Sinopsis Prophecy of Love Episode 4 - 2

Setelah Rose menutup pintu kamarnya, Thee menonton TV yang menayangkan wawancara antara dirinya dengan Rin tentang drama baru mereka dan dia mengenakan jaket kontroversial itu.


Teringat ucapan Lyla tentang jaket itu, Thee baru ingat bahwa Rin-lah yang mengembalikan jaket itu dengan alasan dia menemukan jaket itu terjatuh. Dan Rin pula yang menyindir Lyla tentang jaket itu seolah Lyla-lah yang bertanggung jawab penuh terhadap jaket itu.

Thee jadi curiga pada Rin. Dia langsung mengetuk pintu kamarnya Rose lagi, tapi kali ini Rose malas meladeninya dan langsung tidur.


Keesokan harinya, Pat datang pagi-pagi ke hotel untuk menemui adiknya. Soalnya semalam dia membaca berita tentang Rose. Dia menelepon Paul tapi kenapa Paul tidak mengangkat teleponnya?

Paul canggung mengklaim kalau semalam ponselnya ketinggalan di kantor. Pat penasaran kenapa Rose dan Lyla bisa ada di jembatan bersama Thee? Paul canggung berkata kalau Rose ada kerja sama pemotretan dengan Lyla makanya mereka bersama, sedangkan Thee cuma kebetulan saja ada di sana.

"Sungguh?"

"Kau juga tahu kalau Rose dan Theerut saling membenci satu sama lain. Kalau bukan kebetulan, mana mungkin mereka bertemu."

"Benar juga. Tapi di mana Rose tinggal sekarang? Sembunyi-sembunyi kayak ninja aja."

"Aku tidak bisa memberitahumu. Itu bisa memengaruhi kasusnya." Paul lalu buru-buru pergi dengan alasan ada meeting.

 

Rawee menyeret tas sekolahnya dengan sedih karena Thee belum datang. Dia lebih suka dianterin ke sekolah sama P'Thee. Kemarin P'Thee janji mau datang lebih awal kalau dia tidur lebih awal.

Dan tepat saat itu juga, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Rawee senang bukan main. Thee langsung mengangkatnya ke sepeda motornya. Tapi sebelum pergi, dia memberitahu Ibu bahwa dia ingin bicara dengan Ibu saat dia kembali nanti.


Paul melakukan hal yang benar dengan tidak memberitahu kakaknya yang mulutnya ember itu. Sekarang saja dia memberitahu suaminya bahwa Rose dan Thee cuma kebetulan saja bertemu. Mereka kan musuhan, mana mungkin mereka bersama.

Anehnya, Phol tampak penasaran banget tentang di mana Rose tinggal sekarang. Pat kesal merutuki adiknya itu. Paul menolak memberitahunya padahal dia kakaknya sendiri. Paul bersikap seolah dia bakalan memberitahu pembunuhnya... Dan Phol mendadak canggung mendengar ucapan terakhirnya Pat itu. Hmm... mencurigakan.

Dia bahkan buru-buru pamit dengan alasan mau membuka seminarnya lalu diam-diam menghubungi seseorang. Dari percakapan mereka, sepertinya mereka sedang mencari sesuatu tapi tidak bisa menemukannya di mana-mana. 

Untung saja istrinya tidak curiga apapun saking fokusnya sama berita tentang Lyla. Masalah yang satu lagi juga belum ada perkembangan. Jadi dia meminta orang di seberang untuk menanganinya sendiri.


Di lokasi syuting, Rin juga sedang bicara dengan seseorang di telepon. Dia memberitahu orang di seberang bahwa dia akan berusaha mencari Rose. Rin penasaran banget dengan apa yang membuat Rose shock banget di acara ramalannya waktu itu.

"Apa hanya rahasianya Lyla yang dia lihat... agar kita berdua merasa tenang."

Sepertinya orang di seberang mengusulkan tentang Thee, mungkin dia tahu. Rin setuju, kedua orang itu sering bertemu belakangan ini, pasti bukan sekedar kebetulan. Tapi sayangnya dia tidak bisa menanyai Thee sekarang karena Thee sedang tidak ada adegan hari ini.


Thee diberitahu Chang bahwa mobil yang membuntuti Rose itu memakai regristasi palsu. Dari CCTV pun cuma kelihatan mobil itu masuk ke gedung lalu menghilang. Polisi setempat juga belum bisa menemukan mobil itu. Intinya, mobil itu menghilang tanpa jejak.


Chang tidak bisa bicara lebih lanjut karena dia ada janji temu dengan Phol saat itu dan mulai menginterogasinya. Berdasarkan riwayat panggilan teleponnya Guru Somphong, Chang mendapati Guru Somphong menelepon Phol dua kali sebelum beliau menghilang.

Phol mengakuinya, Guru Somphong memang meneleponnya. Tapi waktu itu dia sibuk dengan acara pembukaan mall, makanya dia tidak menjawab teleponnya. Lalu setelah acara itu, dia langsung pergi ke lokasi konstruksi.

Mandornya bilang ada masalah, makanya dia bergegas ke sana. Karena kesibukannya sepanjang hari, baru pada malam harinya dia menyadari Guru Somphong meneleponnya.

"Lalu apa anda tahu kenapa dia menghubungi anda?" Tanya Chang.

"Kurasa, mungkin beliau mau berkonsultasi tentang donasi untuk yayasan. Karena setiap tahun, kami mengadakan event penggalangan donasi. Beliau sangat menyayangi anak-anak dan mencurahkan segalanya untuk yayasan yatim piatunya. Aku sungguh tidak mengerti kenapa beliau tiba-tiba menghilang. Kuharap beliau tidak menghadapi masalah serius."

Puas mendapatkan semua jawabannya, Chang pun berterima kasih atas kerja samanya Phol. Dia janji akan menghubungi Phol jika ada perkembangan dalam kasus ini.


Phol juga balas berterima kasih dengan sopan dan meminta Chang untuk memberitahunya jika dia menemukan petunjuk apapun tentang Guru Somphong. Dia sudah menyiapkan hadiah bagi siapapun yang bisa memberi petunjuk tentang keberadaan Guru Somphong.

Baiklah. Chang-pun pamit dan pergi... tanpa menyadari ekspresi Phol yang seketika berubah sinis. Wah! Wah! Semakin mencurigakan, dia tidak sebaik yang orang lain pikir.


Rose datang ke toko setelah mengantarkan Lyla dan ibunya pulang kampung ke Khon Kaen. Untungnya tadi tidak ada reporter di bandara.

Kheng menduga bahwa para reporter pasti tidak menyangka kalau Lyla akan meninggalkan segalanya dan pulang kampung. Mereka pasti mengira kalau Lyla akan membuat konferensi pers untuk menyangkal segalanya dan mencari cara untuk kembali ke industri fashion.

"Insiden kemarin membuatnya sadar bahwa tidak ada yang lebih penting daripada keluarga. Biarpun sulit, tapi akan mudah untuk bangkit kembali jika memiliki orang yang dia sayangi di sisinya." Ujar Rose.

Lagipula, orang berbakat seperti Lyla seharusnya tidak perlu mencemaskan apapun. Biarpun profilnya palsu tapi bakatnya asli. Kheng juga berharap tidak ada orang yang akan menuntutnya atas tuduhan penipuan. Tapi apa Lyla sudah tahu siapa yang membocorkan rahasinya ke media?

"Dia tahu."

Tiba-tiba Auay datang. Dia mengklaim kalau dia mencemaskan Rose setelah mendengar berita tentangnya. Katanya Rose terluka juga, yah? Rose tegang saat menjawab pertanyaannya.

"Kenapa kau melihatku begitu? Apa seseorang memberitahumu untuk tidak mempercayaiku?"

Rose canggung menyangkal. Dia cuma sedang memikirkan masalah lain, maaf. Auay mau beli bunga apa hari ini? Atau Auay mau memesan mawar buat Valentine nanti?

Rose mencoba menawarinya satu pot mawar pink yang masih kuncup sambil menjelaskan segala kelebihan bunga mawar pink itu. Tapi Auay terus menatapnya dengan tajam lalu tiba-tiba dia mendekati Rose dan menyentuh tangannya dan mulai menggodanya.

"Wangi. Aku mau menanam mawar ini di rumah agar setiap kali aku melihatnya, aku akan memikirkanmu."
 

Rose cuma bisa terdiam gugup. Tapi untunglah Paul datang langsung menegur Auay dan mengingatkan bahwa memikirkan orang lain itu tidak sopan. Dia tah kalau Auay pasti cuma bercanda, tapi seharusnya dia bisa membedakan mana yang sopan dan mana yang tidak sopan.

Kheng buru-buru menyela untuk melapor pada Rose tentang persediaan balon dan boneka beruang mereka yang hampir habis. Rose berkata dia punya persediaan di rumah. Paul pun memanfaatkan saat itu untuk menawarkan diri mengantarkan Rose mengambil barang-barang itu. Ayo pergi sekarang.
Auay kesal.


Thee bercerita pada ibunya tentang kejadian kemarin. Bahwa Rosita mendapat penglihatan Ibunya Lyla mau bunuh diri, makanya mereka pergi ke jembatan untuk menyelamatkannya.

Ibu jadi penasaran, jika Rose bisa meramal seakurat itu, mungkin dia juga bisa meramal tentang keberadaan Ran. Thee tidak yakin, Rose itu peramal mawar dan bukan dukun yang bisa mencari orang hilang. Lagipula Chang sudah janji akan membantu mereka mencari Ran, hanya saja sekarang dia sibuk dengan kasus-kasus lain.

Ibu benar-benar ingin mencari Ran dengan cara mereka sendiri. Melarikan diri seperti ini bukan cara yang tepat bagi Ran. Jika Ran bisa dekat dengan Rawee, keimutan Rawee pasti bisa menyembuhkan Ran.

"Baiklah. Nanti kalau bertemu Rosita lagi, aku akan mencoba tanya apakah dia bisa menemukan Ran atau tidak."

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments