Sinopsis Prophecy of Love Episode 4 - 6

Semua orang berkumpul di ruangannya Paul. Chang sudah menyuruh orang menyelidiki kuil yang mungkin didatangi Khun Ying, tapi dia tidak ada di mana-mana. Paul berkata bahwa Jenderal juga tidak bisa menghubungi Khun Ying sama sekali.


Kratai masih sulit mempercayainya. Masa orang yang pengasih seperti Khun Ying punya rahasia yang begitu dalam sampai dia menculik Rose?

"Mungkin saja. Ketakutan bisa membuat seseorang melakukan apa saja." Ujar Thee.

Paul kesal mendengar perdebatan mereka. Rose belum ditemukan dan mereka malah sibuk memperdebatkan alasan. Chang nggak becus banget kalau kerja, sampai sekarang dia belum bisa melacak keberadaan Rose.

"Tenang dikit, napa sih? Dia tuh polisi, bukan jin yang akan memberimu jawaban dengan segera. Berilah para polisi ini waktu untuk bekerja. Kepala mereka juga pusing sekarang." Kesal Ti.


"Alangkah bagusnya kalau saja Khun Rose punya sebuah petunjuk yang bisa kita ikuti. Itu juga bisa membantu polisi." Ujar Kratai.

Mendengar itu, Thee tiba-tiba ingat dengan buku gambarnya Rose. "Ada jalan lain bagi kita."


Rose terbangun saat Khun Ying tiba di kuil dan langsung kaget melihat Khun Ying. Kenapa Khun Ying menculiknya? Khun Ying mau apa darinya? Di mana ini?

"Apa yang kuinginkan, kau akan tahu sendiri. Jaga dia, aku akan segera kembali." Perintah Khun Ying lalu masuk kuil sendirian. Rose ingat kuil itu, itu kuil yang dia lihat dalam ramalannya.


Thee memperlihatkan gambarnya Rose itu pada semua orang. Jika ramalannya Rose benar, maka inilah petunjuk tentang kuil yang dituju Khun Ying. Paul sinis, kuil dekat laut tuh banyak. Kalau cuma mengandalkan gambar, Rose mungkin sudah mati saat mereka menemukannya.

Kratai meyakinkan mereka untuk berpikir positif. Pasti ada detil petunjuk yang bisa mereka singkirkan biar tidak buang-buang waktu. Chang mencoba memikirkannya... hingga akhirnya dia ingat bahwa rumah lamanya Khun Ying ada di Prachuap, Provinsi Khiri Khan. Dan Ayahnya Khun Ying juga punya sebuah resor di sana.


Khun Ying membawa mawar kuning itu ke makam seorang wanita muda bernama Nuchanart Raksathit. Dia berkata pada makam wanita itu bahwa dia hanya perlu melewati besok, setelah itu dia tidak akan tersiksa lagi dan meminta wanita itu untuk tidak menyalahkannya. (Err... apa mungkin dia membunuh wanita itu?)


Mereka lalu membawa Rose ke rumah lamanya Khun Ying. Rose tidak mengerti kenapa dia dibawa ke sini?

"Karena kau tahu terlalu banyak tentangku. Jika aku tidak membawamu ke sini, kau akan memberitahukan segalanya pada suamiku! Kutanya sekali lagi, apa yang kau lihat, Rosita."

Rose berusaha meyakinkan kalau dia tidak melihat apapun lebih daripada yang dia ramalkan dalam acara itu, dia sama sekali tidak mengetahui rahasianya Khun Ying. Tapi Khun Ying ngotot tak mempercayainya, malah menuduh Rose berbohong demi menyelamatkan nyawanya sendiri.


Sek langsung menyeret Rose ke sebuah kamar dan menguncinya di sana. Sek sebenarnya agak ragu juga, mungkin Rose memang tidak tahu apa-apa. Tapi Khun Ying tak peduli, Rose tahu atau tidak, pokoknya dia tidak boleh sembrono atau segalanya akan hancur.

Sek meyakinkan nyonya-nya untuk tidak khawatir. Khun Ying hanya perlu melakukan Dhamma seperti yang dia ucapkan pada orang lain, Sek rela disalahkan karena memang dialah yang menculik Rose. Dia bersumpah tidak akan membiarkan siapapun mengetahui rahasianya Khun Ying.

Khun Ying terharu mendengarnya. "Terima kasih banyak. Kau selalu baik padaku. Jika hal itu tidak pernah terjadi, aku tidak akan semenderita ini selama 20 tahun."

"Saya rela melakukan apapun demi Khun Ying."

"Jangan khawatir. Jika terjadi sesuatu, aku akan mencari cara untuk membantumu. Hanya perlu melewati besok, segalanya akan baik-baik saja setelah aku mengurus Rosita."

Rose yang mendengar percakapan mereka jelas bingung dan penasaran, rahasia apa yang disimpan Khun Ying selama 20 tahun. Besok? Apa Khun Ying akan membunuhnya besok? Apa dia akan dibunuh untuk menutup mulutnya?


Pada saat yang bersamaan, Bosnya Ran tengah menatap sebuah foto di mana ia tampak berpose bersama dua orang putrinya. Di kalendernya, ia juga melingkari tanggal 10 Februari... tanggal yang ternyata tanggal kematian salah satu putrinya.

Dalam flashback ingatannya, Bos pernah mendapati putri bungsunya menangis di hadapan jasad putri sulungnya dan berkata. "P'Nuch, maafkan aku. Aku tidak bermaksud melakukannya."

Bos terkejut mendengar pengakuannya itu. Si putri bungsu itu adalah Nan... Khun Ying yang kita kenal sekarang. Khun Ying muda langsung bersujud di hadapannya sambil bersujud penuh penyesalan. Bos sedih, tapi sepertinya ia tidak melakukan apapun pada Khun Ying muda.


Bos tersadar dari lamunannya saat Ran datang menyerahkan laporan. Ran penasaran melihat bosnya yang hari ini tampak sedih dan pucat, dia kenapa? Bos berkilah kalau ia hanya lelah. Tapi sedetik kemudian dia jujur mengaku bahwa besok adalah peringatan kematian putrinya dan meminta Ran untuk menyiapkan derma untuknya.

"Baik. Saya tidak pernah tahu kalau putri anda ternyata  sudah meninggal dunia."

"Yang satu sudah meninggal. Sedangkan yang satu lagi... sama saja seperti tidak punya anak."

"Tapi anda pasti merindukan putri anda."

"Tidak ada orang tua yang tidak merindukan anaknya."

Ucapan Bos itu sontak membuat Ran jadi terdiam canggung. Cepat-cepat menguasai diri, Bos mempersilahkan Ran pulang lebih cepat karena tidak ada pekerjaan apapun lagi sekarang.


Tapi tepat setelah Ran pergi, Bos ditelepon Jenderal yang memberitahunya bahwa Khun Ying dicurigai menculik seorang wanita. Dan sekarang polisi sedang mencari keberadaan Khun Ying dan Sek.

Jenderal sudah berusaha menghubungi Khun Ying tapi ponselnya mati. Makanya Jenderal berpikir kalau Khun Ying pulang ke rumah lamanya. Apa Khun Ying meneleponnya?

"Tidak. Dia tidak menelepon. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Nan (Khun Ying) menculik wanita itu?" Heran Bos.

"Polisi curiga bahwa Rosita mengetahui rahasianya Nan secara tak sengaja. Aku sungguh tidak tahu apa yang membuat Nan jadi seberani ini."

Bos shock mendengar rahasianya Nan diketahui orang lain.


Chang baru tiba di resor Ayahnya Khun Ying. Dia masuk tepat saat Ran pulang sehingga mereka tidak bertemu. Sayangnya dia juga tidak bisa bertemu dengan Bos karena Bos sudah pulang saat itu. Tapi saat dia hendak pergi, dia tak sengaja melihat gambarnya Ran yang dipajang sebagai pegawai terbaik.


Thee dan yang lain mendatangi salah satu kuil dekat laut. Tapi mereka bingung dan kuil itu tidak sama dengan gambarnya Rose. Mereka terus mencoba berkeliling tapi tetap saja tidak bisa menemukan yang sesuai dengan gambarnya Rose.

Kratai jadi ragu, apa penglihatan yang dilihat Rose dalam ramalannya benar-benar ada? Thee juga tidak tahu, tapi lebih baik mencoba mencarinya daripada diam menunggu.

Mereka memutuskan untuk berpencar lagi... hingga akhirnya dia menemukan gerbang kuil yang sama persis seperti gambarnya Rose. Thee langsung memanggil Chang ke sana.


Saat Chang datang tak lama kemudian, mereka semua berkumpul di makam wanita itu. Kratai melapor bahwa menurut keterangan warga sekitar, Khun Ying tadi siang mendatangi makam ini. Tapi siapa wanita ini? Kenapa Khun Ying memberikan bunga di makamnya?

Bersambung ke part 7

Post a Comment

0 Comments