Praew sontak protes dengan keheranan dengan sikap Dawin, kenaoa dia bersikap seolah dia tidak mau Naree dilihat orang. Khun Ying ngotot mau foto, Dawin dan Alice jadi tidak bisa menolak jadi satu-satunya yang bisa mereka lakukan hanya menutupi wajah Alice.
Tapi tiba-tiba mereka tersela gara-gara ada asap keluar dari salah satu kamar. OMG! Kebakaran gara-gara listrik arus pendek. Parahnya lagi, ada anak yang terperangkap dalam kamar lantai atas.
Semua orang sontak panik mengamankan anak-anak yang lain. Dawin menyuruh Alice untuk menunggu di luar saja, biar dia sendiri yang menangani ini. Dawin bergegas naik ke lantai atas.
Tapi setelah menghitung, petugas panti menyadari ada dua anak yang belum keluar. Alice jadi cemas karena Dawin sendirian di sana dan langsung nekat menyusul masuk.
Dawin menemukan satu anak, tapi tiba-tiba mereka terperangkap dalam api. Alice mendengar suara tangisan anak lain dari salah satu kamar. Tepat saat dia mendobrak paksa kamar tertutup itu, Dawin baru berhasil keluar dari kamar itu dan tidak melihatnya. Baru setelah dia berhasil keluar, dia menyadari Alice tidak ada di luar dan langsung cemas.
Alice menemukan anak itu menangis ketakutan dan terperangkap dalam api. Alice langsung menggunakan kursi untuk membuka jalan dan menyelamatkan anak itu. Tapi tiba-tiba saja ada balok api terjatuh menghalangi jalannya lagi.
Dawin bergerak cepat membasahi kain agar dia bisa bernapas melewati asap dan api itu. Berpikir cepat, Alice cepat-cepat membahasi kain untuk memadamkan api di hadapannya... hingga akhirnya dia berhasil membuka jalan dan meraih anak itu.
Tapi tiba-tiba ada balok kayu terjatuh mengenainya dan Alice sontak pingsan karenanya, membuat anak itu jadi semakin ketakutan. Dawin berusaha keras mencari mereka, dia berusaha memanggil-manggil Alice, tapi tidak ada jawaban... hingga akhirnya dia menemukan Alice dan anak itu terperangkap di salah satu kamar.
Dawin langsung menggendong anak itu dan membopong Alice. Teringat bagaimana Raja Henry mempercayakan Alice padanya, Dawin bersumpah tidak akan membiarkan terjadi apapun pada Alice.
Dengan tekad itu, Dawin pun sekuat tenaga membawa mereka melewati api dan berhasil keluar dengan selamat. Yang lain bergegas membawa anak itu, sementara Dawin berusaha menyadarkan Alice.
Alice membuka mata dengan lemah dan samar-samar melihat Dawin. Pernikahan mereka dan upacara penobatannya kembali terngiang dalam benaknya.
Di Hyrsos, Mona mendapati Kate sedang latihan panahan. Dia langsung memberitahu Mona tentang Pangeran Will yang berkunjung ke negara mereka untuk negosiasi bisnis.
Dan informasi itu tampak jelas menarik perhatian Kate. Hmm, kayaknya dia suka sama Pangeran Will dan Mona pun menyadari itu. Dia bahkan menyatakan bahwa dia akan mendukung Kate dan bersedia membantunya dalam mendapatkan keinginannya. Tapi...
"Aku sudah memandumu. Jika kau pintar, maka kau tahu apa yang harus kau lakukan."
Tak lama kemudian, Kate bertemu dengan Will dan bercerita tentang Alice yang menghilang dan belum diketahui keberadaannya sekarang. Tapi Will kan dekat dengan Alice, jadi bisakah Will membantunya mencari Alice? Jika Alice kembali, maka segalanya akan menjadi lebih baik.
"Di mana tempat terakhir Alice berada?"
"Thailand."
Mendengar itu, Will langsung menyentuh tangan Kate (Nih orang playboy kayaknya) dan berkata bahwa dia menyayangi Alice, Alan dan Kate. Dia akan mengurus mereka semua dengan baik. Kate tersentuh mendengarnya, teringat akan pertemuan pertama mereka dulu.
Flashback.
Waktu itu adalah acara pesta ulang tahunnya Raja Henry. Kate keluar untuk mencari udara segar sata tiba-tiba dia menyadari ada seseorang yang sedang memotretinya.
Kate tidak mengenalnya dan langsung mengonfrontasinya, mengira dia paparazzi. Kate bahkan berusaha memanggil pengawal. Will santai saja dan meminta Kate untuk tenang.
"Kau berkeliaran di dalam istana dan memotret diam-diam, bagaimana aku bisa tenang? Pengawal!"
"Tenanglah. Aku minta maaf, misteri di dalam matamu membuatku mengangkat kameraku dan memotretmu." (Bah! Playboy beneran)
Will baru mau memperkenalkan dirinya saat Alan mendadak muncul dan menyapa Will dengan akrab. Will langsung menanyakan tentang Kate pada Alan. Dari Alan-lah mereka akhirnya saling mengenal. Alan memperkenalkan Kate adalah kakaknya sedangkan Will adalah Pangeran dari Dionysus.
Kate langsung meminta maaf padanya. Soalnya semua tamu kakeknya ada di ruang makan, makanya dia tidak berpikir bahwa Will adalah...
"Seorang pangeran yang jalan-jalan di sini? Alan, kau tidak memberitahuku bahwa kau memiliki seorang kakak yang sangat cantik."
Kate langsung tersipu malu mendengar gombalannya. Tapi Alan malah berkata bahwa dia tidak memperkenalkan Kate karena Kate adalah Putri yang terlupakan, bahkan dia saja sering lupa sama Kate. Kate jadi kesal.
"Biarpun yang lain lupa, tapi aku pasti tidak akan lupa." Ujar Will, Kate jadi semakin terpesona padanya.
Kedua kalinya mereka bertemu adalah pada pamerannya Alan, di mana dia juga memamerkan fotonya Kate yang dia ambil waktu itu. Kate benar-benar bahagia melihat itu.
"Kau suka?" Sapa Will.
"Aku sangat menyukainya. Tak kusangka hanya sebentar pada hari itu, tapi kau mengambil fotoku dengan begitu indah."
"Bukan cuma satu foto, ada 2-3 foto lebih."
Kate jadi semakin bahagia dan tersipu malu mendengarnya. Dia semakin terpesona pada Will saat dia memulai pidato pembukaan acara lelangnya. Dia berkata bahwa acara lelang ini adalah penggalangan donasi untuk anak-anak yang kurang mampu.
Sambil menatap Kate, dia berkata bahwa semua foto yang dilelang kali ini adalah foto-foto yang membuatnya kagum dan terkesan. Foto pertama yang akan dia lelang adalah foto orang yang sangat penting, foto 'adiknya'. Seseorang yang sangat cantik, elegan dan sangat mempesona.
"Seseorang yang membuatku memencet tombol kamera setiap kali aku melihatnya."
Kate jadi semakin berbunga-bunga dan terharu mendengarnya. Tapi saat Will membuka foto pertamanya yang hendak dilelang, dia malah mendapati itu fotonya Alice. Senyum di wajah Kate memudar seketika.
Tapi dia tetap berusaha menjaga senyuman ramahnya saat melihat Alice muncul dan menyembunyikan kecemburuannya saat melihat betapa akrabnya Will dengan Alice.
Flashback end.
Sekarangpun Kate hanya bisa terdiam sedih saat melihat tangan Will yang menyentuhnya. Tapi saat Will bicara di telepon dengan ayahnya tak lama kemudian, ternyata dia mendekati Alice hanya karena negaranya sedang mengalami krisis finansial.
Makanya dia berusaha mendekati Alice agar bisa menyatukan kedua negara mereka dan mendapatkan kekayaan Hyrsos untuk negaranya sendiri.
Saat dia membicarakan proyek bisnis pembangunan hotel dengan seseorang, dia terus terang mempermasalahkan pembangunan hotel itu karena lokasinya berada di hutan negaranya.
Tapi rekan bisnisnya langsung menyerangnya dengan kabar tentang resesi ekonomi yang terjadi di negaranya. Karena itulah dia mencoba menawarkan kompensasi berapapun yang Will inginkan demi memuluskan proyek ini.
Will canggung mendengarnya, tapi dengan penuh harga diri dia menyangkal kabar itu dan akhirnya menyetujui proyek ini hanya karena alasan hubungan baik antara mereka dengan negaranya. Dia meyakinkan mereka bahwa negaranya tidak mengalami krisis finansial atau semacamnya.
Kate termenung sedih memikirkan Alice yang selalu lebih unggul darinya dan ucapan Alan dulu. Pada pesta ulang tahun Raja Henry waktu itu, hanya Alice yang duduk di dekat Raja Henry, bahkan mewakili Raja Henry untuk berpidato. Semua tamu-pun berbincang akrab dengan Alice seorang.
Alan dan Kate yang duduk di ujung jadi terlupakan dan tidak dianggap sama sekali. Alan sontak berbisik mengeluhkan betapa membosankannya acara ini. Dia tidak bakalan repot-repot datang kalau saja ini bukan ulang tahun Kakek. Hanya Alice seorang yang dianggap penting.
Kate sontak mengomelinya dan mengingatkannya untuk tidak kebanyakan mengeluh. Bersikaplah yang baik jika dia ingin menjadi cucu kesayangan Kakek.
Alan sinis mendengarnya. "Aku melihatmu berakting jadi anak baik. Tapi Kakek tetap tidak menyayangimu."
Ucapan Alan itu benar-benar menohok hati Kate. Ingatan itu kontan membuat wajah Kate yang biasanya selalu manis, tiba-tiba berubah mengeras.
Di Thailand, Alan mendapati pengawalnya sekarang diganti. Kan beralasan bahwa Pan ada misi penting lain sekarang. Jadi mulai sekarang dan seterusnya selama Alan tinggal di sini, Kan yang akan mengawal Alan.
Alan jadi kesal. "Bilang bahwa Sersan Pan bahwa jika dia pikir bisa melarikan diri dengan cara ini, itu tidak akan berhasil. Keluar! Kalau kau mau mengawalku, jaga pintu saja! Jangan masuk!"
Kan pun pergi, tapi sedetik kemudian, Alan merasakan kehadiran orang lagi. Alan jadi kesal mengira Kan kembali dan langsung membentaknya untuk keluar.
"Aku baru datang dan kau sudah mengusirku?" Sapa Will.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam