Sia Ha puas banget. Sekarang setelah sudah aman, Bpenneung mau mengirimkan barang-barang mereka yang asli. Tapi tunggu dulu, Sia Ha mau mengecek dulu barang-barang mereka.
Tapi... sebenarnya Snow White sudah tahu itu dan sengaja membuat sandiwara biar Sia Ha lengah. Songkram mengawasi segalanya dari satelit.
Barang yang dimaksudnya Sia Ha adalah para wanita teler yang mau mereka jual. Dan bahkan sekalipun para wanita itu sudah teler, mereka tetap disuntik lagi. Rut benar-benar tidak mengerti kenapa mereka harus disuntik lagi.
"Agar mereka tidak histeris dalam perjalanan." Ujar Bpenneung. "Sedangkan mereka yang akan dijual organnya akan dibuat mati otak tapi tubuhnya tetap hidup."
"Kalau cuma bisa menjual beberapa, lalu apakah melakukan semua ini cukup berharga?"
"Kalau menjual berdasarkan hukum, maka kita hanya bisa menjual beberapa. Tapi dengan menggunakan cara kita, kita bisa menjual segalanya. Kulit, darah, tengkorak, gigi. Kau harus mulai membiasakan diri dengan ini. Sia Ha sangat mempercayaimu, makanya kau dibawa kemari."
Tak lama kemudian, Bpenneung mengabarkan bahwa mobil mereka sudah siap. Rut meyakinkan Sia Ha pulang kembali saja, biar dia yang akan menangani segalanya.
"Terima kasih, Rut. Kalau kau membersihkan ini untukku. Maka aku akan membersihkan yang di sana untukmu."
Para wanita mulai dimasukkan ke truk, tapi mereka tidak sadar para prajurit yang sedang mengintai mereka. Begitu Snow White memberi perintah, mereka pun langsung menyerang.
Sia Ha jelas kesal sama Rut, tapi Rut tetap tenang mengajak Sia Ha melarikan diri bersamanya. Bahkan untuk meyakinkan Sia Ha, Rut sengaja menembak ke arah rekan polisinya tapi dia sengaja membuatnya meleset.
Bpenneung tertembak di bagian kakinya, Rut pun bergegas membawa Sia Ha lari ke mobil van yang sudah disiapkannya. Tapi Sia Ha mencemaskan Bpenneung yang ketinggalan dan menyuruh Rut untuk membantu Bpenneung dulu.
"Cemaskanlah dirimu sendiri dulu, Sia." Santai Rut.
Dan saat itulah Sia Ha tiba-tiba menyadari tangannya sudah terborgol, supir mobil itu ternyata Songkram dan Snow White mendadak muncul menyapanya dari jok belakang.
"Halo, Sia. Akhirnya kita bertemu."
Padet memberitahu yang lain bahwa Snow White sudah berhasil menangkap penyihir jahatnya. Mereka pun bergegas menyusul.
Sia Ha kesal, seharusnya dia mendengarkan Cuchai dan mempercayai Rut. Dia tidak terima, memangnya dia salah apa? Yang dia lakukan justru memberikan keadilan pada orang-orang miskin yang tidak punya kesempatan.
"Sia, tutup mulutmu. Segalanya sudah berakhir sekarang."
Tapi Sia Ha terus saja nyerocos membela diri. Kalau apa yang dia lakukan ini salah, kenapa juga pamannya Rut bekerja padanya. Pamannya Rut itu orang terhormat. Atau mungkin Rut juga meremehkan pamannya sendiri? Apa Rut tidak akan berterima kasih pada orang yang telah berjasa membesarkannya?
PLAK! Thuan sontak mengeplak kepala Sia Ha dengan kesal. "Tutup mulutmu dan berhentilah membujuknya."
"Tuan Thuanthep, aku sudah lama sekali ingin bertemu denganmu. Aku sangat mengagumimu, aku penggemarmu. Tapi aku penasaran, di masa lalu, di mana kau bersembunyi?"
"Mengikutimu untuk menangkapmu. Dan sekarang akhir berhasil menangkapmu."
Sia Ha pantang menyerah dan berusaha menawari Rut apa saja yang dia inginkan. Uang, jabatan, dia bisa memberikan mereka apa saja. Contohnya saja Direk, dia memberikan banyak sekali sehingga harta Direk tidak akan habis 7 turunan.
Apa mungkin Thuan marah padanya karena dulu dia tidak mengikutsertakan Thuan juga? Baiklah, dia minta maaf. Tapi mereka bisa mulai dari awal. Dia akan memberikan 100 kali lebih banyak daripada yang pernah dia berikan pada Direk. Dia cuma minta agar mereka tidak menjebloskannya ke penjara.
"Baiklah, tidak perlu ke penjara." Ujar Thuan. Sia Ha sudah senang saja. Tapi Thuan belum selesai bicara. "Aku akan meminta agar kau langsung dieksekusi saja."
Sia Ha sinis mendengarnya. Jadi dia benar-benar sedang bicara pada para polisi yang baik yah? Yang satu adalah salah satu dari dua harimau yang dikhianati oleh partner-nya. Dan yang satu lagi adalah seorang deputi yang dikhianati pamannya sendiri. Hah?
"Aku bosan sama kalian berdua! Bicaralah pada pendakwa kalian, sana!"
Dan tepat saat itu juga, mendadak muncul mobil lain yang menghadang mereka tepat di tengah jembatan. Dan orang itu ternyata Direk.
Para kurcaci mendadak cemas saat melihat mobilnya Snow White berhenti. Suam yang sedari tadi gelisah memikirkan segalanya, tiba-tiba mulai mengerti dan langsung menelepon Padet. Dia tahu siapa penyihir jahatnya, dan orang itu bukan Sia Ha. Mereka harus segera menemukan Rut.
"Orang yang akan membunuh Khun Rut bukan Sia Ha!"
Tak punya pilihan, terpaksa mereka keluar dan menghadapi Direk. Seseorang langsung merebut senjatanya Rut. Direk menuntut mereka untuk menyerahkan Direk padanya, Thuan menolak. Dulu dia sudah pernah menyerahkannya pada Direk, tapi sekarang tidak akan.
"P', apa kau tidak ingat kenapa kau menjadi polisi?"
Sia Ha sinis, apa mereka sedang main drama? Kalau iya, cepat selesaikan. Dia sudah bosan banget di sini. Kesal, Thuan memerintahkan Songkram untuk menembak Sia Ha kalau dia berani bergerak.
"Tidak bisakah kau bergabung bersama kami, Paman? Pamanlah yang mengajariku untuk menjadi polisi yang baik, mengajariku untuk memperjuangkan keadilan, pamanlah yang memberiku kehidupan."
Tapi Direk malah menyuruh Rut untuk membalas jasanya dengan cara menyerahkan Sia Ha padanya. Mendengar itu, Rut langsung bersujud hormat pada Direk dan mengalah.
Sia Ha puas banget. Tapi saat Rut membuka borgolnya Sia Ha, Thuan tiba-tiba menyerang Direk. Tapi anak buahnya dengan cepat balas menyerang Thuan, maka Rut pun langsung menyandera Sia Ha.
Terpaksalah para anak buahnya Sia Ha harus melepaskan senjata-senjata mereka. Direk berkata jika dia akan ditangkap, maka dia ingin Thuan-lah yang menangkapnya.
"Demi harga diri dan kehormatan polisi, menyerahlah, P'. Dan aku akan menjadi saksimu."
Tapi Sia Ha tiba-tiba menyerang Rut yang sedang lengah sehingga Rut terhuyung ke tepi jembatan. Sia Ha masih ingin terus menyerangnya, tapi Direk tiba-tiba menghentikannya.
Direk bersikap seolah dia benar-benar berubah haluan sekarang. Tapi begitu Thuan lengah, dia langsung berbalik menembak kaki Thuan. Dia berterima kasih karena Thuan sudah menyadarkannya, tapi sekarang dia sudah tidak bisa kembali.
Rut sontak menyerang anak buah Sia Ha dan merebut senjatanya. Direk sontak balas menodongkan senjatanya pada Rut dan meminta Rut untuk ikut bersamanya demi membalas jasanya.
Rut galau. Tapi akhirnya dia mulai menurunkan senjatanya dan Direk pun menurunkan senjatanya. Tapi tiba-tiba saja Sia Ha menembak Rut sehingga Rut terjatuh ke sungai dan saat itulah Suam baru datang bersama pasukan polisi yang mengepung para penjahat itu. Suam sontak menangis dan lemas melihat kejadian itu.
Beberapa penyelam dikerahkan. Tapi bahkan sampai malam, mereka tetap tidak bisa menemukan keberadaan Rut. Menghilangnya Rut sontak jadi berita nasional. Da yang menonton berita itu di TV langsung shock hingga dia terjatuh lemas.
Suam akhirnya pulang tak lama kemudian dan langsung menangis dalam pelukan Teerak. Saat akhirnya dia cukup tenang, Suam masuk ke kamar Rut dan langsung tercengang mendapati foto-foto dirinya terpajang di dinding kamar itu. Foto-foto dirinya yang diambil secara diam-diam oleh Rut. Suam jadi semakin sedih melihat semua itu.
"Khun Rut, kau di mana? Kembalilah, kumohon padamu."
Dan saat dia berbalik, tiba-tiba saja dia melihat Rut berdiri di hadapannya dalam keadaan baik-baik saja. Hah? Suam begitu bahagia melihatnya.
Tapi saat dia mau memeluknya, dia baru menyadari bahwa itu hanya rohnya Rut, dan tiba-tiba saja roh itu menghilang perlahan-lahan. OMG! Dia sudah meninggal kah? Suam sontak menangis semakin histeris.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam