Tak lama setelah Wen Bing pergi, Sang Tian juga lewat di sana dan melihat ada jejak-jejak kakinya Wen Bing di hamparan salju. Sang Tian pun melangkahkan kakinya mengikuti jejak-jejak kaki itu sampai ke boneka salju yang tampak tersenyum itu.
"Terlihat lebih cantik seperti ini. Tersenyumlah setiap hari."
Dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia adalah Gadis Koi yang selalu lebih beruntung daripada orang lain.
"Kau pasti bisa melakukannya! Jika kau tidak berhasil tahun ini, kau bisa melakukannya tahun depan! Semangat!"
Tapi keesokan harinya saat dia baru bangun, bapak pemilik apartemen mendadak muncul dan langsung ngamuk-ngamuk gara-gara Sang Tian membakar apartemennya, dan jadilah Sang Tian diusir dari sana.
Xiao Rou dan Sang Zhan datang tak lama kemudian, bersamaan dengan seorang kurir yang mengantarkan sebuah amplop besar untuk Sang Tian yang ternyata surat penerimaan masuk Universitas Olahraga Liuye. OMG! Sang Tian akhirnya diterima. Ketulusannya pasti menyentih hati Pelatih Xue, makanya dia diterima di fakultas Seluncur Indah.
Sang Tian dan Xiao Rou sontak jejeritan heboh saking bahagianya... sampai saat Sang Zhan benar-benar membaca isi surat itu dan mendapati Sang Tian diterima di klub hoki es pria. Hah? Kok jadi klub hoki es pria?
Narator kita mengingatkan kita bahwa kisah ini hanya ada di dalam cerita komiknya. Berlintas busana di universitas itu adalah hal yang mustahil di dunia nyata.
Kalau dia diterima di klub hoki es pria itu artinya dia harus tinggal di asrama pria. Tapi alih-alih mencemaskan kakaknya yang harus tinggal di asrama pria, Sang Zhan malah santai-santai saja, yang penting kan Sang Tian punya tempat tinggal sekarang. Bagaimana kalau dia mencoba bergabung dulu?
Sang Tian sontak menjewer kupingnya dengan kesal. "Ide buruk macam apa itu? Kau mau mati apa?"
Tapi Xiao Rou setuju sama Sang Zhan. Bukankah Sang Tian sangat ingin masuk Liuye, ini kesempatannya. Yah, biarpun klub hoki es pria beda dengan klub seluncur indah, tapi kan yang penting dia masuk Liuye. Itu artinya impiannya Sang Tian sudah terkabul. Cafe teh susunya juga berada di Liuye, jadi mereka bisa saling menjaga.
Sang Zhan bahkan langsung mengeluarkan sebuah gunting... untuk menggunting rambut panjangnya Sang Tian. What?! Sang Tian sontak panik mau kabur, tapi Sang Zhan dengan cepat menangkap tasnya.
"Aku tidak mau potong rambut!"
Sang Tian akhirnya pergi juga ke Liuye dengan dandanan cowoknya. Tapi tentu saja dia tidak memotong rambutnya dan hanya pakai wig. Siapa bilang berlntas busana berarti harus potong rambut? Tidak boleh memotong rambut gadis cantik semudah itu.
"Liuye, aku datang!"
Universitas Olahraga Liuye adalah universitas olahraga profesional khusus olahraga musim dingin. Jurusan yang paling terkenal adalah jurusan Seluncur Indah, Hoki Es, Speed Skating dan Ski. Logo Liuye adalah Unicorn yang merupakan lambang semangat masa muda dan juga lambang semangat olahraga.
Sang Tian langsung mendatangi seorang senior hoki es untuk mendaftarkan dirinya. Senior bernama Meng Qi itu sontak menatap Sang Tian mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan meremehkan, mungkin karena sosoknya yang terlalu mungil untuk klub hoki es. Tapi dia tidak mengatakan apapun dan hanya memberikan tablet ke Sang Tian dan menyuruhnya untuk mengisi formulir data dirinya.
Tepat saat dia mengisi formulir, Wen Bing juga baru datang dan langsung menyapanya sambil usil membaca data diri Sang Tian yang jelas saja membuat Sang Tian kesal. Jangan lihat!
"Siapa juga yang mau melihatnya?"
Tapi saat Wen Bing hendak mendatangi meja para seniornya, Meng Na mendadak muncul sambil marah-marah sama Meng Qi yang ternyata kakaknya. Dia kesal karena dia sudah berusaha keras untuk bisa diterima di Shuren demi Wen Bing, tapi Meng Qi malah memprovokasi ayah dan ibu mereka sehingga dia harus masuk Liuye sekarang.
Meng Qi yang tadinya bermuka dingin pada Sang Tian, mendadak berubah panik melihat kemarahan adiknya dan langsung berusaha memohon-mohon pengampunannya tapi Meng Na tidak mau tahu dan terus marah-marah dengan heboh.
Wen Bing jelas tak ingin bertemu dengannya dan berniat mau kabur. Tapi Sang Tian mendadak menghadangnya, lalu tersenyum licik... dan mendorongnya ke Meng Na.
Wen Bing dengan terpaksa harus pasang senyum lebar di hadapan Meng Na. Meng Na jelas langsung sumringah melihat gebetannya ternyata mau kuliah di sini. Dia bahkan langsung berubah sikap pada Meng Qi dan memujinya sebagai kakak terbaik padahal Meng Qi benar-benar tidak tahu kalau Wen Bing ternyata mau kuliah di sini. Jelas dia sebenarnya berniat menjauhkan Meng Na dari Wen Bing, tapi malah kejadian begini. Meng Qi kesal.
Dengan malu-malu Meng Na pamit pada Wen Bing, dia mau mendaftar masuk ke jurusan Seluncur Indah, sampai jumpa nanti. Sang Tian ngakak menyaksikan adegan lucu barusan.
Meng Qi kesal memperingatkan Wen Bing untuk menjauhi adiknya dan menegur Sang Tian yang masih ngakak. Kesal sama mereka berdua, Meng Qi langsung menyuruh mereka untuk pergi ke ruang peralatan untuk mengambil peralatan semua orang.
Begitu masuk ke ruangan itu, Sang Tian sontak terkagum-kagum melihat betapa lengkapnya segala macam peralatan olahraga yang dimiliki universitas.
Tapi sedetik kemudian dia baru ingat kalau suaranya terlalu cempreng, maka dia buru-buru mengatur suaranya biar terdengar lebih berat kayak suara cowok dan memberitahu Wen Bing bahwa biarpun mereka akan jadi teman setim sekarang, tapi dia tidak ingin diganggu oleh Wen Bing mulai sekarang dan Wen Bing pun tidak perlu memedulikannya.
Jadi sekarang mereka bagi tugas saja. Dia yang akan mengambil sepatu skate dan Wen Bing yang mengambil helm. Tapi sepatu-sepatu itu terletak di rak paling atas.
Sang Tian jadi butuh bangku untuk menjangkaunya. Karena masih terlalu tinggi, dia memutuskan untuk memanjat ke rak... tepat saat Wen Bing muncul dan langsung usil mengambil bangkunya lalu pergi begitu saja. Dasar Wen Bing! Sang Tian jadi terpaksa harus melompat sambil merutuki Wen Bing.
Tapi tiba-tiba pandangannya jatuh ke sepatu skating khusus untuk seluncur indah. Tak lama kemudian, Sang Tian akhirnya melepaskan dandanan cowoknya dan masuk ke gelanggang es yang kebetulan sedang kosong.
"Bu, akhirnya aku ada di sini, di Universitas Olahraga Liuye. Tempat Ibu berlatih setiap hari, di gelanggang es ini, kan?"
Sang Tian membayangkan ibunya ada di hadapannya, mengulurkan tangan padanya, mengundangnya untuk berseluncur bersamanya. Tapi saat dia hendak meraih tangannya, bayangan Ibu seketika menjauh dan menghilang.
Sedih, Sang Tian pun mulai melakukan seluncur indah sembari mengingat kenangannya bersama ibunya saat Ibu mengajarinya seluncur indah dulu.
Kebetulan Wen Bing sedang lewat dan cahaya dari lampu sorot di gelanggang es itu kontan menarik perhatiannya. Dia langsung masuk ke sana dan langsung terpesona melihat Sang Tian yang meluncur dengan cantiknya. Hmm, apakah Wen Bing mengenalinya? Dan saatlah Sang Tian melihatnya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam