Sinopsis The Sand Princess Episode 1 - 2

Sinopsis The Sand Princess Episode 1 - 2

Ji akhirnya datang tak lama kemudian. Karena selama ini tak pernah mau mengakui dirinya ayahnya Moji, jadi Ji selalu mengajari Moji untuk memanggilnya Appa, biar orang ngira kalau dia adalah Oppa-nya Moji.


Tapi Ji tetap ngotot menolak permintaan Kot, malah menyuruh Kot untuk membawa Moji ke Chiang Mai. Dia sibuk belakangan ini. Selain itu, dia harus menghadiri sebuah event bersama Aff. Kot bawa saja Moji, nanti Ji bayarin segalanya.

Kot kesal mendengarnya. "Aku jadi ibu selama 2 tahun tanpa libur, dan kau bahkan tak bisa mengurusnya biarpun cuma 3 hari!"

"Selama 3 hari itu aku harus bersama Aff."

"Kau harus pilih. Tunanganmu atau putrimu?!"


Tapi pada akhirnya, Kot-lah yang harus mengalah dan terpaksa membawa Moji ke Chiang Mai bersamanya. Maew datang menjemputnya dan langsung menggodai statusnya Kot. Eh, tapi apa tidak ada seorangpun yang curiga. Kulitnya Moji kan bagus banget, jelas itu tidak berasal dari Kot.

"Aku bilang saja itu nurun dari ayahnya. Kau harus tutup mulut. Hanya Ji, aku, dan kau yang tahu tentang masalah ini."

"Baik, nyonya! Ayo letakkan barang-barangmu dulu lalu kita pergi temui bu guru. Beliau pasti senang bertemu denganmu."


Mereka membawa Moji menemui Bu Guru di rumah sakit. Tapi melihat anak itu membuat Bu Guru jadi cemas, kapan Kot nikahnya tiba-tiba punya anak? Atau gosip yang selama ini beredar itu benar, bahwa Moji tidak punya ayah?

Kot menyangkal dan meyakinkan Bu Guru bahwa dia tidak akan membiarkan dirinya mengulangi kesalahan ibunya dulu. Bu Guru lega mendengarnya, tapi sepertinya anak ini tidak terlalu mirip sama Kot?

"Moji mirip ayahnya, Bu Guru. Pacarnya Kot sangat tampan seperti bintang film." Ujar Maew.

Terus di mana pacarnya Kot? Kenapa dia membiarkan mereka pergi sejauh ini berdua saja? Kot canggung beralasan kalau pacarnya sibuk kerja, dia akan datang menjemput mereka nanti.

Tapi yang tak disangkanya, Bu Guru malah meminta Kot untuk membawa dan memperkenalkan pacarnya padanya biar ia tidak mencemaskan Kot terus. Kot terpaksa mengiyakannya saja.


"Siapa yang akan kau perkenalkan pada Bu Guru nanti?" Tanya Maew saat mereka keluar tak lama kemudian.

"Entahlah. Aku harus mencari seseorang untuk jadi ayahnya. Aku tidak ingin membuat Bu Guru cemas. Aku takut dia akan mempercayai gosip kalau aku ibu tunggal. Ia sudah seperti ibuku sendiri. Aku tidak mau mengecewakannya."

Ah sudahlah. Lupakan dulu semua masalah ini. Mumpung Kot ada di sini, sebaiknya mereka bersenang-senang nanti malam. Kot titipin aja Moji ke kakaknya Maew. Kot usul agar mereka pergi ke tempat kerja lamanya dan mengunjungi mantan bosnya.

"Kau selalu mengurus orang lain sepanjang hidupmu. Sekarang saatnya bagimu untuk istirahat dan bersenang-senang."


Malam harinya, mereka pergi ke bar milik mantan bosnya Kot, seorang cowok melambai yang sontak menjerit heboh begitu melihat Kot datang. Duh kangen deh, Kot ke mana aja selama ini? Penampilan Kot kok jadi butek gini.

"Dan kau sekarang gendutan!" Kesal Kot tak terima.

Dia datang kemari untuk mengunjungi Bu Guru, jadi sekalian mampir kemari mengunjungnya. Dia datang sebagai pelanggan loh.

"Iya deh. Kau pesan saja apapun yang kau inginkan. Akan kukasih diskon spesial untuk mantan karyawan terbaikku sepanjang masa."


Mereka pun duduk bersama, minum-minum sambil ngobrol. Tepat saat itu juga, Ki juga datang ke sana dan melihat Kot.


Sementara itu, Ji lagi cemas banget gara-gara belum dapat kabar dari Kot. Dia tidak bisa dihubungi lagi. Temannya heran melihatnya galau. Ji kenapa?

"Kot pergi ke Chiang Mai tapi dia tidak menjawab teleponku ataupun membalas pesanku. Aku tidak tahu di mana dia berada sekarang."

"Kot Kot Kot. Kau mencemaskannya seolah dia istrimu saja. Apa kau menyukainya?"

Nggak lah. Kot itu temannya dan dia tidak menyukai Kot seperti yang dia pikiran. Wanita yang akan menjadi istrinya harus cantik dan sempurna seperti Aff. Kot mah terlalu biasa.

"Begini saja. Aff jadi istri dan Kot jadi gundik?"

"Tapi biasanya, gundik itu harus lebih hot daripada istri."


Kot sudah mulai mabuk saat teleponnya berbunyi dari dari 'Ayahnya Moji'. Dia masih bersikeras menolak menjawab telepon itu, tapi Maew mengingatkannya bahwa Ji akan terus menelepon kalau Kot tidak mengangkat telepon itu.

Benar juga. Terpaksalah Kot akhirnya mengangkat telepon itu. Tapi karena suasana yang terlalu berisik, Kot terpaksa keluar. Tepat saat itu, Ki masuk mobilnya hendak pulang.

Tapi Kot malah dengan santainya bersandar ke mobilnya yang jelas saja membuat Ki jadi tidak bisa pergi. Parahnya lagi, saat dia berusaha meminta Kot minggir, Kot malah menyuruhnya diam, bahkan menabok tangannya dengan kesal.

Ji kesal mendengar Kot malah sedang mabuk dan meninggalkan putrinya di tangan orang asing. Seharusnya dia lebih bertanggung jawab.

"Jangan meneriakiku. Dia putrimu! Aku harus mengurusnya seorang diri! Kau cuma datang menemuinya sesekali! Kau tidak tahu betapa capeknya jadi ibu tunggal! Aku jadi ayah sekaligus ibu, sementara yang kau lakukan cuma bersenang-senang bersama tunanganmu. Ini semua gara-gara kau tidak pakai perlindungan sampai aku harus berada di posisi ini!"

"Tenanglah, tenanglah. Maaf."

"Berhentilah bicara. Pokoknya hari ini aku libur, aku akan bersenang-senang!" Kot langsung menutup teleponnya dengan kesal.


Ki dengan sopan berusaha meminta Kot untuk minggir soalnya dia mau pergi. Dan saat itulah Kot akhirnya memperhatikannya dan langsung mengenalinya, dia si tetangga.

Kot sontak antusias memberitahu Ki bahwa di sinilah dia pertama kalinya bertemu ayahnya Moji. Waktu itu ayahnya Moji mabuk dan berkelahi dengan orang lain, dialah yang menyelamatkan ayahnya Moji waktu itu.

Terus mereka jadi teman sejak itu. Dan sejak saat itu pula dia selalu melakukan apapun untuk ayahnya Moji. Mulai dari mengerjakan PR-nya, laporannya... bahkan sekarang dia harus mengurus anaknya! Hiks!!! Ki bingung harus bagaimana menanggapinya. Apa dia boleh pergi saja sekarang?


Ki mau pergi, tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba Kot melihat seorang wanita yang berusaha meronta dari pria yang mencumbunya dengan paksa. Kot sontak murka dan menarik paksa pria itu dari si wanita lalu menghinanya habis-habisan.

Tapi bukannya berterima kasih, wanita itu malah kesal sama Kot. Soalnya tadi tuh dia sebenarnya bukannya mau diperk~~a, tapi cuma jual mahal. Kot aja yang nggak nyambung.

Si pria sinis. "Kami sedang bersenang-senang. Apa kau mau bergabung bersama kami, tante?"

Wah! Kot tidak terima dan sontak menampar pria itu. "Kau sebut aku tante?!"

Pria itu malah tambah kurang ajar menyentuh Kot. "Lihatlah kau. Aku yakin kau masih perawan."


BUK! Kot sontak menonjoknya dengan penuh amarah lalu menghajarnya tanpa ampun sampai Ki ketakutan melihat keganasannya.

"Asal kalian tahu saja. Ibuku bahkan tidak tahu siapa ayahku. Dia meninggalkanku pada nenekku. Aku tumbuh dengan penuh penderitaan. Aku adalah hasil dari melakukan hubungan tanpa perlindungan seperti yang kau lakukan! Kau mungkin akan bersenang-senang sebentar, tapi bayi-bayi itu nantinya akan menderita karena ini! Kau mengerti tidak?!"

"Iya ngerti, lepasin!"


Kot akhirnya melepaskannya dan kedua orang itu pergi dengan kesal. Kot kesal mengutuki mereka tepat saat kedua teman Kot baru keluar gara-gara mencemaskannya.

Ki berusaha memegangi Kot yang sempoyongan... saat tiba-tiba saja HUEK! Kot muntah di bajunya. 

Mereka akhirnya gotong royong memapah Kot masuk. Maew berterima kasih sekaligus meminta maaf pada Ki atas kelakuan temannya ini.

"Dia selalu berubah jadi Sailor Moon yang menegakkan keadilan setiap kali dia mabuk."

"Tidak masalah. Biasanya aku hanya pernah melihat dia dalam versi seorang ibu. Aku tinggal di apartemen yang sama dengan ibunya Moji."

Mereka lalu menyuruh Ki untuk membersihkan diri saja di kamar mandi. Jasnya Ki biar nanti diurus oleh Kot sendiri.


Ji tidak bisa tidur, gelisah menunggu Kot yang belum menelepon lagi. Tak tahan lagi, Ji akhirnya menelepon Kot lagi. Tepat saat itu juga, Ki baru keluar dari kamar mandi dan melihat ponselnya Ji berbunyi dari ayahnya Moji.

Ki mencoba membangunkan Kot, tapi Kota malah membuang ponselnya. Terpaksalah akhirnya Ki memutuskan untuk menjawab telepon itu sendiri dan memberitahu ayahnya Moji kalau Kot sudah tertidur sekarang.

"Terus kau siapa? Kenapa menjawab teleponku? Berikan teleponnya ke Kot. Atau jangan-jangan kau pencuri, yah?!"

"Hei, Khun! Kalau kau sekhawatir itu, seharusnya kau menyempatkan waktu untuk istri dan anakmmu. Kalau dia bangun nanti, akan kuberitahu dia kalau kau menelepon." Kesal Ki lalu menutup teleponnya.

Dia benar-benar prihatin pada Kot. "Suamimu benar-benar brengsek."


Ji heran sama pria di telepon barusan. "Siapa yah dia? Kok kayaknya suaranya familier?"

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments