembali?"


Siang harinya, dia kembali ke asrama dengan sedih. Tapi begitu masuk, dia sontak tercengang mendapati barang-barangnya Sang Tian sudah kembali di mejanya, sprei-nya juga sudah terpasang lagi. Wen Bing langsung melihat ke balkon dan sontak sumringah mendapati Sang Tian ada di sana, sedang membuat boneka salju lagi.

"Kenapa kau kembali?"

Entah kenapa Sang Tian canggung banget saat dia beralasan kalau dia kembali karena dia tidak tega meninggalkan Wen Bing. Mereka kan sahabat baik, mana tega dia meninggalkan Wen Bing.

Dia mengklaim kalau dia tidak terbiasa tinggal sendirian, makanya dia memutuskan untuk mengembalikan rumah itu. Lagipula tinggal di asrama juga lebih dekat dengan kampus dan bisa hemat lebih banyak uang. Jadi dia ngapain juga dia pindah.


Tapi dalam flashback, ternyata Sang Tian kembali karena sebenarnya dia terpaksa gara-gara orang yang mengaku agen real estate itu menipunya. Padahal Sang Tian sudah mentransfer uangnya, tapi setelah beberapa lama dia menunggu, orangnya tidak datang-datang dan nomornya diblokir. Hadeh! Ternyata keberuntungannya cuma berlangsung singkat dan sekarang dia kehilangan uang bulanannya.


"Kalau aku tidak ditipu oleh Agen Hei, aku tidak akan kembali dengan bermuka tebal." Batin Sang Tian.

Wen Bing jelas tidak mempercayai segala alasannya Sang Tian itu tapi dia iyain aja. Tapi apa Sang Tian tidak takut dia akan merundung Sang Tian lagi?

Sang Tian pura-pura bodoh. Siapa yang bilang Wen Bing merundungnya? Wen Bing selalu memperlakukannya dengan baik kok.

"Benar. Aku akan memperlakukanmu dengan lebih baik di masa depan."

"Silahkan saja. Siapa yang takut?" Batin Sang Tian.


Tiba-tiba Pelatih Ma meneleponnya. Dia sudah tahu tentang Sang Tian yang terjebak di ruang peralatan selama enam jam. Padahal waktu itu ada anak-anak departemen seluncur indah, kenapa Sang Tian tidak berteriak minta tolong pada mereka.

Katanya Sang Tian pingsan, apa dia perlu istirahat? Sang Tian menyangkal, dia meyakinkan kalau dia kuat dan sehat. Pelatih Ma akhirnya tidak mempermasalahkan hal ini lagi, tapi dia mengingatkan Sang Tian untuk memberitahu pelatih dan dosen kalau masalah seperti ini terulang.

 

Pelatih Ma lagi-lagi bertemu Pelatih Xue yang langsung cerewet menanyakan kencan butanya Pelatih Ma dengan Pelatih Zhang. Pelatih Ma kesal menegaskan bahwa dia tidak berminat terhadap hal-hal lain selain pekerjaan dan langsung beralih topik menyindir penampilan departemen Seluncur Indah yang tidak begitu bagus di kompetisi sebelumnya. Mereka bahkan kalah dari Universitas Qianbei di pertandingan persahabatan yang terakhir kali.

Karena itulah, Pelatih Ma menyarankan Pelatih Xue untuk mengurusi para mahasiswanya saja dan tidak usah ikut campur dalam kehidupan pribadi orang lain.
Pelatih Xue tak gentar dengan sindirannya, malah balas menyindir departemen Hoki Es yang selalu kalah dari departemen Seluncur Indah dalam ujian budaya. Departemen Seluncur Indah selalu mendapatkan tes paling tinggi setiap tahun. Apa Departemen Hoki Es sudah belajar?

"Tes budaya itu sangat penting, lakukanlah yang terbaik tahun ini." Sindir Pelatih Xue lalu pergi.


Pelatih Ma jadi terprovokasi dan langsung memerintahkan para mahasiswanya untuk mengalahkan departemen Seluncur Indah dalam ujian budaya. Kalau mereka sampai gagal, akan dia buat mereka kembali ke asal mereka dan enyah dari pandangannya. Dia bahkan membatalkan latihan hari ini biar mereka semua bisa belajar.

Sang Tian sampai heran melihat kemarahan Pelatih Ma, dia kenapa sih? Xiao Xiao memberitahu bahwa Departemen Seluncur Indah selalu mengalahkan Departemen Hoki Es dalam ujian budaya setiap tahun.

Pelatih Ma dan Pelati Xue itu bagai kucing dan anjing, Pelatih Ma pasti dikritik terang-terangan oleh Pelatih Xue. Makanya Pelatih Ma jadi begitu. Sepertinya mereka benar-benar harus berjuang keras untuk menang.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments