Sinopsis Prophecy of Love Episode 4 - 5

Khun Ying menelepon Sek dan memerintahkannya untuk melaksanakan rencana awal. Tapi kali ini dia tidak boleh membuat kesalahan. Suami tidak boleh tahu! Di kalender tangal 10 Februari tampak dilingkari entah untuk apa. Sepertinya rahasianya tersembunyi pada tanggal tersebut.


Rose pulang sambil terus berpikir. Thee heran melihatnya diam sepanjang perjalanan sampai sekarang. Ada apa dengannya?


Rose mengaku kalau dia memikirkan ramalannya pada waktu itu. Karena ramalannya adalah penyebab semua masalah ini, Rose harus mengingat kembali ramalannya terhadap Khun Ying dan yang lain.

Dia lalu menyerahkan buku gambarnya ke Thee. Dia menggambar semua ramalannya di buku gambar itu. Thee bingung, apa Rose mau menggunakan gambar-gambar ini untuk menangkap penjahatnya?

"Kau sendiri kan yang menyuruhku untuk mencoba menggunakan ramalanku untuk menangkap penjahatnya? Dan kau melihat sendiri bagaimana kemampuanku menyelamatkan nyawa Ibunya Khun Lyla. Jadi siata tahu, ramalahku mungkin bisa menangkap penjahatnya."


Tapi setelah melihat semua gambar-gambar itu, Thee memperhatikan ada yang hilang. Rose menggambar ramalannya tentang semua orang... kecuali ramalannya tentang Thee. Kenapa ramalan tentang dirinya tidak ada? Rose mendadak canggung.

"Apa yang kau lihat tentangku?"

"Aku melihat..." Rose buru-buru beranjak bangkit dan mau melarikan diri ke kamar. Tapi Thee langsung menyudutkannya ke tembok dan terus menuntut apa ramalannya Rose tentang dirinya.

"Kau bilang aku akan mati. Bagaimana aku akan mati? Dan kau bilang aku akan punya seorang kekasih. Siapa orangnya? Kayak gimana orangnya? Hah? Jika kau bisa menggambar dengan begitu detil, berarti kau juga pasti melihat image tentangku dengan detil juga, kan? Bagaimana? Hah?"

Rose sontak mendorongnya mundur dengan gugup. Iya, dia melihat Thee. Tapi dia berbohong kalau dia hanya melihat Thee menyangkal dirinya sebagai tersangka dan mencoret namanya sendiri dari daftar tersangka. Itu saja yang Rose lihat, jadi ngapain juga dia menggambar tentang Thee.

Sudahlah, Rose sudah pusing mikirin siapa tersangkanya dari keempat orang yang tersisa. Berilah dia waktu agar dia bisa fokus menemukan pelaku yang sebenarnya.


Rose langsung masuk dan mengunci kamarnya. Thee curiga, Rose cuma melihat itu atau cuma tidak ingin memberitahukan yang sebenarnya? Rose bergidik teringat ramalannya akan dirinya dan Thee yang berciuman.

"Aku tidak boleh membiarkan image antara aku dan Theerut menjadi kenyataan!"


Ramalannya Rose sepertinya akan terjadi hari ini, Khun Ying pamit pada pembantunya, dia mau pergi melakukan Dhamma selama 3 hari di kuil kampung halamannya. Jika nanti suaminya tanya, bilang saja seperti itu.

Di mobil, tampak ada sebuket mawar kuning, sama persis seperti yang ada dalam ramalannya Rose. Tapi ekspresi wajahnya aneh, sepertinya dia punya rencana lain selain melakukan Dhamma hari ini.


Thee dan Ti mengantarkan Rose ke tempat janjiannya dengan pelanggan yang menelepon kemarin. Thee masih cemas harus meninggalkan Rose sendirian, tapi Rose bersikeras untuk menemui si pelanggan sendiri.

Lagipula Chang mengirim anak buahnya akan menjaganya, jadi Thee tidak perlu khawatir. Rose yakin Khun Ying tidak akan berani melakukan apapun karena sekarang polisi sedang memburu Sek.

"Jika kau ragu dan ingin cepat menangkap penjahatnya, sebaiknya kau mengawasi Khun Rinradee di lokasi syuting."

"Awalnya aku juga mencurigai Rin, tapi tidak ada bukti yang melibatkannya. Malah sekarang semua bukti mengarah ke anak buahnya Khun Ying."

Kheng menelepon Rose saat itu, mengabarkan dia akan datang dalam waktu satu jam. Rose lalu menyuruh Thee pergi saja, dia ada syuting, kan? Kheng akan menemaninya.


Ti buru-buru menyela dan mengingatkan Thee tentang jadwal tugasnya hari ini, Rose juga harus melakukan pekerjaannya. Jadi ayo pergi saja. Thee akhirnya pamit dan pergi.

Saat dia hendak pergi, dia melihat sebuah truk bunga datang. Tapi dia tidak terlalu memikirkannya lalu pergi. Dia tidak sadar bahwa yang mengendarai truk itu adalah Sek.


Begitu yakin Rose sendirian, Sek langsung menelepon Rose dan meminta Rose untuk mengecek bunga-bunga yang ada di truk. Rose mempercayainya begitu saja dan langsung mendatangi truk bunga di depannya itu. Padahal begitu Rose mendekat, Sek langsung membiusnya lalu menculiknya.


Di lokasi syuting, Ti berharap semoga hari ini tidak akan ada huru-hara yang akan membuat Thee mengorbankan dirinya untuk menolong orang lain.

Tapi sedetik kemudian, Thee ditelepon Kheng yang mengabarkan bahwa dia masih di toko untuk mengecek bunga-bunganya, tapi ada satu bunga yang tidak ada, makanya dia menelepon Thee karena dia mengira Thee sedang bersama Rose. Dia tidak bisa menghubungi Rose sama sekali.

Thee jelas bingung mendengar bunga-bunganya masih di toko, jelas-jelas tadi dia melihat ada truk bunga yang datang ke sana. Jadi yang tadi itu truk bunganya siapa?

Gawat! Thee langsung beranjak pergi dengan cemas. Tapi Ti dengan cepat mencegahnya dan mengingatkan bahwa Chang sudah mengirim polisi untuk menjaga Rose.

Kalau Thee begini terus, dia justru akan terlihat semakin mencurigakan. Kalau Thee tidak mau orang tahu kalau Rose tinggal bersama Thee, sebaiknya Thee balik kerja saja sekarang.


Rin yang mendengar nama Rose disebut, jelas langsung curiga pada mereka dam langsung mendekati mereka dengan penasaran, mereka sedang membicarakan apa? Ada apa dengan Rose?

Ti buru-buru mengalihkan topik ke pekerjaan mereka dan menyeret Thee pergi sambil membisiki Thee untuk berhenti keras kepala atau seluruh negeri ini akan tahu kalau Thee menyembunyikan Rose di apartemennya.


Kratai mendapat kabar penculikan Rose itu dari Chang dan langsung melaporkannya ke Paul. Orang yang mereka curigai sekarang ini adalah Sek, anak buahnya Khun Ying.

Tepat saat itu juga, mereka melihat Pat baru saja bicara di telepon dengan Khun Ying. Paul langsung menanyai Pat tentang keberadaan Khun Ying. Dan seperti biasanya, Pat dengan polosnya nyerocos memberitahu Paul bahwa Khun Ying sedang melakukan Dhamma di sebuah kuil di Ratchaburi.

Dan dia baru merasa heran dengan segala pertanyaannya Paul setelah dia selesai nyerocos. Paul mengabaikannya dan langsung pergi sambil menelepon Chang, Kratai pun bergegas menyusulnya.

 

Chang menelepon Thee mengabarkan bahwa mereka sudah menemukan truk bunga itu. Tapi sayangnya, mereka tidak menemukan siapapun. Truk itu ditinggalkan begitu saja.

Sepertinya Rose dibawa dengan mobil lain. Ponsel dan tasnya Rose ditemukan di TKP, sengaja ditinggalkan di sana biar Rose tidak bisa dihubungi. Khun Ying juga tidak bisa dihubungi sama sekali. Tapi tadi Chang bilang kalau Khun Ying pergi ke kuil di Ratchaburi.


Thee dan Rin baru menyelesaikan adegan romantis mereka, dan Thee langsung menanyakan kabar terbaru dari Chang. Ti memberitahu bahwa Chang sedang dalam perjalanan ke hotel untuk menjemput Thee dan Paul.

Rin semakin penasaran melihat Thee. Kenapa dia terburu-buru banget hari ini? Dia mau ke mana? Ti gugup menyangkal, Thee cuma capek, ingin istirahat.

Rin tak percaya. Sepertinya Thee ingin bergegas pergi untuk menemui Rose lagi. Dia pasti sama seperti Lyla, takut karena ramalannya Rose benar dan akurat. Makanya Thee mau menemuinya untuk memastikan. Iya kan? Tapi mencari Rose itu sulit.

"Kau lebih beruntung daripada aku karena bisa sering bertemu dengannya." Ujar Rin.

"Cuma kebetulan. Jika aku bisa memilih, aku lebih suka tidak bertemu dengannya."

"Masa? Banyak berita yang mengatakan bahwa kau sering bersama Rose karena kau diam-diam membuntutinya." Sindir Rin.

Ti menyangkal. Itu tidak mungkin, Thee benci setengah mati sama Rose. Jangan bicara sembarangan. Rin terus gencar menyerangnya, menuduh Thee takut ramalannya Rose akan menghancurkan dirinya. Iya kan?


"Seperti bagaimana kau membuntuti Khun Lyla?" Balas Thee. "Karena kau takut Khun Lyla akan mengatakan sesuatu yang bisa menghancurkanmu juga."

"Apa maksudmu?" Rin pura-pura bodoh.

"Hari itu saat rahasianya Khun Lyla terbongkar, aku melihatmu di cafe itu. Kau bilang aktu itu kau lagi ada kerjaan, kan?"

Rin berkilah kalau dia memang ada pekerjaan di sana, kliennya ingin bertemu dengannya di sana. Dengan cepat dia balas menyerang Thee tentang keberadaannya di sana. Kebetulan sekali Thee juga ada pekerjaan di sana dan kebetulan sekali dia bersama Rose lagi waktu itu.

Ti dengan gugup mengklaim kalau itu cuma kebetulan. Rin pun ngotot kalau dia di sana cuma kebetulan dan dia tidak mengenal Lyla dengan baik. Dan tentang pertengkarannya dengan Lyla, dia mengklaim kalau dia bukan orang pendendam. Dia lalu buru-buru pergi dengan alasan mau ganti baju.


Ti sinis. "Dia terpojok dan langsung kabur. Sepertinya dia tidak sepolos yang kita pikirkan. Iya kan, Thee?"

Ti berbalik dan langsung kaget mendapati Thee sudah menghilang entah sejak kapan. Kayak hantu aja.

Bersambung ke part 6

Post a Comment

0 Comments