Episode 6: Kudengar Ada seseorang yang Kau Suka.
Wen Bing dan Sang Tian terpana menatap satu sama lain saat teman-teman mereka tiba-tiba muncul dan menegur mereka bak orang tua yang memergoki anak-anak mereka lagi pacaran. Sang Tian jadi canggung dan langsung melepaskan diri dari Wen Bing, ini tidak seperti yang mereka pikirkan kok.
Wei Lian geli mendengarnya, mereka kan cuma bercanda. Mereka sudah tahu kalau mereka dihukum membersihkan gelanggang es karena menyontek. Jangan khawatir, Wei Lian akan membantu mereka membersihkan gelanggang es.
Ini adalah balas budinya pada Wen Bing. Wei Lian mengira kalau ujiannya Wen Bing jadi kacau karena dia pergi kencan dengan Meng Na demi mendapatkan buku itu untuk mereka. Kalau mereka tidak mendapatkan buku itu, nilai rata-rata mereka pasti takkan bisa menyamai departemen Seluncur Indah.
Karena itulah, demi merayakan nilai mereka, Wei Lian akan mentraktir makan semua orang. Sang Tian yang sudah janjian mau makan oden sama Wen Bing, menolak ajakan Wei Lian itu. Tapi Wen Bing malah menerima ajakan Wei Lian.
Sang Tian akhirnya setuju juga dan mereka semua langsung pergi sambil berangkulan akrab ke restoran barbeku. Semua orang rebutan untuk memberikan lauk untuk Wen Bing dan Sang Tian sambil bercanda tawa. Tapi Wen Bing memperhatikan Sang Tian tampak tidak senang. Dia kenapa? Tidak nafsu makan?
"Bukankah kau sudah janji untuk makan oden bersama?" Bisik Sang Tian.
Tepat saat itu juga, Wen Bing melihat Xiao Xiao dan Li He yang akrab banget, bahkan pakai acara suap-suapan. Wen Bing langsung mengajak Sang Tian untuk mengikuti jejak mereka dan menyuruh Sang Tian mengupaskan udang untuknya.
Sang Tian menolak. Maka Wen Bing-lah yang akhirnya mengupas udang lalu menyodorkannya ke Sang Tian. Dan itu sukses membuat mood Sang Tian membaik. Tapi saat Sang Tian hendak memakannya, Wen Bing mendadak usil memakan udang itu sendiri. Dasar Wen Bing! Kekanak-kanakan banget!
Wei Lian mengambil lebih banyak makanan. Tapi saat dia hendak menaruhnya di meja, tak sengaja dia menumpahkannya dan sausnya mengenai bajunya Sang Tian bagian d~~a.
Wei Lian santai saja mau membersihkannya yang jelas saja membuat Sang Tian jadi panik menolak. Wen Bing cemas dan langsung memakaikan jaketnya ke Sang Tian dan cepat-cepat menyuruhnya untuk mengganti bajunya di toilet. Sang Tian pun bergegas ke toilet. Teman-teman mereka jadi heran sama Sang Tian, kenapa dia pemalu banget, mereka kan sama-sama cowok.
Tapi saat Sang Tian keluar dari toilet tak lama kemudian, Wen Bing malah tidak ada. Ke mana dia? Wei Lian memberitahu bahwa Wen Bing keluar karena mendapat telepon.
Xiao Xiao penasaran, apa Wen Bing pacaran? Sang Tian jadi sedih mendengarnya. Wen Bing tidak kembali bahkan setelah mereka selesai makan. Sang Tian mau mencarinya, jadi dia sengaja tidak ikut pulang bersama yang lain dengan alasan mau membeli sesuatu.
Wen Bing ternyata mencari penjual oden untuk Sang Tian. Tapi setibanya di sana, ternyata odennya sudah habis dan orang terakhir yang membelinya adalah Meng Na. Meng Na jelas senang bisa bertemu Wen Bing di sini dan langsung menawarkan odennya.
Wen Bing menolak dengan sopan. Meng Na minta maaf karena tidak bisa membantu Wen Bing dalam ujian. Dia ingin memberikan buku itu untuk Wen Bing tapi temannya mengawasinya sepanjang waktu.
Sebagai gantinya, bagaimana kalau dia traktir oden? Anggap ini permintaan maafnya. Wen Bing menolak, tapi Meng Na ngotot dan langsung menyodorkan setusuk oden padanya. Kalau Wen Bing tidak memakannya, berarti Wen Bing tidak memaafkannya.
Terpaksa Wen Bing menurutinya. Dia berniat mau memakannya sendiri, tapi Meng Na mempererat pegangannya, sehingga Wen Bing terpaksa harus makan dari tangannya... tanpa menyadari Sang Tian melihatnya dari kejauhan.
Sang Tian jadi sedih dan cemburu melihat pemandangan yang tampak sangat romantis itu. Wen Bing mau pergi setelah makan dua suap, tapi Meng Na ngotot minta pulang bareng ke asrama.
Di asrama, Sang Tian melampiaskan kekesalannya dengan memukuli samsak angin yang dia kasih fotonya Wen Bing, tidak terima karena Wen Bing melupakan janji makan oden mereka, malah pergi kencan dengan wanita lain.
Dia memukul terus menerus dengan terlalu bersemangat sampai-sampai tak sengaja jaketnya Wen Bing kecantol kawat dan BRET! Robek bagian lengannya.
Terpaksa Sang Tian harus menjahitnya. Tapi karena dia masih kesal, dia sengaja tidak cuma menjahit biasa, melainkan dia tambahi dengan sulaman.
Pelatih Xue bertemu dengan Pelatih Ma lagi dan langsung mengucap selamat pada Pelatih Ma karena nilai rata-rata Departemen Hoki Es-nya akhirnya bisa menyusul Departemen Seluncur Indah. Sayangnya, kalau saja bukan karena nilainya Wen Bing dan Sang Tian dihapus, kelas mereka pasti akan berada di peringkat pertama sekarang.
Pelatih Ma heran mendengarnya. "Apa maksudmu?"
Pelatih Xue mengklaim kalau dia hanya mengkhawatirkan Pelatih Ma. Sejak Wen Bing masuk departemennya, dia jadi pusat perhatian. Dia luar biasa dalam semua aspek, tapi ujian kali ini menurunkan nilainya sampai dia harus dihukum dan melakukan ujian ulang. Pelatih Xue khawatir kalau Wen Bing tidak akan bisa bangkit kembali dan mengalami kemunduran.
Karena itulah... Pelatih Xue usul agar mereka lebih sering mengundang walinya Wen Bing ke kampus untuk membahas masalah itu. (Pfft! Bilang aja mau ketemu Min Jun)
"Kau tampaknya suka menjadikan segala hal jadi urusanmu, yah?" Sindir Pelatih Ma.
Wen Bing mengantarkan Meng Na sampai ke tangga. Saat Meng Na menaiki tangga, sepertinya dia sengaja salah berpijak biar bisa oleng tepat ke arah Wen Bing. Tapi alih-alih menangkapnya dengan romantis, Wen Bing malah mundur dan cuma mencegahnya jatuh dengan memegangi tangannya.
Dan tepat saat sedang memegangi kedua bahunya Meng Na, Xiao Xiao kebetulan lewat dan langsung salah paham melihat adegan yang kelihatan romantis itu.
Sang Tian ternyata menyulam gambar kepala babi di lengan jaketnya Wen Bing itu. Benar-benar cocok sama Wen Bing, dasar kepala babi! Tiba-tiba Xiao Xiao datang dan langsung menggedor kamar semua orang untuk mengumumkan apa yang disaksikannya barusan, Wen Bing pacaran sama Meng Na.
Yah memang, ini bukan berita baru. Tapi yang dulu kan cuma gosip karena tidak pernah ada apa-apa. Tapi yang kali ini beneran, Xiao Xiao melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
"Ketua regu, kau kan sekamar sama Wen Bing. Kau pasti tahu tentang mereka, kan? Apa ada rahasia yang bisa dibagi pada kami?"
Sang Tian jadi semakin sedih mendengarnya. "Aku tidak tahu."
Tiba-tiba Wen Bing datang, semua orang pun bubar dan kembali ke kamar masing-masing. Wen Bing menyapa Sang Tian. Tapi Sang Tian ngambek dan langsung mengabaikannya.
Wen Bing penasaran. "Apa yang kalian bicarakan?"
"Seseorang di asrama berpacaran."
"Siapa? Apa kau?"
Sang Tian sontak menggumam sinis. Sudah ada bukti kuat tapi masih saja pura-pura, dia seharusnya mendapat penghargaan Oscar.
"Kau menggumam apa sih?"
"Aku bilang kau Romeo, paham?"
"Tolong puji aku akan kualitas lain yang belum ditemukan." Ujar Wen Bing narsis.
Sang Tian tidak mood menanggapi kenarsisannya dan hanya mengembalikan bajunya, mengucap terima kasih dengan muka cemberut lalu naik ke ranjangnya. Wen Bing bingung melihat keanehannya. Apa Sang Tian marah cuma karena mereka batal makan oden?
"Dunia pecinta kuliner memang sulit dipahami oleh kebanyakan orang." (Pfft! Dia cemburu, bang)
Keesokan harinya saat Wen Bing masih tidur lelap, Sang Tian dengan sengaja keluar sambil membanting pintu keras-keras dan sukses membuat Wen Bing terbangun dengan kaget.
Tapi di luar, dia malah bertemu dengan Meng Na yang mencari Wen Bing. Sang Tian ragu untuk menjawabnya, tapi Meng Na langsung saja menduga kalau Wen Bing sudah pergi dan memutuskan mau pergi mencari Wen Bing ke kelas.
Tapi tiba-tiba Meng Na keseleo dan hampir terjatuh sama persis seperti kemarin. Sang Tian refleks menangkapnya dan jadilah mereka saling berangkulan dalam posisi romantis. Meng Na jadi canggung dengan kedekatan mereka.
Apalagi Sang Tian perhatian banget sama dia. Mengecek keadaan kakinya, bahkan memberinya plester pelindung tumit. Meng Na jadi salah paham mengira Sang Tian jatuh cinta padanya.
Meng Na kepedean banget dengan pemikirannya itu sampai-sampai dia langsung nyerocos menegaskan pada Sang Tian bahwa mereka hanya teman. Wen Bing temannya, jadi Sang Tian juga temannya.
Sang Tian nggak nyambung, jadi dia iyain aja lalu memberikan semua plesternya untuk Meng Na lalu pergi. Meng Na heran melihat Sang Tian punya plester pelindung tumit.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam