Petra datang melapor ke Raja Henry bahwa menurut mata-mata mereka, Andre baru saja menghubungi seseorang untuk menyakiti Putri Mahkota. Sayangnya informasi yang mereka terima tidak begitu jelas tentang siapa orangnya, Petra menduga mungkin prajurit bayaran.
Tapi percakapan telepon dan pertemuan rahasia itu, jika mereka adalah grup yang sama yang menyerang Alice, maka semua itu bisa menjadi bukti bahwa Andre terkait dalam usaha percobaan pembunuhannya Alice.
"Sungguh tak kusangka kalau putraku akan mudah percaya dan terpedaya oleh wanita tamak seperti Mona sampai dia dendam terhadap keponakannya sendiri."
Alice bermimpi buruk lagi dan terbangun gara-gara itu. JC ada di sana menjaganya, tapi dia tidak ingat bagaimana dia bisa berakhir di rumahnya Dawin lagi. Hal terakhir yang dia ingat hanya saat dia berusaha menyelamatkan anak itu. Bagaimana dengan anak itu?
"Bagaimana kalau anda mencemaskan diri anda sendiri dulu?" Omel Dawin.
Dia langsung mengusir JC dengan menyuruhnya untuk menelepon Chatchai dan Raja Henry untuk melaporkan kondisi terkini Alice. Mengabaikan Dawin yang
gelisah, Alice terus menanyakan keadaan anak itu.
"Anak itu selamat. Tapi anda hampir mati! Anda hampir terbakar hidup-hidup di sana. Kenapa anda tidak berpikir dulu apa yang akan terjadi jika sampai terjadi sesuatu pada anda?!"
"Tidak usah melakukan apapun. Itu bukan salahmu."
"Bukan salah saya? Ini salah saya! Saya menggagalkan misi. Tidak bisa menjaga Yang Mulia dan hampir membuat Yang Mulia mati!"
"Tapi aku tidak mati! Tapi jika kau benar-benar takut disalahkan karena gagal melaksanakan tugasmu, maka jangan khawatir. Aku sendiri yang akan melapor ke Jenderal dan Kakek. Kau pasti tidak akan dihukum."
"Anda pikir saya marah karena saya takut dihukum? Hanya itu yang bisa anda pikirkan? Jika anda tidak memikirkan saya, maka pikirkanlah rakyat anda! Jangan lupa, rakyat anda menunggu anda, Yang Mulia."
"Aku tidak pernah lupa! Tapi jika aku bahkan tidak sanggup menyelamatkan satu anak, mana mungkin aku berani kembali untuk mengurus rakyatku?"
"Jika Yang Mulia tidak selamat, maka rakyat anda juga akan terundung."
"Tapi jika aku tidak menolong, maka anak itu akan bermasalah. Aku tidak bisa tidak melakukan apapun. Bahkan sekalipun anak itu bukan rakyatku, tapi tetap harus menolongnya. Bahkan sekalipun apa yang kulakukan salah dan beresiko, tapi asalkan aku bisa menyelamatkan nyawanya, aku rela melakukannya."
Dawin speechless mendengarnya dan langsung pergi tanpa mendebatnya lagi. Tapi dia terus termenung memikirkan kata-kata Alice itu.
Dari kamera CCTV, dia melihat Alice termenung di balkon. Sama seperti Dawin, Alice pun termenung memikirkan kata-kata Dawin tadi. Sebenarnya lengan Dawin terluka gara-gara kejadian tadi, tapi Dawin sengaja menyembunyikannya dari Alice.
Sampai tengah malam, Dawin belum kembali juga, Alice jadi mencemaskannya. Tapi saat dia mencoba mengintip keluar, dia malah mendapati Dawin baru kembali dan sudah ada di depan pintu.
Mereka jadi canggung berhadapan satu sama lain. Tapi kemudian Alice melihat lengannya Dawin yang terluka dan jadi merasa bersalah karenanya. Tapi dia terlalu malu untuk mengakuinya dan akhirnya hanya beralasan kalau dia hanya mau mengecek pintunya sudah terkunci atau belum.
Will to the point membahas Alice yang kabarnya menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi? Alan juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang dia tahu hanya Alice menghilang dan itu merepotkan semua orang.
Ibunya bahkan menyuruhnya untuk melacak keberadaan Alice. Kemungkinan dia ada di sini. Yang jadi masalah, satu-satunya petunjuk yang Alan miliki, mengetahui niatannya dan sekarang dia melarikan diri.
"Siapa?" Will penasaran.
"Kau lihat pengawal yang mengawalku, kan? Dia baru, yang lama adalah seorang wanita bernama Sersan Pan. Kurasa dia tahu tentang P'Alice. Tapi aku terlalu terus terang, dia jadi waspada dan langsung mundur."
Dan sekarang Alan sama sekali tidak punya petunjuk apapun. Will punya ide, dia mengenal beberapa investigator di Thailand, dia akan mencoba menghubungi dan minta bantuan pada mereka untuk melacak alamatnya Pan. Ide bagus! Kalau mereka bisa melacak Pan, maka mereka juga pasti bisa menemukan Alice.
Di Hyrsos, Raja Henry bertekad untuk melakukan sesuatu, dia harus mencari solusi sendiri untuk 'memadamkan api'. Tak lama kemudian, Mona mendapat kabar bahwa Raja Henry akan menunjuk Pemangku Raja sementara untuk menggantikan Alice.
Mona dan Andre langsung sennag. Mungkin Raja Henry sekarang sudah sadar dan akan memberikan tahta ini pada Andre sebagai permintaan maaf.
Tiba-tiba beberapa prajurit datang untuk memanggil mereka untuk menghadap Raja Henry sekarang juga. Mereka jadi semakin yakin akan dugaan mereka.
Tak lama kemudian, Mona, Andre dan para petinggi militer sudah berkumpul di ruang konferensi. Raja Henry datang tak lama kemudian dan melihat Mona dan Andre tersenyum sumringah.
Raja Henry mengumumkan bahwa Alice sekarang ini tengah menjalankan misi di luar negeri sehingga dia tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai Putri Mahkota di Hyrsos.
Karena itulah ia setuju dengan usul Andre untuk menunjuk seseorang yang sesuai untuk menjalankan tugas-tugasnya Alice. Andre senang mendengarnya. Negera mereka harus terus maju, jadi mereka tidak usah menunggu satu wanita.
Mona pun menyatakan bahwa dia dan Andre siap melakukan segalanya demi negara mereka. Tapi tiba-tiba Kate datang dengan kebingungan. Dia cuma diminta datang kemari tanpa mengetahui apa yang terjadi.
Mona kesal menyuruhnya keluar, tapi Raja Henry malah menyuruhnya duduk lalu mulai mengumumkan keputusannya.
"Selama absen-nya Alice, aku menunjuk Kate Pemangku Raja untuk menggantikan posisi Alice untuk sementara waktu."
Semua orang jelas kaget mendengarnya. Mona langsung menyatakan ketidaksetujuannya. Andre bahkan langsung merebut lencana yang hendak diberikan ke Kate. Dia tidak terima, kenapa Raja Henry malah melakukan ini?
"Biarpun Alice tidak ada. Tapi ada seseorang yang lebih pantas untuk melaksanakan tugas itu daripada... Kau menghalangi pengangkatan putrimu sendiri."
Andre mengklaim kalau dia bukan ayah yang kejam seperti Raja Henry, ayah yang tidak ingin melihat anaknya sendiri sukses dan membuli anaknya sendiir dengan kejam.
"Ayah seperti itu, tidak pantas menyebut dirinya sebagai Ayah!" Kesal Andre lalu pergi.
Mona yakin Raja Henry melakukan ini untuk mempermalukan mereka. Andre tidak boleh membiarkannya. Tentu saja, ayahnya tidak pernah memikirkannya Andre pun tidak akan mau lagi memikirkan siapapun.
Lencana itu diberikan secara resmi pada Kate, tapi Raja Henry bahkan tidak melihatnya, malah memalingkan muka, tampak menyesali pertengkarannya dengan Andre barusan.
Kate langsung menolak tugas ini, dia tidak menginginkan tugas pewaris tahta. Terutama, dia tidak ingin punya masalah dengan ayahnya.
"Tapi ayahmu berpikir bahwa dialah satu-satunya yang berhak mewarisi tahta. Aku tidak ingin dia terus tenggelam dalam pikiran itu."
"Tapi saya tidak sesuai untuk posisi ini."
"Sudah kubilang ini hanya posisi sementara waktu. Aku hanya meminta untuk sata ini saja. Anggap saja kau melakukannya demi aku, demi Alice, demi Hyrsos."
Alice setuju dengan pemilihan Kate untuk menggantikannya karena Kate orang yang baik, tidak ambisius dan paling bisa dipercaya. (Err... masa sih? Menurutku dia malah lebih mencurigakan daripada Andre dan Mona. Setidaknya Andre dan Mona jahat terang-terangan. Sedangkan Kate, entah apa yang dia pikirkan)
Raja Henry meminta maaf pada Dawin atas insiden kemarin, cucunya sudah banyak merepotkannya. Dawin dengan rendah hati meminta Raja Henry untuk tidak menyalahkan Alice. Bagaimanapun, dia mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan seorang anak.
"Menurut saya itu mengagumkan. Putri melihat nilai-nilai kesetaraan hak asasi manusia." Ucap Dawin, membuat Alice tercengang mendengar pujiannya.
"Baiklah. Baguslah semua orang selamat. Aku berterima kasih pada semua orang."
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam