Sinopsis My Secret Bride Episode 18 - 2

Da benar-benar bahagia melihatnya masih hidup. Dia kira kalau dia tidak punya siapapun lagi. Rut meminta Da untuk tidak marah pada ayahnya, tapi tetap saja Da marah.


Dia marah karena masalah ini dan juga karena apa yang ayahnya lakukan pada Rut. Kenapa ayahnya tidak pernah berpikir bahwa mereka-lah yang harus menanggung malu atas perbuatannya.

Da mau pindah ke Inggris dan tinggal bersama Bibi mereka, dia tidak tahan dengan orang-orang di sini yang terus menatapnya. Dia langsung mengajak Rut untuk ikut bersamanya, dan jelas saja Suam langsung kesal mempelototinya sambil menggebrak kursi.

"Kenapa kau mengajakku? Kenapa kau tidak mengajak Khun Aik saja."


Da jadi kesal menyindir Suam. "Aku lupa, P'Rut juga mungkin tidak bisa pergi. Kau hebat juga, semua orang ingin tetap tinggal karenamu."

Khun Aik tak senang mendengarnya, segalanya sudah lama berlalu. Tidak bisakah mereka saling memaafkan satu sama lain?

"Memaafkan wanita ini? Gampang banget kau ngomong, Aik!"

Suam jadi terpancing emosi juga dan langsung mendekat. Rut sudah cemas saja, tapi Suam sontak mendorongnya mundur. Dia juga tidak bisa kalau harus berteman dengan Da setelah selama ini saling menampar satu sama lain.

"Berteman seperti apa? Berpegangan tangan? Makan bareng? Shopping bareng?" Sinis Da.

Suam sinis mendengarnya. Ini dunia nyata, bukan lakorn. Ingin memaksakan satu sama lain untuk saling memaafkan dan saling memeluk sambil menangis haru itu bakalan sulit. Saling memaafkan itu butuh waktu.



Tapi saat melihat tatapan tajam Rut, Suam akhirnya mengubah sikapnya dan mengakui bahwa dia dan Da sebenarnya tak pernah punya masalah sebelumnya. Dia mengerti kalau Da melakukan semua itu karena dia mencintai Aik.

"Jika Khun Aik bisa tegas dan stabil, aku dan Khun Da mungkin bisa bicara baik-baik. Iya, kan?"

"Sedikit."

"Mungkin sedikit."

"Terus Khun Da harus pergi ke Inggris bersama siapa?"

"Tentu saja bersama Khun Aik. Dia pasti akan pergi, iya kan Khun Aik?"

Tapi Aik malah diam saja. Da jadi makin sedih.


Setelah Rut dan Suam pergi tak lama kemudian, Da menangis teringat percakapannya dengan Aik saat dia bertanya-tanya apakah Aik akan menceraikannya. Aik kan menikahinya hanya karena status ayahnya. Tapi sekarang Da sudah tidak punya apapun.

Waktu itu Aik tidak menjawabnya dan sekarang pun dia tampak masih memikirkannya. Tapi saat dia mendatangi Da tak lama kemudian, dengan mantap dia berkata kalau dia akan ikut Da pergi ke Inggris.

Tapi Da masih meragukannya. Sebaiknya Aik jangan pergi kalau hatinya masih ingin bersama wanita lain. Dia akan menceraikan Aik.


Aik akui dia memang pernah menginginkan Suam. Tapi setelah dia dipikir-pikir kembali, dia tidak yakin apakah dia menginginkan Suam karena dia benar-benar menginginkan Suam atau hanya karena dia ingin menang.

"Kau ingin menang dari siapa?"

"Mungkin dari ibuku dan darimu. Kalian semua bersikap seolah aku tak ada. Hanya Suam satu-satunya orang yang menghormatiku dan mendengarkanku, walaupun itu cuma karena rasa terima kasih."

"Apa kau mencintaiku?"

"Aku pernah memberitahu kakakmu. Pria seperti kami, jika kami tidak cinta maka kami tidak akan menikah."

Kehidupan pernikahan mereka seperti menutup kancing. Jika kita salah mengancingkan satu saja, maka yang lain pun akan salah. Bagaimana dengan Da sendiri, apa Da pernah mencintainya?

 

"Aku selalu mencintaimu. Aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu. Karena itulah aku jadi posesif terhadapmu seperti orang gila."

"Maafkan aku. Mari kita mulai dari awal, Da. Mari kita hidup berdua saja. Sama-sama belajar memulai hidup baru. Tidak perlu ada orang lain ataupun masyarakat yang ikut campur. Hanya kau dan aku dan kita akan menjawab pertanyaan ini sekali lagi."

"Baiklah. Kita coba."

"Terima kasih, Da. Terima kasih sudah mau mendengarkanku." Ujar Aik sambil mengulurkan tangannya ke Da. Da pun menyambut uluran tangannya dengan bahagia.


Hari ini Rut akan datang melamar Suam, para warga Suksumrarn sudah berkumpul di rumah Suam sambil menggosipkan berbagai makanan mewah yang terhidang di meja.

Tapi Bu tidak mengerti kenapa hari ini cuma acara lamaran doang? Kenapa tidak langsung nikah sekalian malam pertama? Kan lebih enak begitu, beres dalam waktu satu hari doang.

"Anak punya ayah dan ibu, hormati Khun Suam juga dong. Segalanya harus dilakukan secara bertahap." Ujar Suk.


"Tapi E-Suam kan sudah pernah mendaftarkan pernikahan dengannya, kan?" Bingung Lamyai.

"Manusia bisa memulai kembali hidup mereka setiap hari, Lamyai."

"Aku jadi ingin punya suami baru. Aku ingin merasakan perasaan..."

"Kebelet boker?"

"Merasakan perasaan itu! Itu tuh... Itu!"

"Oh, oke. Oke!"

Waew juga jadi kepingin. Way sinis menyuruhnya untuk memperbaiki alis tebalnya dulu, cowok jaman sekarang tuh suka yang natural. Itu alis apa parang?

 

Tiba-tiba Way menjerit heboh. Para pria sudah datang! Para wanita langsung berbaris untuk melakukan adat tradisional memalang jalan para pria itu dan dengan heboh menuntut mereka untuk bayar agar bisa lewat.

Thuan terpaksa memberi mereka masing-masing selembar uang. Yang sudah punya pasangan dibiarkan lewat, tapi Damkerng yang masih bujang sontak jadi sasaran empuk para wanita kesepian itu.

Tak sengaja Lamyai terlempar dari kerumunan para wanita itu tepat ke arah Sersan yang langsung berusaha menggoda Lamyai. Lamyai sinis, Sersan mah nggak level dibanding mendiang suaminya yang dulu seorang letnan.

Tiba-tiba Waew juga terlempar... tepat ke arah Teerak dan seketika itu pula Teerak jatuh cinta pada pandangan pertama. Wkwkwk! Siapa sangka Teerak justru suka sama alis tebalnya Waew.


Thuan memulai acara dengan mengutarakan maksud kedatangan mereka. Ibu turun saat itu dengan Suam di belakangnya. Semua orang antusias ingin melihat seberapa cantiknya Suam.

Tapi saat Ibu minggir untuk memperlihatkan Suam, mereka malah melihat Suam cuma pakai kaos oblong dengan tulisan I 💗 Police. Suam baju apaan sih? Mereka saja sampai jual cincin emas biar bisa dandan secantik mungkin, tapi Suam malah cuma pakai kaos oblong.

"Bajumu sama sekali tidak menghormati suamimu. Kalau pakai baju begini, kenapa kau tidak jadi tamunya saja?"

"Aku bahkan lebih cantik darimu."

Mendengar itu, Rut cepat-cepat membela Suam dengan membuka jasnya dan memperlihatkan kaos oblong couple-nya yang bertuliskan: I 💗 🚽. Wkwkwk!

"Kalau kalian pakai baju begini, sekalian saja kalian nge-mall."

"Aku sudah menduga kalau mereka sudah membuat rencana."


Thuan buru-buru menyela dan meminta agar acara segera dimulai. Thuan berkata bahwa ada dua hal yang ingin dia sampaikan ke Ibu. Pertama, dia mewakili Rut untuk melamar Suam.

"Kedua anak ini sudah lama saling mencintai. Rut menghormati keluarga Suam dan dia ingin menikah dengan serius. Suam tidak keberatan."

"Terserah Ibu saja." Ujar Suam yang sontak membuat para wanita heboh mengeluhkannya.

Ibu tentu saja menerimanya. "Kupercayakan Suam pada Khun Danurut."

"Baik. Saya janji saya akan menjaga Suam dengan baik dan juga semua orang di keluarganya Suam. Aku akan berusaha yang terbaik untuk membuatmu jadi wanita yang paling bahagia."


Sedangkan masalah kedua yang ingin Thuan katakan adalah dia ingin mengadopsi Suam sebagai putrinya. Apa Ibu keberatan? Suam langsung senang mendengarnya, tapi Ibu malah bilang keberatan. Hah?

Tiba-tiba dia pindah duduk di samping Thuan dan menyuruh Rut duduk bersama Suam. Ibu mengingatkan Thuan bahwa Suam punya ibu. Jika Thuan meminta Suam untuk menjadi putrinya, maka mereka sebagai ayah dan ibunya harus 'meong-meong'. Wkwkwk!


Terang saja semua orang langsung bersorak heboh mendengarnya. Ibu mengklaim kalau dia cuma bercanda. Sudahlah, pokoknya Ibu ingin acara ini diakhiri secepatnya, Ibu mau punya cucu.

"Cucu?" Bingung Rut.

"Iya, anakmu dan Suam." Ujar Ibu. Tapi tiba-tiba dia berpaling kembali ke Thuan dan lagi-lagi mencoba mengajak Thuan untuk 'meong-meong'.

"Aku alergi kucing." Tolak Thuan.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments