Sinopsis Prophecy of Love Episode 5 - 1

Khun Ying tiba-tiba melepaskan temabakan ke Rose hingga membuat Rose membeku di tempat. Err... tapi tidak ada darah. Fiuh! Syukurlah ternyata dia tidak kena.


Khun Ying panik memohon pada Rose untuk membantunya merahasiakan masalah ini dari semua orang. Jika tidak, dia benar-benar akan menembak Rose.

"Semua yang anda lakukan ini karena anda pikir saya mengetahui rahasia anda? Tapi suatu hari, seseorang pasti akan mengetahui rahasia itu."

"Tapi tidak harus hari ini. Sedikit lagi dan segalanya akan berakhir!"

"Anda tidak akan bisa memaksakan takdir anda. Itu sudah ditakdirkan."

"Dan bagaimana kalau aku memaksanya? Orang yang paling tidak boleh tahu tentang rahasia ini adalah Khun P'. Jika kau berjanji padaku dan merahasiakan masalah ini dari Khun P', aku akan melepaskanmu. Jika tidak, kau akan mati di sini!" Ancam Khun Ying lalu menyeret Rose lagi entah ke mana.


Thee tidak percaya sama Khun Ying, sebaiknya mereka bergegas pergi mencari Rose sekarang. Tapi ke mana mereka harus mencarinya? Chang ada ide, buku gambarnya Rose.

Mereka langsung mempelajari kembali buku gambar itu dan mendapati ada satu gambar lain, Khun Ying tampak berdiri di tepi sebuah tebing.


Dan memang benar, Khun Ying membawa Rose ke tebing itu. Rose berusaha membujuknya sekali lagi. Khun Ying tak mau dengar dan terus memaksa Rose untuk menjawabnya. Ya atau tidak?

"Bahkan sekalipun anda membunuh saya, tidak akan ada yang berubah. Rahasia anda tidak akan menjadi rahasia lagi. Sekarang saya sudah tahu, polisi pun pasti sudah tahu dan suami anda juga pasti sudah tahu."

"TIDAK! Jika Khun P' tahu aku membunuh wanita yang dia cintai, hidupku akan hancur! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!"


Tapi tepat saat itu juga, Jenderal mendadak muncul di sana dan kaget melihat apa yang dilakukan istrinya itu. Khun Ying pun shock melihatnya.

"Benarkah? Kau benar-benar membunuh Nuch? Kau bilang kau sedang di luar kota pada hari kejadian itu. Kau bohong?!"

"Khun P', itu tidak disengaja."

"Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?!"

"Waktu itu sebenarnya..."

Flashback.


Waktu itu, Nuch begitu bahagia dengan pernikahannya dan meminta pendapat Nan tentang gaun pengantinnya. Dia terus nyerocos panjang lebar tentang segala rencana pernikahan dan bulan madu mereka tanpa menyadari wajah sedih Nan.

Sampai akhirnya Nan tidak tahan lagi mendengarnya dan langsung menggebrak meja dengan penuh amarah sambil membentak-bentak Nuch.

"Terserah kalian mau pergi bulan madu ke mana saja. Aku tidak peduli. Pergi saja! Aku tidak mau melihat kalian saling mencintai!"

"Apa kau tidak suka Khun Wat?"

"Sebaliknya! Aku sangat menyukainya! Aku menyukainya jauh sebelum kakak menyukainya!"

Nuch shock dan sedih mendengarnya. "Lalu kenapa kau tidak memberitahuku?"

"Buat apa? Biar kakak memberikannya padaku? Aku sangat menyedihkan, yah? Aku tidak secantik atau sepintar kakak, aku tidak bisa mengalahkan kakak!"


"Tidak benar. Kau baik dengan caramu sendiri"

"Apa gunanya baik? Baik tapi Khun Wat tidak memilihku? Dia memilih kakak. Dia hanya menyukai kakak seorang! Lebih baik aku mati saja biar aku tidak perlu merasa seperti ini!" Kesal Nan lalu pergi mengendarai mobilnya.

Nuch mencoba mengejarnya tapi gagal. Waktu itu hanya Sek seorang yang menyaksikan perdebatan mereka.


Nan hendak kembali malam harinya, tapi Nuch tiba-tiba muncul di tengah jalan. Nan yang sudah kesetanan, langsung nekat tancap gas dan menabrak Nuch sampai mati.

Nan langsung menangis melihat Nuch mati, tapi jelas dia hanya mencemaskan dirinya sendiri. Dan lagi-lagi, hanya Sek seorang yang menyaksikan kejadian itu.

Cintanya pada Nan membuat Sek memutuskan untuk melindungi Nan dengan membuat skenario bahwa Nan tidak ada di sini malam ini agar kejadian ini dianggap sebagai kasus kecelakaan tabrak lari.

Dia menyuruh Nan pergi ke mana saja, Sek akan memberitahu orang lain bahwa mobilnya Nan lagi mogok jadi Nan belum pulang sedari tadi. Sek juga membuat alasan untuk dirinya sendiri sebagai saksi kecelakaan tabrak lari. Nan boleh kembali setelah ayahnya mengetahui kejadian ini.

Flashback end.


Khun Ying berusaha meyakinkan Jenderal bahwa dia tidak pernah bermaksud membuat segalanya jadi seperti ini. Dia tidak sengaja melakukan itu.

Tapi tentu saja Jenderal tak percaya. Dia menabrak kakaknya sendiri lalu pergi menyembunyikan dirinya dan menghancurkan barang bukti dan dia bilang tidak sengaja?

Khun Ying ngotot kalau dia tidak bermaksud menabrak Nuch, dia hanya benci sama Nuch karena merebut Jenderal darinya. Dia menyukai Jenderal lebih dulu, tapi Jenderal tidak pernah memandangnya.

Dia tidak sepintar atau secantik kakaknya, makanya dia berusaha keras untuk belajar dengan tekun dan menjadi gadis yang baik dengan harapan Jenderal akan memandangnya suatu hari nanti.

Tapi pada akhirnya, Jenderal setuju untuk menikahinya hanya karena kasihan. Khun Ying selalu merasa kalau dia hanya pengganti kakaknya. Hanya kakaknya seorang yang selalu ada di dalam hati Jenderal.

Jenderal mungkin dia tidak akan mempercayainya, tapi dia benar-benar tidak pernah menginginkan kakaknya mati, semua itu terjadi karena kemarahan sesaat.

"Tapi kemarahan sesaatmu membuat semua orang merasa sangat menderita. Apa kau tahu itu? Aku tidak bisa makan dan tidur karena kehilangan wanita yang kucintai. Ayahmu juga tidak tahan hidup di rumah tempat anaknya meninggal dunia sehingga beliau harus pindah ke resor!"


Ayah tiba-tiba angkat bicara meminta Jenderal untuk menyalahkannya saja. Dialah yang pantas disalahkan. Dialah yang salah karena tidak mendidik anaknya dengan baik.

Jenderal shock menyadari Ayah selama ini tahu tapi malah membantu Nan menutupi kasus ini. Bagaimana bisa ayah sekejam ini?

"Bukan, Khun P'. Akulah yang memohon padanya. Aku sungguh tidak sengaja."

Jenderal tak percaya mendengarnya. Teganya Khun Ying melakukan ini pada ayahnya sendiri. Apa dia tidak tahu betapa patah hatinya ayahnya saat mengetahui putrinya pertamanya dibunuh oleh putri keduanya? Dia malah meminta ayahnya untuk menutupi kasus ini.

Dan Sek, dia rela menyerahkan hidupnya demi membantu Khun Ying sampai dia diburu oleh polisi. Bagaimana bisa Khun Ying seegois ini. Khun Ying panik berusaha memohon maaf pada Jenderal.


Tapi Jenderal sontak melarangnya mendekat. "Aku tidak bisa memaafkanmu. Aku mungkin marah karena temperamenmu menyebabkan kematian Nuch. Tapi yang membuatku paling marah adalah kau tidak mau bertanggung jawab. Aku tidak terima kau lari dari masalahmu dan menyebabkan lebih banyak masalah untuk semua orang."

Seandainya waktu itu Khun Ying mengakui kesalahannya karena kecerobohannya, Jenderal mungkin hanya akan sedih tapi tidak akan marah ataupun menyalahkan Khun Ying. Seandainya dia melakukan itu dulu, mungkin mereka tetap bisa jadi teman sekarang.

"Aku tidak tahan memiliki seorang istri yang biadap! Aku mau cerai!"


Jenderal langsung pergi. Khun Ying yang tidak terima, langsung mengangkat pistol ke dirinya sendiri. Chang bergerak cepat merampas pistol itu. Tapi Khun Ying tetap bertekad mau mati dengan terjun dari tebing.

"JANGAN!" Teriak Rose.

"Kau tahu apa yang hendak kulakukan. Kau melihatnya, iya kan, Rosita?"

"Saya tahu anda sedih karena segalanya jadi seperti ini. Tapi jangan terus menerus melakukan kesalahan. Jika anda mati, pikirkanlah betapa sedihnya ayah anda nanti."

"Kalaupun aku hidup, Ayah akan tetap sedih punya anak pembunuh sepertiku!"

"Tidak benar. Apapun yang terjadi, ayah anda tetap menyayangi anda."

"Benar. Ayah menyayangimu. Apapun yang terjadi, ayah ingin hidup bersamamu. Jangan lakukan ini, nak."

Tapi Khun Ying tidak mau dengar saking paniknya berpikir Jenderal akan membuka kasus ini lagi karena saat ini kasusnya belum daluwarsa. Jenderal pasti akan membuatnya dipenjara karena membunuh wanita yang dicintainya.

"Aku membunuh P'Nuch, aku akan membayarnya dengan nyawaku!"


Khun Ying langsung terjun tapi untunglah Rose cepat menangkapnya. Khun Ying bersikeras menyuruh Rose untuk melepaskannya. Jika tidak, dia akan menarik Rose bersamanya. Thee akhirnya berinisiatif membantu Rose, tapi Khun Ying terus berusaha melawan.

"Aku tidak mau hidup! Lepaskan!"

"Tidak akan saya lepas. Hidup saya pernah melewati kematian sekali. Saya menukarnya dengan sesuatu untuk membuat saya hidup kembali. Saya tidak akan mati semudah itu. Khun Ying pun sama. Jangan tukar hidup anda hanya karena ini. Jika anda ingin memperbaiki kesalahan anda, teruslah hidup untuk memperbaikinya."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments