Sinopsis Prophecy of Love Episode 4 - 1

Rose kembali bersama Thee dengan menggunakan bajunya Kratai. Tapi dia berjalan sambil nunduk sampai dia tidak melihat Thee berhenti berjalan dan jadilah kepalanya menyeruduk punggungnya Thee. Thee jadi kesal, pakai mata dong kalau jalan.


"Siapa suruh kau berhenti mendadak? Aku lagi lihat jalan, mana aku tahu kalau kau berhenti? Aku tidak punya mata di atas kepalaku."

"Kau itu benar-benar bom waktu. Bikin sial saja. Jalan duluan dan jangan menubruk orang!"

Tapi Thee senang memikirkan mobil si penguntit tadi. Dia pasti kesal banget karena membuntuti mobil yang salah. Rose langsung memuji mata jeli Paul, makanya mereka bisa menghindarinya tepat waktu.


Thee tidak terima. Dialah yang pintar karena mengusulkan mereka untuk berhenti di pom bensin. Jika bukan karena ide briliannya ini, riwayat Rose pasti sudah tamat.

Dalam flashback, kedua wanita itu saling bertukar baju di toilet. Untungnya Ti membawa wig milik istrinya, makanya Kratai bisa menyamar jadi dirinya dengan lancar.

Rose mengingatkan bahwa rencana ini sukses juga berkat ketangkasan dirinya dan Kratai. Tapi Rose jadi kasihan sama dirinya sendiri, entah sampai kapan dia akan begini.

"Tidak akan lama. Setidaknya kita bisa menyingkirkan satu tersangka. Tapi kau tetap harus lebih berhati-hati. Penjahat yang sebenarnya bisa menemukanmu, itu artinya dia terus mengawasimu. Hari ini mungkin dia membuat kesalahan, tapi dia pasti akan terus berusaha."


Berita tentang Lyla membuat Khun Ying jadi semakin gelisah. Kalau Rose mengetahui rahasianya Lyla, berarti Rose juga pasti mengetahui rahasianya.

Sek - anak buahnya, berusaha meyakinkan Khun Ying bahwa Rose mungkin mengetahui rahasianya Lyla dari seseorang. Jadi sebaiknya Khun Ying jangan berpikir berlebihan.

Tapi Khun Ying mengingatkan bahwa Rose bisa meramal tentang cedera kakinya yang bahkan tidak diketahui siapapun. Jika dia bisa meramal tentang itu dari mawar dengan sangat akurat, maka sudah pasti Rose juga bisa meramal tentang rahasianya.

Jika Rose sampai menyebarkan rahasianya seperti yang Rose lakukan pada Lyla, hidupnya pasti akan hancur. Bukan cuma hidupnya, hidup ayahnya juga akan bermasalah.

"Saya tidak akan membiarkan anda dengan beliau mengalami masalah. Tolong tenanglah, saya akan mencari cara untuk membawanya keluar dari persembunyiannya."

Tepat saat itu juga, berita di TV mengabarkan tentan Ibunya Lyla yang hendak bunuh diri tapi berhasil ditolong sama Thee dan Rose yang sebelumnya sering berkonflik.


Rawee juga menonton berita itu dan jadi penasaran, sedang apa P'Thee di jembatan? Ibu berbohong kalau Thee cuma sedang syuting drama. Rin tersenyum sinis saat menonton berita itu.


Di tempat lain, Phol tampak buru-buru mematikan teleponnya saat istrinya datang gara-gara mau membahas berita heboh, tapi malah mendapati suaminya sedang menonton berita yang menayangkan video Ibunya Lyla yang mau bunuh diri di jembatan. Pat bingung kenapa Ibunya Lyla melakukan itu dan kenapa Rose menolongnya?

Phol santai memberitahu Pat untuk tidak usah memedulikan berita konyol itu lalu cepat-cepat mengajak Pat makan siang. Tapi saat dia hendak memakai jaketnya, tiba-tiba saja lengannya kesakitan. (Hah? Dia cedera karena apa?)

Pat langsung mengomelinya karena tidak memeriksakan diri ke dokter. Dia kan sudah bilang, jangan berlebihan kalau nge-gym. Tubuhnya sudah bagus kok.


Mengalihkan topik, dia langsung membahas tentang Lyla yang sudah ketahuan jati dirinya yang sebenarnya. Ramalan Rose benar-benar akurat. Rose pernah memperingatkan Lyla untuk berhati-hati terhadap sesama gender karena wanita terdekat Lyla akan menghancurkan hidup Lyla. Yang dimaksud Rose, pasti Ibunya Lyla.

Phol tidak yakin, mungkin Rose sudah tahu tentang latar belakangnya Lyla dan bukan karena ramalannya. Dia tidak mungkin bisa seakurat ini. Tapi Pat sangat yakin, jangan-jangan Rose shock banget waktu dia meramal karena dia melihat rahasianya si desainer penipu ini?

"Untung saja ini bukan tentang kita, kau bisa tenang."

Phol santai mengklaim kalau dia tidak pernah percaya dengan ramalannya Rose. Menurutnya, Rose itu hanya melakukan pekerjaannya dengan baik atau mungkin dia cuma pintar dalam psikologi, makanya dia bisa menilai orang dengan baik. Hmm... Tapi saat Pat sedang tidak melihatnya, Phol tampak jelas sangat gelisah. 


Tepat saat mereka keluar, tiba-tiba Phol ditelepon Chang. Polisi menemukan ponselnya Guru Somphong yang terjatuh dan riwayat telepon terakhirnya adalah Phol. Makanya Chang ingin bertemu Phol untuk dimintai keterangan.

Phol menolak datang dengan alasan sibuk sekarang. Tapi besok dia ada seminar di hotel istrinya, dia ada waktu sekitar jam 1 siang. Kalau pak polisi ada waktu, dia boleh datang kemari dan ngobrol dengannya besok pada jam tersebut. Chang setuju.

Pat langsung kesal merutuki Guru Somphong karena menghilang dan merepotkan semua orang. Takutnya masalah ini akan menjurus ke tuntutan hukum seperti yang diramalkan Rose.

Phol tampak santai-santai saja di depan Pat, padahal begitu Pat tidak memperhatikannya, wajahnya langsung berubah gelisah. Mencurigakan, mencurigakan!


Ibunya Thee menelepon untuk memastikannya baik-baik saja. Apa sebenarnya yang terjadi? Thee bertengkar dengan Rose lagi? Thee menyangkal, justru dia membantu Rose. Ceritanya panjang, akan dia ceritakan besok saja.

"Baiklah, tapi kau akan datang jam berapa besok? Pagi, siang, sore atau malam? Soalnya di sini ada seseorang yang sudah ngantuk berat tapi tidak mau tidur. Dia ingin mendengar jawaban." Ujar Ibu sambil melirik Rawee yang pura-pura tidur.

Rawee jadi malu. "Ah, Ibu. Aku kan sudah berakting dengan baik."

"Kalau begitu, jika aku bisa bangun pagi, aku akan datang pagi. Tapi seseorang harus janji dulu untuk cepat tidur."

Rawee langsung menurut dengan patuh dan pasang selimut lagi. "Aku sudah tidur."

 

Paul menelepon Rose untuk mengecek keadaannya. Thee tiba-tiba mengetuk pintu dan memintanya keluar, ada yang mau dia bicarakan. Rose malas banget sebenarnya, tapi terpaksalah dia membuka pintu.

Thee memberikan obatnya yang ketinggalan di luar dan tanya apakah Rose benar-benar bisa berkomunikasi dengan mawar? Soalnya semua ramalan Rose hari ini benar-benar terjadi.

"Aku sudah bilang padamu berulang kali tapi kau tidak percaya padaku."

"Jadi, sekarang sudah tidak perlu memegang mawar dari kedua sisi seperti sebelumnya?"

"Iya. Aku juga baru tahu. Mungkin mawar itu ingin memperingatkanku tentang Ibunya Khun Lyla dan ingin aku membantu."

"Dan bagaimana kau bisa tahu kalau kau bisa berhasil membantunya? Atau mungkin kau merasa bersalah telah meramal hidup Khun Lyla hingga dia mengalami masalah ini?"

"Iya. Jika saja aku tidak meramal siapapun hari itu, hidup semua orang pasti tidak akan jadi sekacau ini. Hidupmu dan hidupku juga. Maafkan aku dan terima kasih juga sudah mau pergi bersamaku hari ini."

"Tidak masalah. Aku hanya tidak suka ada orang kesusahan di hadapanku."

Tapi, sebaiknya Rose lebih berhati-hati terhadap Rin. Belakangan ini Rin menanyakan tentangnya dan Rose. Jika Rin tahu kalau Rose mengetahui rahasianya, dia pasti akan melakukan sesuatu pada Rose juga. Rin bahkan tega mengkhianati Lyla, orang terdekatnya.

Waktu Thee bilang bahwa dia melihat Rin tadi, Rose pikir kalau mungkin itu cuma kebetulan saja. Tapi setelah bicara dengan Ibunya Lyla, beliau bilang bahwa Rin-lah yang membawanya ke lokasi pemotretan dan memberitahu para reporter. Berarti, Rin-lah orang sesama gender yang akan menghancurkan hidup Lyla.


Thee mengingatkan Rose untuk tidak lupa dengan Auay. Tuh orang jauh lebih jahat daripada yang dia pikir. Tentang mobil yang membuntuti mereka hari ini, dia belum memberitahu Chang karena Chang sedang sibuk menangani kasus. Tapi Thee yakin mereka pasti akan segera mengetahui siapa pemilik mobil itu. Chang juga sudah mengatur seorang polisi untuk melindungi Rose.

"Sampaikan terima kasihku untuk kapten Chang. Kalau kau sudah selesai... akumau tidur. Aku harus bangun lebih awal untuk mengantarkan Ibunya Khun Lyla pulang."

"Tunggu!" Thee cuma ingin memberinya segelas air untuk minum obatnya.

"Makasih." Rose tersenyum tulus padanya.

Canggung, Thee mengklaim kalau kalau dia tidak mengkhawatirkan Rose. Dia cuma takut kalau pacarnya Rose akan menuduhnya tidak menjaga Rose dengan baik. Takutnya pacarnya Rose akan menuduhnya tidak merawat Rose dengan baik sampai Rose infeksi dan tangannya perlu diamputasi.

Rose jadi kesal mendengarnya. "Kenapa juga aku berpikir bahwa seorang pra'ek bad boy kayak dia adalah orang baik?"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments