Keesokan harinya usai latihan, Sang Tian berniat menghindari Wen Bing dengan pergi duluan. Tapi kemudian Pelatih Ma muncul dan menyuruhnya untuk memberikan jadwal koordinasi tempat latihan ke Pelatih Xue di departemen Seluncur Indah.
Sang Tian galau. Wen Bing yang menyadari kegalauannya, langsung berbaik hati menggantikannya. Dan lagi-lagi, karena tidak bisa mengenali yang mana Pelatih Xue, Wen Bing jadi harus memanggilnya.
Sang Tian benar-benar tidak mengerti dengan Wen Bing. Kemarin Wen Bing ngotot tidak mau membantunya biarpun dia sudah memohon-mohon. Tapi sekarang malah menawarkan diri untuk membantunya.
Pikirannya dengan cepat tersela saat Sang Zhan muncul dan sengaja memanggilnya 'Jie' (Mbak) keras-keras. Sang Tian jelas panik menutup mulutnya, Sang Zhan mau membuka rahasianya apa?
"Apa yang kau takutkan? Lagipula, kau di sini hanya untuk membalik nasib. Ciumlah dia lalu pergi. Kau tidak mau terus menyamar sebagai laki-laki dan tinggal di sini, kan?"
"Iya. Bagaimanapun, aku harus tetap di Liuye."
"Karena Ibu?"
Canggung, Sang Zhan langsung merangkul Sang Tian dan cepat-cepat mengalihkan topik mengajak Sang Tian makan bersama. Dia lapar, mereka bisa lanjut membahas masalah ini sambil makan.
"Aku tidak punya uang."
"Kalau begitu, mintalah si Tuan Wen untuk mentraktirmu. Saat kalian berdua makan bersama, aku bisa mengambil kesempatan untuk menempelkan kepala kalian. Nasibmu akan berbalik setelah kau dicium. Lalu semuanya akan..."
Sang Tian panik menutup mulutnya dan akhirnya setuju untuk mentraktirnya makan. Tapi mereka tidak sadar kalau Wen Bing melihat mereka dari kejauhan dan langsung cemburu melihat kedekatan mereka yang tampak sangat mesra itu.
Maka kemudian dengan sengaja dia mengirim pesan ke Sang Tian, mengklaim ada masalah serius di asrama. Sang Tian jadi cemas dan meminta Sang Zhan untuk menunggunya sebentar.
Dia bergegas kembali ke asrama dengan panik, benar-benar mengira ada masalah penting. Tapi Wen Bing malah dengan santainya menyuruhnya untuk mencuci sprei kotornya. Sang Tian kesal, katanya ada masalah serius!
Wen Bing sontak memajukan wajahnya ke Sang Tian dan menegaskan bahwa segala hal yang berhubungan dengannya adalah masalah serius. Sang Tian berusaha membujuknya untuk dicuci nanti saja soalnya dia ada kencan makan siang bersama temannya. Wen Bing masa bodo. Pokoknya Sang Tian harus mencucinya, sekarang juga! Dia ingin tidur di sprei itu malam ini!
"Kau... kau cuma mempermainkanku, kan?"
"Baiklah kalau kau tidak mau mencucinya. Aku lapar sekarang. Mari kita pergi makan bersamanya."
"Aku akan mencucinya! Kucuci sekarang."
Sang Zhan baru saja membeli es krim saat tak sengaja dia bertubrukan dengan Meng Na sehingga es krimnya mengenai mantelnya Meng Na dan terjatuh.
Meng Na jadi kesal karena mantelnya jadi kotor. Sang Zhan tidak terima es krimnya terjatuh dan langsung minta ganti rugi sama Meng Na. Meng Na tidak terima, mantelnya ini mahal dan Sang Zhan-lah yang harus bayar ganti rugi.
Tak sengaja kaki Meng Na keseleo dan hampir saja terjatuh kalau saja Sang Zhan tidak sigap menangkap tangannya, dan tiba-tiba cahaya romantis berpendar di antara mereka dengan diiringi musik romantis... sampai saat Meng Na minta dilepasin dan Sang Zhan langsung menurut dan Meng Na pun terjatuh ke tanah. Sang Zhan santai menyuruh Meng Na untuk membawa mantelnya itu ke binatu lalu pergi meninggalkannya.
Sang Tian mau mencuci sprei itu di mesin cuci. Tapi Wen Bing sengaja menyuruhnya untuk mencucinya dengan tangan dengan alasan mesin cuci bisa merusak sprei sutranya yang mahal itu.
Bahkan saat Sang Tian sudah menurutinya dan mencucinya dengan tangan, Wen Bing menyuruhnya untuk mencucinya dengan pelan-pelan. Dia tidak peduli biarpun Sang Tian lagi terburu-buru. Ini sprei mahal, Sang Tian tidak akan mampu menggantinya kalau rusak. Cuci sampai bersih.
Kecapekan setelah mencucinya, Sang Tian meminta Wen Bing membantunya memeras sprei itu. Tapi saat mereka mengibas-ibaskan sprei itu, Wen Bing tak sengaja mengibas terlalu keras sehingga sprei itu melayang dari tangan Sang Tian dan membuat Sang Tian oleng tepat ke dalam pelukan Wen Bing sehingga mereka berdua terkubur di dalam sprei itu.
Ini kesempatan untuk mencium Wen Bing. Sang Tian langsung berjinjit mau menciumnya, tapi Wen Bing tiba-tiba menggodanya dan tanya apakah Sang Tian masih berusaha mendekatinya?
Sang Tian jadi canggung dan mengurungkan niatnya. Wen Bing dengan sengaja memanfaatkan itu untuk menyita lebih banyak waktunya Sang Tian dengan menyuruhnya untuk mencuci spreinya lagi.
Sang Tian kecapekan saat akhirnya dia selesai mencuci. Tapi saat dia keluar, dia malah mendapati Wen Bing mengikutinya. Ngapain Wen Bing mengikutinya?
"Aku juga ingin makan. Arahnya sama." Alasan Wen Bing.
Sang Tian jelas tak nyaman, tapi juga tidak bisa menolaknya. Tapi kemudian dia melihat Meng Na. Maka dengan sengaja dia berteriak memanggil Wen Bing dan akhirnya membuat Wen Bing jadi terpaksa harus menghadapi Meng Na. Sang Tian akhirnya bisa pergi dengan tenang. Daaaah~~~~
Kecapekan dan kelaparan membuat Sang Tian jadi memesan banyak sekali makanan dan memakannya dengan rakus. Sang Zhan sampai heran melihatnya.
"Aku berusaha mengecoh si muka dua itu, kekuatan otak dan staminaku jadi terkuras."
"Mengecoh? Akui saja kalau kau dirobohkan dan tergencet di lantai olehnya."
"Semua ini gara-gara buku merah kecilmu itu!"
Baru juga diomongin, Wen Bing mendadak muncul bawa mangkok dan sumpit, dan langsung duduk bersama mereka sambil menatap Sang Zhan tajam sebelum kemudian memperkenalkan dirinya.
Sang Zhan dengan sengaja memperkenalkan dirinya sebagai sahabatnya Sang Tian dan menjabat tangannya, dan jadilah kedua pria itu saling meremas tangan satu sama lain sekuat tenaga sampai Sang Tian kesulitan melepaskan tangan-tangan mereka. Makan sajalah.
"Kebetulan aku lapar." Wen Bing langsung ikutan makan.
Tapi Sang Zhan dengan sengaja bersikap sok perhatian dan sok romantis pada Sang Tian dengan memberinya lauk dan sayur, tapi Wen Bing dengan cepat mengunci sumpitnya dan dengan ketus melarangnya memberikan lauk ini dan sayur itu pada Sang Tian.
Sang Tian buru-buru menyela dan memutuskan kalau dia akan makan udang saja. Akan dia kupas sendiri udangnya.
Tapi Sang Zhan belum puas juga menggodai Wen Bing. Dia langsung menyatakan kalau dia juga mau makan udang dan menyuruh Sang Tian mengupaskan udang untuknya, dia tidak mau makan kalau tidak dikupasin sama Sang Tian.
Dia bahkan memerintahkan Sang Tian untuk menyuapinya. BRAK! Wen Bing sontak menggebrakkan sumpitnya ke meja dengan emosi dan menyatakan kalau dia sudah kenyang lalu pergi.
Sang Tian sontak kesal sama adiknya itu. Beraninya Sang Zhan memanggil namanya langsung! Apa yang dia lakukan tadi?!
"Aku hanya membantumu mengujinya!"
"Menguji apa?!"
"Dia menyukaimu!"
Hah? Wen Bing menyukainya? Tidak mungkin. Seharian ini Wen Bing mengganggunya dan membentaknya di asrama. Jadi tidak mungkin Wen Bing menyukainya.
"Sepertinya Xiao Rou lupa memberitahumu. Aturan keempat dalam aturan cinta adalah dia mengganggumu karena dia menyukaimu."
"Dia menggangguku karena dia menyukaiku? Kau pikir dia anak kecil?"
"Betul sekali. Pria yang sedang jatuh cinta selalu berperilaku seperti anak kecil."
Tidak mungkin! Kalau begitu, Sang Tian harus menghentikan ini sebelum semuanya menjadi lebih serius.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam