Setelah Su dibawa pergi, Suam mencuci mukanya sambil ngedumel kesal. Gila! Sejak dia lahir sampai sekarang, tak pernah sekalipun dia meludahi orang. Bahkan sampai akhir cerita, dia adalah gadis kumuh yang paling hi-so. Rut tertawa mendengar gerutuannya.
"Apa yang kau tertawakan? Kalau tadi dia menembak kepalaku, aku pasti sudah mati."
"Hei, Khun. Berilah hormat pada sniper yang mengintai dari gedung terdekat. Dia menarget Suchawadee sedari tadi. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu."
Mengalihkan perhatian ke Padet, Rut menyuruhnya untuk pergi mengobati lukanya saja. Tapi Padet santai-santai saja. Cuma tergores kok, pendarahannya juga sudah berhenti.
Tapi Suam tadi memperhatikan wajah Padet pucat waktu dia kena tembakan. Kalau cuma tergores, inspektur zombie seperti dia seharusnya baik-baik saja kan?
"Atau... kau takut pacarmu akan menangis?"
"Aku tidak takut, tapi dia menyuruhku untuk berhati-hati. Makanya waktu aku tertembak, aku mengkhawatirkannya." Aku Padet sambil senyam-senyum lebar.
Para reporter heboh memotretinya saat Su dikawal ke kantor polisi dan PLAK! Neung mendadak muncul dan menamparnya.
"Itu hukuman karena kau menembak pacarku!" Kesal Neung lalu pergi dengan puas dan penuh gaya.
Keesokan harinya, Neung mendatangi kantor polisi dengan membawakan makan siang untuk semua orang tapi malah mendapati kantor sedang kosong. Aneh. Ke mana semua orang?
"Khun Nu Neungthida." Panggil para sersan dan letnan tiba-tiba.
Tapi saat Neung berbalik, dia malah mendapati mereka pakai kostum ala samurai. Ada apa ini? Lagi ada pesta kostum, yah? Terus di mana Padet?
"Hari ini ada sesuatu yang harus dirayakan, Khun Nu Neungthida." Ujar Sersan.
Ketiga polisi itu mendadak kompak berjalan lucu ke pintu lalu membukakan pintu untuk Padet yang cakep banget pakai kostum hanbok dengan diiringi kipas angin yang membuat hanboknya melambai-lambai.
Neung terpesona. Padet pun berjalan keluar dengan gaya anggunnya dan diiringi para anak buahnya yang berjalan lucu di belakangnya. Sersan lalu mengeluarkan benar merah dari tangan Padet lalu mengulurkan ujungnya ke Neung.
Neung jelas bingung dengan semua ini. Tapi dia tetap menuruti mereka dan mengambil ujung benar merah itu. Lalu Padet membuka tangannya dan meluncurlah sebuah cincin berlian ke tangan Neung melalui benang merah itu.
Neung terharu. Padet pun langsung berlutut di hadapan Neung dan berkata. "Menikahlah denganku."
Neung tentu saja menerimanya dengan penuh haru. Padet lalu memakaikan cincin itu di jarinya.
"Apa kau mendapatkan ide ini dari nonton drama?"
"Iya. Kulihat kau suka menonton adegan ini berulang kali."
"Lalu kenapa kalian pakai kostum drama kolosal?"
"Karena mukaku mirip So Ji Sub. Tentu saja aku butuh beberapa bantuan."
Tapi Neung malah merinding mendengar gombalannya. Tapi tentu saja dia tetap mau menikah dengan Padet dan langsung memeluknya.
"Terima kasih, P'Tangmo. Terima kasih sudah mencoba semua ini untukku."
Para sersan dan letnan sontak bersorak heboh sambil ikut-ikutan menyebutnya sebagai P'Tangmo yang jelas saja langsung membuat Padet kesal mempelototi mereka.
Pesta pernikahan kecil-kecilan diadakan di rumah Rut dan Suam hari ini. Para warga Suksumrarn diundang. Saat mereka tengah mengagumi coklat fountain, Teerak tiba-tiba mendekati mereka dan lagi-lagi langsung kesengsem sama Waew dan alis tebalnya.
Thuan buru-buru menyela kegiatan semua itu untuk bertanya pada Suam. "Apa kau tidak ingin mengganti namamu?"
Nenek Dukun setuju. Masa Suam mau dipanggil 'Suam (toilet)' sampai dia mati? Suam tidak masalah kok sama namanya yang sekarang. Bagus malah, jadi mengingatkannya pada ayahnya.
"Ayah kandungmu sebenarnya tidak bermaksud memberimu nama ini."
Waktu Ibu mengandung Oil, Ayah tahu mereka akan punya seorang putri, makanya dia memberi nama yang manis untuknya, Oil (artinya tebu).
"Ayah gombal juga yah, Bu. Lalu, apa Ayah tidak menamaiku?"
"Dia tidak sempat menamaimu. Tapi ibulah yang memilihkan namamu. Ibu melihat yang ibu kandung tidak manis melainkan asam."
"Kalau begitu, bagaimana kalau nama 'Som' (jeruk), manis dan asam?" Usul Oil.
Rut dengan manisnya menanyakan langsung ke Suam, dia maunya dipanggil dengan nama apa? Thuan tiba-tiba mengklaim haknya untuk menamai Suam karena sekarang dia ayahnya Suam.
"Silahkan, Paman. Err... Ayah. Aduh, aku belum terbiasa, apa boleh kupanggil 'Daddy'?"
"Tidak boleh!"
Para tetangga sontak heboh mendengar kata 'Daddy'... sampai saat Thuan mengancam akan memenjarakan siapapun yang mengucap kata 'Daddy' lagi.
"Karena Suam adalah kebahagiaan semua orang..."
"Kebahagiaan? Aku?"
Neung setuju. "Suam adalah kebahagiaan dunia ini."
Nenek Dukun juga setuju. "Kau adalah orang baik. Ingat itu."
"Jika bukan karenamu. Ibu dan E-Oil tidak akan tahu dengan siapa kami harus tinggal. Terima kasih, Nak. Karena kau terlahir sebagai putriku."
Suam langsung memeluk Ibu dengan penuh haru. Thuan tiba-tiba menyatakan bahwa dia sudah punya nama baru untuk Suam, kebahagiaan mereka. Semua orang langsung antusias menantinya.
"Apa, Paman?"
"Sukkha."
Hah? Cuma itu? Suam kecewa. Para tetangga pun kecewa. Namanya nggak terdengar mewah.
Tapi Ibu sontak membentak semua orang dan membela Thuan... sebelum kemudian mulai merayu Thuan dan menggenggam erat tangannya sambil memanggilnya 'Daddy'.
Usai mandi tak lama kemudian, Suam termenung menatap toilet kesayangannya. Tapi lamunannya tiba-tiba terpotong singkat saat sang suami memanggil dan menyuruhnya keluar sekarang.
Rut sedang serius membaca laporan kasus saat Suam akhirnya keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kostum suster s~~~inya yang kontan membuatnya terpesona.
Suam penasaran dengan apa yang dibacanya. Ternyata kasus saham Boba Tea.
"Tidak usah dipikirin. Kasus ini sedang diinvestigasi Paman Thuan sekarang. Atau jangan-jangan... kau mau bekerja pada Paman Thuan."
"Aku belum membuat keputusan terkait hal itu."
Baguslah. Sekarang mari kita main suster-susteran. Tapi Rut mendadak mengejutkannya dengan cosplay jadi dokter dan mereka pun bercanda tawa mesra sampai Suam menyerah dan mereka mulai ngobrol serius.
"Terima kasih, Khun." Ucap Suam.
"Buat apa?"
"Karena memungutku dan menjagaku."
"Kau juga memungutku dan menjagaku."
"Aku?"
Sebelumnya, Rut tidak pernah mempercayai apapun. Dunianya hanya hitam dan abu-abu sampai dia bertemu Suam yang membuat dunianya jadi berwarna dan bahagia. Suam-lah yang membuatnya bahagia.
Suam mengaku dulu dia sangat membenci dirinya sendiri. Hidupnya sangat buruk dan orang-orang selalu memandangnya rendah. Dia berpikir hidupnya tidak akan menjadi lebih baik, sampai saat dia bertemu Rut.
"Kau membuatku merasa aku menyukai diriku sendiri. Membuatku merasa aku memiliki kebahagiaan. Hanya kau seorang. Terima kasih."
Tersentuh, Rut langsung menghadiahinya dengan kecupan lembut di kening. Tapi Suam penasaran, dulu Rut pernah bilang bahwa dia tidak percaya pada cinta. Lalu apa sekarang Rut percaya pada cinta?
"Mau kubuktikan?"
"Aku tidak keberatan."
Tapi begitu Rut menariknya ke dalam selimut bersamanya, Suam sontak jejeritan heboh. Tapi lagi-lagi, momen romantis mereka mendadak tersela saat ponselnya Rut berbunyi. Aish! Suam kesal. Siapa sih yang nelpon?!
Ternyata Thuan yang menelepon, terpaksalah mereka harus mengangkatnya. Dengan hati-hati Thuan bertanya mereka sedang apa.
"Tidak ada." Jawab mereka kompak.
"Lalu kenapa Suam pakai kostum suster?"
Hah? Kok tahu? Suam dan Rut sontak celingukan mencari kamera tersembunyi tapi tak menemukan apapun. Thuan to the point membicarakan kasus saham Boba Tea dan menyuruh mereka berdua untuk menyamar. Hah? Suam dan Rut sontak heboh menolak lalu masuk ke dalam selimut lagi.
Epilog:
Sama seperti dulu, pernikahan Rut dan Suam sangat sederhana, hanya mendaftarkan pernikahan mereka di kantor dukcapil. Tapi kali ini yang jadi saksi mereka bukan cuma Padet, tapi juga Nueng.
Mereka sengaja menunggu kedua saksi mereka datang sebelum akhirnya mereka kompak tanda tangan. Begitu mereka sah sebagai suami dan istri, Neung dan Padet langsung merayakananya dengan conffeti.
~TAMAT~
Akhirnya selesai juga. Ini salah satu lakorn yang sangat kunikmati nontonnya hampir tanpa ada hambatan boring. Ada sih sedikit, tapi secara keseluruhan, drama ini fun banget. Terima kasih semuanya yang setia membaca sinopsis ini sampai akhir. ^^
3 Comments
Tetap semangat ya😍😍😍😍😍😍
ReplyDeleteGa pernah bosan sama film ini,d ulang2 pun tak bosan. Sangat menarik.trimakasih sinopsis nya
ReplyDeleteAku juga seneng banget sama film ini..trimakasih sinopsis nya..love u
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam