Sinopsis So Wayree Episode 2 - 2

Mitra langsung menelepon Traitot dan menyuruhnya untuk merevisi proposalnya. Dalam revisi itu, mereka akan memberikan hak pada Tuan Lee sebagai pemilik untuk meyakinkan Tuan Lee bahwa mereka hanya ingin membantu dan bukannya mengambil alih hotelnya.


Jelas dia melakukan revisi itu berkat informasi dari Prin tadi. Dalam flashback, dia memberitahu Mitra bahwa isi proposalnya untuk Tuan Lee adalah memberi Tuan Lee hak manajemen dan kebebasan padanya untuk mengubah apa-apa yang beliau inginkan.


Keesokan harinya saat Prin baru mendatangi kamarnya Mitra, dia malah mendapati Mitra sudah check-out.

Mitra sedang dalam perjalanan pulang sambil menelepon Na dengan hati riang gembira padahal Na sangat mencemaskannya. Mitra meyakinkan tidak terjadi apapun... dan tidak akan terjadi apapun lagi. Dia hanya akan menunggu dan melihat bencana yang akan terjadi pada pria itu. Dia dan pria itu tidak akan pernah bertemu lagi.

"Kuharap begitu. Aku tidak ingin kau mengambil resiko seperti ini lagi."


Begitu Mitra sampai di rumah, Ayah langsung memujinya. Ia sudah dengar dari Traitot. Ayah bangga padanya.

"Ayah membangun Emperor dengan tangan Ayah sendiri. Tidak akan kubiarkan siapapun menyingkirkan Ayah seperti ini. Dan aku juga percaya kalau aku bisa melakukannya."

Tapi Ayah masih pesimis. Sirimantra tidak mungkin melepaskan proyek ini semudah itu, apalagi orang bernama Parin itu. Apa Mitra bertemu dengannya? Mitra berbohong menyangkal, pura-pura tak kenal.

Poramin sungguh menyayangkan orang yang pintar, berbakat dan penuh semangat seperti Prin, justru bekerja pada saingan bisnis mereka..


Di Sirimantra, Prin meyakinkan bahwa Tuan Lee tampak tertarik dengan proposal mereka. Chatchai senang mendengarnya, lalu kapan Tuan Lee akan memberi jawaban?

"Dia sudah memberi jawaban." Jawab Chen. "Tuan Lee sudah memutuskan untuk membuat kesepakatan... tapi dia tidak akan melakukannya dengan kita. Dia melakukannya dengan The Emperor."

Prin kaget. Nanthawan sontak sinis menyindir kegagalan Prin. Seharusnya mereka membiarkan Chen yang melakukannya. Jika Chen yang melakukannya, pasti tidak akan menjadi seperti ini.

"Kurasa kemampuanmu sudah menurun." Sindir Chen.

Seketika itu pula Prin teringat segala informasi yang dia berikan pada Ploy dan jelas saja dia langsung curiga sama Ploy.


Di Emperor, Mitra dan Traitot saling memuji satu sama lain akan peran masing-masing dalam mendapatkan kemenangan mereka ini. Para dewan direksi puas dan akhirnya setuju untuk membiarkan Poramin tetap di posisinya.

Usai rapat, Mitra langsung pergi... tanpa menyadari dia berselisih jalan dengan Prin. Dia datang mencari Ploy, tapi malah diberitahu tidak ada pegawai bernama Ploy di sini.

Prin tak percaya dan langsung mau menerobos masuk. Traitot keluar saat itu, Prin sontak mengonfrontasi cara kotor mereka dalam melakukan bisnis. Traitot tidak mengerti apa maksudnya.

"Kau menggunakan wanita sebagai pemikat untuk mengalahkan pihak lawan. Itu adalah strategy paling menjijikkan yang pernah kutemui. Tapi aku mengerti, saat kau menemui jalan buntu dan sama sekali tidak punya cara untuk melawan balik, kau mungkin akan menghalalkan segala cara."

"Maksudmu, kau menuduh kami mengirim orang untuk mengetahui rahasiamu?"

"Apapun yang kau lakukan, seharusnya kau mengetahuinya dalam hatimu. Aku hanya akan kalah padamu dalam satu pekerjaan ini saja."


Na kagum mendengar cerita Mitra. Sungguh tak disangka kalau Mitra bisa melakukan hal itu. Dia hebat!

"Ini tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang dia lakukan padaku. Aku ingin sekali melihat bagaimana mukanya saat dia tahu dia sudah kalah."

"Apa Ai-Parin tidak curiga kalau kau menipunya?"

Mitra yakin belum. Dia yakin ini saja cukup untuk membutakan si cowok semacam itu. Cowok yang memandang cewek hanya sebagai mainan dan menipu cewek dengan cinta palsu.

Tapi Na tetap cemas. Sebaiknya Mitra tetap berhati-hati. Parin itu sama seperti api, dan Mitra sekarang sedang mempermainkan api. Suatu hari api itu akan membakar dirinya sendiri dan Mitra juga.

"Aku memperingatkanmu dengan niat baik, Mitra."


Mitra jadi cemas. Apalagi keesokan harinya saat Traitot membawakan beberapa dokumen yang dia minta, Traitot melapor bahwa kemarin Parin datang kemari untuk memprotes masalah proyeknya Tuan Lee. Dia benar-benar marah.

"Dia datang menanyakan seorang wanita bernama Ploy." Singgung Traitot.

Hmm... Traitot nih lama-lama kayaknya jahat juga. Dia jelas bisa menduga Ploy yang dimaksud Prin adalah Mitra dan terang-terangan menyindirnya. Sekarang dia mengerti, Mitra rela menghalalkan segala cara demi perusahaan.

"Baguslah kalau kau mengerti. Karena pencapaian perusahaan ini sebelumnya, sangat buruk. Kemenanganku, bagaimanapun aku mendapatkannya, seharusnya kau senang. Karena ini bisa membuatmu bisa bekerja lebih lama di sini." Balas Mitra.

Canggung, Traitot langsung berubah haluan menawarkan kerja sama demi membuat perusahaan mereka ini menjadi lebih besar. Mitra setuju, tapi dia menolak jabatan tangannya.

Ibunya Prin ingin membelikan mainan untuk Nick dan Mitra. Karena itulah, Ibu minta Prin untuk mewakili Ibu dan memberikan mainan itu pada mereka. (Ow, apakah mereka akan bertemu lagi?)

 

Keesokan harinya, Mitra diberitahu oleh Jane tentang janji temunya dengan anaknya Bibi Phon yang mau memberikan hadiah untuk si kembar hari ini, namanya Prin.

Mitra agak aneh mendengar nama itu, tapi dia tidak berpikir macam-macam dan langsung membawa si kembar ke tempat janjian mereka. Si kembar antusias banget mau ketemu P'Prin. Sepertinya mereka sayang banget sama P'Prin walaupun mereka cuma pernah ngobrol sebentar sama Prin sampai-sampai mereka memuji-muji P'Prin sepanjang jalan.

Tapi sesampainya di sana, Mitra malah mendapati bahwa Prin anaknya Bibi Phon itu ternyata Parin, ayahnya si kembar. Untungnya Prin belum melihatnya, Mitra sontak menyembunyikan diri.


Mitra bingung harus bagaimana. Tapi kemudian dia melihat Jane dan seketika itu pula dia punya ide bagus. Tak lama kemudian, kedua wanita itu sudah bertukar baju.

Jadi idenya Mitra adalah Jane harus pura-pura jadi dirinya. Dia beralasan bahwa dia melakukan ini bahwa dulu Prin pernah salah paham sama dia. Prin kira kalau dia suka sama Prin, padahal tidak.

Jane dengan polosnya percaya dan dengan senang hati menawarkan diri untuk menangani cowok itu. Tentang si kembar, Mitra dengan mudahnya mengajak mereka untuk memainkan game yang pernah mereka mainkan. Game ganti nama, ganti orang.

"Hari ini kita akan main game itu. P'Mitra akan menjadi P'Jane, dan P'Jane akan menjadi P'Mitra."

Si kembar langsung paham dan dengan polosnya memanggil Jane sebagai P'Mitra. Jadilah Jane yang menghadapi Prin, sementara Mitra mengawasi dari kejauhan.


Si kembar langsung akrab sama Prin. Jane bersikap sok angkuh, tapi begitu Prin menyapanya, refleks dia menyapa balik dengan sopan. Wkwkwk! Tapi sedetik kemudian dia baru sadar dan mendadak berubah angkuh lagi. Prin sampai bingung sendiri melihat perubahan sikapnya.

Saat Prin ingin mentraktir si kembar makan es krim, Jane menolak dengan alasan tidak mau di sini lama-lama. Tapi Rina pingin makan es krim dan langsung membujuk P'Mitra. Jane mendadak luluh, satu gelas saja yah.

Bahkan begitu es krim-nya disajikan, Jane mendadak lupa sama sikap angkuhnya saking fokusnya memakan es krimnya dengan rakus, benar-benar tidak kelihatan kayak cewek kelas atas.

"Khun Mitra juga suka makan es krim, yah?" Heran Prin.

Baru sadar, Jane langsung menurunkan gelasnya dan mengusap bibirnya pakai tangan padahal ada tisu. Prin menawarinya tisu dan Jane langsung mengucap terima kasih dengan sopan.

Bahkan saat Prin memberikan hadiah yang ternyata bukan cuma buat si kembar, tapi juga buat Mitra, Jane sontak mengucap terima kasih dengan penuh semangat.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam